Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

Peran Penyuluh Dalam Upaya Meningkatkan Produktifitas Padi Mendukung Swasembada Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

KEBIJAKAN ANTISIPATIF DAN STRATEGI PENGGALANGAN PETANI MENUJU SWASEMBADA JAGUNG NASIONAL

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014)

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II 2014)

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II 2015)

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

Inovasi Pertanian 2015

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

Kualitas Gizi Faktor Penting Pembangunan

I. PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia. Salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *)

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

KETERANGAN TW I

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA SEMENTARA 2015)

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN UBI JALAR DAN PELUANG PENGEMBANGANNYA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN ANGKA RAMALAN II 2015

PRODUKSI PADI TAHUN 2013 (ANGKA TETAP) MENGALAMI KENAIKAN 20,84 PERSEN DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2014 DIPERKIRAKAN NAIK PERSEN.

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung memiliki nilai gizi yang

Pedoman Umum. PTT Jagung

Transkripsi:

Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010 Dalam artikel terdahulu telah disinggung teori Thomas Robert Malthus yang mengatakan bahwa jumlah penduduk meningkat secara deret ukur, sedangkan jumlah makanan yang tersedia meningkat secara deret hitung. Artinya dalam periode tertentu, misalnya jumlah penduduk suatu daerah naik dari 2 juta orang (pada tahun 1800), menjadi 4 juta orang (1850), menjadi 8 juta orang (1900), menjadi 16 juta orang (1950), menjadi 32 juta orang (2000). Sedangkan persediaan makanan secara alami cukup untuk 2 juta orang (pada tahun 1800), cukup untuk 4 juta orang (1850), tetapi hanya cukup untuk 6 juta orang (1900), untuk 8 juta orang (1950), dan untuk 10 juta orang (2000). Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut. Jika kondisi demikian dibiarkan, maka pada tahun 1800 sampai tahun 1850 tidak ada masalah karena persediaan makanan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tinggal di daerah tersebut. Masalah mulai timbul pada tahuntahun setelah itu. Pada tahun 1900 makanan hanya cukup untuk 6 juta orang, sedangkan jumlah penduduk telah mencapai 8 juta orang. Pada tahun 1950 makanan hanya cukup untuk 8 juta orang, sedangkan jumlah penduduk telah mencapai 16 juta orang. Bahkan pada tahun 2000 makanan hanya cukup untuk 10 juta orang, sedangkan jumlah penduduk telah mencapai 32 juta orang. Salah satu upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan, agar makanan yang tersedia juga meningkat menurut deret ukur atau sebanding dengan pertumbuhan penduduk, adalah dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang bisa dikuasainya. Di pihak pemerintah, ada Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian yang salah satu tugasnya melakukan penelitian dan pengembangan untuk dapat menghasilkan inovasi teknologi tanaman pangan yang dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Teknologi tersebut dapat dalam bentuk :Â - Fisik materi (bahan) seperti varietas unggul, pupuk (formulasi pupuk/ pupuk hayati), dan pestisida. - Rekomendasi teknologi, diantaranya pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tanaman (hama), dan penggunaan air. - Teknologi proses, misalnya produksi benih, produksi pupuk hayati, dan produksi pestisida hayati atau nabati. - Rancang bangun/ prototipe alat dan mesin pertanian, misalnya pompa air, alat tanam, aplikator pupuk, pembumbun, penyiang, pemipil, dan pengering.

Data peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan yang dirilis oleh Kementerian Pertanian menyatakan bahwa dalam kurun wkatu 2005 â 2009, produksi tanaman pangan umumnya mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan periode sebelumnya. Produksi padi meningkat dari dari 54,09 juta ton pada tahun 2004 menjadi 60,33 juta ton pada tahun 2008 dengan laju peningkatan 2,78% pertahun. Produksi jagung bahkan meningkat dengan laju 9,52% pertahun. Produksi tanaman pangan lainnya juga mengalami peningkatan yang cukup berarti. Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada tabel berikut. Produksi dan Konsumsi Jagung Nasional 2005 â 2009. Produksi jagung nasional pada tahun 2005 sebesar 12,52 juta ton pipilan kering (ton PK). Meskipun pada tahun 2006 produksinya sempat turun menjadi 11,61 juta ton PK, pada tahun 2007 mampu ditingkatkan kembali menjadi 13,28 juta ton PK. Selanjutnya terus meningkat, menjadi 16,32 juta ton PK pada tahun 2008 dan menjadi 17,66 juta ton PK pada tahun 2009. Sementara konsumsi jagung nasional pada tahun 2005 sebesar 12,26 juta ton PK. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun, menjadi 12,50 juta ton PK pada tahun 2006, menjadi 13,29 ton PK pada tahun 2007, menjadi 16,32 juta ton PK pada tahun 2008, dan menjadi 17,66 juta ton PK pada tahun 2009. Perlu pula diketahui bahwa konsumsi jagung nasional terdiri dari untuk konsumsi langsung, keperluan benih tanaman jagung, untuk pakan ternak, tercecer atau susut, dan keperluan lainnya seperti diolah menjadi produk makanan olahan. Dengan demikian, terdapat surplus sebesar 0,26 juta ton PK pada tahun 2005, tetapi menjadi minus 0,89 juta ton PK pada tahun 2006. Karena produksi berhasil ditingkat kembali pada tahun 2007 sehingga terdapat surplus sebesar 0,07 juta ton PK. Selanjutnya menjadi surplus sebesar 1,66 juta ton PK pada tahun 2008 dan surplus sebesar 1,98 juta ton PK pada tahun 2009 (lihat tabel 3).

Apabila tabel diatas dianalisa lebih dalam, maka akan diketahui bahwa selama 5 tahun terakhir, produksi jagung nasional meningkat 9,95 persen pertahun, dan produktivitasnya naik 4,78 persen. Bahkan dalam 3 tahun terakhir, produksi jagung nasional meningkat 15,16 persen pertahun, dan produktivitasnya naik 6,72 persen. Proyeksi Produksi dan Kebutuhan Jagung Nasional 2009 â 2014. Dalam rangka mempertahankan swasembada pangan, khususnya jagung, instansi terkait telah membuat proyeksi tentang produksi dan konsumsi jagung nasional untuk tahun 2009 â 2014. Produksi jagung nasional pada tahun 2009 sebesar 17,66 juta ton PK (Aram III BPS), diproyeksikan akan naik menjadi 19,80 juta ton PK pada tahun 2010, menjadi 22 juta ton PK pada 2011, menjadi 24 juta ton PK pada 2012, menjadi 26 juta ton PK pada 2013, dan pada tahun 2015 diproyeksikan mencapai 29 juta ton PK. Hasil atau produksi tersebut akan mampu dicapai apabila luas panen juga naik dan produktivitasnya ditingkatkan dari tahun ke tahun, sebagaimana digambarkan dalam tabel 4. Tabel tersebut juga menginformasikan kepada kita bahwa produksi jagung diproyeksikan naik rata-rata 10% per tahun, luas panen diproyeksikan naik rata-rata 4,07% per tahun, dan produktivitas jagung diproyeksikan naik rata-rata 6,93% per tahun. Untuk dapat meningkatkan produktivitas inilah diperlukan penerapan teknologi yang mutakhir. Jika dilihat dari segi konsumsi, diproyeksikan kebutuhan jagung nasional naik sekitar 2 juta ton PK pertahun. Jika pada tahun 2009, kebutuhan jagung mencapai 19,76 juta ton PK, maka kebutuhan tersebut akan menjadi 21,95 juta ton PK pada 2011, naik menjadi 24,20 pada tahun 2012, kemudian menjadi 25,97 pada tahun 2013, dan naik menjadi 28,92 pada tahun 2014. Perlu pula dicatat bahwa jumlah kebutuhan jagung nasional tersebut telah temasuk untuk cadangan (stok) sebesar 2 juta ton PK pada tahun 2010. Jumlah stok tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun, hingga menjadi 6 juta ton PK pada tahun 2014. Cadangan jagung tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk diekspor atau untuk keperluan lain seperti untuk diolah menjadi bahan bakar.

Upaya Kementerian Pertanian Sebagaimana telah disinggung pada halaman 1 bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan. Misalnya, secara terus menerus Balitbang Tanaman Pangan Kementerian Pertanian melakukan penelitian dan pengembangan tanaman jagung, termasuk inovasi teknologi pembudidayaan jagung. Selama periode 2003 â 2009, Balai Penelitian Seralia Maros telah menemukan sebanyak 6 varietas bibit jagung baru, yaitu : Bima 1 sampai Bima 6. Bima 1 â 5 sudah diperbanyak melalui kerjasama dengan pihak swasta, dan sudah dimanfaatkan oleh petani. Sementara Bima 6 juga akan dilepas kepada petani dalam waktu dekat. Disamping itu, Balai Penelitian Serealia Maros juga telah menemukan bibit jagung varietas terbaru yang usianya hanya 85 hari, jauh lebih pendek dari sebelumnya yang mencapai 110 hari. Bibit baru tersebut sudah diujicobakan di 20 lokasi di seluruh Indonesia, dan produktivitasnya antara 12 â 14 ton perhektar. Sebagai perbandingan, produktivitas bibit terdahulu hanya 7,0 â 11,7 ton perhektar. Agar hasil karya para peneliti tersebut dapat diaplikasikan oleh petani, maka perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas pada umumnya, dan masyarakat petani pada khususnya. Sosialisasi yang dilaksanakan dapat berupa Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG), Jambore Sekolah Lapangan Pengelolaan Sumberdaya Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi- Jagung-Kedelai, Pekan Serelia Nasional (PSN) dan lain-lain. Khusus untuk serealia (padi, jagung, sorgum dan gandum) akan dilaksanakan Pekan Serelia Nasional pada tanggl 26 â 30 Juli 2010 di Balai Penelitian Tanaman Serealia yang berlokasi di Maros Sulawesi Selatan, dengan tujuan untuk mensosialisasikan dan mendiseminasikan hasil-hasil penelitian serealia nasional, khususnya komoditas jagung. Acara tersebut juga sebagai : - Wahana komunikasi hasil-hasil penelitian serealia, khususnya jagung. - Memecahkan masalah teknis pertanian, sosial-budaya dan ekonomi. - Mempercepat diadopsinya teknologi serealia unggul baru.â - Mendukung program swasembada dan kemandirian pangan dan pakan yang berkelanjutan. ( Ibnu Purna/ Hamidi )