BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya, salah satu diantaranya melalui kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai suatu pendekatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan diarahkan kepada pengembangan. SDM yang bermutu tinggi, guna memenuhi kebutuhan dan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang dinamis. Sekolah bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip kemandirian, kerjasama, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara yang otentik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

meningkatkan dan menindaklanjuti hasil penelitian ini. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI. Paningkat Siburian. Abstrak

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan merupakan wadah. dinamis. Dalam kaitannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekolah sehingga apa yang menjadi kelebihan sekolah dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH DALAM KERANGKA MBS. Rahmania Utari

bagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi hasil penelitian. Pokok-pokok kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dalam pengelolaan organisasi sekolah agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

Manajemen Berbasis Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. OLEH: ASEP SURYANA,M.Pd.

TESIS. Disusun Oleh : Much. Nur Daim. NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sistem Pendidikan

T E S I S. Oleh : SUTADI NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses pendidikan dilakukan, mempunyai sistem yang dinamis dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan hanya sebagai berkumpulnya murid dengan guru, akan tetapi kegiatan tersebut ada dalam lingkup suatu sistem yang kompleks dan saling berhubungan dimana pengelolaannya memerlukan sumber daya manusia yang unggul yang diharapkan menghasilkan keluaran (output) atau lulusan yang unggul pula yang mampu bersaing sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serta pada akhirnya keluaran (output) sekolah diharapkan dapat memberikan pengaruh pada pembangunan bangsa. Supriadi (1998 : 346) mengungkapkan bahwa salah satu sumber daya manusia yang merupakan komponen penting dalam menentukan mutu pendidikan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah menjadi sangat penting dalam menentukan kualitas mutu pendidikan karena kepala sekolah adalah seorang manajer, administrator, penentu kebijakan dan pamong di sekolah tersebut. Oleh karena itu tidak berlebihan jika kepala sekolah adalah variabel yang sering disorot dalam penelitian pendidikan. Dari beberapa kompetensi kepala sekolah, kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan komponen penting dalam meningkatkan program sekolah yang selama ini sudah berjalan yaitu Manajemen Berbasis Sekolah. Kompetensi (MBS) ini akan menjadi salah satu variabel penting dalam 1

menentukan arah keberhasilan program MBS. Dalam kerangka inilah dirasakan perlu menelaah tentang kemampuan manajemen kepala sekolah secara profesional untuk mensukseskan salah satu program, yaitu program manajemen berbasis sekolah. Kemampuan manajerial kepala sekolah adalah seperangkat teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Selain itu kemampuan manajerial kepala sekolah dapat juga diartikan sebagai suatu kompetensi (kemapuan) mengelola yang harus dimiliki kepala sekolah yang berkaitan dengan tuntunan tugas dan pekerjaan. (Akdon, 2002:34). Prinsip relevansi merupakan prinsip umum yang diselenggarakan di Indonesi di samping prinsip efisiensi dan efektivitas, kontinuitas serta fleksibelitas program. Kepala Sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. (Mulyasa, 2004:73). Sebagai manajer ia harus mampu mengelola agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah jika didalam menjalankan tugas sebagai manajer mampu melakukan 5 macam kegiatan pokok seorang manajer yaitu : 1) perencanaan / planning, 2) Pengorganisasian / organizing, 3) pelaksanaan / actuating, 4) penganggaran / budgeting dan 5) kontrol / controlling ( Hadari Nawawi 2003 : 52) Selanjutnya Dinas Pendidikan (dalam MPMBS, 2002: 4) telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai Educator, Manager, Administrator, dan 2

Supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga sedikitnya harus mampu perfungsi sebagai Educator, Manager, Admnistrator, Supervisor, Leader. Innovator, Motivator (EMASLIM). Indikator ketercapaian tujuan sekolah yaitu prestasi / sumbangan yang diberikan kepala sekolah adalah meliputi ketercapaian prestasi akademis yang meliputi Nilai Ujian Nasional, Lomba Karya Ilmiah serta cara berpikir nalar dan kritis; dan prestasi non akademis yang meliputi : kerjasama, toleransi, kasih sayang terhadap sesama dan kedisiplinan disekolah. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka definisi kinerja manajerial adalah segala daya dan upaya kepala sekolah dalam mengelola budaya sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan semberdaya manusia secara optimal. Pengelolaan sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dalam mengasilkan keluaran (output) atau lulusan yang lebih baik dan berkualitas dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaan sekolah sangat memerlukan manajemen. Manajemen memegang peranan penting dalam menentukan produktivitas suatu organisasi. Dalam konteks manajemen berbasis sekolah (MBS) sekolah dituntut untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaannya guna meningkatkan kualitas dan efisiensinya. Namun demikian otonomi pendidikan dalam konteks manajemen berbasis sekolah harus dilakukan dengan mengacu pada akuntabilitas terhadap masyarakat, orang tua siswa maupun pemerintah pusat dan daerah. Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan dapat berhasil dengan baik, kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan yang dimaksud adalah peningkatan 3

kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang dan tujuannya. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,baik tujuan janka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang. Tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal,efektif,dan efisien. Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah (MBS), yang memberikan kewenangan penuh(otonomi) kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan. Manajemen berbasis sekolah merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai dengan adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi namun masih dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. MBS harus mengakibatkan peningkatan proses belajar mengajar sehingga hasil belajarpun meningkat. Sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip MBS adalah sekolah yang harus lebih bertanggungjawab, kreatif dalam bertindak dan mempunyai wewenang lebih serta dapat dituntut pertanggungjawabannya oleh pemangku kepentingan. Diharapkan dengan menerapkan manajemen pola MBS, sekolah lebih berdaya dalam beberapa hal berikut: Menyadari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi sekolah tersebut. Mengetahui sumberdaya yang dimiliki dan masukan pendidikan yang akan dikembangkan. 4

Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk kemajuan lembaganya. Bertanggungjawab terhadap orangtua, masyarakat, lembaga terkait, dan pemerintah dalam penyelenggaraan sekolah. Persaingan sehat dengan sekolah lain dalam usaha-usaha kreatif-inovatif untuk meningkatkan layanan dan mutu pendidikan. Meningkatkan peran serta Komite Sekolah, masyarakat, dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk mendukung kinerja sekolah. Menyusun dan melaksanakan program sekolah yang mengutamakan kepentingan proses belajar mengajar (pelaksanaan kurikulum), bukan kepentingan administratif saja. Menerapkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya sekolah (anggaran, personil, dan fasilitas). Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan,dan kondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola umum atau kebiasaan. Menjamin terpeliharanya fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Meningkatkan profesionalisme personil sekolah. Meningkatnya kemandirian sekolah di segala bidang. Adanya keterlibatan semua unsur terkait dalam perencanaan program sekolah (misal: KS, guru, Komite Sekolah, tokoh masyarakat, dll). Adanya keterbukaan dalam pengelolaan anggaran pendidikan sekolah. (Depdiknas : 2005 : 46-57) 5

Untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan MBS, kepala sekolah, guru dan tenaga adm harus mempunyai dua sifat yaitu profesional dan manajerial mereka harus memiliki pengetahuan yang dalam tentang peserta didik dan prinsip-prinsip pendidikan, sehingga segala keputusan yang diambil didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan pendidikan. Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus: 1) Memiliki kemampuan berkolaborasi dengan guru dan masyarakat sekitar sekolah. 2) Memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan pembelajaran. 3) Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menganalisis situasi sekarang berdasarkan apa yang seharusnya serta mampu memperkirakan kejadian di masa depan berdsarkan situasi sekarang. 4) Memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang berkaitan dengan efektifitas pendidikan di sekolah. 5) Mampu memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangan sebagai peluang, serta mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan. Saat ini keterbukaan dan akuntabilitas sekolah bisa dilakukan dengan melakukan berbagai pertemuan dan rapat dengan komite sekolah untuk memberitaukan secara terbuka semua persoalan yang dihadapi sekolah, mulai dari masalah guru, dana yang dibutuhkan, dana yang tersedia dsb. Makin ada keterbukaan, akan makin baik terhadap citra sekolah dan kemungkinan sekolah mendapat bantuan lagi dari masyarakat akan lebih besar. 6

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Peran kepala sekolah seperti yang dijelaskan di atas juga akan berjalan dengan baik ketika ada kesinergisan dengan peran yang dilaksnakan oleh budaya sekolah sebagai mitra dan patner kerjanya untuk meningkatkan kualitas sekolah. kemampuan manajerial kepala sekolah dan budaya sekolah akan sangat menentukan terhadap keberhasilan pelaksanaan otonomi sekolah melalui program manajemen berbasis sekolah di sekolah yang bersangkutan. Keragaman penerapan produktivitas disetiap sekolah yang ada serta adanya kesenjangan antara upaya maksimal kemampuan manajerial kepala sekolah dan budaya sekolah, dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah masih rendah/kurang, sehingga berimplikasi terhadap adanya dugaan dari penulis bahwa hal itu terjadi karena pengaruh kinerja manajerial masing-masing kepala sekolah berbeda-beda, hal ini mengakibatkan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah masing-masing sekolah pun berbeda pula. Fenomena itu sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui sebuah penelitian yang difokuskan pada judul penelitian Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Mutu Kinerja Sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang Berdasarkan uraian di atas muncul beberapa pokok pertanyaan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini, pokok pertanyaan tersebut di susun dalam bentuk rumusan masalah sebagai berikut. 1. Seberapa kuat pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap mutu kenerja sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang? 7

2. Seberapa kuat pengaruh pelaksanaan manajemen berbasis sekolah terhadap mutu kinerja sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang? 3. Seberapa kuat pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah melalui manajemen berbasis sekolah terhadap mutu kenerja sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh antara kemampuan manajerial kepala sekolah dan manajemen berbasis sekolah terhadap mutu kineja sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap mutu kenerja sekolah SMP Negeri se-kabupaten Subang 2. Pengaruh manajemen berbasis sekolah terhadap mutu kenerja sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang 3. Pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah melalui pelaksanaan manajemen berbasis sekolah secara bersama-sama terhadap mutu kenerja sekolah. 8

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu Administrasi Pendidikan dan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi para peneliti dan pengamat masalah manajemen berbasis sekolah dan kinerja sekolah. 2. Kegunaan Praktis Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat: a. Memberikan sumbangan pemikiran pada para guru tentang pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah, manajemen berbasis sekolah sekolah dan mutu kenerja sekolah. b. Meningkatkan kualitas sekolah melalui kemampuan manajerial kepala sekolah dalam kerangka manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam bentuk kreativitas, inovasi, keterampilan, kemandirian, dan tanggung jawab.. c. Khususnya bagi mahasiswa magister Administrasi pendidikan penelitian ini menjadi gambaran bagaimana teori-teori administrasi pendidikan diimplementasi dalam tatanan praktis dan menjadi umpan balik sejauh mana kesiapan praktisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 9

E. Paradigma dan Kerangka Penelitian Apabila digambarkan dalam bentuk sebuah model, maka penelitian ini dapat divisualisasikan dalam bagan sebagai berikut: Kemapuan Manajerial Kepala Sekolah 1. Merencanakan (planning) 2. Mengorganisasi (organizing) 3. Menggerakan (actuating) 4. Mengendalikan (controling) (G.R Terry:1992) rx 1 X 2 Pelaksanaan MBS (X1) rx 1 Y (Y) Mutu Kinerja Sekolah Input 1. Pembiayaan 2. Sarana dan prasarana 3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan 4. Kurikulum Proses 5. Proses Belajar Mengajar 6. Manajemen Pengelolaan 1. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab 2. Pengambilan keputusan bersama 3. Transparansi 4. Akuntabilitas (Djam an:2006) (X2) rx 2 Y Output 7. Kompetensi Lulusan 8. Penilaian (PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 Ayat 1) Setelah menetapkan indikator variabel, maka selanjutnya akan dianalisis : a. Seberapa kuat pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap mutu kenerja sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang. b. Seberapa kuat pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang? c. Seberapa kuat pengaruh manajemen berbasis sekolah terhadap mutu kenerja sekolah di SMP Negeri se-kabupaten Subang? 10

F. Anggapan Dasar Arikunto (2001:60) mengemukakan bahwa anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Selanjutnya dikemukakan bahwa peneliti dipandang perlu merumuskan anggapan dasar penelitian dengan maksud : (1) Agar dapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti, (2) Untuk mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian dan (3) Berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan anggapan dasar penilitian ini ditempuh melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan kemampuan manajerial kepala sekolah, manajemen berbasis sekolah, dan Mutu Kinerja sekolah dalam organisasi sekolah. Adapun Anggapan dasar penelitian ini adalah : 1. Kemampuan manajerial kepala sekolah merupakan kemampuan yang perlu dimiliki kepala sekolah dalam mengelola sumberdaya organisasi berdasarkan kompetensi yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan (Akdon, 2002:7) 2. Esensi dari implemantasi MBS adalah pelimpahan kewenangan secata otonom kepada sekolah dalam upaya meningkatkan mutu kinerja sekolah dengan cara memberdayakan semua (stakeholders) yang berkepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui melalui kemampuan manajerial kepala sekolah dan implementasinya dalam manajemen berbasis sekolah. 11

3. Mutu kinerja sekolah berkaitan dengan bagaimana menghasilkan lulusan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga pada akhirnya diperoleh lulusan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman (Mulyasa, 2006: 134). Jadi dalam upaya peningkatan mutu kinerja sekolah tersebut memerlukan komitmen bersama yang melibatkan seluruh personil sekolah dan stakeholders dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi G. Hipotesis Sugiyono, (2001 : 39) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Hipotesis 1 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap manjemen berbasis sekolah. Hipotesis 2 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan manajemen berbasis sekolah terhadap mutu kinerja sekolah. Hipotesis 3 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kemampuan manajerial kepala sekolah dan MBS terhadap mutu kenerja sekolah. 12