EFEKTIVITAS KONSUMSI BUAH APEL (PYRUS MALUS) JENIS FUJI TERHADAP SKOR PLAK GIGI DAN ph SALIVA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menjadi perhatian khusus

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia (Notoharjo & Lely, 2005). Masalah kesehatan gigi dan mulut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih di derita oleh

BAB I PENDAHULUAN. permukaan gigi yang tidak bersifat self cleansing (membersihkan gigi), self cleansing

PERBEDAAN INDEKS PLAK SEBELUM DAN SESUDAH PENGUNYAHAN BUAH APEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak merupakan penyebab utama dari penyakit periodontal (Manson

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Pengaruh konsumsi nanas (Ananas comosus L. Merr) terhadap penurunan indeks plak pada anak usia tahun di SD Inpres 4/82 Pandu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang utuh dari kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

PERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

Perbandingan indeks plak gigi setelah mengunyah buah stroberi dan buah apel pada siswa SMK Negeri 6 Manado

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

PENGARUH MENGUNYAH BUAH APEL DAN JAMBU BIJI MERAH TERHADAP DEBRIS INDEKS. Siti Hidayati 1, Dwi Suyatmi 2

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. anak-anak sampai lanjut usia. Presentase tertinggi pada golongan umur lebih dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. saliva yaitu dengan ph (potensial of hydrogen). Derajat keasaman ph dan

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

PENGARUH PASTA GIGI DENGAN KANDUNGAN BUAH APEL (Pyrus malus) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Distribusi kapasitas dapar saliva sesudah pengunyahan parafin, 2 buah xylitol, dan 4 buah xylitol

ABSTRAK. Kata kunci: permen karet, sukrosa, xylitol, kapasitas bufer, ph saliva

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kerusakan pada gigi merupakan salah satu penyakit kronik yang umum

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi gula adalah masalah utama yang berhubungan dengan. dan frekuensi mengkonsumsi gula. Makanan yang lengket dan makanan yang

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

PERBEDAAN EFEKTIFITAS OBAT KUMUR HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP AKUMULASI PLAK DI DALAM RONGGA MULUT

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

BAB 4 METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS BERKUMUR MENGGUNAKAN AIR SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis) DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi juga merupakan hasil interaksi antara kondisi fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka populasi penduduk lansia juga akan meningkat. 2 Menurut Badan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Nadia Fitri Hapsari*, Ade Ismail**, Oedijono Santoso***

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Rongga mulut manusia tidak pernah terlepas dari bakteri. Dalam rongga mulut

NASKAH PUBLIKASI. PERBEDAAN DERAJAT KEASAMAN (ph) SALIVA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH MENGUNYAH BUAH NANAS. (Ananas Comosus) PADA ANAK USIA 8-10 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir, sebanyak 80% orang didunia bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BUAH MENTIMUN DAN TOMAT MENINGKATKAN DERAJAT KEASAMAN (ph) SALIVA DALAM RONGGA MULUT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi dan mulut yang paling umum diderita, dan menggambarkan masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei s/d juni Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

Pengaruh konsumsi semangka (Citrullus lanatus) dalam menurunkan indeks debris pada anak usia 8-10 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi pada jaringan keras gigi yang bermula dari ke dentin berlanjut ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Empat Sehat atau dikenal dengan istilah Kuartet Nabati yang dijalankan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

PENGARUH BERKUMUR LARUTAN DAUN BINAHONG TERHADAP ph SALIVA PADA IBU HAMILDESA BABADAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB IV METODE PENELITIAN

GAMBARAN PH SALIVA DAN KARANG GIGI PADA KARANG TARUNA DI DESA NGARGOGONDO BOROBUDUR MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

Transkripsi:

EFEKTIVITAS KONSUMSI BUAH APEL (PYRUS MALUS) JENIS FUJI Hanifah Hasna Huda*, Grahita Aditya**, Rahmawati Sri Praptiningsih** ABSTRAK Apel merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Rata - rata konsumsi apel di Indonesia hingga 1,1 kg perkapita pertahun menurut Badan Pusat Statistik tahun 2006. Apel mencegah pembentukan plak sebagai self cleansing serta melalui reaksi biokimiawi yang diperankan oleh katekin; tertinggi ditemukan pada apel jenis Fuji. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsumsi buah apel terhadap skor plak gigi dan ph saliva. Pyrus Malus Jenis Fuji Terhadap Skor Plak Gigi dan ph Saliva merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 64 responden dari 4 kecamatan di Semarang. Berdasarkan Uji Wilcoxon yang telah dilakukan pada kelompok perlakuan maupun kontrol terhadap ph mengunyah apel dan mengunyah xylitol efektif terhadap penurunan skor plak dan peningkatan ph perbedaan bermakna antara mengunyah apel dan xylitol. setelah mengkonsumsi buah apel jenis fuji dengan skor apel Fuji lebih tinggi dari xylitol. Kata kunci: Apel Fuji, Permen Karet xylitol, Plak Gigi, ph Saliva ABSTRACT and also biochemistry reaction which is roled by catekin; a poliphenol compound that is consisted in fruit saliva. of the research are 64 respondents which come from 4 different subdistricts in Semarang. Fuji Apple. Fuji Apple score is higher than xylitol. PENDAHULUAN Karies dan penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dialami masyaraka. 1 Data World Health gigi enam puluh hingga sembilan puluh persen dialami oleh anak usia sekolah dan 2 Penyebab karies yang terjadi pada populasi dunia adalah plak yaitu sebesar tujuh puluh lima hingga sembilan puluh persen. 3 Plak terbentuk dari deposit lunak yang membentuk lapisan dan melekat erat pada permukaan gigi, gusi serta permukaan keras lainnya di dalam rongga mulut. 1 Dalam penelitian lain plak disebut sebagai faktor penyebab utama *Program Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung, ** Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung MEDIA DENTAL INTELEKTUAL 9

EFEKTIVITAS KONSUMSI BUAH APEL (PYRUS MALUS) JENIS FUJI terjadinya karies dan penyakit periodontal, hal tersebut dikarenakan plak mengandung bakteri patogen yang produk metaboliknya menempel pada permukaan gigi dan gingival. 4 asam sebagai produk metabolik bakteri dapat dinetralkan oleh saliva sehingga terhindar dari proses demineralisasi gigi. Di dalam antibakteri, senyawa glikoprotein, kalsium, gigi. Sekresi saliva yang lebih banyak dapat dirangsang dengan proses pengunyahan makanan berserat. 5 Kecepatan sekresi saliva dan diet mempengaruhi perubahan ph saliva. 6 Di sisi lain, upaya pencegahan karies dan penyakit periodontal serta peningkatan kebersihan mulut dapat dilakukan dengan cara mencegah dan menghilangkan akumulasi plak. Upaya pencegahan tersebut disebut pengontrolan plak. 3 Pengendalian plak dengan cara mencegah penumpukan plak dapat dilakukan secara mekanis seperti menggosok gigi dan penggunaan benang gigi maupun secara kimiawi seperti penggunaan pasta gigi. 7 Kebiasaan memakan makanan yang berserat bersifat tidak merangsang pembentukan plak, dan dapat berperan sebagai pengendali plak secara alamiah. 8 Makanan kaya serat dapat ditemukan pada buah, sayur, kacang, dan biji-bijian. Buah-buahan seperti apel dapat dikonsumsi untuk mendapat suplai serat bagi tubuh. Sebagian besar serat selain ditemukan pada buahnya, juga ditemukan pada kulitnya. 9 Di Indonesia, apel merupakan buah yang digemari oleh masyarakatnya, menurut Badan Pusat Statistik tahun 2006 rata-rata konsumsi ingin mengetahui kefektifan buah apel jika dikonsumsi secara langsung. Apel mencegah pembentukan plak baik secara mekanis maupun kimiawi, yaitu sebagai self cleansing melalui seratnya yang dapat membersihkan sisa plak gigi dengan cara menggigit dan mengunyah, serta melalui reaksi biokimiawi yang diperankan oleh katekin, yaitu senyawa polifenol yang terkandung dalam buah dan daun apel. 7 Total kandungan fenolik dan Fuji. 11 Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis ingin mengetahui jenis Fuji terhadap skor plak gigi dan ph saliva. Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui jenis Fuji terhadap skor plak gigi dan ph saliva. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah sumbangan ilmu di bidang kesehatan gigi dan mulut tentang pengaruh konsumsi buah apel jenis Fuji dan permen karet bebas gula Xylitol terhadap skor plak gigi dan ph saliva. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 64 responden yang diperoleh dari 4 kecamatan yang menyebar di Semarang. Pembagiannya yaitu 32 orang sebagai kelompok kontrol xylitol apel di Indonesia hingga 1,1 kg perkapita pertahun. 10 Penelitian mengenai keefektifan buah apel dalam menurunkan plak sudah pernah dilakukan oleh Dewi dan Wibisono, tetapi dalam bentuk sediaan pasta gigi. 7 Peneliti 10 Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah diagnostik set, masker, sarung tangan, ph paper, dental saliva ph indicator, lembar pemeriksaan, gelas untuk mengumpulkan saliva, senter LED, bengkok, deppen glass, kapas, timbangan. Bahan yang digunakan MEDIA DENTAL INTELEKTUAL

dalam penelitian ini adalah apel jenis fuji, 2 butir permen karet xylitol disclosing solution, dan air. Prosedur dalam penelitian ini yaitu sampel melakukan aktivitas makan seperti biasa 2 Jam sebelum dilakukan Penilaian Awal ph saliva dan plak gigi dengan Patient, lalu sampel diinstruksikan untuk mengunyah 100 gr Apel pada kelompok perlakuan dan mengunyah 2 butir permen karet xylitol pada kelompok kontrol selama 5 menit, lalu dilakukan penilaian akhir. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan sampel kelompok mengunyah apel dan kelompok mengunyah permen karet xylitol mengalami kenaikan skor ph saliva dan penurunan skor plak gigi. Untuk membuktikan mengunyah apel efektif terhadap perubahan skor plak dan ph saliva maka perlu dilakukan uji parametrik multivariat 2. Namun sebelumnya perlu dilakukan uji normalitas sebagai syarat uji 2. Uji normalitas dilakukan dengan metode. Hasil pengujian data pada kedua kelompok sebagai berikut: Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan tidak semua kelompok memiliki distribusi data yang normal, hanya pasangan untuk plak gigi yang diperoleh data berdistribusi normal, dan yang lainnya tidak berdistribusi normal. Maka penelitian ini tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji parametrik multivariat Hotelling 2. Sehingga digunakan pengujian alternatif, uji non parametrik Wilcoxon. 12 Hasil uji komparasi ph Saliva sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan perlakuan sebagai berikut: Dari tabel di atas diperoleh P-value sebesar 0.000 < 0.05 baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol, hal ini berarti terdapat setelah mengunyah apel maupun xykitol. Selanjutnya hasil uji komparasi plak gigi sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol dan perlakuan: Dari table di atas diperoleh P-value sebesar 0.000 < 0.05 baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol, hal ini berarti plak gigi baik setelah mengunyah apel maupun MEDIA DENTAL INTELEKTUAL 11

EFEKTIVITAS KONSUMSI BUAH APEL (PYRUS MALUS) JENIS FUJI xylitol. Hasil uji Mann-Whitney kenaikan ph Saliva dan penurunan plak gigi kelompok kontrol dibanding kelompok perlakuan sebagai berikut: Dari hasil uji Mann-Whitney diatas diperoleh nilai p-value baik pada ph saliva maupun plak gigi sebesar 0.000 < 0.05, uji komparasi antara kelompok kontrol dibanding perlakuan yang keduanya. 12 apel sehingga dapat merangsang aliran saliva. Dengan meningkatnya laju aliran saliva, ph buffer juga sangat meningkat. 16 KESIMPULAN Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat ph Saliva setelah mengkonsumsi buah apel jenis fuji. PEMBAHASAN Hasil penelitian sebelum dan sesudah mengunyah apel pada kelompok perlakuan dan permen karet xylitol pada kelompok kontrol terhadap skor plak gigi dan ph saliva atau dengan kata lain ada perbedaan sebelum dan sesudah mengunyah apel dan permen karet xylitol terhadap skor plak gigi dan ph saliva. Hal ini dapat terjadi karena proses pengunyahan makanan berserat bersifat merangsang sekresi saliva yang lebih banyak. 5 Secara mekanis makanan berserat dapat melindungi gigi karena kemampuannya dalam merangsang aliran saliva. 13 Sekitar sembilan puluh persen saliva dihasilkan saat makan dimana merupakan reaksi atas rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan. 14 Dalam penelitian lain disebutkan bahwa mengunyah makanan yang bertekstur keras, kasar, dan berserat, seperti buahbuahan dan sayuran dapat menstimulasi aliran saliva, dimana hal ini dapat meningkatkan pembersihan makanan dan mengurangi retensi makanan di rongga mulut. 15 Selain itu kebiasaan memakan makanan yang berserat bersifat tidak merangsang pembentukan plak, dan dapat berperan sebagai pengendali plak secara alamiah. 8 Dalam penelitian lain menyatakan bahwa apel yang dikonsumsi setelah setelah makan dapat membersihkan gigi, dengan cara mengurangi debris dan plak. 16 Kecepatan sekresi saliva dan diet dapat mempengaruhi perubahan ph saliva. 6 Selain itu salah satu fungsi saliva sebagai buffer yaitu melalui kandungan bikarbonat dan sulfat yang dapat mengurangi keasaman plak. 5 Hal tersebut karena manfaat mengkonsumsi apel setelah makan menimbulkan rasa asam dari DAFTAR PUSTAKA 1. Toar, A.I.,Posangi, J., dan Wowor, V., 2013. Daya Hambat Obat Kumur Cetylpyridinium Pertumbuhan Streptococcus Mutans. Jurnal Manado,5:163-168 2. Ticoalu, R.L., Wicaksono, D.A., dan Zuliari, K., 2013. Gambaran Kebutuhan Perawatan Karies Gigi pada Siswa Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung. Jurnal e-gigi Universitas Sam Ratulangi. Manado, 3. After Chewing Apples. Presentasi dan prosiding the Asian Oral Health Care and 2 nd ASEAN Meeting on Dental Health Publich Jakarta.Hal 13-19. 4. 2011.. Elsevier health sciences, 137 139. 5. Cahyati, H. W., 2013. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 127-136 ISSN 1858-1196 6. Bestari, B. 2005. Pengaruh Mengunyah. Universitas Sebelas Maret 7. Dewi, R.A.P., dan G. Wibisono. 2011.Pengaruh Pasta Gigi Dengan Kandungan Buah Apel Gigi.http://www.eprints.undip.ac.id. Diunduh Desember 2013 8. Chemiawan, E., E. Riyanti, dan F. Fransisca.2007. Gigi dan Mulut Antara Anak Vegetarian dan Non Vegetarian di Vihara Maitreya Pusat Jakarta.Jurnal PDGI, Edisi Khusus PIN IKGA II. Bandung, 79 84 9. Wilson, M., 2009.Figuring Out Fiber An Apple A day. University of Nevada Cooperative Extention.http://www.unce.unr.edu. Diunduh 28 Desember 2013 10. Widyawati, P. S., I. Nugerahani, dan A. M. Sutedja. 2012. 12 MEDIA DENTAL INTELEKTUAL

11. Boyer, J., dan Rui Hai Liu. 2004. Apple Nutr J 3.5: 12. 12. Dahlan, M. S., 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 47-81 13. Moynihan, P., dan Petersen, P. E., 2004.Diet, nutrition and the prevention of dental diseases. 14. Kidd, Edwina A. M., dan Sally Joyston Bechal.1991. Dasar Dasar Karies. EGC. Jakarta 15. Stegeman CA, Davis JR. The dental hygienist s guide to nutritional care.3 rd edition. St. Louis: Saunders Elsevier, 2010: 352-362. 16. Edgar, W. M., 1977. Apples and the teeth- Nature s toothbrush reappraised British Medical Journal MEDIA DENTAL INTELEKTUAL 13