BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sistem Pengendalian Internal dalam Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks. System pembayaran di PT. Adira Quantum Multifinance sendiri. Unsur-unsur pengendalian internal system pambayaran PT. Adira Quantum Multifinance meliputi : 1. Aspek organisasi Struktur organisasi yang memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional secara tegas merupakan bagian penting perusahaan untuk melakukan kegiatan pokok perusahaan. Pemisahan fungsi yang jelas pada masing-masing bagian bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan pasti sesuai dengan kedudukannya di dalam struktur organisasi. Organisasi yang telah memisahkan tanggungjawab serta memberikan kewenangan terhadap masing-masing bagian terkait dengan proses pelaksanaan prosedur pembayaran PT. Adira Quantum Multifinance dengan adanya : a..pemisahan fungsi penerima dokumen.
b. Pemisahan fungsi cheker,yaitu melakukan pengecekan terhadap dokumen yang akan dibayar. c. Pemisahan fungsi,bertugas melakukan pembayaran terhadap dokumen yang harus dibayar serta mencatat dokumen yang sudah dibayar tersebut. 2. Aspek otorisasi Sistem otorisasi yang berlaku pada PT. Adira Quantum Multifinance adalah : a. Penginputan pertama dilakukan oleh staff pembayaran. b. Selanjutnya approval dilakukan oleh Supervisor. c. Dan otorisasi dilakukan oleh Manager. 3. Aspek Pecatatan Pencatatan pembayaran dilakukan oleh staff pembayran yang selanjutnya diotorisasi oleh Supervisor. Dan setelah dilakukan pencatatan dan kemudian dilakukan filling terhadap dokumen-dokumen yang telah selesai dibayarkan. Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian internal yang meliputi: a. Pemisahan fungsi Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensipelaksanaan tugas.
b. Prosedur pemberian wewenang Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang. c. Prosedur dokumentasi Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi. d. Prosedur dan catatan akuntansi Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatan catatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu. e. Pengawasan fisik Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi. f. Pemeriksaan internal secara bebas Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data. B. Struktur Keputusan
Keputusan dapat berbeda-beda dalam hal tingkat mereka distrukturkan. 3. Keputusan Tersruktur (structured decision) Keputusan yang bersifat berulang-ulang, rutin dan dipahamidengan baik hingga dapat didelgasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah dalam suatu organisasi. 4. Keputusan Semi Terstruktur (semistructured decission) Ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal. Keputusan seperti ni biasanya tidak dapat secara penuh diotomatiskan, namun sering didukung oleh bantuan dari keputusan yang diambil dari hasil computer. 5. Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision) Adalah bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin.contohnya adalah mengontrak manajemen tingkat senior.tidak ada kerangka atau model yang dapat memecahkan masalah sejenis ini. Bahkan, dibutuhkan banyak sekali prtimbangan dan intuisi. Walaupun demikian, keputusan tidak terstruktur dapat didukung oleh oleh bantuan dari keputusan yang diambil berdasar hasil komputer yang berfungsi untuk memfasilitasi pengumpulan informasi dari berbagi sumber. Penting untuk dipahami bahwa sistem pengendalian internal yang efektif dan effisien tidak memberikan jaminan akan tercapainya tujuan perusahaan. Secara sederhananya dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian yang handal tidak bisa mengubah manajer yang buuk menjadi bagus, akan tetapi sistem pengendalian internalal yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang tepat bagi manajer maupun
dewan direksi yang bagus untuk mengambil keputusan maupun kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif pula. Sistem pengendalian internal bukan merupakan jaminan akan kesuksesan, bahkan kelangsungan hidup perusahaan sekalipun. C. Pembahasan Hasil Analisis Sistem pengendalian internal berfungsi sebagai pengatur sumber daya yang telah ada untuk dapat difungsikan secara makimal guna memperoleh pengembalian (gains) yang maksimal pula dengan pendekatan perancangan yang menggunakan asas cost-benefit. Dengan adanya sentralisasi pembayaran di kantor pusat, maka struktur organisasi yang ada di kantor cabang menjadi lebih ramping, sehingga cabang akan lebih fokus terhadap fungsinya, karena semua fungsi yang berhubungan dengan pembayaran dilakukan secara sentraisasi di kantor pusat, dengan adanya sistem sentralisasi pembayaran ini juga akan memudahkan sistem pengendalian serta pemantauan oleh pihak manajemen. Sentralisasi pembayaran juga dirasa efektif oleh pihak manajemen, karena dengan adanya sentralisasi di kantor pusat, akan memudahkan juga dalam hal pendelegasian wewenag (authority) serta dalam hal pertanggung jawaban atas wewenang yang telah didelegasikan tersebut(responsibility) Suatu sistem handal macam apapun selalu memiliki celah kelemahan. Sistem pengendalian internalpun bisa dimanfaatkan oleh personil tertentu untuk kepentingan
pribadinya baik dilakukan sendiri maupun dengan bekerjasama dengan pihak terkait dengan mengeksploitasi kelemahannya. Semua pihak di dalam perusahaan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal. Namun demikian, secara struktural pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam perancangan dan pengawasan Sistem Pengendalian Internal yang meliputi : 1. Chief Executive Officer (CEO) 2. Chief Financial Officer (CFO) 3. Controller / Director Of Accounting & Financial Internalal Audit Comitee PT Adira Quantum Multifinance telah memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional pada masing-masing bagian yang berhubungan dengan pembayaran. Jaringan prosedur sistem pembayaran PT Adira Quantum Multifinance terdiri dari prosedur penerimaan dokumen, prosedur pencatatan, prosedur pengecekan, prosedur pembayara, serta prosedur pencatatan dan prosedur filling. Manajemen PT Adira Quantum Multifinance menghandle langsung sistem pembayaran, serta melakukan kontrol pembayaran secara langsung. Pada fungsifungsi pembayaran. Prosedur sistem pembayaran PT Adira Quantum Multifinance cukup sederhana, meskipun jaringan prosedurnya sederhana tapi prosedur tersebut dikatakan baik karena mudah dipahami dan dapat memperlancar proses pembayaran,
sehingga dapat dikatakan Sistem pengndalian internal di PT Adira Quantum Multifinance adalah cukup baik. Hasil analisis terhadap pengendalian intern untuk menilai penerapan sistem pengendalian intern pembayaran di PT Adira Quantum Multifinance menunjukkan bahwa pengendalian internnya baik dan efektif serta sudah dapat dikategorikan memadai, karena sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam melaksanakan fungsi tiap unit organisasi.