BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

Perseroan : Organisasi dan Operasi

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAB 11 EKUITAS. Terdapat 3 bentuk utama badan organisasi bisnis, yaitu : 1. Perusahaan perorangan 2. Persekutuan. 3. Perseroan terbatas

Bab II Pembahasan. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

EKUITAS PEMEGANG SAHAM Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2

Laba bersih. perubahan tertentu pada prinsip akuntansi.

Modal pemilik = Aset Kewajiban

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 16 : EKUITAS PEMEGANG SAHAM_LABA DITAHAN

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

JUMLAH AKTIVA

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

Catatan 31 Maret Maret 2010

Equity Financing. Hak Pemilikan (Rights of Ownership)

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan)

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

INVESTASI JANGKA PANJANG. Rini Handayani, SE.,M.Si STIE Atma Bhakti Surakarta

MAKALAH TEORI AKUNTANSI : EKUITAS Disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teori Akuntansi

JUMLAH ASET LANCAR

BAB II LANDASAN TEORI

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

CAPITAL. Pengertian & Karakteristik Modal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Pengertian Modal Saham

Pertemuan: MODAL SAHAM-DEVIDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/22/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERTEMUAN KE TIGABELAS MODAL SAHAM (1)

EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad & Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Corporation: Organization and Capital Stock Transactions

A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

Analisis Aktivitas Pendanaan

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

PERTEMUAN 14 MODAL SAHAM (2) DAN LABA DITAHAN

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II BAHAN RUJUKAN

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Materi 3 PENILAIAN SEKURITAS 1

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI METODE EQUITY

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 21 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 4 KONSOLIDASI PADA ANAK PERUSAHAAN YANG DIMILIKI PENUH. McGraw-Hill/Irwin. Copyright 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 13 : CURRENT LIABILITIES & CONTINGENCIES

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PENGANTAR BISNIS CHAPTER 19 PASAR MODAL (SECURITIES MARKET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB III METODOLOGI ANALISIS

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

BAB II BAHAN RUJUKAN

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Rumah Sakit

Investasi Stock. Pertemuan ke 7

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

30 Juni 31 Desember

Bab 9 Kebijakan Dividen

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ekuitas Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan undang-undang, mempunyai eksistensi yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan usaha dalam batas-batas tertentu sebagaimaa lazimnya manusia biasa, sifat semacam ini disebut sebagai badan hukum. Perseroan mempunyai eksistensi tidak terbatas, kecuali jika umumrnya dibatasi oleh undang-undang. Perseroan modern memungkinkannya untuk memperoleh sumber daya dalam jumlah besar yang akan dihimpun dalam undangan satu manajemen. Sumber daya itu diserahkan kepada perseroan oleh para pemiliknya secara perseorangan karena mereka percaya bahwa, melalui efisiensi perseroan dalam menggunakan sumber daya itu, mereka akan dapat memperoleh suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang lebih besar daripada yang mungkin akan mereka peroleh dari kemungkinan investasi lain. sebagai ganti dari sumber daya itu perseroan menerbitkan sertifikat saham (stock certificates) yang membuktikan hak kepemilikan. Komisaris yang dipilih oleh para pemegang saham mendelegasikan kepada para manajemen tanggung jawab untuk mengawasi penggunaan, pengoperasian, dan pengaturan sumber daya perseroan. Pada perseroan, selisih antara aktiva dan kewajiban disebut ekuitas pemilik, ekuitas pemegang saham, atau ekuitas saja.

8 Ikatan Akuntan Indonesia (2004:21:2) menjelaskan bahwa defenisi dari ekuitas adalah, bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiba yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan nilai jual perusahaan tersebut. Skousen, Albrecht, Stice (2004:163) mendefinisikan ekuitas adalah, hak milik residual dari para pemilik perusahaan dalam aktiva netto (total aktiva dikurangi dengan total kewajiban) dari badan usaha tersebut. B. Penggolongan Ekuitas Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau kerena kerugian. Kaitan dan perbedaan antara jumlah modal kontribusi atau modal setoran oleh pemilik perseroan dengan laba yang dihasilkan dan ditahan dalam usaha merupakan suatu hal yang sangat penting. Penjelasan mengenai hal ini akan membantu para kreditor dan investor untuk mempertimbangkan dan memperkirakan kemampuan jangka panjang perusahaan untuk membelanjai operasinya sendiri secara internal. Jika modal setoran dari suatu perseroan relatif cukup besar dibandingkan dengan total ekuitas pemilik, ini berarti bahwa pembiayaan perseroan terutama berasal dari sumber eksternal, biasanya dari penjualan saham kepada investor. Jika modal dari hasil operasi perseroan relatif cukup besar dibandingkan dengan total ekuitas pemilik, ini berarti bahwa perusahaan menguntungkan di masa lalu dan telah menahan laba tersebut dalam perusahaan

9 untuk membantu pembiayaan aktivitasnya. Perbedaan antara modal yang dihasilkan sendiri dan modal setoran tidak begitu penting bagi perusahaan perorangan atau persekutuan, karena para pemilik perusahaan semacam itu pada umumnya terlibat dalam manajemen dan karenanya selalu mengetahui bagaimana aktivitas perusahaan dibelanjai. 1. Modal Saham Modal saham dibagi 2 yaitu: a. Saham Preferen Apabila suatu perusahaan menerbitkan baik saham biasa maupun saham preferen, hak-hak istimewa yang menyertai saham preferen biasanya terdiri dari klaim terlebih dahulu atas dividen. Preferensi dividen tidak hanya pembayaran dividen bagi para pemegang saham preferen, tetapi hanya mengatakan bahwa persyaratan dividen untuk saham preferen harus terlebih dahulu sebelum segala sesuatu dapat dibayarkan untuk saham biasa. Dividen tidak timbul berdasarkan hukum; adanya dividen untuk saham preferen, juga untuk saham biasa, tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba serta klasifikasi yang diambil dewan direksi atas penggunaan laba tersebut. Apabila dewan direksi tidak mengumumkan dividen untuk saham preferen, maka dividen itu akan dianggap berlalu. Walaupun para pemegang saham preferen memegang klaim terlebih dahulu

1 atas dividen, preferensi seperti itu pada umumnya disertai dengan pembatasan mengenai jumlah dividen yang dapat mereka terima. Saham preferen pada umumnya diterbitkan dengan nilai pari. Apabila saham preferen mempunyai nilai pari, maka dividen dinyatakan dengan suatu persentase dari nilai pari. Apabila saham preferen tidak mempunyai nilai pari, maka dividen harus dinyatakan dengan nilai uang. b. Saham Biasa Saham biasa menanggung resiko terbesar karena para pemegangnya menerima dividen hanya setelah pemegang saham preferen dibayar. Sebagai imbalan atas resiko ini, biasanya saham biasa mendapat laba terbesar jika perusahaan berhasil. Pada dasarnya, hak suara antara saham biasa dengan saham preferen tidak dibedakan, akan tetapi, hak suara kerap kali diberikan khusus kepada saham biasa sejauh dividen dibayarkan secara teratur kepada saham preferen. Jika perseroan tidak mampu membayar dividen preferen, hak suara istimewa mungkin akan diberikan kepada pemegang saham preferen, sehingga memberikan peranan yang lebih berpengaruh pada manajemen. 2. Tambahan Modal yang Disetor Seperti telah disebutkan bahwa tambahan modal yang disetor merupakan akun contributed capital. Tambahan modal yang disetor dapat berasal dari

1 beberapa sumber, yaitu: a. Penjualan saham di atas harga pari atau nominal. b. Tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran. c. Tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya d. Tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor e. Sumbangan aktiva (hibah) 3. Saldo Laba Saldo laba adalah jumlah laba yang tidak dibagikan pada periode-periode yang lalu. Jumlah total yang terlihat mungkin tidak akan menunjukkan kas yang tersedia untuk dibagikan sebagai dividen karena laba tahun-tahun lalu biasanya sudah diinvestasikan kembali dalam aktiva lainnya. Dividen dan kerugian yang lebih besar daripada saldo laba akan menimbulkan saldo negatif pada saldo laba disebut defisit. Saldo akun saldo laba ditambahkan pada total modal kontribusi untuk memperoleh jumlah total ekuitas pemegang saham dan defisit dikurangkan. Selain laba atau rugi dan dividen, faktor-faktor yang mempengaruhi saldo laba adalah penyesuaian periode sebelumnya untuk koreksi kesalahan, kuasi reorganisasi, dan transaksi saham treasuri. Kesalahan yang dibuat pada tahun-tahun lalu ditemukan dan dikoreksi pada tahun berjalan dengan suatu penyesuaian ke saldo laba. Kesalahan-kesalahan

1 akuntansi dapat diakibatkan oleh kesalahan matematik, ketidakmampuan menerapkan prosedur akuntansi yang tepat, dan pelaporan yang salah atau penghilangan informasi tertentu. Apabila kesalahan-kesalahan periode yang lalu jumlahnya material maka harus dibuat penyesuaian periode sebelumnya ke saldo laba. Jika kesalahan mengakibatkan laba periode yang lalu terlalu rendah, maka diperlukan ayat koreksi untuk menambah saldo laba, begitu sebaliknya. Sumber utama dari saldo laba adalah laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Perkiraan saldo laba bertambah karena laba bersih dan berkurang karena kerugian bersih dari kegiatan perusahaan. Apabila kerugian operasi atau debit lain ke saldo laba mengakibatkan saldo debit dalam perkiraan ini, maka saldo debit ini disebut defisit. Laba perusahaan berasal dari transaksi dengan perseorangan atau badan usaha di luar perusahaan. Tidak ada laba yang diakui dari pembangunan gedung atau pembuatan aktiva lainnya akan digunakan sendiri oleh perusahaan, walaupun biaya pembuatannya di bawah harga pasar aktiva yang serupa, pembuatan sendiri dengan harga yang lebih rendah dari harga beli aktiva hanya dianggap sebagai penghematan biaya. Tidak ada penambahan saldo laba dari transaksi dengan para pemegang saham yang melibatkan saham yang dibeli kembali, penurunannya dapat diakui. Penerimaan aktiva melalui hibah tidak diakui sebagai laba, tetapi sebagai modal setoran. Laba suatu perusahaan dapat didistribusikan kepada para pemegang saham atau ditahan guna memperluas operasinya.

1 Dividen merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Pembagian itu dapat berbentuk: a. Kas b. Aktiva lain c. Wesel atau surat hutang lainnya dari perusahaan yang sebenarnya merupakan dividen kas yang ditangguhkan Sebagian besar dividen mengakibatkan penurunan laba yang ditahan. Pengecualiannya meliputi: a. Dividen saham tertentu yang diterbitkan dalam bentuk pemecahan saham, hal ini melibatkan pemindahan dari tambahan modal setoran ke modal resmi b. Dividen dalam likuidasi perusahaan, hal ini menunjukkan suatu pengembalian sebagian atau seluruh modal rsmi perusahaan kepada para pemegang saham dan menghendaki penurunan modal setoran. 4. Saham Treasuri Jika saham sendiri dibeli kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara formal, maka saham seperti ini disebut saham treasuri. Saham treasuri ini kemudian dapat diedarkan kembali atau dihentikan peredarannya secara formal.

1 Saham treasuri tidak boleh dianggap sebagai aktiva, sebaliknya saham ini harus dilaporkan sebagai pengurang terhadap modal sendiri secara total. Suatu perusahaan tidak dapat mempunyai hak kepemilikan atas sahamnya sendiri. Saham treasuri tidak memperoleh hak-hak seperti yang dimiliki oleh para pemegang saham perseroan, misalnya dividen atau hak suara, sebagaimana terdapat pada sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perusahaan. Modal resmi tidak akan terpengaruh oleh pembelian atau penerbitan kembali saham treasuri. Pembelian saham treasuri menurunkan jumlah saham yang beredar, sementara penerbitannya kembali akan menaikkan jumlah saham yang beredar, tetapi modal resmi tidak boleh berubah baik dengan adanya pembelian saham sendiri maupun penerbitan atau pengeluarannya kembali. Sebagaimana telah ditunjukkan sebelumnya, tidak akan ada pengakuan keuntungan atau kerugia yang timbul dengan adanya pembelian saham sendiri, penerbitan kembali, atau penghentian peredaran saham treasuri untuk selamanya. Saldo laba akan berkurang dengan adanya transaksi saham treasuri, tetapi tidak akan pernah bertambah dengan adanya transaksi itu. C. Pencatatan Ekuitas Sebagaimana telah disebutkan di atas, modal perseroan dipisahkan antara modal setoran dan saldo laba. Hal ini merupakan suatu perbedaan yang penting karena para pembaca laporan keuangan perlu mengetahui bagian ekuitas yang berasal dari investasi para pemilik dibandingkan dengan bagian ekuitas yang dihasilkan dan

1 ditahan oleh perusahaan. Modal setoran terdiri dari modal resmi dan modal yang melebihi modal resmi. Modal resmi dicatat sebagai modal saham dan modal yang melebihi modal resmi dicatat sebagai tambahan modal yang disetor. Transaksitransaksi yang berhubungan dengan ekuitas antara lain: 1. Penjualan Saham secara Tunai Modal saham yang dijual tunai dicatat dengan mendebit kas dan mengkredit modal saham sebesar nilai pari atau nilai statuter. Apabila jumlah kas yang diterima dari penjualan saham lebih besar daripada nilai pari atau nilai statuter, kelebihannya dicatat secara terpisah dengan mengkredit perkiraan tambahan modal setoran (agio atas nilai pari atau agio atas nilai statuter). Perkiraan ini dipertahankan dalam pembukuan selama saham yang berkaitan dengan perkiraan itu masih beredar. Apabila saham ditarik, saldo modal saham dan setiap saldo agio yang bersangkutan biasanya dihapus. Pada umumnya, saham diberi nilai pari atau nilai statuter (yang ditetapkan). Tetapi jika nilai seperti itu tidak diberikan, maka seluruh jumlah kas yang diterima dari penjualan saham dikreditkan ke perkiraan modal saham dan tidak ada perkiraan agio saham. 2. Penjualan Saham Berdasarkan Abonemen Pesanan Modal saham bisa diterbitkan berdasarkan abonemen pesanan (subscription). Abonemen pesanan adalah suatu kontrak yang mengikat secara hukum antara pemesan (pembeli saham) dan perseroan (penerbit saham). Jadi, merupakan suatu bentuk pemesanan saham secara resmi. Dokumen ini menetapkan jumlah saham

1 yang dipesan, harga pesanan, syarat pembayaran, dan persyaratan lain mengenai transaksi itu. Abonemen pesanan saham, selain memberikan kepada perusahaan suatu klaim yang sah sebesar harga kontrak, juga memberikan status resmi sebagai pemegang kepada pemesan kecuali hak-hak tertentu sebagai pemegang saham yang secara khusus tidak diperkenankan oleh ketentuan kontrak. Pada umumnya, sertifikat saham yang membuktikan pemilikan saham tidak diterbitkan sampai seluruh harga pesanan diterima oleh perusahaan. Jika saham dipesan secara resmi, akun piutang pemesanan modal saham didebit sebesar harga subskripsi, modal saham yang dipesan dikredit sebesar jumlah yang diakui sebagai modal saham apabila harga pesanan telah diterima, dan perkiraan agio saham dikredit sebesar kelebihan harga pesanan terhadap nilai pari atau nilai statuter. Piutang pemesanan modal saham merupakan perkiraan pengendali, dan pesanan perseorangan dicatat pada buku besar pembantu untuk pemesan. Jurnal pemesan (subscribers journal) bisa digunakan secara khusus mencatat pemesan modal saham. Piutang pemesanan dianggap sebagai aktiva lancar apabila perusahaan mengharapkan akan segera menerima sisanya, itu merupakan situasi yang biasa. Modal saham yang dipesan dan agionya dilaporkan pada segi ekuitas pemegang saham dalam neraca. Saham yang dipesan mungkin akan dibayar dengan uang (kas) atau aktiva lain yang disetujui oleh perseroan. Ketika pembayaran diterima perkiraan aktiva yang sesuai didebit dan perkiraan piutang dikredit. Kredit juga dibuat pada perkiraan pemesan dalam buku besar pembantu. Penerbitan saham yang sesungguhnya dicatat dengan mendebit modal saham yang dipesan dan mengkredit modal saham.

1 Jika pemesan tidak memenuhi syarat kontrak pemesanan karena tidak mampu melakukan pembayaran ketika jatuh tempo, maka perusahaan mungkin akan: a. Mengembalikan kepada pemesan jumlah yang telah dibayarkan b. Mengembalikan kepada pemesan jumlah yang telah dibayarnya dikurangi dengan penurunan harga atau biaya yang akan terjadi dalam penjualan kembali saham itu c. Menyatakan semua jumlah yang telah dibayarkan sebagai denda d. Menyerahkan saham kepada pemesan sesuai jumlah yang telah dibayar penuh. Praktik yang akan diikuti akan tergantung kepada kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan dalam batas-batas hukum yang ditetapkan. 3. Pembayaran Saham dengan Aktiva Selain Kas Apabila modal saham diterbitkan untuk dibayar dengan aktiva selain kas atau dalam bentuk jasa, maka nilai pasar yang wajar dari saham tersebut atau nilai dari imbalan yang diterima akan digunakan untuk mencatat transaksi tersebut. Jika ada harga pasar yang tercatat di bursa saham untuk saham tersebut, harga ini dapat digunakan untuk mencatat transaksi itu. Jika tidak, mungkin saja hanya harga pasar yang wajar dari imbalan atau bayaran yang diterima bisa ditentukan, misalnya melalui penilaian dari pihak ketiga yang dianggap kompeten. Jika nilai obyektif baik untuk saham maupun aktiva atau jasa yang diterima perusahaan tidak dapat ditentukan, maka dalam hal ini dewan direksi pada umumnya

1 mempunyai kewenangan untuk menetapkan nilai surat berharga yang diterbitkan dan aktiva atau jasa yang diterima. Nilai ini akan berlaku secara resmi tanpa memerlukan adanya pembuktian bahwa telah terjadi kecurangan di dalam penentuan nilai tersebut. Akan tetapi, penentuan nilai yang dilakukan oleh dewan direksi ini haruslah didasarkan pada penilaian yang amat cermat. Hal ini telah sering menimbulkan masalah di mana para anggota dewan menetapkan nilai yang sangat tinggi untuk saham dalam rangka memperbaiki posisi keuangan yang akan dilaporkan. Jika nilai atas aktiva dan jasa tersebut tidak dapat ditetapkan dengan jelas dan penilaian yang dibuat oleh dewan direksi digunakan untuk pelaporan aktiva dan modal yang ditanamkan, maka dasar-dasar penilaian yang digunakan oleh dewan direksi harus diungkapkan dalam neraca. Jika terdapat bukti yang jelas bahwa telah dilakukan penilaian yang tidak tepat terhadap aktiva/jasa hasil pertukaran dengan saham, maka nilai aktiva/jasa tersebut harus ditetapkan kembali. Suatu saham dikatakan dipergemuk (watered) jika aktiva yang diperoleh dari hasil pertukaran saham tersebut telah ditetapkan terlalu tinggi (overstated) sehingga pos modal yang berkaitan dengannya juga akan terlalu tinggi nilainya. Di sisi lain, neraca akan dikatakan mengandung cadangan tersembunyi (secret reserves) jika di dalamya terkandung aktiva yang dinilai terlalu rendah atau adanya unsur kewajiban yang dinilai terlalu tinggi disertai dengan penetapan nilai modal yang terlalu rendah.

1 4. Pembelian Kembali Saham yang Beredar Karena berbagai alasan, perusahaan mungkin saja merasa lebih baik untuk membeli kembali sejumlah saham yang sedang beredar. Alasan perusahaan untuk membeli kembali saham yang sedang beredar adalah: a. Memperbesar laba per saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar. b. Mendorong naiknya harga pasar saham c. Menaikkan rasio hutang terhadap ekuitas d. Memperoleh saham untuk dikonversi dengan sekuritas lain e. Menginvestasikan kelebihan kas secara temporer Apapun alasannya, saham suatu perusahaan dapat dibeli kembali dengan menggunakan ketentuan penarikan atau penebusan, dengan membeli kembali saham di pasar bebas, atau melalui hibah atau sumbangan dari para pemegang saham. Dalam pembelian kembali saham yang sedang beredar, terdapat ketentuan bahwa pembelian kembali saham yang sedang beredar tidak menimbulkan laba atau rugi. Perusahaan menerbitkan saham untuk menambah modalnya, dimana hal ini dimaksudkan untuk menaikkan profitabilitas, sementara dalam pembelian kembali saham, perusahaan akan mengurangi modalnya yang akan digunakan untuk operasi selanjutnya. Laba atau rugi berasal dari aktivitas kegiatan operasi dan kegiatan investasi perusahaan, bukan dari transaksi yang berhubungan dengan para pemegang sahamnya.

2 Modal saham perusahaan dapat dibeli kembali untuk ditahan selamanya (penghentian peredaran saham selamanya) ataupun disimpan sementara waktu sebagai saham treasuri dan kemudian ditentukan apakah akan ditahan selamanya atau diterbitkan kembali. 5. Pembelian Kembali Saham untuk Disimpan Selamanya Jika saham dibeli kembali seharga nilai pari atau nilai statuter (yang ditetapkan) dan kemudian disimpan selamanya, maka perkiraan modal saham akan didebit dan kas dikredit. Jika harga pembelian saham tersebut melebihi nilai pari atau nilai statuter, maka jumlah kelebihan tersebut dapat diperlakukan sebagai berikut: a. Dibebankan ke saldo tambahan modal setoran sesuai dengan kelas saham. b. Dialokasikan antara tambahan modal setoran dan laba yang ditahan c. Dibebankan seluruhnya ke laba yang ditahan. Alternatif yang akan digunakan tergantung pada adanya tambahan setoran modal yang telah ditetapkan sebelumnya dan berdasarkan pilihan manajemen. Jika suatu perusahaan membeli kembali sahamnya dengan harga di bawah nilai pari atau nilai statuter, maka selisih tersebut akan dikreditkan ke perkiraan tambahan modal setoran, dan bukan ke perkiraan laba yang ditahan. Jika kemudian saham preferen sendiri dibeli kembali dengan harga di atas nilai pari, maka selisihnya dapat didebit ke perkiraan agio atas nilai pari (sebagai salah satu unsur dari tambahan

2 modal setoran), tambahan modal setoran dari pembelian kembali saham preferen atau laba yang ditahan. 6. Saham Treasuri: Ada dua metode yang akan digunakan untuk pencatatan transaksi saham treasuri yang dapat diterima secara umum yaitu: a. Metode biaya atau harga perolehan (cost method) dimana pembelian saham treasuri dianggap menimbulkan elemen modal yang tujuan akhirnya masih akan ditentukan. b. Metode nilai pari (statuter), dimana pembelian saham treasuri dipandang sebagai penghentian peredaran saham secara efektif. 7. Hibah Saham Treasuri Ada kalanya saham treasuri diperoleh berkat hibah (sumbangan) dari para pemegang saham. Saham mungkin dihibahkan untuk membantu perusahaan menambah modal dengan menjual kembali saham tersebut. Selain itu, saham bisa dihibahkan untuk menghilangkan defisit. Pada umumnya, semua pemegang saham ikut serta dalam hibah, masing-masing pemegang saham menghibahkan persentase tertentu dari miliknya sehingga proporsi hak milik dalam perusahaan tidak berubah. Jika tidak ada dasar penilaian yang obyektif, perolehan saham treasuri melalui hibah dapat dilaporkan dalam pembukuan perusahaan dengan ayat memorandum.

2 Setelah saham hibah tersebut dijual, ayat jurnal yang akan dicatat dengan mendebit kas dan mengkredit perkiraan tambahan modal setoran. Jika saham treasuri diperoleh dari hibah dan nilai pasar saham tersebut diketahui, transaksi itu akan dicatat seperti biasa, baik dengan menggunakan metode biaya atau metode nilai pari. Sebagai pengganti kredit ke perkiraan kas, ayat jurnal kredit akan dilakukan terhadap perkiraan tambahan modal setoran, misalnya tambahan modal setoran dari hibah. 8. Hak atas Saham Hak atas saham diberikan kepada para pemegang saham yang ada untuk memungkinkan mereka mempertahankan proporsi hak milik mereka jika ada penerbitan saham baru Ketika mengumumkan diberikannya hak untuk membeli tambahan modal saham, direksi perseroan akan menetapkan tanggal kapan hak itu akan diberikan. Semua pemegang saham yang namanya terdaftar pada tanggal penerbitan tersebut akan dicatat untuk menerima hak. Jadi, antara tanggal pengumuman hak dan penerbitan hak, saham tersebut dianggap menjual right on. Setelah hak tersebut diterbitkan, maka saham tersebut menjual ex right, dan hak tersebut dijual terpisah oleh orang-orang yang menerimanya dari perseroan. Tanggal kadaluarsa juga ditentukan pada saat hak tersebut diumumkan dan hak yang tidak dimanfaatkan sampai tanggal kadaluarsa ini tidak akan mempunyai nilai apa-apa lagi.

2 Jika hak atas saham diterbitkan bagi para pemegang saham, hanya ayat memori yang diperlukan dalam pembukuan penerbit yang menunjukkan jumlah lembar saham yang dapat dimiliki berdasarkan hak yang beredar. Informasi seperti ini diperlukan agar perseroan dapat menyediakan saham yang belum diterbitkan atau yang dibeli kembali dalam masalah yang memadai untuk memenuhi ketentuan hak atas saham tersebut. Atas penyerahan hak dan penerimaan pembayaran sebagaimana digariskan oleh hak tersebut, diterbitkanlah saham. Pada saat ini satu jurnal memori dibuat untuk mencatat penurunan jumlah lembar hak yang beredar disertai dengan satu ayat jurnal untuk mencatat penjualan saham. Ayat jurnal untuk penjualan saham dicatat dengan cara yang sama dengan penjualan saham lainnya, dengan pengakuan yang tepat atas kas yang diterima, nilai pari atau nilai statuter dari saham yang diterbitkan,dan tambahan modal setoran jika ada. Informasi yang berkaitan dengan hak atas saham yang masih beredar harus dilaporkan dalam neraca perseroan sehingga pengaruh dari penggunaan atas hak yang masih tersisa dapat ditentukan 9. Laba dan Dividen Jika perusahaan memperoleh laba, maka pencatatan yang akan dilakukan adalah dengan mendebit ikhtisar laba rugi dan mengkredit saldo laba sebesar jumlah laba yang diperoleh pada periode tersebut. Perusahaan dapat saja mengumumkan dividen yang akan dibayarkan sebelum pembagian dividen. Jurnal yang harus dicatat pada saat pengumuman adalah dengan mendebit dividen dan mengkredit utang dividen (tergantung pada jenis dividen yang

2 akan dibagikan). Pada saat realisasi dividen, pencatatan yang harus dilakukan adalah dengan mendebit perkiraan utang dividen dan mengkredit kas atau akun yang sesuai dengan jenis dividen yang diberikan. 10. Kuasi Reorganisasi Saldo debit dalam akun saldo laba disebabkan oleh akumulasi kerugian selama beberapa tahun atau pendebitan dalam jumlah besar ke saldo laba. Ada kalanya perusahaan yang mengalami defisit yang besar dipaksa untuk menghentikan usahanya dan atau ditangani pengadilan sebagai perusahaan yang sedang bangkrut. Namun dapat juga saldo tersebut dinolkan untuk menghapus defisit saldo laba sehingga seakan-akan perusahaan tersebut baru didirikan. Ini disebut kuasi reorganisasi. Pada kuasi reorganisasi, aktiva dinilai kembali agar mencerminkan nilai pasar saat itu. Hal ini mungkin akan memerlukan penurunan nilai aktiva dalam jumlah yang besar yang dicatat juga ke saldo laba sehingga memperbesar defisit. Total defisit kemudian dihapus dengan membebankannya ke saldo modal setoran. Dengan demikian perusahaan mempunyai struktur modal yang baru. D. Penyajian Ekuitas di Neraca Modal setoran dan unsur-unsurnya dalam neraca harus diungkapkan secara terpisah dari saldo laba. Dalam sisi modal setoran, penting untuk mengidentifikasi kelas-kelas saham yang utama dengan perkiraan tambahan modal setoran dari kelas saham yang bersangkutan. Walaupun ada praktik yang lazim untuk melaporkan

2 tambahan modal setoran dari setiap kelas saham dalam satu jumlah saja, namun perkiraan-perkiraan terpisah harus disediakan dalam buku besar untuk menunjukkan masing-masing sumber modal setoran dan saham treasuri, dari denda pemesanan saham, atau dari hibah oleh para pemegang saham. Selain informasi diatas, harga pokok saham treasuri harus dikurangkan dari ekuitas pemegang saham. Demikian pula kerugian yang belum direalisasi atas sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan harus dilaporkan sebagai pos lawan ekuitas dan dikurangkan dalam penentuan total ekuitas pemegang saham. Para pembaca laporan keuangan harus diberi penjelasan mengenai perubahan masing-masing saldo ekutas yang terjadi selama satu periode. PSAK No. 21 menyatakan bahwa penyajian ekuitas di neraca mencakup beberapa hal berikut ini: 1. Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada. 2. Modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam neraca. 3. Bila terdapat lebih dari satu jenis saham, hak preferen dari suatu golongan saham atas dividen dan pelunasan modal pada saat likuidasi harus dicantumkan dalam laporan keuangan.

2 4. Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak dividen kumulatif, jumlah tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan dividen pada periode sebelumnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 5. Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 6. Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajiaannya sesuai dengan akta pendirian badan usaha tersebut, misalnya: saham atas penyertaan modal dalam kepemilikan PT. 7. Pada perusahaan yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat ditempatkan dengan dasar pesanan. Dengan dasar ini, saham hanya akan dikeluarkan jika pemesan telah membayar penuh harga saham yang bersangkutan. Pesanan saham dicatat dengan mendebit akun piutang kepada pemesan saham dan mengkredit akun modal saham yang dipesan. Akun modal saham yang dipesan disajikan dalam kelompok modal di bawah akun modal saham. Akun piutang kepada pemesan saham sebesar sisa harga saham yang belum dilunasi dalam transaksi semacam ini lazimnya disajikan dalam kelompok aktiva lancar. Apabila piutang ini tidak dimaksudkan untuk ditagih dalam waktu dekat, akun ini dapat disajikan dalam kelompok mengurangi akun modal saham yang dipesan. Pada saat harga saham sudah dibayar penuh, akun modal saham yang dipesan akan didebit dan akun modal saham dikredit.

2 8. Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu. Akun ini harus dinyatakan terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika diberikan indikasi mengenai pembatasan terhadap saldo laba,misalnya cadangan untuk perluasan pabrik atau untuk memenuhi ketentuan UU maupun ikatan tertentu. Saldo laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen karena pembatasan-pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri yang menggambarkan tujuan pencadangan dimaksud, pembatasan-pembatasan yang ada harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 9. Saldo laba tidak boleh dibebankan atau dikredit dengan pos-pos yang seharusnya diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Bentuk penyajian ekuitas di neraca akan tergantung pada penggunan metode pencatatan atas transaksi saham treasuri. Jika perusahaan menggunakan metode biaya untuk mencatat transaksi saham treasuri, maka saham treasuri akan disajikan dibawah total ekuitas dan disajikan sebagai pengurang. Jik perusahaan menggunakan metode nilai pari, maka saham treasuri akan disajikan dibawah akun modal saham sebagai pengurang akun tersebut.

2 1. Penyajian Ekuitas di neraca jika saham treasuri dicatat menggunakan metode biaya Ekuitas: - Modal saham preferen, nilai nominal Rp xxx, diterbitkan Rp xxx xxx lembar, ditempatkan dan disetor penuh xxx lembar - Modal saham biasa, nilai nominal Rp xxx, diterbitkan Rp xxx xxx lembar, ditempatkan dan disetor penuh xxx lembar - Tambahan modal yang disetor Rp xxx - Saldo Laba Rp xxx Jumlah Rp xxx - Saham Tresuri (Rp xxx) Total Ekuitas Rp xxx 2. Penyajian Ekuitas di neraca jika saham treasuri dicatat menggunakan metode nilai pari Ekuitas: - Modal saham preferen, nilai nominal Rp xxx, diterbitkan Rp xxx xxx lembar, ditempatkan dan disetor penuh xxx lembar - Modal saham biasa, nilai nominal Rp xxx, diterbitkan Rp xxx xxx lembar, ditempatkan dan disetor penuh xxx lembar - Saham Treasuri (Rp xxx) Jumlah modal Rp xxx - Tambahan modal yang disetor Rp xxx - Saldo Laba Rp xxx Total Ekuitas Rp xxx