BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (GPP/H) atau attention

ABSTRAK PENGARUH KONSUMSI DHA TERHADAP KECENDERUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS PADA ANAK USIA 3 6 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. bisa jadi akan terus bertahan hingga mereka dewasa. Siswa siswi usia sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. 1. sering ditunjukkan ialah inatensi, hiperaktif, dan impulsif. 2 Analisis meta-regresi

Issu Metodologi MOOD AND PERFORMANCE FOOD. Baseline. Expectancy dan Placebo 14/04/2014

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendekati endemik dan disebutkan bahwa pasien yang mengalami. penyebab utama dari cedera tulang belakang adalah trauma, baik trauma

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

PENDAHULUAN. menyusutnya luas lahan pertanian karena sudah beralih hngsi menjadi kawasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manapun dengan berbagai budaya dan sistem sosial. Keluarga merupakan warisan umat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KASUS PSIKOLOGI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG ANAK RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

Brain Booster (Nutrisi Pengungkit Otak)

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini, ada kecenderungan penambahan asam lemak essensial

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi diikuti dengan keseimbangan antara jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Soft Drink Pada Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes

Mitos dan Fakta Kolesterol

I. PENDAHULUAN. Mudjajanto dan Yulianti (2004). Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I PENDAHULUAN. perempuan ideal adalah model kurus dan langsing, obesitas dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

PENGERTIAN. Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id 5/9/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) terhadap Daya Ingat Mencit Jantan Galur Swiss Webster Menggunakan Metode Labirin Y

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan.

BAB I PENDAHULUAN. kandungan dengan memberi nutrisi yang memadai pada ibu hamil. Pemberian nutrisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) merupakan suatu kondisi medis pada anak yang ditandai dengan gejala hiperaktif, impulsif, dan inatentif (Sinn, 2008). Gejala tidak mampu memusatkan perhatian/inatentif ditandai dengan ketidakmampuan anak dalam menyelesaikan tugas, sedangkan gejala hiperaktif dan impulsif ditandai dengan aktivitas yang berlebihan dan berisiko (Novriana, et al., 2014). GPPH merupakan gangguan jiwa pada anak yang paling sering dijumpai di klinik maupun masyarakat. Jika GPPH tidak dideteksi sejak dini, maka gangguan ini akan berlanjut dan berdampak dalam segala aspek kehidupan, mulai dari bidang psikologis, sosial, dan pencapaian akademik, sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup anak. Permasalahan lain yang timbul akibat GPPH antara lain adalah orang tua pada umumnya sering menyalahkan diri sendiri karena tidak dapat mengendalikan sikap anaknya. Selain itu, mereka juga sering menjadi malu hingga frustasi karena anaknya sering berbuat yang tidak pada tempatnya, seperti mengacak-acak atau merusak barang, bahkan mengganggu anak lain (Rahayu, 2011). Sekitar 3 7 % anak di dunia mengalami GPPH dan 60 80 % diantaranya mengalami gejala GPPH yang berlanjut hingga dewasa (Sorgi, et al., 2007). Prevalensi penderita gangguan ini pada anak usia 3 18 tahun adalah sebesar 15,8% (Saputro, 2009). Saat ini belum didapatkan angka pasti mengenai kejadian GPPH di Indonesia, tetapi salah satu data dari unit Psikiatri Anak RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, melaporkan 60 kasus GPPH pada tahun 2000 dan 86 kasus pada tahun 2001 (Novriana, et al., 2014). Penelitian lain yang dilakukan oleh Wihartono di Sekolah Dasar Bantul, Yogyakarta menunjukkan prevalensi GPPH sebesar 5,37%. Pada tahun 2000, American Psychiatric Association menunjukkan 1

bahwa awitan GPPH terjadi di bawah usia 7 tahun dan gejalanya mulai timbul sejak usia dini dengan usia awitan rata-rata 3 4 tahun. Sampai sekarang ini belum ditemukan penyebab utama GPPH, tetapi berbagai faktor diduga berperan terhadap terbentuknya gangguan tersebut, seperti faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu dari faktor lingkungan yang memegang peranan penting yaitu faktor diet dan nutrisi (Sinn, 2008). Faktor diet dan nutrisi seperti gula, coklat, pemanis buatan, pewarna, dan pengawet makanan, telah terbukti dapat meningkatkan gejala dan insidensi dari GPPH (Konikowska, et al., 2012). Sebaliknya, suplementasi dengan asam lemak tidak jenuh ganda (poly unsaturated fatty acid/ PUFA) omega-3, khususnya DHA telah terbukti dapat memperbaiki gejala anak yang mengalami gangguan ini (Milte, et al., 2013). Sebagai lemak esensial bagi manusia, DHA hanya didapat pada makanan seharihari seperti ikan, minyak ikan, telur dan susu (DHA/EPA Omega 3 institute, 2015). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa DHA berperan dalam proses neurogenesis, neurotransmisi, dan perlindungan terhadap stres oksidatif (Innis, 2007). Sehubungan dengan itu, DHA penting dalam proses pembentukan serta perkembangan otak dan sistem saraf pusat. Penelitian yang dilakukan Milte et al. pada tahun 2012 menunjukkan bahwa konsumsi DHA berhubungan dengan peningkatan proses membaca dan mengeja, peningkatan perhatian, penurunan tingkah laku oposisi, hiperaktivitas, kegelisahan, dan keseluruhan gejala GPPH. Burgess, et al., pada tahun 2000 menemukan adanya omega-3 PUFA yang lebih rendah pada anak yang mengalami GPPH dibandingkan dengan kontrol. Penelitian pada tahun 2012 menemukan bahwa suplementasi DHA pada anak usia 7 9 tahun yang menderita GPPH dapat memperbaiki gejala GPPH secara signifikan (Richardson, et al., 2012). Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Voigt, et al., pada tahun 2001 menemukan bahwa suplementasi DHA 350 mg/hari selama 4 bulan tidak memperbaiki gejala GPPH. Penelitian lain yang dilakukan oleh William C. Heird, seorang profesor pediatri di Baylor College of Medicine Houston, menemukan bahwa DHA tidak berefek terhadap gejala GPPH. Menurut 2

pengetahuan penulis, belum ada penelitian tentang pengaruh DHA terhadap kecenderungan GPPH di Indonesia. Dari masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti apakah DHA berpengaruh terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak usia 3 6 tahun. 1.2.Identifikasi Masalah Apakah konsumsi DHA berpengaruh terhadap kecenderungan GPPH pada anak usia 3 6 tahun. 1.3.Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi DHA terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3 6 tahun. 1.4.Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan akan menambah referensi dan bahan literatur mengenai pengaruh konsumsi DHA terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). 3

1.4.2. Manfaat Praktis a. Memperluas pengetahuan tentang pengaruh DHA terhadap kecenderungan GPPH. b. Memberikan informasi tambahan bagi masyarakat tentang pengaruh DHA terhadap kecenderungan GPPH. 1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1. Kerangka Pemikiran Penyebab utama GPPH belum jelas, tetapi berbagai faktor diduga berperan terhadap terbentuknya gangguan tersebut, seperti faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu dari faktor lingkungan yang memegang peranan penting yaitu faktor diet dan nutrisi (Sinn, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada anak yang mengalami GPPH, ditemukan keterlambatan perkembangan cortex prefrontalis, ganglia basalis, dan cerebellum. Hal ini terjadi karena melemahnya aktivitas neurotransmitter otak seperti dopamin dan norepinefrin yang berperan dalam transmisi impuls sistem saraf (Konikowska, et al., 2012). Selain itu, sejumlah studi juga menunjukkan bahwa terdapat pengurangan aliran darah ke lobus frontal pada anak dengan GPPH (Bradley & Golden, 2001). Otak membutuhkan 25% pasokan glukosa tubuh dan 19% suplai darah saat istirahat, hal ini meningkat sekitar 50% saat aktivitas (Lieberman, et al., 2005). Glukosa diperlukan untuk metabolisme dan sumber energi utama otak. Otak memiliki kapasitas yang sangat terbatas dalam menyimpan glukosa, sehingga pasokan glukosa hanya diandalkan dari darah. Sejumlah nutrisi terlibat dalam menjaga aliran darah ke otak diantaranya adalah omega-3 PUFA (Sinn & Howe, 2008). Sekitar 60% berat kering otak terdiri dari lemak terutama DHA. Telah terbukti bahwa DHA diperlukan untuk proses mielinisasi dan transmisi impuls saraf (Youdim, et al., 2000). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa DHA berperan dalam proses neurogenesis, neurotransmisi, dan perlindungan terhadap 4

stres oksidatif (Innis, 2007). Sehubungan dengan hal tersebut, DHA penting dalam proses pembentukan serta perkembangan otak dan sistem saraf. Penelitian yang dilakukan Ottoboni pada tahun 2003 menunjukkan bahwa GPPH disebabkan oleh kekurangan DHA. Strategi efektif yang akan membantu mencegah GPPH antara lain adalah dengan suplementasi DHA (Fuhrman, 2012). 1.5.2. Hipotesis Penelitian Konsumsi DHA berpengaruh terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3 6 tahun. 1.5.3. Hipotesis Statistik H0 : Konsumsi DHA tidak berpengaruh terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3 6 tahun. H1 : Konsumsi DHA berpengaruh terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3 6 tahun. 5