PROSEDUR MUTU PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI
|
|
- Yuliani Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 / 1. Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman bagi pejabat yang bersangkutan dalam menetapkan pemberian cuti dan pegawai yang bersangkutan dalam mengajukan permintaan cuti dilingkungan Politeknik Negeri Semarang sesuai dengan PP No. 4 Tahun 1976 dan Kep. Ka. BAKN No. 01/SE/ Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan permintaan dan pemberian cuti bagi pegawai di lingkungan Politeknik Negeri Semarang. 3. Uraian Umum 3.1. Definisi Cuti Yang dimaksud dengan cuti adalah keadaan tidak masuk kerja bagi Pegawai Negeri Sipil yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu oleh pejabat yang berwenang. 3.. Pejabat yang berwenang memberikan cuti di lingkungan Polines pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah Direktur Politeknik Negeri Semarang yang wewenangnya didelegasikan kepada PD II Jenis-jenis cuti Cuti Tahunan setiap pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan; lama cuti tahunan adalah 1 (dua belas) hari kerja yang tidak dapat diambil 1 hari terus menerus dan juga tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari tiga hari kerja; cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah paling lama 14 (empat belas) hari termasuk hari libur nasional; cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan; cuti tahunan yang tidak diambil dua tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 4 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan; cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama satu tahun, apabila kepentingan dinas mendesak; cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam point dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 4 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan; dosen yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (libur akademik/semester), tidak berhak atas cuti tahunan.
2 6..05 / Cuti Besar pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan pegawai yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan cuti besar dapat digunakan oleh pegawai yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama apabila kepentingan dinas mendesak, maka pelaksanaan cuti besar dapat ditangguhkan untuk paling lama (dua) tahun. Dalam hal demikian, maka selama waktu penangguhan itu dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar berikutnya perhitungan atas hak cuti besar bagi pegawai yang telah selesai menjalankan cuti diluar tanggungan negara, dihitung mulai tanggal pegawai yang bersangkutan aktif kenbali menjalankan tugasnya pegawai yang mengambil cuti besar kurang dari 3 bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hangus selama menjalankan cuti besar, pegawai yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Cuti Sakit setiap pegawai yang menderita sakit berhak atas cuti sakit. pegawai yang sakit selama 1 (satu) atau (dua) hari harus memberitahukan kepada atasannya baik secara tertulis maupun dengan pesan atau dengan perantara orang lain. pegawai yang sakit lebih dari (dua) hari sampai 14 (empat belas) hari harus mengajukan permintaan cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter pemerintah maupun swasta. pegawai yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari harus mengajukan permintaan cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk Menteri Kesehatan. Cuti sakit tersebut diberikan paling lama satu tahun, dan dapat ditambah untuk paling lama enam bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk oleh menteri kesehatan.
3 / Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit selama satu tahun enam bulan dan belum sembuh dari penyakitnya harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh menteri kesehatan. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan tersebut Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan: belum sembuh dari penyakitnya tetapi ada harapan untuk bekerja kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapatkan uang tunggu menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan lagi untuk dapat bekerja kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut perundangundangan yang berlaku. pegawai wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas cuti sakit untuk paling lama satu setengah bulan. pegawai yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkan pegawai tersebut perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari sakitnya. Cuti Bersalin untuk persalinan pertama, kedua dan ketiga pegawai berhak atas cuti bersalin. Persalinan pertama yang dimaksud adalah persalinan pertama semenjak yang bersangkutan menjad Pegawai Negeri Sipil; untuk persalinan yang keempat dan seterusnya diberikan cuti diluar tanggungan negara;
4 / lamanya cuti bersalin adalah satu bulan sebelum dan dua bulan sesudah persalinan, apabila ada seorang pegawai yang mengambil cuti dua minggu sebelum persalinan maka haknya setelah persalinan tetap dua bulan. pegawai wanita yang akan bersalin untuk yang ke empat kalinya dan seterusnya, apabila menjelang persalinan tersebut mempunyai hak atas cuti besar dapat menggunakan cuti besar tersebut sebagai cuti persalinan Cuti Karena Alasan Penting yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah : ibu, bapak, istri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu sakit keras atau meninggal dunia salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam point meninggal dan menurut ketentuan hukum yang berlaku pegawai yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarga yang meninggal dunia itu melangsungkan perkawinan yang pertama lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama dua bulan Cuti diluar Tanggungan Negara Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya lima tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak umpamanya mengikuti suami yang bertugas diluar negeri dapat diberikan cuti diluar tanggungan negara; cuti diluar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama tiga tahun; jangka waktu diluar cuti tanggungan negara sebagaimana dimaksud dalam point dapat diperpanjang paling lama satu tahun apabila ada alasanalasan yang penting untuk memperpanjangnya; cuti diluar tanggungan negara mengakibatkan yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti diluar tanggungan negara yang digunakan untuk persalinan keempat dan seterusnya; selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara, pegawai yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil ;
5 / pegawai yang telah selesai menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib melaporkan diri secara tertulis kepada Pimpinan/Direktur; Pimpinan/Direktur setelah menerima laporan dari pegawai yang telah selesai menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib : Menempatkan dan memperkerjakan kembali apabila ada lowongan; Apabila tidak ada lowongan, maka Pimpinan/Direktur melaporkan kepada Kepala BKN untuk kemungkinan disalurkan penempatannya pada instansi lain; Apabila penempatan yang dimaksud diatas tidak mungkin, maka Kepala BKN memberitahukan kepada instansi induk (Polines). Atas dasar pemberitahuan ini, maka Pimpinan/Direktur atas nama Mendiknas memberhentikan dengan hormat pegawai yang bersangkutan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku khusus bagi cuti diluar tanggungan negara unutk persalinan keempat dan seterusnya berlaku ketentuan sebagai berikut : permintaan cuti tersebut tidak dapat ditolak pegawai yang menjalankan cuti tersebut tidak dibebaskan dari jabatannya cuti tersebut tidak memerlukan persetujuan Kepala BKN lamanya cuti tersebut adalah sama dengan lamanya cuti bersalin selama menjalankan cuti tersebut tidak menerima penghasilan dari Negara dan tidak diperhitungkan sebaga masa kerja Pegawai Negeri Sipil 4. Prosedur 4.1. pegawai yang bersangkutan mengkonsultasikan rencana permintaan cuti kepada atasan langsungnya, kecuali untuk permintaan cuti sakit pengajuan permintaan cuti dilakukan : kepada atasan langsung selambat-lambatnya tujuh hari kerja sebelum tanggal cuti yang diajukan kepada Direktur selambat-lambatnya lima hari kerja sebelum tanggal cuti yang diajukan mengajukan permintaan cuti secara tertulis kepada Direktur u.p. PD II, yang disampaikan melalui Pelaksana Administrasi Kesejahteraan Pegawai kepada Subbag. Kepegawaian
6 / setelah diketahui dan mendapatkan persetujuan dari atasan langsung dengan menggunakan form sesuai peruntukkannya: Form Permintaan Cuti Tahunan (PM.6..05/L1) Form Permintaan Cuti Besar (PM.6..05/L) Form Permintaan Cuti Sakit (PM.6..05/L3) Form Permintaan Cuti Bersalin (PM.6..05/L4) Form Permintaan Cuti Karena Alasan Penting (PM.6..05/L5) Form Permintaan Cuti diluar Tanggungan Negara (PM.6..05/L6) Form Permintaan Cuti diluar Tanggungan Negara untuk Persalinan ke empat dst. (PM.6..05/L7) Form Permintaan Perpanjangan Cuti diluar Tanggungan Negara (PM.6..05/L8) 4.. pelaksana administrasi kesejahteraan pegawai menerima surat permintaan cuti yang telah ditandatangani oleh pegawai yang bersangkutan dan atasan langsungnya memastikan bahwa semua kolom isian formulir permintaan cuti telah terisi dengan benar sesuai dengan Instruksi Kerja terdokumentasi (IK ) melengkapi data cuti yang telah diambil dalam tahun berjalan dan meneruskannya kepada Kasubbag Kepegawaian 4.3. Kasubbag Kepegawaian menerima, memeriksa dan memaraf surat permintaan cuti meneruskan surat permintaan cuti kepada Kabag. AUK untuk diparaf 4.4. Kabag. AUK menerima, memeriksa dan memaraf surat permintaan cuti meneruskan surat permintaan cuti kepada PD II melalui Sekretaris PD II untuk ditanda tangani 4.5. PD II menerima, memeriksa dan menandatangani surat permintaan cuti mengembalikan surat permintaan cuti yang telah ditandatangani kepada Kasubag Kepegawaian untuk diproses lebih lanjut melalui Sekretaris PD II 4.6. Kasubag Kepegawaian menerima surat permintaan cuti yang telah ditandatangani dan mendisposisi ke pelaksana administrasi Kesejahteraan pegawai untuk diproses surat ijin cuti 4.7. Pelaksana Kesejahteraan pegawai
7 / membuat konsep surat ijin cuti menggunakan form sesuai dengan form peruntukkannya : form surat ijin cuti tahunan (PM.6..5/L5) form surat ijin cuti besar (PM.6..5/L8) form surat ijin cuti sakit (PM.6..5/L9) form surat ijin cuti bersalin (PM.6..5/L10) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dst.(pm.6..5/l13) form surat ijin cuti karena alasan penting (PM.6..5/L14) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L5) form surat ijin perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/16) menyerahkan konsep surat ijin cuti kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses lanjut Kasubbag Kepegawaian menerima, memeriksa dana memaraf surat permintaan cuti meneruskan surat permintaan cuti kepada Kabag. AUK untuk diparaf 4.9. Kabag. AUK menerima, memeriksa dan memaraf surat permintaan cuti meneruskan surat permintaan cuti kepada PD II untuk diparaf melalui Sekretaris PD II PD II menerima, memeriksa dan menandatangani surat permintaan cuti mengembalikan surat permintaan cuti yang telah ditandatangani kepada Kasubag Kepegawaian untuk diproses lebih lanjut melalui Sekretaris PD II Kasubag Kepegawaian menerima surat permintaan cuti yang telah ditandatangani dan mendisposisi ke pelaksana administrasi Kesejahteraan pegawai untuk diproses surat ijin cuti 4.1. Pelaksana Kesejahteraan pegawai membuat konsep surat ijin cuti menggunakan form sesuai dengan form peruntukkannya : form surat ijin cuti tahunan (PM.6..5/L5) form surat ijin cuti besar (PM.6..5/L8) form surat ijin cuti sakit (PM.6..5/L9) form surat ijin cuti bersalin (PM.6..5/L10) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dst.(pm.6..5/l13) form surat ijin cuti karena alasan penting (PM.6..5/L14) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L5) form surat ijin perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/16)
8 / menyerahkan konsep surat ijin cuti kepada kasubbag. lanjut. Kepegawaian untuk diproses Kasubbag Kepegawaian menerima, memeriksa dan memaraf konsep surat ijin cuti meneruskan konsep surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kabag. AUK untuk diparaf Kabag. AUK menerima, memeriksa dan memaraf konsip surat ijin cuti mengembalikan konsep surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses konsep jadi surat ijin cuti Kasubbag Kepegawaian menerima konsep surat ijin cuti yang telah diparaf dan mendisposisi ke pelaksana administrasi kesejahteraan pwgawai untuk diproses jadi surat ijin cuti Pelaksana Administrasi Kesejahteraan Pegawai membuat konsep jadi surat ijin cuti dengan menggunakan form sesuai peruntukannya : form surat ijin cuti tahunan (PM.6..5/L9) form surat ijin cuti besar (PM.6..5/L10) form surat ijin cuti sakit (PM.6..5/L11) form surat ijin cuti bersalin (PM.6..5/L1) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dst. (PM.6..5/L13) form surat ijin cuti karena alasan penting (PM.6..5/L14) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L15) form surat ijin perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L16) menyerahkan konsep jadi surat ijin cuti kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses lanjut Kasubbag Kepegawaian menerima, memeriksa dan memaraf konsep jadi surat ijin cuti meneruskan konsep jadi surat ijin cuti uang telah diparaf kepada kabag. AUK untuk diproses lanjut Kabag AUK menerima, memeriksa dan memaraf konsep jadi surat ijin cuti meneruskan konsep jadi surat ijin cuti kepada PD II untuk di tandatangani melalui sekretaris PDII Kasubbag Kepegawaian menerima, memeriksa dan memaraf konsep surat ijin cuti meneruskan konsep surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kabag. AUK untuk diparaf.
9 / 4.0. Kabag. AUK menerima, memeriksa dan memaraf konsip surat ijin cuti mengembalikan konsep surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses konsep jadi surat ijin cuti Kasubbag Kepegawaian menerima konsep surat ijin cuti yang telah diparaf dan mendisposisi ke pelaksana administrasi kesejahteraan pwgawai untuk diproses jadi surat ijin cuti. 4.. Pelaksana Administrasi Kesejahteraan Pegawai membuat konsep jadi surat ijin cuti dengan menggunakan form sesuai peruntukannya : form surat ijin cuti tahunan (PM.6..5/L9) form surat ijin cuti besar (PM.6..5/L10) form surat ijin cuti sakit (PM.6..5/L11) form surat ijin cuti bersalin (PM.6..5/L1) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dst. (PM.6..5/L13) form surat ijin cuti karena alasan penting (PM.6..5/L14) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L15) form surat ijin perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L16) 4... menyerahkan konsep jadi surat ijin cuti kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses lanjut Kasubbag Kepegawaian menerima, memeriksa dan memaraf konsep jadi surat ijin cuti meneruskan konsep jadi surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kabag. AUK untuk diproses lanjut Kabag AUK menerima dan memeriksa dan memaraf konsep jadi surat ijin cuti meneruskan konsep jadi surat ijin cuti kepada PD II untuk di tandatangani melalui sekretaris PDII PD II menerima, memeriksa dan menandatangani konsep jadi surat ijin cuti mengembalikan surat ijin cuti yang telah ditandatangani kepada Kasubag Kepegawaian untuk diproses lanjut melalui Sekretaris PD II
10 / 4.6. Kasubag Kepegawaian menerima surat ijin cuti yang telah ditandatangani dan meneruskan ke Pelaksana Administrasi Kesejahteraan Pegawai untuk didistribusikan 4.7. Pelaksana Adminsitrasi Kesejahteraan menerima dan mencatat surat ijin cuti yang telah ditandatangani pada kartu cuti pegawai (PM.6..05/L7) serta mendistribusikan kepada : pegawai yang bersangkutan melalui atasan langsung. Unit/pejabat lain yang berkepentingan (sebagai tembusan) 5. Lampiran PM.6..05/L1 PM.6..05/L PM.6..05/L3 PM.6..05/L4 PM.6..05/L5 PM.6..05/L6 PM.6..05/L7 PM.6..05/L8 PM.6..05/L9 PM.6..05/L10 PM.6..05/L11 PM.6..05/L1 PM.6..05/L13 PM.6..05/L14 PM.6..05/L15 PM.6..05/L16 PM.6..05/L17 Form permintaan cuti tahunan Form permintaan cuti besar Form permintaan cuti sakit Form permintaan cuti bersalin Form permintaan cuti karena alasan penting Form permintaan cuti diluar tanggungan Negara Form permintaan cuti diluar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dan seterusnya Form permintaan perpanjangan cuti diluar tanggungan Negara Form surat ijin cuti tahunan Form surat ijin cuti besar Form surat ijin cuti sakit Form surat ijin cuti bersalin Form surat ijin cuti diluar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dan seterusnya Form surat ijin cuti karena alasan penting Form surat ijin cuti diluar tanggungan Negara Form surat ijin perpanjangan cuti diluar tanggungan Negara Kartu cuti pegawai
11 /
BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS. Adapun jenis-jenis cuti adalah sebagai berikut : A. Cuti Tahunan Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya
Lebih terperinciCUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL A. JENIS CUTI 1. Cuti Tahunan 2. Cuti Besar 3. Cuti Sakit 4. Cuti Bersalin 5. CKAP 6. Cuti diluar tanggungan Negara 1. Cuti Tahunan Setiap PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya
Lebih terperinciINSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS
1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk memberikan prosedur tentang pelayanan cuti kepada tenaga pendidik (dosen) maupun tenaga kependidikan berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berhak menerimanya.
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang sekarang berlaku, diatur dalam berbagai
Lebih terperinciCuti Tahunan. Cuti Sakit. Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan
Cuti Tahunan Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan 1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus. 2. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 6 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI SUBBAGIAN KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1600,2014 KEMENHAN. Pegawai. Cuti. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1056, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEOROLOGI. KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Cuti PNS. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP. 08 TAHUN 2012
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 45 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN'AISYIYAH YOGYAICARTA NOMOR
SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN'AISYIYAH YOGYAICARTA NOMOR : l8/ppa/ubph-stikes/skn/06 Tentang PERATURAN CUTI PEGAWAI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN'AISYIYAH YOGYAKARTA
Lebih terperinci: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
batan PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. b. bahwa
Lebih terperinciKepada : SURAT- EDARAN NOMOR: 01/SE/1977 TENTANG PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
Kepada : Jakarta, 25 Pebruari 1977 Yth. 1. Semua Menteri yang memimpin Departemen. 2. Jaksa Agung. 3. Semua Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara. 4. Semua Pimpinan Lembaga Pemerintah
Lebih terperinciNomor : 800 / 474 -Dukum/BKD &Diklat Banjarbaru, 26 Februari 2014 Lampiran : 6 (enam) lembar Perihal : Pemberian Cuti Sakit dan Cuti
Nomor : 800 / 474 -Dukum/BKD &Diklat Banjarbaru, 26 Februari 2014 Lampiran : 6 (enam) lembar Perihal : Pemberian Cuti Sakit dan Cuti KEPADA YTH Bersalin Bagi PNS, PTT Dan Tenaga Kontrak di Lingkungan Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang
Lebih terperinci: BKPP.800/668ru1/2017. Tata Cara Permintaan dan Pemberian Cuti
BUPATI MANGGARAI Nomor Lamplran Perihal : BKPP.800/668ru1/2017. Tata Cara Permintaan dan Pemberian Cuti Ruteng, O7Juni 2017 Kepada Yth. Para Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Manggarai Masing-masing
Lebih terperinciCUTI PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) Direktorat Peraturan Perundang-undangan
CUTI PNS ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Direktorat Peraturan Perundang-undangan DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013
KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / 413.032 / 2013 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciSURAT EDARAN NOMOR : 850/576/ /2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SEKRETARIAT DAERAH Jl. Jend. Ahmad Yani 100 Banyuwangi 68411 Telp.( 0333 ) 425001 425011 Faks. 424945-427445 email: setda@banyuwangikab.go.id website:www.banyuwangikab.go.id
Lebih terperinciPROSEDUR MUTU PENDAFTARAN BEASISWA MELALUI BANK DATA BEASISWA
1 Juli 010 1. O 1/ Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman untuk pelaksanaan pendaftaran beasiswa melalui bank data beasiswa mahasiswa Politeknik Negeri Semarang.. Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku bagi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 08 TAHUN 2012
PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP. 08 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI LINGKUNGAN BADAN
Lebih terperinciKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 MODUL PERATURAN CUTI MEISA ISNAINI Un XI AK M K S / M k ut Semester 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
Lebih terperinciPENGATURAN CUTI BAGI PNS DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI 2018
PENGATURAN CUTI BAGI PNS DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @ 2018 POKOK BAHASAN 1 2 3 4 PENGANTAR PENGATURAN CUTI PNS
Lebih terperinciPROSEDUR MUTU KENAIKAN PANGKAT PILIHAN DOSEN
6..07 1. 130O. 1 Juli 010 1/ Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman untuk proses usulan kenaikan pangkat secara pilihan. Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan proses kenaikan pangkat secara
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH
Lebih terperinciSURAT EDARAN Nomor: SE 3559 /MK.1/2009
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10 Desember 2009 Yth. 1. Para Direktur Jenderal 2. Inspektur Jenderal 3. Para Kepala/Ketua Badan 4. Para Kepala Biro/Pusat/Sekretaris Pengadilan Pajak pada Sekretariat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 511 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN HAK CUTI DAN PERATURAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI TIDAK TETAP DAN
Lebih terperinciSURAT EDARAN Nomor: SE 800/ 012 /BKD/2014
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEKRETARIAT DAERAH Kompleks Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kelurahan Air Itam Pangkalpinang ( 0717 ) 439325-327
Lebih terperinci2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
No. 453, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Cuti. Jam Kerja. Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA DAN CUTI PEGAWAI
Lebih terperinciPROSEDUR MUTU SELEKSI BEASISWA MELALUI BANK DATA BEASISWA
7.5.1 1 Juli 010 1. O 1/ Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman untuk pelaksanaan penyeleksian beasiswa melalui bank data beasiswa mahasiswa Politeknik Negeri Semarang.. Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 19 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 19 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG CUTI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA
Lebih terperinci5. KETENTUAN UMUM Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
1. TUJUAN Sebagai acuan untuk menyeragamkan prosedur dan tata cara pengurusan pegawai di Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi yang berhak menerima cuti. 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari prosedur
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG CUTI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPROSEDUR MUTU PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PNS
6..04 1/ O 1. Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman bagi pejabat yang berkepentingan dalam melaksanakan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan menurut peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 dan sesuai Surat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 34/E, 2009 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDi - Banjarbaru. Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian sebagaimana mestinya. a.n. WALIKOTA BANJARBARU Plt. Sekretaris Daerah Kota
Nomor : 800 / -Dukum/Bapegdikltda Banjarbaru, Juni 2011 Lampiran : 5 (lima) lembar Perihal : Pemberian Cuti Bagi PNS, PTT KEPADA YTH Dan Tenaga Kontrak di Lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru 1. Semua
Lebih terperinciPROSEDUR MUTU PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT REGULER
6..03 1/ 1. Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman untuk proses kenaikan pangkat secara reguler.. Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan proses kenaikan pangkat secara reguler bagi Pegawai
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PENGAJUAN CUTI PEGAWAI
MANUAL PROSEDUR PENGAJUAN CUTI PEGAWAI GUGUS JAMINAN MUTU FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 1 Manual Prosedur PENGAJUAN CUTI PEGAWAI Gugus Jaminan Mutu Fakultas Perikanan
Lebih terperinciPROSEDUR MUTU KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
6..11 1. 1 Juli 010 1/6 Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman untuk proses usulan kenaikan pangkat secara pilihan.. Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan proses kenaikan pangkat secara pilihan
Lebih terperinciNomor : 800 / 17 -Dukum/Bapegdikltda Banjarbaru, 9 Januari 2012
Nomor : 800 / 17 -Dukum/Bapegdikltda, 9 Januari 2012.. Lampiran : 3 (tiga) lembar Perihal : Pemberian Cuti Alasan Penting Bagi KEPADA YTH PNS, PTT Dan Tenaga Kontrak di Lingkungan Pemerintah Kota 1. Semua
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERIAN CUTI PNS DI KABUPATEN BLORA
LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN KEPALA BKD KABUPATEN BLORA NOMOR : 800/30/2015 TANGGAL : 15 JUNI 2015 STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERIAN CUTI PNS DI KABUPATEN BLORA Dasar Hukum : 1. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun negara
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAJUAN DAN PERSETUJUAN CUTI DAN IJIN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAJUAN DAN PERSETUJUAN CUTI DAN IJIN LEMBAGA PERENCANAAN, PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI (LP3MPT) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2016 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a.
Lebih terperinciManual Prosedur Cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Manual Prosedur Cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2011 Manual Prosedur Cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Kode Dokumen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBIRO ORGANISASI DAN SDM LIPI
PERATURAN BKN NO 24 TAHUN 2017 TENTANG TACA CARA PEMBERIAN CUTI PNS BIRO ORGANISASI DAN SDM LIPI LAMA DASAR HUKUM : PP 24/1976 tentang Cuti PNS BARU Melaksanakan ketentuan : Pasal 341 PP 11/2O17 tentang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1927, 2014 KEMENHUB. Jam Kerja. Hari. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciSURAT EDARAN MENTERI KEUANGAN R.I. No. SE-3559/MK.1/2009
SURAT EDARAN MENTERI KEUANGAN R.I. No. SE-3559/MK.1/2009 Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Hak Cuti adalah hak PNS/CPNS untuk tidak masuk kerja yang diizinkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.120, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pedoman Kehadiran. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
DRAFT 19 MEI 2015 PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA DAN CUTI PEGAWAI DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA POBOLINGGO
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.58/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciKEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Jalan Ampera Raya No. 7, JakartaSelatan12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN PERPANJANGAN TENAGA KONTRAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBINAAN TENAGA KONTRAK KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1576, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. Tunjangan Kinerja. Kehadiran Pegawai. Pemberian. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciB U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,
B U P A T I B I M A PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN, PEMBERHENTIAN, PENGEMBANGAN KARIER, DAN DISIPLIN TENAGA HONORER DAERAH LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.
No.1212, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Lebih terperinciSTANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)
1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79. 1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2015 KEMENKO-PEREKONOMIAN. Kepegawaian. Hari. Jam Kerja. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci2016, No Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup sudah tidak sesuai dengan perkembangan yang ada; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 85, 2016 KEMEN-LHK. PNS. Kehadiran. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.58/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciINSTITUT PERTANIAN BOGOR, DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA
POB Cuti Besar INSTITUT PERTANIAN BOGOR, DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk memberikan prosedur tentang pelayanan cuti kepada tenaga
Lebih terperinciManual Prosedur Cuti Pegawai Kontrak
Manual Prosedur Cuti Pegawai Kontrak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2011 Manual Prosedur Cuti Pegawai Kontrak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 0080004051 Revisi
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L
No.314, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Tunjangan Kinerja. Kelas Jabatan. PNS. TNI. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA
Lebih terperinciStandard Operating Procedure CUTI PEGAWAI
Standard Operating Procedure CUTI PEGAWAI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen : Cuti Pegawai Kode Dokumen : UN10/F14/HK.01.02.a/608 Revisi : 1
Lebih terperinci2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.736, 2014 KEMENHUT. Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pedoman Kehadiran. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.35/Menhut-II/2014 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciWALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
SALINAN WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SALATIGA,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA, (PERWALI.HONORER.PERUBAHAN.2008.gafar)
` SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG TENAGA HARIAN LEPAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI DALAM RANGKA PEMBAYARAN UANG LAYANAN PERSIDANGAN
Lebih terperinciS O P Standard Operasional Procedure ( Pengajuan Cuti Tahunan )
( Pengajuan Cuti Tahunan ) Pengisian Formulir 1. Pegawai yang mengajukan cuti menyerahkan formulir terisi kepada bagian TU (Subbag Umum) Penelitian Sisa Cuti Tahunan 1. Bag. TU (Subbag. Umum) meneliti
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 98 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) NON PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN BIDANG KEPEGAWAIAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN BIDANG KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.277, 2012 KEJAKSAAN. Tunjangan. Kinerja. Pegawai. Perubahan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-003/A/J.A/02/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN JAKSA
Lebih terperinciPENGAJUAN PENGANGKATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PENGAJUAN PENGANGKATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL Calon Pegawai Negeri Sipil dapat mengajukan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil paling cepat 1 (satu) tahun semenjak
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1231, 2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciCONTOH PERMINTAAN CUTI TAHUNAN Kepada Yth... melalui...
LAMPIRAN II SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA... tanggal... CONTOH PERMINTAAN CUTI TAHUNAN Kepada Yth.... melalui... di... Yang bertanda tangan di bawah ini: dengan ini mengajukan
Lebih terperinciPresiden Republik Indonesia,
Copyright 2000 BPHN PP 32/1979, PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL *28126 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1979 (32/1979) Tanggal: 29 SEPTEMBER 1979 (JAKARTA)
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI A. PEMBERHENTIAN PEGAWAI 1. Pengertian Pemberhentian Pegawai Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan mengenai pemberhentian Pegawai
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN, PENEMPATAN, PEMBERHENTIAN DAN DISIPLIN TENAGA HONORER DAERAH LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciCUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 Tanggal 23 Desember 1976)
CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 Tanggal 23 Desember 1976) Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang sekarang berlaku,diatur dalam
Lebih terperinciJENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN
JENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN Dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kepegawaian, agar
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.
No.166, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-26.KP.10.09
Lebih terperinci