BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 4.5. Core Competency. Selalu +2 Sering Jarang Tidak pernah -2

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. Permasalahan yang timbul pada Pola Karir Pegawai di PT. Telkom Divre

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

TNA & RPI. Bogor, 08 Oktober 2016

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

ABSTRAKSI APUNG NOERACHMAT

1. SENIOR OFFICER MULTI CHANNEL CRM BUSINESS

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

tugas yang dilakukannya. Sumber Daya Manusia yang disoroti pengembangannya dalam penelitian ini adalah SDM karyawan sebuah perusahaan di Surabaya,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dinamika yang kian mengglobal, ilmu pengetahuan dan teknologi

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi.

Kebutuhan Pelatihan bagi SDM. Rd.Funny Mustikasari Elita

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah

Distinct Job Manual. WWF-Indonesia

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN BERDASARKAN KONSEP KIRKPATRICK&KIRKPATRICK: STUDI KASUS DI PT. X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Transisi dari zaman industri (abad dua puluh) menuju zaman knowledge economy

BAB I PENDAHULUAN. lain pengembangan karir adalah salah satu kegiatan manajemen SDM harus

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia sangat dibutuhkan oleh organisasi ataupun perusahaan. Di dalam

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB I PENDAHULUAN...

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

BASIC TALENT MANAGEMENT : MEMAHAMI TALENT SECARA UTUH DAN MENYELURUH OLEH MEI PURWANTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Human Resource Management

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Pelatihan & Pengembangan

Human Resource Management

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan

All-in-One Job Analysis Form

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

TERMS OF REFERENCE. Remuneration Officer

ANNA FAUZIYAH (F ). Perencanaan Aktivitas Pengembangan Karir pada Level Manajer di PT BAT Indonesia. Di bawah bimbingan M. Syamsul Ma'arif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Psikologi Industri & Organisasi

BAB III SOLUSI BISNIS

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. di tengah arus persaingan baik dengan kompetitor dalam dan luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Instrumen PMPRB menilai progress pelaksanaan PENGUNGKIT dan HASIL berdasarkan bukti-bukti dengan menggunakan quality cycle

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dalam skala internasional, sehingga memudahkan barang-barang

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

III. METODE PENELITIAN

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis

Abstract. Universitas Kristen Maranatha

SUMBER DAYA MANUSIA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.

MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. tentang Ketenagakerjaan, bahwa diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) STUDI KASUS : UPN VETERAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Telekomunikasi saat ini menjadi kebutuhan mendasar bagi

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

7 SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya merupakan anak

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

Assessment Center Method. Wawan Anwar Ahmad VP Human Capital & Logistic Yayasan Pendidikan Telkom (Sekretaris PASSTI)

PANDUAN PELAKSANAAN INTERNSHIP PROGRAM TAHUN Transformator tenaga (transmisi) Gas Insulated Switchgear (transmisi)

Menyusun Key Performance Indicator (KPI) untuk Mengukur Kinerja Anda

BAB I PENDAHULUAN. Bali, Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (PT PJB UPHT) Gresik

Human Resource Management

UNDANGAN. Building Speed. of Innovations. of Innovations. Anniversary. Undangan untuk menghadiri seminar dan workshop:

Aktivitas Produksi. Hasil Produksi per Group. Hasil Produksi per Karyawan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB I PENDAHULUAN. Bank Jatim yang juga disebut Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jatim,

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR TABEL Perbandingan UNPAS, UNLA dan UNIGA Kesenjangan Antara Lulusan Perguruan Tinggi dan Kebutuhan Industri di Indonesia...

AND Learning & Coaching mulai berdiri sejak tahun 1993 dan telah memiliki badan usaha CV. AND Learning & Coaching, hingga saat ini kami telah

ABSTRAK. Kata Kunci: COBIT 5, APO (Align, Plan, Organise), PT. POS INDONESIA. Universitas Kristen Maranatha

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia yang tidak bisa diprediksi PT. Telkom merasakan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Karyawan Adapun langkah-langkah proses pengelolaan Penilaian Kompetensi Individu yang diangani oleh unit Competency Development pada bagian Human Resourch 00 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, Bandung (Telkom) terdiri dari : a. Perencanaan Berikut perencanaan pengelolaan penilaian kompetensi individu pada Telkom dengan beberapa tahap yang diaplikasikan, yaitu : 1. Pengelolaan SDM berdasarkan kompetensi dikembangkan dengan menggunakan pendekatan 2 kelompok kompetensi yaitu: - Core competency, dan - Specific Competency yang terdiri dari : a. Personal quality b. Keterampilan dan pengetahuan 2. Core competency dijabarkan berdasarkan inti bisnis perusahaan dan misi perusahaan yang difokuskan dan diberlakukan untuk seluruh karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Setiap posisi atau jabatan memiliki persyaratan kompetensi spesifik yang dirinci berdasarkan kebutuhan untuk melaksanakan tugas dan peran posisi atau jabatan dan uraian pekerjaan. 4. Specific competency adalah kompetensi-kompetensi yang lebih mencerminkan keterampilan dan pengetahuan yang dipersyaratkan pekerjaan tertentu. b. Key Indicator Adapun key indicator penilaian kompetensi yang ditetapkan Telkom yaitu : 26

27 1. Setiap kompetensi yang digunakan untuk penilaian kompetensi karyawan mempunyai definisi secara rinci sebagaimana dimaksud dalam buku Directory Competency. Dari definisi masing-masing kompetensi dijabarkan key indicator/behavior secara rinci setiap level yang disesuaikan dengan bisnis perusahaan sebagaimana dimaksud dalam buku Directory Competency. Contoh isi dari buku Directory Competecy adalah : a) Kemampuan Merencanakan, mengevaluasi dan mengembangkan sistem penilaian kompetensi perusahaan. PL Tabel 4.1. Competency Measurement Management Key Indicators 1 Mampu memahami konsep dasar dan proses kerja competency measure ment. 2 Mampu mengidentifikasi kritikal faktor termasuk hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam kompetency measurement. 3 Mampu melaksanakan dan mengkordinasikan pengumpulan data dalam kompetency measurement. 4 Mampu menganalisa metoda, tools dan memberikan masukan untuk perbaikan metoda competency measurement. 5 Mampu merumuskan perbaikan dan pengembangan metoda competency measurement. 6 Mampu mengembangkan sistem dan kebijakan kompetency measurement baru yang terintegrasi dengan proses-proses SDM lainnya. Sumber : Directory Competency 2012 HR area 00 PT. Telekomunikasi Indonesia,tbk Bandung b) Kemampuan mengembangkan dan mengelola program-program pengembangan kompetensi fungsional sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kapabilitas karyawan.

28 Tabel 4.2. Competency Development Process PL Key Indicators 1 Memahami konsep dasar pengembangan SDM. 2 Mampu menjelaskan arti penting pengembangan SDM bagi perusahaan. 3 Mampu menerapkan program pengembangan SDM dalam rangka efektivitas perusahaan. 4 Mampu mengidentifikasi celah kompetensi dan menyusun program pembangkitan kompetensi. 5 Mampu memadukan berbagai metode pengembangan SDM dalam satuan sistem pengembangan kompetensi. 6 Mampu mengevaluasi sistem pengembangan kompetensi dan mampu merekomendasikan perubahan perbaikannya. Sumber : Directory Competency 2012 HR area 00 PT. Telekomunikasi Indonesia,tbk Bandung c. Proficiency Level Berikut penjelasan tentang Proficiency Level (PL) yang berperan dalam penilaian kompetensi yaitu : 1. Proficiency Level adalah tingkat penguasaan kompetensi yang disyaratkan pada posisi sesuai dengan tuntutan pekerjaanya. 2. Model Proficiency Lavel pada Skill dan Knowledge menggunakan 6 (enam) level, dimana masing-masing level mempunyai key indicator yang menggunakan tingkat kemampuan yang dipersyaratkan sesuai job level sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 Basic Expert 3. Proficiency level 1 (basic) untuk Skill dan Knowledge dipersyaratkan bagi pekerjaan-pekerjaan di level pelaksana.

29 4. Model Proficiency Level menggunakan 6 (enam) level, dimana behavior disusun dengan menggunakan konsep Bloom s Taxonomy mengandung kemampuan kognitif atau afektif atau psikomotorik atau kombinasi dari ketiga aspek tersebut. 5. Penentuan Proficiency Level didasarkan pada tuntutan pekerjaan pada posisinya. 6. Selanjutnya, Proficiency Level yang disyaratkan meningkat semakin tinggi sesuai dengan job level 1 sampai dengan level 6. d. Penentuan Kompetensi Berikut penentuan-penentuan dalam pelaksanaan penilaian kompetensi karyawan : 1. Penentuan kompetensi dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan tuntutan kompetensi pada tiap job, semakin tinggi posisi semakin besar peran, lingkup, dan tanggung jawabnya. 2. Persyaratan kompetensi dan Proficiency level antar satu job atau posisi dengan job atau posisi lainnya bisa bervariasi. 3. Pemetaan Specific Competency kelompok Skill & Knowledge dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penentuan kebutuhan kompetensi berikut Proficiency Level dari posisiposisi ditetapkan melalui expert panel. b. Pelaksanaan pemetaan melalui tahapan sebagai berikut: c. Identifikasi posisi-posisi Bencmark, posisi Bencmark adalah posisi yang akan dipergunakan sebagai standar acuan penetapan persyaratan kompetensi dan ProficiencyLevel-nya yang diambil dari posisi-posisi di middle level. d. Analisa tugas dan aktivitas pada posisi-posisi tersebut dan key result area atau key success faktosr-nya. e. Identifikasi persyaratan kompetensi untuk tiap posisi tersebut yang dapat mendukung keberhasilan dan pemangku jabatan posisi tersebut.

30 f. Tetapkan Proficiency Level yang sesuai dari kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan. 4. Standarisasi pemetaan kompetensi (mapping kompetensi) untuk penilaian kompetensi setiap posisi/individu berdasarkan kompetensi pada Distinc Job Manual (DJM) dengan ketentuan: a. Suluruh Core Competencies menjadi aspek penilaian pada semua posisi. b. Personal Qualities dinilai minimum 3 dan maksimum 6 kompetensi pada semua posisi. c. Skill Knowledge dinilai minimum 3 dan maksimum 6 kompetensi pada semua posisi kecuali untuk karyawan kelas khusus, kelas pengembangan dan karyawan yang dipekerjakan di perushaan afiliasi. d. Karyawan kelas khusus, kelas pengembangan dan karyawan yang dipekerjakan di perushaan afiliasi tidak dinilai pada aspek Skill Knowledge. 5. Perubahan standarisasi pemetaan kompetensi disesuaikan dengan perubahan organisasi dan DJM yang telah disusun. e. Skala Penilaian Adapun skala penilaian dalam Peraturan Direksi 2012 PT Telekomunikasi Indonesia PD 206 untuk melakukan penilaian kompetensi karyawan pada HR 00 yang diterapkan sebagai berikut : 1. Setiap key indicator pada masing-masing kompetensi dinilai dengan skala penilaian sebagai berikut: Sangat kurang Kurang memadai Memadai Diatas memadai Istimewa

31 2. Berikut tabel deskripsi penilaian beserta keterangan berdasarkan besaran nilainya : Tabel 4.3. Deskripsi Skala Penilaian Skala penilaian Skor/nilai Keterangan Sangat kurang -2 Diberikan apabila karyawan yang dinilai kompetensinya jauh dibawah key indicator yang Kurang memadai -1 Diberikan apabila karyawan yang dinilai kompetensinya dibawah key indicator yang Memadai 0 Diberikan apabila karyawan yang dinilai kompetensinya sesuai key indicator yang Diatas memadai +1 Diberikan apabila karyawan yang dinilai kompetensinya diatas key indicator yang Istimewa +2 Diberikan apabila karyawan yang dinilai kompetensinya jauh diatas key indicator yang Sumber : Peraturan Direksi 2012 PT Telekomunikasi Indonesia PD 206 f. Assessor, Asessee dan Bobot Penilaian Berikut penjelasan Assessor (penilai) dan Asessee (yang dinilai) beserta bobot penilaiannya : 1. Karyawan dapat dinilai oleh para penilaia di suatu tempat kerja apabila karyawan yang bersangkutan telah bekerja minimal 3 bulan di unit yang bersngkutan. apabila kurang dari 3 bulan, maka penilaian dilakukan oleh para penilai di unit kerja yang lama. 2. Karyawan yang dinilai adalah seluruh karyawan tetap pada tanggal cut off tahun berjalan atau pada tanggal lain yang akan ditetapkan kemudian oleh Direktur SDM, kecuali: 3. Tanggal cut off adalah selambatnya 1 September tahun berjalan dan selanjutnya ditetapkan melalui Nota Direktur SDM sesuai dengan kondisi organisasi, kesiapan dan keperluan data.

32 4. Bagi karyawan yang saat tanggal cut off sedang menjalani MPP dan MPP dipercepat, untuk keperluan perhitungan penyesuaian Tunjangan Dasar tahunan, maka nilai kompetensi yang bersangkutan diambil dari nilai di tahun terakhir masa aktif yang dimiliki yang bersangkutan. 5. Bagi karyawan yang saat tanggal cut off sedang menjalani pendidikan atas inisiatif perusahaan atau mandiri dengan mengambil cuti pendidikan, maka nilai kinerja dan performansinya ditetapkan dari hasil konversi dari IP kumulatif-nya sebagaimana diatur dalam lampiran IX keputusan ini. 6. Bagi karyawan dengan status dipekerjakan, penilai kompetensinya dilakukan dengan menilai Core Competencies dan personal Quality, dengan syarat kompetensi dan Assessor-assessor ditetapkan oleh Sekretariat Perusahaan. 7. Penilaian dilakukan berdasarkan posisi yang dipangkunya multirater (360 derajat). Setiap karyawan dinilai oleh 4 unsur penilai (assessor), yaitu atasan bawahan langsung, sejawat (peer) dan diri sendiri (self). 8. Jumlah Assessor untuk penilaian kompetensi yang sudah ditentukan. 9. Penyusunan assessor-asesee dilakuka oleh HR area terkait berkoordinasi dengan manajemen lini unit, disusun berdasarkan peta peran, kedekatan fungsi dan hubungan kerja serta beban penilaian. 10. Para Assessor menilai Kompetensi Asessee dengan pengaturan sebagai berikut : a. Atasan I, Atasan II dan Self menilai Core Competency, Personal Quality dan Skill Knowledge b. Peer dan Bawahan tidak menilai Skill Knowledge, melainkan hanya menilai Core Competency dan Personal Quality c. Bobot penilaian untuk Skill Know ledge diatur sama untuk semua posisi yang ada, yakni : - Atasan I : 60% - Atasan II : 30% - Diri sendiri (self) : 10%

33 Untuk karyawan yang hanya memiliki 1 (satu) orang Assessor Atasan, maka bobot penilaian Skill Knowledge dari atasan diatur sebesar 90% dan diri sendiri 10%. g. Bukti Pemberian Nilai K1&K2 Adapun bukti-bukti atas pemberian nilai kompetensi adalah sebagai berikut : a. Bikti yang dibutuhkan untuk mendapatkan K1 a. Pernah mendapatkan P1 minimal 1 kali dalam 2 tahun terakhir, dan; b. Mendapatkan penghargaan terkait bidang tugasnya di tahun terakhir atau pernah membuat kampiun di knowledge management yang telah di approved oleh tim expert di tahun terkahir, dan; c. Pernah LULUS dengan rangking 5 terbaik dalam mengikuti program learning atau E-learning sesuai dengan job stream & level posisi. b. Bukti yang dibutuhkan untuk mendapatkan K2 a. Pernah mendapatkan P2 minimal 1 kali dalam 2 tahun terakhir, atau; b. Mendapatkan peghargaan terkait bidang tugasnya di tahun terakhir, atau; c. Pernah membuat kampiun di knowledge management yang telah di approve oleh tim expert di tahun terakhir, atau; d. Pernah LULUS dengan rangking 5 terbaik dalam mengikuti program learning atau E-learning sesuai dengan job stream & level posisi. 4.2 Pengaturan Rating dan Nilai Kompetensi a. Adapun rating dan nilai kompetensi beserta besaran nilainya sebagai berikut :. Tabel 4.4. Personal Quality Rating Skor Sangat memadai +2 Memadai +0.67 Kurang memadai -0.67 Sangat kurang memadai -2 Sumber : Peraturan Direksi 2012 PT Telekomunikasi Indonesia PD 206