STANDARD OPERATION PROCEDURE CUTI

dokumen-dokumen yang mirip
STANDARD OPERATION PROCEDURE TIDAK MASUK BEKERJA

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

STANDARD OPERATION PROCEDURE KERJA LEMBUR KARYAWAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

PROSEDUR IJIN 1. TUJUAN 2. RUANG LINGKUP 3. DEFINISI 4. TANGGUNG JAWAB

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORM QUALITY CONTROL SUHU MESIN PACKING (ISI TIAP 10 MENIT)

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 68 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PERUSAHAAN PT.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Cuti Tahunan. Cuti Sakit. Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

SURAT PERJANJIAN KERJA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG

Pasal 150 UUK KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

SURAT EDARAN NOMOR : 850/576/ /2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

2016, No Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup sudah tidak sesuai dengan perkembangan yang ada; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR MUTU PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kepada : SURAT- EDARAN NOMOR: 01/SE/1977 TENTANG PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01. Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAJUAN DAN PERSETUJUAN CUTI DAN IJIN

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57,

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013

Employee Handbook Employee Relation Department

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

PERATURAN PERUSAHAAN

Manual Prosedur Cuti Pegawai Kontrak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pertanyaan & Jawaban tentang Amandemen Undang-undang Tenaga Kerja Migran

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

Perselisihan dan Pemutusan. hubungan kerja. berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan BAB 4

Sekilas Mengenai. Undang-Undang Ketenagakerjaan

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

SURAT EDARAN MENTERI KEUANGAN R.I. No. SE-3559/MK.1/2009

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985

SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN'AISYIYAH YOGYAICARTA NOMOR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 19

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 19 Tahun 2014 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 21 SERI E

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

STANDARD OPERATION PROCEDURE PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79. 1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti) harus benar-benar dijalankan secara fisik. Karyawan tidak dibenarkan meminta kompensasi ganti rugi dalam bentuk uang ataupun sejenisnya bagi cuti yang karena alasan apapun tidak diambil. 1.3. Selain daripada cuti karyawan dapat pula diberikan ijin meninggalkan pekerjaannya dengan tetap memperoleh upah / gajinya untuk keperluan-keperluan khusus; sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 8 / 1981 pasal 5. 1.4. Namun demikian, perlu dikeluarkan suatu ketentuan tentang pelaksanaan cuti dan pengaturan ijin meninggalkan pekerjaan tersebut supaya kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu. 2. TUJUAN 2.1. Memberikan aturan-aturan yang jelas mengenai tata cara pelaksanaan cuti tahunan bagi semua karyawan. 2.2. Memberikan aturan-aturan yang jelas mengenai ijin meninggalkan pekerjaan, keperluan apa yang dapat diberikan ijin /siapa yang dapat memberikan ijin, lamanya ijin, dan lain-lain. 2.3. MenghindarI kesimpangsiuran dan salah pengertian tentang cuti karyawan dan ijin. 3. DEFINISI 3.1. Hak Cuti diberikan kepada : 3.1.1. Karyawan yang telah ditetapkan menjadi karyawan tetap. Karyawan tsb berhak memperoleh cuti dimulai dibulan berikutnya yang hak cuti tiap bulannya sebanyak 1 (satu) hari dan dapat diakumulasikan sampai dengan akhir tahun. 3.1.2. karyawan dengan status kontrak / bekerja untuk jangka waktu tertentu, akan mendapatkan hak cuti setelah bekerja selama 3 bulan berturut-turut. Karyawan tersebut berhak memperoleh cuti dimulai di bulan berikutnya yang hak cuti tiap bulannya sebanyak 1 (satu) hari dan dapat diakumulasikan sampai dengan akhir tahun. 3.2. Cuti pribadi hanya berlaku selama tahun berjalan dimulai pada bulan Januari dan berakhir pada bulan Desember. Hak cuti karyawan dalam satu tahun adalah 12 hari kerja dengan mendapat upah, cuti tersebut termasuk cuti bersama. 3.3. Cuti tahunan dianggap gugur apabila tidak diambil setelah jatuh tempo hak cuti tersebut. 3.4. Cuti yang tidak diambil dalam masa 1 (satu) tahun berjalan tersebut tidak dapat diganti, kecuali cuti telah diajukan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum ada perintah mendesak dari pimpinan yang mengharuskan karyawan tsb masuk pada hari dan tanggal tertentu. Dalam hal ini karyawan akan diberikan ganti cuti yang tidak mengurangi hak cuti karyawan pada periode berikutnya dan dapat diambil sebelum 1 Maret pada tahun berikutnya. 3.5. Cuti yang dianggap gugur tidak dapat diuangkan. 3.6. Cuti tahunan tidak berlaku bagi karyawan yang sedang berada dalam proses pengunduran diri hingga tanggal berakhirnya kerjasama. 4. PERATURAN 4.1. Pengajuan cuti tahunan diajukan 2 minggu sebelum cuti dilaksanakan. 4.2. Perusahaan berhak menolak/menunda cuti tersebut disertai dengan alasan-alasan yang logis. 4.3. Pengajuan cuti dilakukan dengan mengisi form yang telah disediakan, disertai persetujuan dari Atasan /Manager Departemen dan Direktur apabila diperlukan.

4.4. Pada dasarnya karyawan tidak diperkenankan mengambil cuti melebihi jatah cuti sampai pada bulan di mana cuti diajukan, kecuali dalam keadaan emergency dan harus dengan persetujuan Atasan dan HRD. Pengambilan cuti pada tahun berikutnya adalah maksimal 2 (dua) hari. Jika lebih dari yang diperkenankan dalam peraturan ini maka akan diberi peringatan seperti yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan pada pasal 16, pelanggaran A no.4 (tidak hadir untuk bekerja tanpa pemberitahuan atau ijin yang tidak dapat dipertanggungjawabkan). Peringatan ini akan terus meningkat sampai pada keputusan PHK jika terjadi pengulangan yang sama, tanpa ada itikad baik untuk memperbaiki. 4.5. Jika karyawan meninggalkan pekerjaan ditengah jam kerja dan dalam 1 minggu diperkirakan jam kerjanya kurang dari yang ditentukan perusahaan, maka karyawan wajib mengganti jam kerja yang kurang tersebut (form ijin meninggalkan pekerjaan yang terlampir dalam SOP ini atau dapat melalui ijin meninggalkan lokasi kantor). Apabila jam kerja tidak diganti maka akan dipotongkan dari cuti pribadi. 4.6. Pada dasarnya Perusahaan tidak mengenal ijin tidak bekerja, jika karyawan tidak dapat masuk bekerja secara mendadak / emergency maka akan diambil/dipotong hak cuti pribadi dengan syarat ada pemberitahuan tidak masuk pada hari yang sama baik kepada atasan/hrd. Tanpa pemberitahuan pada hari tersebut maka dianggap mangkir dan akan diberi peringatan seperti yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan pada pasal 16, pelanggaran A no.4 (tidak hadir untuk bekerja tanpa pemberitahuan atau ijin yang tidak dapat dipertanggungjawabkan). Peringatan ini akan terus meningkat sampai pada keputusan PHK jika terjadi pengulangan yang sama, tanpa ada itikad baik untuk memperbaiki. 4.7. Jika karyawan tidak masuk bekerja dengan pemberitahuan karena sakit tapi tanpa bisa menunjukkan surat ijin/keterangan dari dokter pada saat masuk, maka hak cutinya akan dipotong sebanyak selama hari tidak masuk. Jika cuti tahunannya telah habis, maka diambil cuti untuk tahun berikutnya maksimal 2 (dua) hari. Jika lebih dari yang diperkenankan dalam peraturan ini maka akan diberi peringatan seperti yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan pada pasal 16, pelanggaran A no.4 (tidak hadir untuk bekerja tanpa pemberitahuan atau ijin yang tidak dapat dipertanggungjawabkan). Peringatan ini akan terus meningkat sampai pada keputusan PHK jika terjadi pengulangan yang sama, tanpa ada itikad baik untuk memperbaiki. 5. SELAIN TAHUNAN 5.1. JENIS-JENIS SELAIN TAHUNAN 5.1.1. Pekerja yang dinyatakan hamil 8 (delapan) bulan oleh dokter/bidan, wajib melaporkan kepada Pimpinan Perusahaan/ Kepala Bagian. Apabila hal tsb dilanggar maka perusahaan tidak bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi kepada ybs selama di lokasi kerja. 5.1.2. Bagi pekerja yang akan melahirkan berhak atas cuti hamil selama 1 ½ (satu setengah) bulan sebelum dan 1 ½ (satu setengah) bulan sesudah melahirkan dengan memdapat upah penuh. 5.1.3. Bagi pekerja yang mengalami gugur kandungan setelah berusia 13 (tiga belas) minggu lebih, diberi cuti istirahat selama 1 ½ (satu setengah) bulan berdasarkan surat keterangan dari dokter. 5.1.4. Pekerja yang menikah diberikan ijin tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari 5.1.5. Istri melahirkan atau keguguran kandungan diberikan ijin tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari 5.1.6. Suami/ isteri, orang tua/ mertua atau anak atau menantu meninggal dunia diberikan ijin tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari. 5.1.7. Membaptis atau menyunatkan anak diberi ijin tidak masuk 2 (dua) hari. 5.1.8. Menikahkan anaknya diberi ijin tidak masuk bekerja 2 (dua) hari.

5.1.9. Bagi perkerja yang beragama Islam, maka pekerja diberikan kesempatan satu kali naik haji selama bekerja di Perusahaan. 5.2. PROSEDUR PELAKSANAAN SELAIN TAHUNAN 5.2.1. Administrasi Permohonan cuti harus selesai diajukan oleh yang bersangkutan paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan meninggalkan pekerjaan tersebut kecuali kondisi meninggal dunia, melahirkan atau sakit. 5.2.2. Bagi pekerja yang akan menggunakan cuti hamil, 5.2.2.1. Pekerja yang dinyatakan hamil 8 (delapan) minggu oleh dokter/ bidan, wajib melaporkan kepada Atasan dan HRD. 5.2.2.2. Apabila lebih dari penjelasan 5.2.2.1, maka perusahaan tidak bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi kepada karyawan selama di lokasi kerja. 5.2.2.3. Bagi pekerja yang akan menggunakan cuti hamil tersebut, harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Atasan dan HRD 2 (dua) minggu sebelum hak cuti diambil, dengan disertai surat keterangan dokter (HPL). 5.2.3. Bagi pelaksanaan ibadah haji, pengajuan ijin diajukan 6 bulan sebelum kegiatan dilaksanakan dan telah dikoordinasikan dengan tim serta mendapatkan persetujuan dan Atasan dan HRD. 6. MASAL 6.1. Pemberitahuan mengenai jadwal cuti masal/shutdown waktunya ditentukan oleh perusahaan pada awal tahun berjalan. 7. TATA CARA PENGAJUAN / IJIN

Note : Revisi 01 : Penjelasan Point 3.4 Revisi 02 : Tambahan Point 8. Revisi 5.5 dan 5.7 Revisi 03 : Beberapa perubahan redaksional dan penjelasan keseluruhan. Disusun Oleh Disetujui Oleh Dina Christiana HRM Ferry Hariadi Direktur

PENGAJUAN Nama NIK DIV Cuti pada : days, on 2014 Alasan : *Vacation Telpon no Pengganti _ Salatiga, 201.. Requested by, Approval by, Replaced by, Acknowledge by, (ttd / Nama Jelas) (ttd / Nama Jelas) (ttd / Nama Jelas) HRD +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN Nama NIK DIV Ijin pada tanggal :, on 2014 Keperluan Jam : s/d Demikian permohonan ini saya sampaikan untuk diketahui, terima kasih. Requested by, Approval by, Replaced by, Acknowledge by, (ttd / Nama Jelas) (ttd / Nama Jelas) (ttd / Nama Jelas) HRD