STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus

MUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

TEKNIK PENYARADAN KAYU

PRODUKTIVITAS DAN BIAYA KEGIATAN PENYARADAN MENGGUNAKAN SKIDDER DAN BULLDOZER PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. WIRAKARYA SAKTI, JAMBI

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DAN EFISIENSI WAKTU KERJA KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI IUPHHK HA DI PAPUA BARAT WIDA NINGRUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

TEKNIK PENGANGKUTAN KAYU DI HUTAN RAWA GAMBUT (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop.

Ciri Limbah Pemanenan Kayu di Hutan Rawa Gambut Tropika. (Characteristics of Logging Waste in Tropical Peat Swamp Forest)

STUDI PENYARADAN KAYU DENGAN SISTEM MONOKABEL (MESIN PANCANG) DI KAMPUNG SUNGAI LUNUQ KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan


PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KABEL LAYANG DI HUTAN RAKYAT. Oleh: Dulsalam 1) ABSTRAK

PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA RANGKAIAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN MENGGUNAKAN SAMPAN DARAT DI PT MITRA KEMBANG SELARAS PROVINSI RIAU

Oleh/Bj : Maman Mansyur Idris & Sona Suhartana

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

PEMBELAJARAN PENERAPAN RIL-C DI PERUSAHAAN (PENERAPAN PRAKTEK PENGELOLAAN RENDAH EMISI DI HUTAN PRODUKSI DI AREAL PT. NARKATA RIMBA DAN PT.

Bab III PERENCANAAN PEMANENAN HASIL HUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II SISTEM PEMANENAN HASIL HUTAN

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah

PERANCANGAN JALAN SAARAD UNTUK MEMINIMALKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

DAMPAK PEMANENAN KAYU TERHADAP TERJADINYA KETERBUKAAN LANTAI HUTAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

FAKTOR EKSPLOITASI HUTAN TANAMAN MANGIUM ( Accacia mangium Wild): STUDI KASUS DI PT TOBA PULP LESTARI Tbk., SUMATERA UTARA

Oleh/By : Marolop Sinaga ABSTRACT

LAPORAN PERHITUNGAN RD, RS, PERSEN PWH, JARAK SARAD RATA RATA DI PETA BERDASARKAN METODE SACHS (1968)

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMADATAN TANAH AKIBAT PENYARADAN KAYU DENGAN TEKNIK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DI KALIMANTAN BARAT

MUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

Pengertian, Konsep & Tahapan

a. Biaya tetap Perhitungan biaya tetap menggunakan rumus-rumus menurut FAO (1992) dalam Mujetahid (2009) berikut: M R Biaya penyusutan: D = N x t

BAB III METODE PENELITIAN

KETERBUKAAN AREAL HUTAN AKIBAT KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI PULAU SIBERUT KEPULAUAN MENTAWAI SUMATERA BARAT ADYTIA MACHDAM PAMUNGKAS

PENGARUH PEMBUATAN TAKIK REBAH DAN TAKIK BALAS TERHADAP ARAH JATUH POHON : STUDI KASUS DI HUTAN TANAMAN DI PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN

MEMPELAJARI TUGAS KEPALA PENGADAAN LOG OLEH: NANANGZULlZARNAEN. E3I.l215. a -. - :...,. ~... ' JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU Medan 2)

BIAYA DAN PRODUKTIVITAS TREE LENGTH LOGGING DI HUTAN ALAM PRODUKSI (Cost and Productivity of Tree Length Logging in Natural Production Forest)

PEMANENAN KAYU DI HUTAN RAWA GAMBUT DI SUMATERA SELATAN (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop.

Oleh/Bj : Sona Suhartana dan Maman Mansyur Idris. Summary

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PERHITUNGAN FAKTOR KOREKSI VCORR DAN TCORR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Kehutanan Sumatera, Aek Nauli

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen)

Analisis Potensi Limbah Penebangan dan Pemanfaatannya pada Hutan Jati Rakyat di Kabupaten Bone

Y = XI dengan ~ lai R~ sebesar 4.4% dan R2 terkoreks sebesar 1.6%. Nilai F hitung

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN LATAR BELAKANG. Defisit kemampuan

Yosep Ruslim 1 dan Gunawan 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKTIFITAS PENGUMPULAN KAYU KE TEPI JALAN LOGGING DENGAN MENGGUNAKAN CHEVROLET C-50 PADA KEGIATAN PENYARADAN DI PT. MHP, SUMATERA SELATAN

Oleh/By: Sukadaryati ABSTRACT. The extraction of pine logs of thinning activity in plantation forest area is

ANALISIS BIAYA PEMANENAN KAYU BULAT SISTEM KEMITRAAN HPH - KOPERASI DESA DI KALIMANTAN TENGAH

DAMPAK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DAN KONVENSIONAL TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DI HUTAN ALAM

PRODUKTIFITAS PENGUMPULAN KAYU KE TEPI JALAN LOGGING DENGAN MENGGUNAKAN CHEVROLET C-50 PADA KEGIATAN PENYARADAN DI PT. MHP, SUMATERA SELATAN

PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KABEL LAYANG P3HH24 DI HUTAN TANAMAN KPH SUKABUMI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DI HUTAN TANAMAN RAWA GAMBUT: STUDI KASUS DI SALAH SATU PERUSAHAAN HUTAN DI RIAU

POTENSI LIMBAH DAN TINGKAT EFEKTIVITAS PENEBANGAN POHON DI HUTAN DATARAN RENDAH TANAH KERING META FADINA PUTRI

BAB III METODE PENELITIAN

Sriyoto Andi Irawan Kianditara. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu PENDAHULUAN

Oleh/By : Yosep Ruslim. Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawaraman ABSTRACT

III. METODOLOGI PE ELITIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan tepat. Sumber daya hutan dapat menghasilkan hasil hutan yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU DI LOKASI PENEBANGAN IUPHHK-HA PT. ANDALAS MERAPI TIMBER. Oleh: WAHYUNI/ TEKNOLOGI HASIL HUTAN

PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DENGAN TRAKTOR PERTANIAN YANG DILENGKAPI ALAT BANTU

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus : PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab.

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

bidang utama keahlian Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan. 2) Peneliti yunior pada Pusat Litbang Hasil Hutan Bogor, Departemen Kehutanan

EFISIENSI KEBUTUHAN PERALATAN PEMANENAN DI HUTAN TANAMAN INDUSTRI, DI KALIMANTAN BARAT

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (TPTJ)

Jurnal Pertanian Tropik ISSN Online No : Vol.3, No.1. April (2) : 17-24

PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN

PERBANDINGAN BESARNYA KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL PADA PEMANENAN KAYU MENGGUNAKAN METODE REDUCED IMPACT LOGGING DAN CONVENTIONAL LOGGING DI IUPHHK PT

PENGANGKUTAN KAYU MENGGUNAKAN LIMA JENIS TRUK DI DUA HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI SUMATERA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sona Suhartana dan Yuniawati

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Maman Mansyur Idris & Soenarno. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Jalan Gunung Batu No. 5 Bogor Telp./Fax (0251) ,

PERENCANAAN PEMANENAN KAYU

seluas Ha yang seluruhnya terletak di kelompok B. KONFIGURASI LAPANGAN, TANAH DAN IKLIM Kiani Lestari di kelompok Hutan Jele-Beliwit

LAPORAN PERSEN PWH : JONIGIUS DONUATA NIM : : KETEKNIKAN KEHUTANAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN

: 1. Prof. Dr. Ir. Iswara Gautama, MP 2. Prof. Dr. Ir. Muh. Dassir, MSi 3. Dr. Ir. A. Mujetahid, MP 4. Nurdin, S.Hut.,M.Hut.

PERANCANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN BIAYA STANDAR UNTUK MELIHAT PENCAPAIAN TARGET RENCANA KERJA TAHUNAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN DI PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM Muhdi, *) Abstract The objective of this research was to know the productivity skidding by tractor of Komatsu D70 LE. Result of this research indicate that the productivity skidding by tractor of Komatsu D70 LE was 19.92 m 3 /jam (the average of skidding distance, log volume and topography were 368.01 m; 7.47 m 3 and 20.02 % respectively). The research indicate that the effect of skidding distance, log volume and topography to the productivity of skidding by tractor of Komatsu D70 LE is found that the regression was Y = 18.353 + 2.059 (X 1 ) 0,018 (X 2 ) 0.365 (X 3 ). Keywords: Skidding, Productivity, Tractor Abstrak Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas penyaradan kayu dengan traktor Komatsu D70 LE. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas penyaradan kayu dengan menggunakan traktor D70 LE sebesar 19,92 m 3 /jam (di mana rata-rata jarak sarad, volume sarad, dan kemiringan lapangan masing-masing sebesar 368,01 m; 7,47 m 3 and 20,02%). Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh jarak sarad, volume sarad, dan kemiringan lapangan terhadap produktivitas penyaradan kayu dengan menggunakan traktor Komatsu D70 LE didapat persamaan regresi Y = 18,353 + 2,059 (X 1 ) 0,018 (X 2 ) 0,365 (X 3 ). Kata kunci: Penyaradan kayu, Produktivitas, Traktor A. PENDAHULUAN Penyaradan merupakan salah satu tahap penting dalam pemanenan kayu yang bertujuan untuk memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan sementara di jalan angkutan yang perlu mendapatkan perhatian mengingat hutan Indonesia tersebar luas dengan keadaan lapangan, antara lain topografi, lokasi, dan jarak yang beragam. Faktor utama yang menentukan pemilihan sistem penyaradan adalah diameter kayu serta kondisi topografi. Dirjen Kehutanan (1979) menyatakan bahwa penggunaan peralatan penyaradan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan lapangan, karena kegiatan penyaradan kayu umumnya dilakukan secara mekanis, seperti penyaradan menggunakan kabel dan penyaradan dengan menggunakan traktor atau skidder. Dipodiningrat (1980) dalam Warman (2003), aspek-aspek yang mempengaruhi produktivitas penyaradan adalah jarak sarad, volume kayu yang disarad, topografi, cuaca, *) keadaan tanah dan keterampilan PS Teknologi Hasil Hutan FP USU operator. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas alat sarad, maka faktor yang mempengaruhi penyaradan perlu dipertimbangkan. Sehingga menunjang pelaksanaan penyaradan kayu sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu diperlukan pengkajian ilmiah untuk mengetahui produktivitas traktor dalam penyaradan kayu serta jumlah traktor yang digunakan, sehingga pemanfaatan hutan sebagai sumber kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui produktivitas penyaradan dengan traktor Komatsu D70 LE. 7

B. METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Data primer yaitu data yang diambil melalui pengamatan langsung di lapangan. Pengukuran kegiatan pada satu unit traktor sarad yang melakukan kegiatan penyaradan dengan jenis Komatsu D70 LE. Data yang diambil meliputi: (a). Waktu penyaradan, yakni waktu total dari tiap elemen kerja kegiatan penyaradan. Waktu tiap elemen kerja penyaradan dengan traktor diamati pada waktu penyaradan dilakukan dan diukur dengan dua stop watch secara nullstop; (b). Kemiringan jalan sarad yang diukur dengan menggunakan clinometer dari tunggak (tempat pohon ditebang) ke arah tempat kayu dilepaskan (TPn); (c) Jarak sarad, diukur dengan menggunakan meteran dari tempat kayu yang akan disarad sampai ke tempat pengumpulan kayu (landing); dan (d) Volume kayu yang disarad yang diperoleh dengan cara mengukur diameter, berupa diameter pangkal dan diameter ujung serta panjang kayu yang disarad dengan menggunakan meteran di tempat pengumpulan kayu (landing). Pengolahan Data 1. Perhitungan volume kayu yang disarad Volume penyaradan tiap trip dihitung menurut rumus yang digunakan oleh Dulsalam dan Sukadaryati (2001) berikut: 2. Produktivitas penyaradan Rumus umum produktivitas penyaradan dalam kegiatan penyaradan dihitung menurut rumus yang digunakan oleh Dulsalam dan Sukadaryati (2001) berikut: P = V T Keterangan: P = Produktivitas penyaradan (m 3 /jam) V = Volume kayu yang disarad (m 3 ) T = Waktu penyaradan (jam) Analisis Data Model persamaan regresi berganda menurut Sudjana (1992) digunakan untuk mengetahui pengaruh jarak, volume kayu, dan kemiringan jalan terhadap produktivitas penyaradan traktor jenis Komatsu D70 LE. Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 Keterangan: Y = Produktivitas penyaradan β 0 = Konstanta β 1 = Koefisien regresi jarak sarad β 2 = Koefisien regresi volume kayu yang disarad β 3 = Koefisien regresi kemiringan jalan sarad X 1 = Jarak sarad X 2 = Volume kayu yang disarad X 3 = Kemiringan jalan sarad C. HASIL DAN PEMBAHASAN 2 π Waktu Kerja Penyaradan d1 + d 2 V = x x L 4 2 Waktu traktor beroperasi dalam setiap siklus penyaradan dibagi menjadi waktu efektif dan waktu tidak efektif. Waktu efektif terdiri dari unsur kerja efektif yaitu traktor Keterangan: menuju tempat tebangan, manuver alat V = Volume log/kayu (m 3 ) sarad pada kayu yang akan disarad, d 1 = Rata-rata diameter pangkal (m) mengulur sling dan pasang kait, menyarad d 2 = Rata-rata diameter ujung (m) kayu, melepaskan kait dan menggulung L = Panjang log (m) sling serta menyusun/menumpuk kayu di π = Konstanta (3,14) tempat pengumpulan kayu sementara/tpn. 8

Waktu tidak efektif yaitu waktu yang dihitung bila adanya gangguan ketika kegiatan penyaradan berlangsung seperti kerusakan alat, menunggu pembantu operator turun-naik traktor, lepasnya sling dari kayu ketika disarad, kayu sarad yang tersangkut pohon lain, pemotongan kayu sarad, mencari kayu yang akan disarad, dan waktu istirahat. Tabel 1. Rata-Rata Waktu Efektif dan Tidak Efektif Kegiatan Penyaradan dengan Traktor Komatsu D70 LE Waktu Efektif Waktu Tidak Efektif Unsur Kerja Rata-rata (menit) Rata-rata (menit) a. Traktor menuju tempat tebangan b. Manuver alat sarad pada kayu yang akan disarad c. Mengulur sling dan pasang kait d. Menyarad kayu e. Melepaskan kait dan menggulung sling f. Menumpuk/menyusun kayu sarad di TPn 28,44 1,9 2,28 31,14 0,33 2,06 14,57 2,78 4,07 1,96 0,51 - Jumlah 66,15 23,89 Pada Tabel 1 dapat dilihat waktu kerja efektif per trip dari kegiatan penyaradan di areal HPH PT. Andalas Merapi Timber yang diukur saat penelitian pada petak tebangan 116 adalah sebesar 66,15 menit atau 73,46% dari rata-rata waktu kerja total kegiatan penyaradan dengan jarak rata-rata sebesar 368,01 meter, volume kayu ratarata sebesar 7,47 m 3, kemiringan jalan ratarata sebesar 20,02%. Waktu kerja tidak efektif dari kegiatan penyaradan sebesar 23,89 menit atau 26,54% dari rata-rata waktu kerja total kegiatan penyaradan. Waktu kerja tidak efektif dapat saja bertambah sesuai dengan penambahan waktu gangguan yang digunakan, yang mengakibatkan menurunnya produktivitas penyaradan. Waktu kerja tidak efektif dapat ditekan dengan peningkatan disiplin kerja, koordinasi antara penebang dengan penyarad sehingga dapat meningkatkan produktivitas penyaradan. Kegiatan menyarad kayu mempunyai waktu kerja rata-rata yang terbesar 31,14 menit atau 34,58% dari waktu total ratarata. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemiringan jalan, jarak, dan volume kayu mempengaruhi waktu yang dibutuhkan traktor untuk menyarad kayu ke TPn, karena disebabkan oleh pengaruh jarak sarad, kemiringan jalan sarad, volume kayu yang disarad, kerapatan tegakan, keadaan tanah, jenis tanah, dan keterampilan operator. Teknis penyaradan kayu pada kondisi menaiki lereng seperti menunjukkan bahwa adanya batasan beban muatan yang disarad traktor, oleh karena itu perlu dilakukan pengurangan ukuran muatan sehingga pada kemiringan jalan sarad yang curam kayu tidak terjungkal. Seperti yang dikemukakan oleh Haryanto (1997) pada traktor yang berjalan menaiki lereng maka akan kekurangan atau kehilangan daya, karena untuk maju dan untuk mengatasi tahanan lerengnya sendiri. Untuk itu dibutuhkan perhitungan bahwa setiap kenaikan kemiringan jalan sarad sebesar 1%, maka pengurangannya adalah 10 Kg setiap ton berat traktor. Haryanto (1997) menyatakan bahwa penyaradan dengan traktor ke arah bukit atau menuruni bukit berpengaruh kurang baik terhadap kondisi lingkungan karena dapat menyebabkan erosi dan menyulitkan regenerasi. Dalam aturannya penyaradan baiknya diarahkan sedapat mungkin 9

menuruni bukit sehingga tempat pengumpulan kayu terletak di bawah. Bila traktor berjalan menuruni lereng maka muatan yang dapat ditarik akan lebih besar. Waktu rata-rata terbesar setelah kegiatan menyarad kayu adalah kegiatan yakni traktor menuju tempat tebangan. Kegiatan traktor menuju tempat tebangan mempunyai waktu kerja rata-rata sebesar 28,44 menit atau 31,58% dari waktu kerja total rata-rata dalam kegiatan penyaradan. Waktu yang dibutuhkan traktor menuju tempat tebangan (tidak bermuatan) dipengaruhi oleh jarak sarad (jarak TPn dengan kayu yang akan disarad) dan kemiringan jalan. Produktivitas Penyaradan Hasil perhitungan produktivitas penyaradan saat melakukan penelitian menggunakan traktor Komatsu D70 LE di areal kerja HPH PT. Andalas Merapi Timber yang dihitung pada setiap kelas kemiringan jalan sarad 8-16% (landai), 16-25% (agak curam) dan 25-40% (curam) dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jarak terdekat adalah 139 meter dan jarak terjauh 649 meter dengan rata-rata sebesar 368,01 meter. Volume kayu berkisar antara 2,50 m 3 hingga 13,57 m 3 dengan rata-rata sebesar 7,47 m 3. Kemiringan jalan terendah yang ditempuh oleh traktor adalah 12,80% dan yang tertinggi 34,60% dengan rata-rata sebesar 20,02%. Dengan waktu kerja total yang berkisar 12,45 menit hingga 61,12 menit dengan rata-rata sebesar 23,28 menit, maka diperoleh besarnya produktivitas kayu yang disarad dengan menggunakan traktor jenis Komatsu D70 LE di areal kerja HPH PT. Andalas Merapi Timber yang bervariasi mulai dari 3,50 m 3 /jam hingga 43,08 m 3 /jam dengan rata-rata 19,92 m 3 /jam. Jarak sarad merupakan salah satu peubah yang penting dalam menentukan produktivitas kerja penyaradan. Jarak akan bergantung kepada luas areal penyaradan, lokasi jalan, keadaan lapangan, dan kelerengan. Pada umumnya semakin jauh lokasi jalan angkutan akan semakin panjang jarak saradnya. Kadang-kadang operator traktor menaiki lereng bukit untuk mempersingkat jarak sarad, sebab bila harus berjalan horizontal jarak saradnya akan bertambah jauh yang dapat menambah waktu penyaradan. Jarak sarad optimum tergantung pada kondisi lapangan fisik dan mesin yang digunakan. Jarak sarad ekonomis dijadikan pilihan utama di lapangan sehingga menyebabkan produktivitas tinggi. Menurut Budiaman (1996) jarak sarad dengan menggunakan traktor tidak lebih dari 500 m, karena dipengaruhi oleh kondisi lapangan, tipe traktor yang digunakan, dan kemampuan/keahlian operator. Apabila jarak sarad terjauh lebih dari 500 m, tentunya hal ini menambah biaya penyaradan. Siswantoyo (1982) dalam Nuryawan (2002) menyatakan bahwa volume kayu per ha atau per pohon merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pemanenan hasil hutan khususnya penyaradan kayu, karena semakin banyak potensi yang dikandung oleh hutan maka kegiatan penyaradan kayu akan memberikan hasil yang besar pula. Oleh karena itu, volume kayu yang disarad diharapkan sebesar mungkin dengan tidak melebihi kapasitas muatan traktor sehingga produktivitas yang dihasilkan dapat lebih besar dan biaya yang dikeluarkan dari kegiatan penyaradan dapat ditekan seminimal mungkin. 10

Tabel 2. Produktivitas Rata-Rata Kegiatan Penyaradan dengan Traktor Komatsu D70 LE di HPH PT. Andalas Merapi Timber No Uraian Satuan Kisaran Jumlah Rata-rata 1 Jarak sarad Meter 139-649 1104,03 368,01 2 Volume kayu yang disarad M 3 2,50-13,57 22,41 7,47 3 Kemiringan jalan sarad % 12,80 34,60 60,06 20,02 3 Waktu total rata-rata Menit 12.45-61,12 69,84 23,28 4 Produktivitas M 3 /jam 3,50-43,08 59,75 19,92 Produktivitas penyaradan di lokasi penelitian di areal kerja HPH PT. Andalas Merapi Timber relatif tinggi. Departemen Kehutanan (1989) menyatakan bahwa jumlah peralatan yang berhubungan langsung dengan log di antaranya berpedoman pada suatu ketentuan, yaitu satu unit traktor berkapasitas 10.000 m 3 per tahun. Produktivitas penyaradan menggunakan traktor sebesar 50 100 m 3 /hari dengan waktu kerja efektif yakni tujuh jam sehari. Saat melakukan penelitian, waktu kerja efektif yang digunakan adalah tujuh jam sehari untuk mencapai target produksi sehingga produktivitasnya tinggi. Hal ini juga disebabkan karena traktor mampu bekerja pada daerah yang curam pada kemiringan mencapai 40%. Namun untuk menghindari kerusakan lingkungan penggunaan traktor diusahakan hanya pada daerah dengan kemiringan tidak lebih dari 30%. Produktivitas penyaradan tergantung pada sistem penyaradan dan alat penyaradan yang digunakan. Budiaman (1997) menyatakan bahwa penggunaan peralatan penyaradan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan lapangan, karena kegiatan penyaradan kayu umumnya dilakukan secara mekanis. Pada penelitian ini traktor yang digunakan adalah traktor Komatsu D70 LE tahun pembuatan 1997 dengan kondisi 70% setelah pemakaian 8 tahun, dengan produktivitas per jam sebesar 19,92 m 3 /jam, tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan traktor Komatsu D85 E SS-2 yang digunakan Warman (2003) dalam penelitiannya di HPH Koperasi Andalas Madani Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat, yang menghasilkan produktivitas penyaradan sebesar 19,27 m 3 /jam dengan volume rata-rata sebesar 6,86 m 3, jarak rata-rata yang ditempuh sejauh 190,09 m dan kemiringan lapangan rata-rata 16,61%. Namun jauh berbeda jika dibandingkan dengan penyaradan kayu menggunakan traktor jenis Caterpilar D7G yang digunakan Nuryawan (2002) dalam penelitiannya di HPH PT. Hutani Bhara Union Lestari Provinsi Sumatera Barat, yang menghasilkan produktivitas sebesar 6,75 m 3 /jam dengan volume rata-rata sebesar 3,85 m 3, jarak rata-rata yang ditempuh sejauh 288,92 m Produktivitas penyaradan di lokasi penelitian tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Warman (2003) karena dipengaruhi oleh jarak, volume kayu, dan kemiringan jalan sarad. Waktu kerja yang dibutuhkan dalam penyaradan per tripnya di lokasi penelitian adalah 23,28 menit dengan volume rata-rata 7,47 m 3 sedangkan di HPH Koperasi Andalas Madani waktu kerja rata-rata per tripnya 23,49 menit dengan volume rata-rata 6,86 m 3. Dengan melihat perbandingan di atas terlihat bahwa jarak, volume dan kemiringan jalan sarad yang tidak jauh berbeda menyebabkan besarnya produktivitas kerja penyaradan yang tidak jauh berbeda pula. 11

Pengaruh Jarak, Volume Kayu, dan Kemiringan Jalan Sarad terhadap Produktivitas Penyaradan Menggunakan Traktor Jenis Komatsu D70 LE Produktivitas penyaradan dengan menggunakan traktor Komatsu D70 LE di areal kerja HPH PT. Andalas Merapi Timber dipengaruhi oleh volume kayu (X 1 ), jarak (X 2 ) dan kemiringan jalan (X 3 ). Persamaan regresi berganda untuk melihat hubungan antara produktivitas dengan volume kayu, jarak dan kemiringan jalan adalah: Y= 18,353 + 2,059 (X 1 ) 0,018 (X 2 ) 0,365 (X 3 ). Besarnya pengaruh volume kayu, jarak, dan kemiringan jalan terhadap produktivitas penyaradan terlihat dari nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 73,3%, berarti produktivitas dipengaruhi oleh volume kayu, jarak, dan kemiringan jalan sebesar 73,3% sedangkan sisa 26,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teranalisa di antaranya, tipe alat yang digunakan, keterampilan operator, dan pembantu operator, waktu kerja penyaradan, kerapatan tegakan/tumbuhan bawah, jenis dan keadaan tanah, cuaca, dan sebagainya. Haryanto (1997) menyatakan bahwa volume kayu yang disarad merupakan variabel kritis yang mempengaruhi produktivitas penyaradan, karena semakin kecil pohon dan semakin kecil volume menghasilkan produktivitas rendah sehingga menaikkan biaya produksi per satuan volume. Semakin besar volume kayu yang disarad maka produktivitas akan semakin tinggi. Bila volume per satuan waktu besar maka volume kayu rata-rata yang disarad juga akan semakin besar dan harus diadakan mesin yang dayanya lebih besar pula. Jarak sarad yang ditempuh oleh traktor dalam kegiatan penyaradan akan mempengaruhi produktivitas penyaradan. Conway (1978) menyatakan bahwa semakin jauh jarak sarad antara tempat tebangan dengan tempat pengumpulan kayu (TPn) yang harus ditempuh oleh traktor, maka akan menyebabkan turunnya prestasi kerja yang menyebabkan menurunnya produktivitas. D. KESIMPULAN 1. Rata-rata produktivitas penyaradan traktor dengan traktor Komatsu D70 LE di areal HPH PT. Andalas Merapi Timber sebesar 19,92 m 3 /jam (dengan jarak rata-rata sebesar 368,01 meter, volume kayu rata-rata sebesar 7,47 m 3 dan kemiringan jalan sarad rata-rata sebesar 20,02%). 2. Besarnya pengaruh volume kayu (X 1 ), jarak (X 2 ), dan kemiringan jalan sarad (X 3 ) terhadap produktivitas penyaradan terlihat dari persamaan regresi linear berganda dengan model Y = 18,353 + 2,059 (X 1 ) 0,018 (X 2 ) 0,365 (X 3 ). E. DAFTAR PUSTAKA Budiaman, A. 1996. Dasar-Dasar Teknik Pemanenan Kayu untuk Program Pendidikan Pelaksana Pemanenan (SOP). Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogar. Bogor. Conway, S. 1978. Logging Practices. Principle of Timber Harvesting System. Milller Freeman Publication, Inc. New York. Departemen Kehutanan. 1989. Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan No. 537/Kpts/IV/RPH/1989, tentang Kriteria dan Tata Cara Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pengusaha Hutan. Jakarta., Dirjen Kehutanan. 1979. Vademecum Kehutanan Indonesia. Direktorat Jendral Kehutanan, Departemen Pertanian. Jakarta. Dulsalam dan Sukadaryati. 2001. Produktivitas dan Biaya Penyaradan Kayu dengan Kerbau di Jambi. Buletin Penelitian Hasil Hutan. Volume 19 (3). Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor. Haryanto. 1997. Pemanenan Hasil Hutan; Penyaradan. Cetakan Pertama. Penerbit Yayasan Pembina Fakultas 12

Kehutanan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Nuryawan, E. 2002. Evaluasi Produktivitas dan Biaya Traktor Sarad (Studi Kasus di PT. Hutani Bhara Union Lestari, Sumatera Barat). Skripsi Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Penerbit Tarsito. Bandung. Warman, E. 2003. Pengaruh Jarak Sarad, Volume Kayu yang di Sarad, dan Kelerengan terhadap Produktivitas Penyaradan dengan Traktor Komatsu D 85 E SS-2. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Padang. Tidak dipublikasikan. 13