HUBUNGAN RISIKO KERJA BERDIRI DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

HUBUNGAN RISIKO KERJA BERDIRI DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

TUGAS AKHIR. Akhmad Abul A la Almaududi R

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015

HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

DINASTI TUNGGAL DEWI J

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

GAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT

PENDAHULUAN. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN TINGKAT PERSENTASE CARDIOVASCULAR LOAD (%CVL) DENGAN TINGKAT KELELAHAN PADA KULI ANGKUT BUAH DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PEKERJA DI PT. CARGILL INDONESIA CRUSHING PLANT AMURANGKABUPATEN MINAHASA SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu perusahaan tak luput oleh peran sumber daya

HUBUNGAN POSTUR KERJA DUDUK DENGAN KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA BATIK TULIS DI MASARAN SRAGEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universtas Sam Ratulangi Manado

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP DENYUT NADI PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. secara luas di hampir setiap sektor industri. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Dewasa ini perusahaan-perusahan dipacu untuk meningkatkan

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BAGIAN DAILY CHECK

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1. Disusun Oleh: ISNA FAIZAH J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DAN POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI RANGKA BAWAH UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PERBEDAAN KELELAHAN DAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SHIFT I, II DAN III BAGIAN PRODUKSI PABRIK MINUMAN PT. X SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

Transkripsi:

HUBUNGAN RISIKO KERJA BERDIRI DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat ISNAINI MISBAKHUL KHASANAH J 410 080 005 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i

HUBUNGAN RISIKO KERJA BERDIRI DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Isnaini Misbakhul Khasanah*, Suwaji**, Tri Puji Kurniawan*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS ABSTRAK Kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas kerja, selain itu kelelahan juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. Oleh sebab itu perlu dicari faktor penyebab kelelahan yang terjadi pada pekerja, yakni faktor kelelahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Risiko kerja Berdiri dengan Tingkat Kelelahan Kerja pada Operator Mesin Tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah operator mesin tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Teknik pengambilan sampelnya adalah Random Sampling, sebanyak 47 responden yang terbagi menjadi tiga shift. Alat ukur yang digunakan untuk variabel-variabel penelitian ada 2 macam alat ukur, yaitu : (1) formulir pengukuran metode Owas, dan (2) kuesioner kelelahan subjektif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil pengukuran risiko kerja karyawan sebagian besar dalam katagori resiko rendah yaitu ada 16 responden (34,0%), hasil pengukuran tingkat kelelahan karyawan sebagian besar dalam katagori sangat tinggi yaitu ada 22 responden (46,8%). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara risiko kerja berdiri dengan tingkat kelelahan p=0,003 dan r=0,041 hasil menunjukan hubungan korelasi ke arah positif yaitu semakin tinggi risiko kerja berdiri maka semakin tinggi tingkat kelelahan. Kata kunci : Risiko kerja berdiri, Tingkat kelelahan ABSTRACT Fatigue, in fact, can influence the workers' health and can decrease the work productivity. Besides, fatigue is also able to give a significant contribution on the work accident. Therefore, it is necessary to find out the causing factors of fatigue in the workers, which are the fatigue factors. The objective of this research was to know the correlation between the standing-up position and the work fatigue level in the Operators of Weaver Machine at PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Subjects in this research were the operators of weaver machine at PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. The technique of sampling was Proportional Random Sampling, as many as 47 respondents divided into three shifts. The measurements used to reveal the research variables were 2 kinds of measurement: (1) the measurement form of Owas method, and (2) questionnaire of subjective fatigue. The data analysis in this research used the analysis of univariat and bivariat. Based on the results of measurement on the workers' work position, most of them were in the category of low risk, they were 16 respondents (34.0%). The result of measurement on the workers' fatigue was that most of them were in the very high category, they were 22 respondents (46.8%). It could be concluded that there was a significant correlation between the risc work position and the fatigue level in which p=0.003 and r=0.041. The results showed that there was a correlation toward a positive correlation, that was the higher the risk of standing-up work position, the higher the fatigue level was. Key word :Risc work position, fatigue workers v

A. PENDAHULUAN Kelelahan kerja merupakan permasalahan yang umum di tempat kerja yang sering kita jumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas kerja, yang mana kelelahan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. Untuk mengatasi kelelahan karena kondisi kerja maka muncul ilmu ergonomi. Menurut Manuaba (2007) ergonomi merupakan ilmu tentang kemampuan dan keterbatasan tubuh manusia, serta kriteria lainnya yang berkaitan dengan perancangan. Rancangan ergonomi adalah perancangan peralatan kerja, perlengkapan, mesin-mesin, pekerjaaan, tugas, tempat kerja duduk, organisasi, dan lingkungan berdasarkan informasi karakteristik tubuh manusia untuk produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektivitas fungsi tubuh manusia. Bekerja dalam kondisi performa tidak ergonomis pasti tidak nyaman dan cepat lelah, yang pada akhirnya produktivitas menurun. Saat ini masih banyak orang sedang bekerja yang tidak memperhatikan performa kerja atau sikap kerja atau posisi kerja, sehingga cepat melelahkan. Performa kerja tidak ergonomis dapat menimbulkan kelelahan, nyeri, dan gangguan kesehatan lainnya. Suatu perlawanan (reaksi) terhadap suatu beban (aksi) mengakibatkan otot mengalami kontraksi yang berlebihan (Santoso, 2013). Sikap kerja berdiri merupakan sikap siaga fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% jika dibandingkan dengan duduk (Tarwaka, 2004). Berdiri terlalu lama dan sering tanpa adanya bantuan dengan berjalan kaki akan menyebabkan darah berkumpul dikaki. Selain itu, bila berdiri terjadi terus menerus selama waktu yang lama akan dapat mengakibatkan radang pembuluh darah, dan hal ini akan bertambah bila bentuk dan ukuran sepatu yang digunakan tidak sesuai. Sikap kerja berdiri dapat menimbulkan keluhan subyektif dan juga kelelahan bila sikap kerja ini tidak dilakukan bergantian dengan sikap duduk (Rizki, 2007). Demikian pula yang terjadi di PT. Iskandar Indah Printing Textile, bahwa sebagian besar operator tenun bekerja dengan posisi berdiri dengan masa kerja selama 7 jam setiap harinya secara terus menerus, yang berakibat pada kelelahan fisik, menurunkan konsentrasi dan menurunkan daya tubuh pekerja. Proses penenunan dalam jangka waktu yang panjang tentu saja akan mempengaruhi porsi kerja karyawan di perusahaan ini. Bagian operator tenun/ weaving bekerja setiap harinya dibagi menjadi tiga shift, setiap shiftnya terdiri dari 25 sampai 30 pekerja/operator. Pekerja dibagian operator terdiri dari wanita dan laki-laki dengan intensitas kerja selama 8 jam kerja dengan waktu istirahat selama 60 menit, jadi masa kerja akhir pada bagian operator selama 7 jam kerja setiap harinya dengan sikap kerja berdiri (PT. Iskandar Indah Printing Textile, 2015). Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian dengan judul: Hubungan Risiko Kerja Berdiri Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Operator Mesin Tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan metode survey analitik. Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan di bagian operator mesin tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta pada Bulan Februari Tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan pekerja atau 6

karyawan pada bagian operator mesin tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta yang berjumlah 90 orang. Sampel 47 operator mesin tenun untuk shift pagi, siang dan malam. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner terstruktur untuk mengukur variabel yang diteliti. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan Sejarah geografis PT. Iskandar Indah Printing Textile (PT. Iskandartex) terletak di jalan pakel No. 11 RT 01 RW VIII Kelurahan Kerten Surakarta. PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan satu dari sekian banyak perusahaan textile yang mengolah bahan baku benang menjadi barang jadi yang berupa kain mentah (grey) yang kemudian meningkatkan jenis produksi berupa kain bercorak atau lebih dikenal dengan sebutan batik printing. Pada awal berdirinya, perusahaan bermodalkan 25 unit mesin tenun. Produksi perusahaan terus berjalan, hal ini dibuktikan pada tahun 1980 perusahaan mendatangkan mesin kanji yang fungsinya untuk mengeringkan kain secara otomatis langsung dari Taiwan. Pada tahun yang sama perusahaan juga memperluas bangunan dan menambah mesin tenun hingga 300 unit. Karena permintaan selalu meningkat maka perusahaan perlu menambah kapasitas produksi. Oleh karena itu guna kelancaran produksi kembali perusahaan menambah mesin hingga keseluruhan akhir tahun 1993 mencapai 614 unit. Penambahan mesin tenun tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Adapun mesin-mesin lain yang dimiliki perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi kain grey adalah : mesin palet 50 unit; mesin warping 2 unit; mesin kanji 2 unit; mesin boiler 1 unit; mesin felding 5 unit; mesin kelos 1 unit; dan mesin diesel 1 unit. Dalam perkembangannya PT. Iskandar Indah Printing Textile ini mengalami peningkatan mulai dari tenaga kerja, modal, fasilitas yang diberikan serta peralatan-peralatan yang digunakan. Produk utamanya adalah kain mentah (grey) terdiri dari grey cotton dan grey prima. Selain itu juga memproduksi kain printing. 7

Analisis Univariat 1. Karakteritik Subyek Penelitian Tabel 1. Karateristik Dasar Subyek Penelitian Karakteristik Frekuensi Presentase (%) Jenis Kelamin Perempuan 29 61.7 Laki-laki 18 38.3 Total 47 100.0 Umur 17-25 th 8 17.0 26-35 th 10 21.3 36-45 th 20 42.6 46-65 th 9 19.1 Total 47 100.0 Masa Kerja <5 th 14 29.8 5 th sd < 10 th 7 14.9 10 th sd < 15 th 3 6.4 >15 th 23 48.9 Total 47 100.0 Shift Kerja Malam 15 32.0 Siang 16 34.0 Pagi 16 34.0 Total 47 100.0 2. Hasil Pengukuran Risiko Kerja Berdiri Mean SD 37,72 9,94 12,96 5,50 Tabel 2. Hasil Pengukuran Risiko Kerja berdiri (Metode OWAS) Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Risiko Kerja Berdiri Frekuensi Persentase (%) Mean SD Resiko Rendah 16 34.0 Resiko Sedang 7 14.9 Resiko 14 29.8 Resiko Sangat 10 21.3 Total 47 100.0 2,38 1,17 Berdasarkan tabel 2 hasil pengukuran sikap kerja karyawan sebagian besar dalam kategori resiko rendah yaitu ada 16 responden (34,0%), kemudian dalam kategori resiko tinggi ada 14 responden (29,8%), kemudian dalam kategori resiko sangat tinggi ada 10 responden (21,3%) dan sebagian kecil dalam kategori sedang, yaitu ada 7 responden (14,9%). Secara numerik rata- rata kode resiko sikap kerja adalah 2,38 + 1,17. 3. Hasil Pengukuran Tingkat Kelelahan Tabel 3. Hasil Pengukuran Tingkat Kelelahan (Kuisioner Kelelahan Subyektif) Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Kelelahan Frekuensi Presentase (%) Mean SD Rendah 3 6.4 89,74 18,85 Sedang 7 14.9 15 31.9 Sangat 22 46.8 Total 47 100.0 8

Berdasarkan tabel 3 hasil pengukuran tingkat kelelahan karyawan sebagian besar dalam kategori sangat tinggi yaitu ada 22 responden (46,8%), kemudian dalam kategori tinggi ada 15 responden (31,9%), kemudian dalam kategori sedang ada 7 responden (14,9%) dan sebagian kecil dalam kategori rendah, yaitu ada 3 responden (6,4%). Secara numerik rata-rata skor penilaian kuisioner kelelahan subyektif adalah 89,74 + 18,85. Analisis Bivariat 1. Hubungan Karakteristik Responden dengan Kelelahan a. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kelelahan Kerja Tabel 4. Hasil uji Chi-Square Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Jenis Kelamin Kelelahan Rendah Sedang Sangat Total p r Perempuan 1 4 9 15 29 2.1% 8.5% 19.1% 31.9% 61.7% Laki-laki 2 3 6 7 18 4.3% 6.4% 12.8% 14.9% 38.3% Total 3 7 15 22 47 6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0% 0,684 0,175 Berdasarkan Tabel 4 Hasil uji korelasi Chi Square antara jenis kelamin dengan kepuasan kerja pada karyawan PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta diperoleh p- value = 0,684 (p-value >0,050) sehingga Ha ditolak maka dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin karyawan dengan kelelahan kerja karyawan, yang memiliki kelelahan kerja paling banyak pada jenis kelamin perempuan dengan kategori kelelahan kerja sangat tinggi. b. Hubungan Umur dengan Kelelahan Kerja Tabel 5. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Umur dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Umur Kelelahan Rendah Sedang Sangat Total p r 17-25 th 3 2 1 2 8 6.4% 4.3% 2.1% 4.3% 17.0% 26-35 th 0 3 2 5 10 0.0% 6.4% 4.3% 10.6% 21.3% 36-45 th 0 2 9 9 20 0.0% 4.3% 19.1% 19.1% 42.6% 46-65 th 0 0 3 6 9 0.0% 0.0% 6.4% 12.8% 19.1% Total 3 7 15 22 47 6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0% 0,012 0,364 1

Berdasarkan tabel 5 Hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) umur dengan tingkat kelelahan diperoleh p- value = 0,012 (p-value < 0,050) sehingga Ha diterima dan nilai koefisien korelasi (r) 0,364 dengan tingkat keeratan hubungan yang lemah dimana nilai (r) berada antara range 0,200-0,399 (lemah). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat kelelahan kerja dan hasil uji korelasi nilai (r) menunjukkan hubungan korelasi ke arah positif yaitu semakin tua umur karyawan maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. Responden yang mengalami kelelahan paling banyak pada umur 36-45 tahun dengan kategori kelelahan tinggi dan sangat tinggi. c. Hubungan Lama Kerja dengan Kelelahan Kerja Tabel 6. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Lama Kerja dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Kelelahan Masa Kerja Sangat Total p r Rendah Sedang <5 th 3 4 4 3 14 6.4% 8.5% 8.5% 6.4% 29.8% 5 sd < 10 th 0 1 4 2 7 0.0% 2.1% 8.5% 4.3% 14.9% 10 th sd < 15 th 0 1 1 1 3 0.0% 2.1% 2.1% 2.1% 6.4% >15 th 0 1 6 16 23 0.0% 2.1% 12.8% 34.0% 48.9% Total 3 7 15 22 47 6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0% 0,000 0,520 Berdasarkan tabel 6 Hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) masa kerja dengan tingkat kelelahan diperoleh p- value = 0,000 (p-value < 0,050) sehingga Ha diterima dan nilai koefisien korelasi (r) 0,520 dengan tingkat keeratan hubungan yang lemah dimana nilai (r) berada antara range 0,400-0,599 (sedang). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan tingkat kelelahan kerja dan hasil uji korelasi nilai (r) menunjukkan hubungan korelasi ke arah positif yaitu semakin lama masa kerja maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. Responden yang mengalami kelelahan paling banyak pada masa kerja > 15tahun dengan kategori kelelahan sangat tinggi. d. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Tabel 7. Hasil uji Chi Square Hubungan Antara Shift Kerja dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Kelelahan Shift Kerja Sangat Total p r Rendah Sedang Malam 1 1 4 9 15 2.1% 2.1% 8.5% 19.1% 31.9% 0,178 0,400 2

Shift Kerja Kelelahan Rendah Sedang Sangat Siang 0 4 3 9 16 0.0% 8.5% 6.4% 19.1% 34.0% Pagi 2 2 8 4 16 4.3% 4.3% 17.0% 8.5% 34.0% Total 3 7 15 22 47 6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0% Total p r Berdasarkan Tabel 7 Hasil uji korelasi Chi Square antara Shift dengan kelelahan kerja pada karyawan PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta diperoleh p- value =0,178 (p-value > 0,050) sehingga Ha ditolak maka dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara shift karyawan dengan kelelahan kerja karyawan, yang memiliki kelelahan kerja paling banyak pada shift kerja malam dan siang dengan kategori kelelahan kerja sangat tinggi. 2. Hubungan Risiko Kerja Berdiri dengan Tingkat Kelelahan Kerja Tabel 8. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Risiko Kerja Berdiri dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Kelelahan Sikap Kerja Berdiri Sangat Rendah Sedang Total p r Resiko Rendah 2 3 5 6 16 4.3% 6.4% 10.6% 12.8% 34.0% Resiko Sedang 1 2 3 1 7 2.1% 4.3% 6.4% 2.1% 14.9% Resiko 0 2 7 5 14 0.0% 4.3% 14.9% 10.6% 29.8% Resiko Sangat 0 0 0 10 10 0.0% 0.0% 0.0% 21.3% 21.3% 0,003 0,421 Total 3 7 15 22 47 6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0% Berdasarkan tabel 8 Hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) sikap kerja berdiri dengan tingkat kelelahan diperoleh p- value = 0,003 (p-value <0,050) sehingga Ha diterima dan nilai koefisien korelasi (r) 0,421 dengan tingkat keeratan hubungan yang sedang dimana nilai (r) berada antara range 0,400-0,599 (sedang). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja dengan tingkat kelelahan kerja dan hasil uji korelasi nilai (r) menunjukkan hubungan korelasi ke arah positif yaitu semakin baik tinggi risiko sikap kerja maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. Responden yang mengalami kelelahan paling banyak pada sikap kerja berdiri risiko sangat tinggi dengan kategori kelelahan sangat tinggi. 8

D. KESIMPULAN 1. Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat hasil yang signifikan antara risiko kerja berdiri dengan tingkat kelelahan kerja. 2. Umur Semakin tua umur karyawan maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. a. Jenis kelamin Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tingkat kelelahan kerja, tetapi perempuan memiliki kategori kelelahan kerja sangat tinggi, dikarnakan kekuatan fisik perempuan adalah 2/3 dari kekuatan fisik laki-laki. b. Lama kerja Terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan tingkat kelelahan kerja dimana semakin lama masa kerja semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. c. Shif kerja Tidak ada hubungan yang signifikan antara shif kerja karyawan dengan tingkat kelelahan kerja karyawan, dimana tingkat kelelahan yang lebih tinggi adalah shif malam dan siang, sedangkan shif kerja pagi lebih memiliki risiko kelelahan paling rendah. 3. Hasil pengukuran tingkat kelelahan karyawan sebagian besar dalam kategori sangat tinggi dimana dari 47 responden terdapat 22 responden dengan tingkat kelelahan sangat tinggi, 15 responden dengan tingkat kelelahan tinggi, 7 responden dengan tingkat kelelahan sedang, dan 3 responden dengan tingkat kelelahan rendah. 4. Ada hubungan yang signifikan antara risiko kerja berdiri dengan tingkat kelelahan kerja dimana responden dengan risiko kerja berdiri mengalami kelelahan sangat tinggi. E. SARAN 1. Bagi Pekerja Disarankan untuk memperbaiki sikap kerja untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan kelelahan kerja, selain itu juga disarankan untuk memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik mungkin, untuk mengurangi risiko kelelahan dalam bekerja. 2. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan diharapkan untuk memberikan tempat duduk pada pekerja dalam melakukan pekerjaannya sehingga perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja dan kelelahan pekerja sehingga produksi dapat maksimal. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambahkan variabel lain antara risiko kerja berdiri dengan karateristik pekerja sehingga dapat mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kelelahan dalam bekerja. 10

DAFTAR PUSTAKA Akerstedt T, Fredlund P, Gillberg M, Jansson B. 2002. Workload and workhour in relation to disturbed sleep and fatigue. Journal of Psychosomatic Research.. 53 (1): 585-8. Budiono.S,2003. Bunga Rampai Hieperkes & KK.Semarang: Universitas Diponegoro. Depkes RI, 2003, Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja, Depkes RI, Jakarta. Fitriansyah. 2013. Faktor-Faktor Sikap Kerja yang Menimbulkan Kelelahan Kerja. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Hidayat, T. 2000. Bahaya Laten Kelelahan Kerja. Jakarta: Harian Pikiran Rakyat. Manuaba, A.2007. Ergonomi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Editor : Sritomo Nindriyawati, A. 2010. Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko Dalam Proses Penggantian Catalys Di Butane Treater Dalam Upaya Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Petrochina International JABUNG LTD JAMBI. Skripsi.Program Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Nurmianto, E.2004. E rgonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Cetakan Pertama, Guna Widya, Surabaya. Nurmianto, E.2008. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua. Guna Widya, Surabaya, Indonesia. Notoadmodjo,S.,2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan E disi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Noor, N. 2003. Pengantar Epidemiolologi. Jakart : Rineka Cipta PT Iskandar Indah. 2013. Profil PT Iskandar Indah Tahun 2012. Karanganyar: Jawa Tengah. Rahmaniyah, D.A. 2007. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat Terhadap Keluhan Musculusceletal. https://www.google.co.id/ejournal. Rizki, A, 2007. Gambaran Sikap Kerja Terhadap Keluhan Kesehatan Pekerja Tukang Sepatu di Pusat Industri Kecil (PIK) Menteng Medan Tahun2007. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Santoso,G, 2013. Manajemen Kelelahan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Setyawati, L. 2003. Buku Panduan Pengukuran Waktu Reaksi Dengan Alat Pemeriksa Waktu Reaksi/ Reaction Timer L77. Yogyakarta: LAKASSIDAYA. Suma mur, P.K. 1996. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung. Jakarta. Suma'mur, PK.2006.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Toko. Gunung Agung. Tarwaka. 2010. Kesehatan Lingkungan Kerja. Surakarta: Cipta Media Tarwaka. 2011. E rgonomi Industri. Cetakan kedua. Surakarta: Harapan press. Wingjosoebroto. 2008. Proses Akumulasi Kelelahan dan faktor-faktor penyebabnya 11