Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

Kedawung Setia Industrial, Tbk

Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk

Buana Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Tantangan di depan. 9 Oktober Target Harga Terendah Tertinggi

KMI Wire and Cable, Tbk

Matahari Putra Prima, Tbk

Equity Valuation. Minna Padi Investama, Tbk. Laporan Kedua. Peluang yang Meningkat di Masa Datang

Panca Global Securities, Tbk

Sidomulyo Selaras, Tbk

Tifa Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Mengoptimalkan Peluang dan Sumber Daya Internal

Multistrada Arah Sarana, Tbk

Fortune Indonesia, Tbk

Semen Baturaja (Persero), Tbk

Berlina, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Menjadi Tempat Belanja Satu Atap Untuk Kemasan Plastik. 30 Agustus 2013

Equity Valuation. Megapolitan Development, Tbk. Laporan Kedua. Kemunduran Sesaat, Masa Depan Menjanjikan

Tunas Baru Lampung, Tbk

Lautan Luas, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Laba yang Membaik

Tunas Baru Lampung, Tbk

Gema Grahasarana, Tbk

Selamat Sempurna, Tbk

Trikomsel Oke, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Memperkuat Pijakan. 23 Mei Target Harga Terendah Tertinggi Perdagangan & Ritel

Pan Brothers, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Membuka Jalan Menuju Pertumbuhan Lebih Tinggi

Intraco Penta, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Menlakukan Sinergi Rantai Nilai di Masa-masa Ketidakpastian

Exploitasi Energi Indonesia, Tbk

Equity Valuation. Hotel Sahid Jaya International, Tbk. Laporan Kedua. Membangun Masa Depan Lebih Baik

Buana Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Utama. Profitabilitas Kuat, Potensi Besar

Equity Valuation. Hotel Sahid Jaya Internasional, Tbk. Laporan Utama. Melangkah Maju, Memperkuat Pertumbuhan di Masa Depan

Equity Valuation. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. Laporan Kedua. Ekspansi, Sebuah Permainan

Modernland Realty, Tbk

Trust Finance Indonesia, Tbk

Nippon Indosari Corpindo, Tbk

Matahari Putra Prima, Tbk

Equity Valuation. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Laporan Kedua. Mengolah Masa Depan Nan Cerah

Selamat Sempurna, Tbk

Tigaraksa Satria, Tbk

Multistrada Arah Sarana, Tbk

Cardig Aero Services, Tbk

Trikomsel Oke, Tbk. Equity Valuation. Laporan Utama. Posisi Terbaik untuk Tumbuh Menguat

Equity Valuation. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. Laporan Kedua. Melambat Sejenak sebelum Berbalik Arah

Selamat Sempurna, Tbk

Ekadharma International, Tbk

Alam Sutera Realty, Tbk

Trust Finance Indonesia, Tbk

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Indofarma (Persero) Tbk

Bank Victoria International, Tbk

Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk

KMI Wire and Cable, Tbk

Gema Grahasarana, Tbk

Gema Grahasarana, Tbk

Tifa Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Utama. Mengambil Keuntungan dari Fokus Bisnis

Fortune Indonesia, Tbk

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

Multistrada Arah Sarana, Tbk

KMI Wire and Cable, Tbk

Multipolar, Tbk. Equity Valuation. Laporan Utama. Membuka Jalan untuk Masa Depan Lebih Cerah

Kimia Farma (Persero), Tbk

Selamat Sempurna, Tbk

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

Equity Valuation. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. Laporan Kedua. Tantangan Jangka Pendek, Prospek yang Cerah di Masa Depan

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

Panorama Sentrawisata, Tbk

Intiland Development, Tbk

Hasil keuangan AKRA 6M 2012 teraudit dirilis, Laba Neto 6M 2012 meningkat 23% YOY menjadi 297 Miliar

Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

Tabel 1. Ringkasan Laporan Laba Rugi untuk 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2012/2011

Duta Anggada Realty, Tbk

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Bank Victoria International, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. ingin melakukan investasi sehingga masyarakat umum juga dapat ikut berperan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

Equity Valuation. Cardig Aero Services, Tbk. Laporan Utama. Membangun Fondasi Bisnis Masa Depan. Informasi Saham

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Sri Rejeki Isman, Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Equity Valuation 12 Juni 2013 Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Laporan Utama Target Harga Terendah Tertinggi 125 135 Baja Kinerja Saham Tetap Kuat di Masa-masa Sulit Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Informasi Saham Rp Rp Kode Saham GDST MICE Harga Saham Per 11 Juni 2013 102 410 Harga Tertinggi 52 minggu terakhir 120 470 Harga Terendah 52 minggu terakhir 100 305 Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 minggu (miliar) Kapitalisasi Pasar Terendah 52 minggu (miliar) 984 820 426 153 Market Value Added & Market Risk Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pemegang saham (%) Kellywood Holdings limited 51,37 Bavarian Venture Investment Ltd 35,94 PT Jaya Pari Steel Tbk 8,29 PT Betonjaya Manunggal 2,36 Publik (masing-masing dibawah 5%) 2,04 Didirikan pada tahun 1989, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) memulai produksi komersial pada tahun 1993 dan merupakan salah satu produsen rolling mill steel plate terkemuka di ASEAN. Produk GDST berada dalam tiga kategori: pelat baja untuk penggunaan umum (low carbon dan high strength low alloy), pelat baja untuk boiler and pressure vessles, dan pelat baja untuk pembuatan kapal (hulls and high strength hulls). Berkedudukan di Surabaya, GDST memiliki basis pelanggan yang luas mulai dari perusahaan konstruksi, perusahaan alat berat dan pembuat kapal hingga perusahaan perdagangan internasional. Setelah melakukan penggantian motor utama rolling machine pada September 2012, kapasitas produksi GDST meningkat menjadi 400 ribu ton per tahun. Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380 info-equityindexvaluation@pefindo.co.id akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini Halaman 1 dari 13

PARAMETER INVESTASI Meningkatnya Konsumsi dan Harga Baja Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan sedikit naik menjadi 3,5% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 3,2% pada tahun 2012 dan konsumsi baja global diproyeksikan akan tumbuh sebesar 2,9% tahun ini dibandingkan dengan 1,2% pada tahun lalu. Di dalam negeri, meskipun akan ada tekanan karena rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, kami percaya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil akan mendorong peningkatan konsumsi baja dalam negeri. Konsumsi baja akan didorong oleh pembangunan proyek-proyek MP3EI, serta ekspansi yang agresif di sektor properti dan otomotif, dan diproyeksikan konsumsi baja tumbuh sebesar 8,5%- 9,5%, dibandingkan dengan 7% pada tahun 2012. Sementara itu, harga baja juga diperkirakan akan meningkat tahun ini dibandingkan dengan 2012. Market Swicthing dan Rebound-nya Laba Kotor Kondisi tahun lalu yang sulit menyebabkan penjualan GDST turun 21%, ditandai dengan penurunan ekspor 64%, dan berlanjut pada 1Q2013 ketika penjualan turun 29%. Untuk mengatasi hal ini, GDST berhasil mengalihkan fokus ke pasar domestik hingga membaiknya pasar ekspor. Pada tahun 2012, laba kotor perusahaan turun 45% dan marjin kotor turun dari 11,8% menjadi 8,2% dan Perusahaan memutuskan untuk tetap menjual produknya meskipun marjin keuntungan mengalami penurunan. Tetapi di 1Q2013 terjadi rebound, laba kotor tumbuh sebesar 31% (YoY) dan marjin laba kotor naik menjadi 12,6% sejalan dengan peningkatan harga baja yang dimulai pada akhir tahun 2012. Walau demikian, laba tahun ini akan terkena dampak kenaikan harga BBM yang sebesar 30%-40%, tetapi kami yakin Perusahaan dapat mengatasi masalah ini melalui program efisiensi dan penguatan posisinya di pasar domestik. Rencana Ekspansi yang Agresif GDST berencana membangun lini produksi baru dengan kapasitas 1 juta ton pelat baja per tahun, dengan biaya belanja modal diperkirakan sekitar USD100 juta. Terletak di sebelah fasilitas produksi saat ini, manajemen memperkirakan proyek ini akan dimulai pada awal tahun 2014 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2015. Pada April 2013 GDST menandatangani perjanjian pembelian hot rolled steel plate equipment dari Dongkuk Steel Mill Co Ltd seharga USD22,6 juta. Sehubungan dengan rencana ekspansi, kami melihat neraca Perusahaan tetap kuat, yang tercermin dari rasio lancar 2,0x dan rasio debt to equity 0,4x, yang mewakili kondisi keuangan yang kuat. Kami berharap GDST akan mempertahankan kondisi keuangan yang sehat di masa depan sambil melanjutkan rencana ekspansinya. Prospek Usaha Kami percaya bahwa, sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi global, meningkatnya permintaan dan harga baja global memberikan prospek yang lebih baik bagi para pemain dalam industri baja. Di dalam negeri, terdapat pasar besar bagi produsen baja sebab konsumsi baja per kapita sebesar 44 kg merupakan salah satu yang terendah di Asia Tenggara, ditambah dengan berkembangnya pembangunan infrastruktur. Lini produksi baru akan meningkatkan kapasitas produksi Perusahaan menjadi 1,4 juta ton per tahun, memberikan kekuatan yang lebih besar untuk bersaing dengan produsen lain baik di pasar domestik dan ekspor, sementara itu Perusahaan tetap menjaga neracanya dalam kondisi yang sehat dan kuat. Table 1: Ringkasan Kinerja 2009 2010 2011 2013P 2013P Penjualan [Rp miliar] 1.710 2.094 1.648 1.998 2.228 Laba sebelum pajak [Rp miliar] 215 140 62 91 109 Laba bersih [Rp miliar] 171 100 47 68 82 EPS [Rp] 21 12 6 8 10.0 Pertumbuhan EPS [%] 214 (42) (53) 46 20.1 P/E [x] 7.7 10.6 19.0 12.3* 10.2* PBV [x] 2.0 1.4 1.1 1.1* 1.0* Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing *Berdasarkan harga saham GDST per 11 Juni 2013 Rp102/lembar saham. 12 Juni 2013 Halaman 2 dari 13

GROWTH VALUE MAP Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance ( CP ), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations ( GE ), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat klaster, yaitu: Excellent value managers ( Q-1 ) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebihi benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan. Expectation builders ( Q-2 ) Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark. Traditionalists ( Q-3 ) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaanperusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek. Asset-loaded value managers ( Q-4 ) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4. Gambar 1: Growth-Value Map (GDST dan Industri Logam dan Sejenisnya) Sumber: Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Kami mengklasifikasikan GDST di klaster Expectation Builders (Q-2). Profitabilitas GDST dipersepsikan lebih rendah dibandingkan benchmark pasar, namun pasar memiliki ekspektasi yang relatif lebih tinggi untuk peluang pertumbuhan di masa depan dibandingkan benchmark. Perusahaan terus melihat prospek jangka panjang yang cerah melalui langkah-langkah termasuk meningkatkan kapasitas produksi, membangun jalur produksi baru, program efisiensi produksi, serta aspek-aspek lain seperti standar kepatuhan kualitas dan dampak lingkungan. Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report 12 Juni 2013 Page 3 of 13

INFORMASI USAHA Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Sekilas Tentang GDST Didirikan pada tahun 1989 GDST mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993 dan merupakan salah satu produsen rolling mill steel plate terkemuka di ASEAN. Secara historis, lebih dari 60% produksi GDST adalah untuk pasar ekspor (Asia, Timur Tengah, Eropa, Australia, Kanada, dll) dan sisanya untuk pasar domestik. Berada di lahan seluas sekitar 20 Ha di Surabaya, Jawa Timur, GDST melengkapi dirinya dengan advanced high rolling technology, dengan kapasitas produksi 400 ribu ton/tahun untuk melayani basis pelanggan yang luas mulai dari perusahaan konstruksi, perusahaan alat berat, pembuat kapal, hingga perusahaan perdagangan internasional. Produk Perusahaan berada dalam tiga kategori: pelat baja untuk penggunaan umum (low carbon and high strength low alloy), pelat baja untuk boiler dan pressure vessels, dan pelat baja untuk pembuatan kapal (hulls and high strength hulls). GDST tercatat di Bursa Efek Indonesia pada bulan Desember 2009 dan tahun lalu mendapatkan predikat "Biru" dalam program pemeringkatan perusahaan untuk pengelolaan lingkungan dari pemerintah Indonesia. Gambar 2: Skema Kepemilikan GDST Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Pandangan Positif terhadap Ekonomi Global dan Domestik Pemulihan Eropa masih lemah dan Amerika Serikat belum sepenuhnya pulih, namun kondisi ekonomi global dipandang dengan positif. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan sedikit naik menjadi 3,5% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 3,2% pada tahun 2012. Di dalam negeri akan ada tantangan untuk pertumbuhan tahun ini, terutama dari neraca perdagangan yang negatif dan kenaikan inflasi bersamaan dengan biaya energi yang lebih tinggi. Setelah menaikkan tarif listrik, pemerintah berencana untuk menaikkan harga BBM sebesar 30%-40% pada tahun 2013. Tetapi kami melihat kinerja ekonomi Indonesia dalam pandangan yang positif dan mengharapkan akan mencapai pertumbuhan 6% dengan dukungan dari konsumsi domestik yang didorong oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah dan pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income), dan juga meningkatnya realisasi investasi. Tabel 2: Indikator Ekonomi Indonesia Indikator Unit Q4-11 Q1-12 Q4-12 Q1-13 PDB (harga berlaku) Rp triliun 1.922 1.975 2.096 2.146 Pertumbuhan PDB % YoY 6,5 6,29 6,11 6,02 Inflasi % YoY 3,79 3,97 4,3 5,9 Nilai tukar mata uang Rp/USD 9.068 9.180 9.670 9.719 Cadangan devisa USD miliar 110 110 112 105 Sumber: Bank Indonesia, BPS, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Ekspektasi Pertumbuhan Konsumsi Baja yang Lebih Tinggi Setelah tahun 2012 yang sulit, konsumsi baja global diproyeksikan akan tumbuh sebesar 2,9% pada tahun ini dibandingkan 1,2% pada tahun lalu. Menurut World Steel Association, konsumsi baja berdasarkan apparent steel use (ASU) diperkirakan meningkat menjadi 1.454 ton pada tahun 2013 dan 1.500 ton pada tahun 2014 (tumbuh 3,2%). Konsumsi baja domestik tumbuh 7% pada tahun 2012 dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,5%-9,5% di tahun ini. Meskipun konsumsi baja per kapita Indonesia sebesar 44 kg merupakan salah satu yang terendah di Asia Tenggara, kami 12 Juni 2013 Halaman 4 dari 13

memperkirakan konsumsi domestik akan meningkat dengan dukungan dari pembangunan proyek-proyek MP3EI serta ekspansi yang agresif dari sektor properti dan otomotif. Gambar 3: Konsumsi Baja Indonesia Sumber: Kementerian Perdagangan, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Kondisi yang Lebih Baik untuk para Pemain Industri Baja Tahun 2012 terdapat masalah pasokan bahan baku sehubungan dengan isu bahan limbah berbahaya, namun hal ini telah berhasil diatasi oleh para pelaku industri meskipun risikonya masih tetap ada. Sementara itu harga baja telah memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada tahun 2013 sebagaimana tercermin pada harga yang lebih tinggi untuk empat bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun 2012. Harga baja bekas internasional telah naik 15% sejak menyentuh level terendah pada bulan Oktober tahun lalu, sementara harga baja slab internasional naik sekitar 11% dari harga rendahnya di akhir November sampai Desember 2012. Harga hot rolled coil juga mengalami kenaikan sekitar 14% didorong oleh reli kenaikan harga bijih besi setelah mencapai harga terendahnya pada September 2012. Teratasinya masalah pasokan bahan baku dan naiknya harga baja memberikan kondisi positif bagi para pelaku industri baja di Indonesia. Selain itu, peraturan pemerintah untuk menerapkan tarif tambahan terhadap cold rolled steel dan cold sheet steel impor dari China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Vietnam, dapat mengurangi persaingan yang ketat di industri baja dalam negeri. Harga Baja Canai Panas Gulungan dan Bijih Besi Gambar 4: Harga Baja Internasional Harga Baja Slab dan Baja Bekas Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Fasilitas Produksi Baru GDST berencana membangun lini produksi tambahan dengan kapasitas 1 juta ton pelat baja per tahun, dengan biaya belanja modal diperkirakan sebesar USD100 juta. Terletak di sebelah fasilitas produksi saat ini, manajemen memperkirakan proyek ini akan dimulai pada awal tahun 2014 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2015. Pada bulan April tahun ini, GDST menandatangani perjanjian pembelian hot rolled steel plate equipment dari Dongkuk Steel Mill Co Ltd senilai USD22,6 juta. Pada bulan September 2012, Perusahaan mengganti motor utama rolling machine untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 360 ton per tahun menjadi 400 ton per tahun. Mentargetkan kapasitas produksi 1,4 juta ton, GDST mengejar biaya produksi per unit yang lebih rendah melalui skala ekonomis yang lebih besar, dan pasar domestik dan ekspor yang lebih luas. 12 Juni 2013 Halaman 5 dari 13

Gambar 5: Fasilitas Produksi GDST Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing KEUANGAN Sukses dalam Switching Pasar Melemahnya permintaan ekspor, penurunan harga baja, persaingan yang ketat dari produsen baja non-indonesia (terutama dari China), menyebabkan penjualan GDST mengalami penurunan 21% pada tahun 2012, dengan penjualan ekspor turun 64%. Hal ini berlanjut di 1Q13, dengan penurunan penjualan 29% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Mengatasi kondisi pasar ekspor yang tidak menguntungkan, GDST memutuskan untuk fokus pada pasar domestik sambil menunggu kondisi pasar ekspor membaik. Pada tahun 2012 dan 1Q13, kontribusi penjualan domestik masing-masing mencapai 74% dan 97%, dibandingkan dengan hanya 44% pada tahun 2011. Berkat pasar domestik yang menguntungkan didukung oleh peningkatan pembangunan proyek infrastruktur, terutama yang berhubungan dengan program MP3EI, switching pasar GDST cukup berhasil. Gambar 6: Penjualan GDST berdasarkan Segmen Geografis 2011 2012 1Q13 Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Saatnya untuk Rebound Sejalan dengan penurunan penjualan pada tahun 2012, laba kotor GDST turun 45% dan marjin kotor turun dari 11,8% menjadi 8,2%, tetapi manajemen memutuskan untuk terus menjual produknya meskipun marjin keuntungan mengecil. Namun pada 1Q13, GDST mencatatkan pertumbuhan laba kotor sebesar 31% dan marjin laba kotor sebesar 12,6% sejalan dengan kenaikan harga baja yang dimulai pada akhir tahun 2012. Kami berharap Perusahaan akan melanjutkan pertumbuhan marjin kotor dari 1Q13 hingga akhir tahun ini, sejalan dengan meningkatnya permintaan baja baik di dalam negeri maupun pasar ekspor. 12 Juni 2013 Halaman 6 dari 13

Gambar 7: Marjin Laba Kotor GDST Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Siklus Kas Stabil meskipun Melakukan Switching Pasar Selama tahun 2012 outstanding sales days GDST naik menjadi 35 dari 20 hari tahun sebelumnya sebagai akibat dari pengalihan ke pasar domestik. Pada tahun 2011, 56% dari penjualan ekspor menggunakan system pembayaran L/C at sight, sedangkan pada tahun 2012 75% penjualan ditujukan untuk pasar dalam negeri dengan ketentuan pembayaran 30-60 hari setelah penjualan. Namun demikian, manajemen GDST memberlakukan kebijakan uang muka 30% untuk penjualan tanpa sistem pembayaran L/C. Diimbangi oleh outstanding inventory days yang lebih cepat dan outstanding payable days yang lebih lama, siklus konversi kas hanya turun sedikit menjadi 61 hari pada tahun 2012, dibandingkan dengan 65 pada tahun 2011. Gambar 8: Siklus Konversi Kas GDST Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Neraca yang Kuat GDST tetap mengelola rasio lancar pada tingkat lebih dari 2,0x di 1Q13 dibandingkan dengan 2,3x di tahun 2012, mencerminkan kemampuan untuk membayar kewajiban yang sebagian besar terdiri dari kewajiban lancar. GDST masih merupakan sebuah perusahaan tanpa utang dengan rasio net-debt to equity sebesar -44,8% menggambarkan posisi kas yang kuat di 1Q13. Kami berharap GDST dapat mempertahankan kondisi keuangan yang sehat di masa depan dengan tetap melanjutkan rencana ekspansinya. Current Ratio Gambar 9: Current Ratio dan Rasio Net-Debt to Equity Rasio Net-Debt to Equity Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing 12 Juni 2013 Halaman 7 dari 13

ANALISIS SWOT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Tabel 3: Analisis SWOT Strength Weakness Hampir salama 25 tahun sebagai pemain di industri pelat baja dan merupakan salah satu produsen pelat baja terkemuka di ASEAN. Produk yang terdiversifikasi dalam tiga kategori utama serta dalam dimensi, bentuk, dan berat. Memiliki basis pelanggan yang luas: perusahaan konstruksi, perusahaan alat berat, pembuat kapal, perusahaan perdagangan internasional. Memiliki kondisi kas yang kuat tanpa memiliki hutang. Pasar ekspor terpukul ketika kondisi ekonomi global memburuk. Ketergantungan yang tinggi pada bahan baku impor. Opportunity Threat Membaiknya kondisi ekonomi global. Ekonomi Indonesia akan bertumbuh dengan stabil. Konsumsi baja global diproyeksikan akan tumbuh lebih cepat. Poyek pembangunan MP3EI serta ekspansi yang agresif dari sektor properti dan otomotif akan meningkatkan konsumsi baja dalam negeri. Persaingan yang lebih ketat dari produk impor. Volatilitas harga baja global memberikan risiko terhadap volatilitas laba Sumber: Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing 12 Juni 2013 Halaman 8 dari 13

PERBANDINGAN INDUSTRI Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Tabel 4: Ringkasan Kinerja GDST dan Perusahaan Pembanding per 1Q13 * disetahunkan Sumber: BEI, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing GDST BTON JPRS Penjualan [Rp miliar] 259 25 80 Laba Kotor [Rp miliar] 33 5 8 Laba Operasi [Rp miliar] 20 5 6 Laba Bersih [Rp miliar] 15 4 5 Total Aset [Rp miliar] 1.273 145 410 Total Kewajiban [Rp miliar] 465 28 58 Total Ekuitas [Rp miliar] 1.273 117 352 Pertumbuhan YoY Penjualan [%] (29,1) (43,6) (6,5) Laba Kotor [%] 30,8 (46,6) 187,9 Laba Operasi [%] 151,5 (46,7) (472,2) Laba Bersih [%] 272,6 (45,6) (417,4) Profitabilitas Marjin Laba Kotor [%] 12,6 19,7 9,8 Marjin Laba Operasi [%] 7,8 19,9 7,8 Marjin Laba Bersih [%] 5,9 15,3 6,1 ROA [%]* 4,8 10,6 4,7 ROE [%]* 4,8 13,2 5,5 Leverage DER [x] 0,4 0,2 0,2 12 Juni 2013 Halaman 9 dari 13

TARGET HARGA Gunawan Dianjaya Steel, Tbk VALUASI Metodologi Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) GDST jika dibandingkan dengan metode pertumbuhan aset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan metode Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding lainnya. Penilaian ini berdasarkan pada nilai 100% saham GDST per 11 Juni 2013, menggunakan laporan keuangan GDST per 30 Juni 2013 sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental. Estimasi Nilai Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 14,4% dan Cost of Equity sebesar 14,4% berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Table 5: Asumsi Risk free rate [%]* 5,6 Risk premium [%]* 6,1 Beta [x]* 1,4 Cost of Equity [%] 14,4 Marginal tax rate [%] 25,0 WACC [%] 14,4 Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing *Per 11 Juni 2013 Estimasi Target harga referensi saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 11 Juni 2013 adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan metode DCF dan asumsi tingkat diskonto 11,4% adalah sebesar Rp137 - Rp146 per saham. Dengan menggunakan metode GCM method (PBV 1,0x and P/E 12,9x) adalah sebesar Rp106 - Rp107 per saham. Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk DCF dan 30%untuk metode GCM. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka Estimasi Target harga referensi saham GDST untuk 12 bulan adalah Rp125 Rp135 per lembar saham. Tabel 6: Ringkasan Penilaian dengan Metode DCF Konservatif Moderat Agresif PV of Free Cash Flows [Rp miliar] 249 262 275 PV Terminal Value [Rp miliar] 510 537 564 Non-Operating Asset [Rp miliar] 362 362 362 Net Debt [Rp miliar] - - - Total Equity Value [Rp miliar] 1.121 1.160 1.200 Number of Share [juta saham] 8.200 8.200 8.200 Fair Value per Share [Rp] 137 142 146 Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing 12 Juni 2013 Halaman 10 dari 13

Tabel 7: Perbandingan GCM GDST BTON JPRS Rata2 P/E, [x] 15,2 17,7 5,9 12,9 P/BV, [x] 1,1 0,8 1,1 1,0 Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 8: Ringkasan Penilaian dengan Metode GCM Kelipatan (x) Est. EPS (Rp) Est. BV/Share (Rp) Nilai (Rp) P/BV 12,9 8-107 P/E 1,0-105 106 Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 9: Nilai Wajar Rekonsiliasi Nilai Wajar Per Saham [Rp] DCF GCM Rata-rata Batas atas 146 107 135 Batas bawah 137 106 125 Berat 70% 30% Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing 12 Juni 2013 Halaman 11 dari 13

Tabel 10: Laporan Laba Rugi (dalam Rp miliar) 2010 2011 2012 2013P 2014P Gambar 10: P/E dan P/BV Penjualan 1.710 2.094 1.648 1.998 2.228 Harga Pokok Penjualan (1.413) (1.847) (1.512) (1.813) (2.013) Laba Kotor 297 247 136 185 214 Beban Operasi (91) (113) (75) (96) (107) Laba Operasi 206 133 60 89 107 Pendapatan [Beban] 9 6 1 1 2 lain-lain Laba Sebelum Pajak 215 140 62 91 109 Pajak (60) (40) (15) (23) (27) Laba Besih 171 100 47 68 82 Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 11: Laporan Posisi Keuangan (dalam Rp miliar) 2010 2011 2012 2013P 2010 Aset Aset Lancar Kas dan Setara Kas 4 4 337 253 279 Piutang Usaha 100 126 193 322 389 Persediaan 557 470 257 472 524 Aset lain-lain 49 67 39 77 86 Total Aset Lancar 710 667 826 1.124 1.279 Aset Tetap 246 253 321 325 345 Aset lainnya 119 58 4 22 25 Total Aset 1.075 978 324 347 370 Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Gambar 11: ROA, ROE dan Asset Turnover Kewajiban Hutang Usaha 377 195 320 571 662 Pinjaman Jk. Pendek 43 25 37 24 27 Kewajiban jangka pjg lain-lain 9 12 14 20 22 Total Kewajiban 429 232 371 616 711 Total Ekuitas 646 745 792 860 942 Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 10: Rasio Penting Ratio 2010 2011 2012 2013P 2014P Pertumbuhan [%] Penjualan 4,2 22,4 (21,3) 21,3 11,5 Laba Operasi 175,4 (35,2) (54,7) 47,9 20,2 EBITDA 262,7 (33,7) (49,8) 27,8 19,4 Laba Bersih 214,2 (41,9) (53,3) 46,2 20,1 Profitability (%) Gross Margin 17,4 11,8 8,2 9,3 9,6 Operating Margin 12,1 6,4 3,7 4,5 4,8 EBITDA Margin 14,1 7,7 4,9 5,2 5,5 Net Margin 10,0 4,8 2,8 3,4 3,7 ROA 16,0 10,2 4,0 4,6 5,0 ROE 26,5 13,4 5,9 7,9 8,7 Solvabilitas [X] Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Rasio KewajibanTerhadap Aset 0,7 0,3 0,5 0,7 0,75 0,4 0,2 0,3 0,4 0,43 Likuiditas[X] Rasio Lancar 1,7 3,0 2,3 1,9 1,9 Rasio Cepat 0,2 0,6 1,5 1,0 1,0 Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report 12 Juni 2013 Page 12 of 13

DISCLAIMER Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan, Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya, Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini, Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari perti mbangan internal kami per tanggal penilaian (cut-off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini, Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan, Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu, Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor, Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini, Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan, Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi, Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal, Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupa kan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntung an lainnya dari pihak tersebut. Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi, Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan anali tis, PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis, Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp. 20.000.000,- masingmasing dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun, Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www,pefindo,com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing, Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia. 12 Juni 2013 Halaman 13 dari 13