KATA PENGANTAR. Bandar Lampung, Januari 2015 INSPEKTUR, RIFKI WIRAWAN,SE Pembina Utama Madya Nip

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tugas Pokok dan Fungsi

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015

BAB I P E N D A H U L U A N

DAFTAR ISI. BAB II. VISI DAN MISI RENSTRA Visi Misi... 5

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN RENJA INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK 2018

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DRAFT BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA AKSI INSPEKTORAT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Keterkaitan Dokumen Perencanaan

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA INSPEKTORAT DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA SAMARINDA I N S P E K T O R A T

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Inspektorat Kabupaten Tanah Bumbu Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INSPEKTORAT KABUPATEN MAGETAN

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Pasuruan, Januari 2015 INSPEKTUR KABUPATEN PASURUAN. Ir. DWITONO MINAHANTO Pembina Utama Muda NIP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

I N S P E K T O R A T

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. penentu arah dan pedoman kegiatan organisasi. 2 Tahun 2005 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah, Satuan Kerja

FORUM - SKPD 2015 INSPEKTORAT DIY

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I P E N D A H U L U A N

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

KATA PENGANTAR. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung tersusunnya Revisi Renstra ini.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I P E N D A H U L U A N. UndangNomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Seiring. mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

WALIKOTA TASIKMALAYA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN INSPEKTORAT DRAFT

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji Syukur kami haturkan Kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-nya telah dapat dilaksanakan penyusunan Revisi Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Lampung Tahun 2015 2019. Rencana Strategis merupakan arah dan kebijakan program yang menjadi acuan kegiatan lima tahun kedepan yang bertujuan agar pelaksanaan tugas dapat diukur, terencana, produktif dan bertanggungjawab. Inspektorat Provinsi Lampung yang mempunyai fungsi dan manajemen sebagai kontrol, mempunyai arti sangat penting dalam pelaksanaan pemerintahan daerah. Inspektorat Provinsi Lampung juga berkewajiban mendukung visi dan misi Gubernur Provinsi Lampung periode 2015-2019 sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung Tahun 2015-2019. Rencana strategis ini merupakan kerangka kerja Inspektorat Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 yang selanjutnya akan menjadi pedoman jajaran Inspektorat Provinsi Lampung dalam menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) setiap tahunnya. Renstra ini diharapkan menjadi arah untuk mendorong peningkatan kinerja bidang pengawasan secara lebih berkualitas. Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada Tim Penyusun Renstra Inspektorat Provinsi Lampung yang telah berupaya dan bekerja dengan baik sehingga selesainya Renstra ini. Demikian kiranya rencana strategis Inspektorat Provinsi Lampung ini bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembinaan pengawasan di Provinsi Lampung. Bandar Lampung, Januari 2015 INSPEKTUR, RIFKI WIRAWAN,SE Pembina Utama Madya Nip.19561028 198203 1 004

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iv BAB I PENDAHULUAN... Page 1 1.1 Latar Belakang... Page 1 1.2 Landasan Hukum... Page 3 1.3 Maksud dan Tujuan... Page 4 1.4 Sistematika Penulisan... Page 5 BAB II GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT... Page 7 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi... Page 7 2.2 Sumber Daya... Page15 2.3 Kinerja Pelayanan... Page17 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Page 19 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan... Page 19 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih... Page 24 3.3 Telaahan RENSTRA Kementerian Dalam Negeri dengan Inspektorat... Page 25 3.4 Penentuan Isu-Isu Strategis... Page 26 Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Lampung 2014-2019 ii

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Inspektorat Provinsi Lampung... Page 29 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah... Page 30 4.3 Strategi dan Kebijakan... Page 30 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF... Page 35 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD... Page 50 BAB VII PENUTUP... Page 52 Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Lampung 2014-2019 iii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Rekapitulasi LHP Reguler, Berkala dan Kasus... Page 17 Tabel 2.2 Rekapitulasi LHP Kerugian Negara... Page 18 Tabel 2.3 Analisis Lingkungan Internal...... Page 22 Tabel 2.4 Analisis Lingkungan Eksternal... Page 23 Tabel 2.5 Perbedaaan Paradigma Lama dan Paradigma... Page 27 Tabel 2.6 Keterkaitan Misi, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan... Page 32 Tabel 2.7 Indikator Sasaran... Page 33 Tabel 2.8 Alokasi Anggaran Inspektorat 5 Tahun Terakhir... Page 40 Tabel 2.9 Alokasi Anggaran Inspektorat 5 Tahun ke depan... Page 40 Tabel 3.0 Indikator Program dan Kegiatan... Page 41 Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Lampung 2014-2019 iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan, Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen memilik peran strategis dalam mengawal pelaksanaan program dan kegiatan, sekaligus upaya untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif, efisien dan akuntabel. Peran Inspektorat Provinsi Lampung sebagai Pengawas Intern dapat diharapkan mampu merespon terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk terselenggaranya pemerintahan yang baik (Good Governance). Sesuai kaidah Pengawasan yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Provinsi Lampung 2014 2019 bahwa Inspektorat Provinsi Lampung melakukan pembinaan dan pengawasan internal secara instensif kepada satuan kerja perangkat daerah dan melaporkan hasilnya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Lampung. Inspektorat Provinsi Lampung sebagai salah satu elemen dari sistem pengawasan penyelenggaraan pemerinta daerah, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya akan berhasil apabila memperoleh dukungan secara terpadu dan sinergi dengan elemen sistem pengawasan penyelenggaraan pemerintahan lainnya yaitu pengawas fungsional ekstern, pengawasan legislatif, pengawasan masyarakat termasuk Inspektorat-Inspektorat Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung dalam rangka Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan mendukung mantapnya rasa kesatuan dan persatuan di daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini sesuai amanat yang tertuang dalam Misi 5 (lima) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2015 2019 yaitu Menegakkan R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 1

Supremasi Hukum, membangun peradaban demokrasi, dan meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik yang bertujuan mendukung pemantapan profesionalisme aparat keamanan dalam melindungi dan mengayomi masyarakat. Juga dimaksudkan untuk menetapkan kelembagaan demokrasi yang kokoh, memperkuat peran masyarakat sipil, menjamin pengembangan dan kebebasan pers, melakukan pembenahan struktur hukum, meningkatkan kesadaran hukum, dan menegakkan hukum serta memberantas KKN. Peran Inspektorat Provinsi Lampung sebagai pengawas internal dapat diartikan sebagai pengawas, evaluator dan katalisator harus mampu merespon terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk memenuhi tuntutan terselenggaranya good governance dan rasa kesatuan dan persatuan di daerah dan keutuhan Negara Republik Indonesia dan meningkatnya kesinergian pemerintahan daerah Kabupaten/Kota. Renstra Inspektorat Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 secara umum memiliki tujuan memberikan arah, kebijakan dalam menetapkan program dan sasaran kerja yang terarah, terpadu, terukur dan berkelanjutan yang akan dijadikan pedoman pada masa lima tahun mendatang; selain itu memuat prediksi hambatan-hambatan yang akan terjadi, alternatif pemecahan masalah, dan arah upaya dalam menjalin hubungan yang baik dengan semua pihak. Dengan tersusunnya Renstra Inspektorat Provinsi Lampung Tahun 2015 2019, diharapkan akan mendorong terciptanya peningkatan kinerja dan kualitas pengawasan di Provinsi Lampung. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 2

1.2 Landasan/Dasar Hukum Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Lampung Tahun 2015-2019, adalah : (1) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; (3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; (4) Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 17 Tahun 2001 tentang Pelimpahan Pengawasan Fungsional Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Gubernur; (5) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Dekonsentrasi; (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tatacara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; (7) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencana Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung; (8) Peraturan Gubernur Lampung Nomor 6 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung Tahun 2010-2014. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 3

1.3 Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud dari Penyusunan rencana strategis Inspektorat Provinsi Lampung yaitu: 1. Merumuskan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pengawasan sesuai dengan tugas dan fungsi Inspektorat Provinsi Lampung. 2. Memberikan arah dan pedoman bagi semua Satuan Kerja (Satker) dan personilnya dalam melaksanakan tugas sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2015-2019 dapat tercapai. 3. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal maupun eksternal. 4. Menjadi kerangka dasar bagi Inspektorat Provinsi Lampung dalam upaya meningkatkan kualitas pengawasan di Provinsi Lampung. b. Tujuan Tujuan dari penyusan rencana strategis Inspektorat Provinsi Lampung yaitu: a. Mewujudkan visi dan misi Gubernur Lampung yang dilaksanakan secara sinergi, terpadu dan berkesinambungan dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien, efektif dan berkeadilan; b. Menjadi tolak ukur Inspektur Provinsi Lampung dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan; c. Menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, serta pelaksanaan program dan kegiatan. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 4

1.4 Sistematika Penulisan Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 disusun menurut sistematika sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang yang terdiri dari uraian singkat latar belakang tentang perlunya Rencana Strategis, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan penyusunan Renstra, dan sistematika penulisan. BAB II Gambaran Pelayanan Bab ini menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi, serta struktur organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan Inspektorat Provinsi Lampung. BAB III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi yang berisi identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, telaahan Renstra Kementerian dan Renstra Provinsi, telaahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) serta penentuan isu-isu strategis. BAB IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategis, Strategi dan Kebijakan. Bab ini memuat rumusan Visi Inspektorat dan Misi dalam rangka mencapai visi tersebut, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah yang hendak dicapai, serta Strategi dan Kebijakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 5

BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Keluaran Sasaran, dan Pendanaan Indikatif. Bab ini memuat Rencana Program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif selama periode 5 (lima) tahun dan tahunan.. BAB VI Indikator Kinerja yang mengacu pada RPJMD. Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai dalam lima ( 5 ) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. BAB VII Penutup. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 6

BAB II GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI 2.1.1Tugas Pokok Berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung, pada : Pasal 2 : - ayat (1) Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah; - ayat (2) Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur yang diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dan; - ayat (3) Inspektur Provinsi mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Provinsi, pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan Pemerintah kepada Gubernur, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota serta melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur sesuai ketentuan perundang-undangan. Inspektorat Provinsi Lampung mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di Provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 7

2.1.2 Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Inspektorat Provinsi Lampung mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Perencanaan program pengawasan; b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; c. Pembinaan dan pengendalian dan koordinasi; d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; e. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dan pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur; f. Pengawasan terhadap pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota; g. Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota; h. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan reformasi birokrasi dan pencegahan korupsi; i. Pembinaan dan pengawasan sistem pengendalian internal pemerintah; j. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan akuntansi dan kinerja pemerintah; k. Pemeriksaan dan pengusutan kasus pengaduan masyarakat di Provinsi dan Kabupaten/Kota; l. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja terhadap PNS di lingkungan Inspektorat; m. Pelayanan administratif. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 8

2.1.3 Struktur Organisasi Susunan Organisasi Inspektorat Provinsi Lampung terdiri dari : a. Inspektur; b. Sekretariat terdiri dari ;` - Sub Bagian Perencanaan; - Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; - Sub Bagian Administrasi dan Umum. c. Inspektur Pembantu terdiri dari : - Inspektur Pembantu Wilayah I; - Inspektur Pembantu Wilayah II; - Inspektur Pembantu Wilayah III; - Inspektur Pembantu Wilayah IV. 2.1.4 Tugas Jabatan Struktural dan Fungsional a. Inspektur: - Perencanaan program pengawasan; - Perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan; - Pembinaan, pengendalian dan koordinasi; - Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan; - Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dan pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur; - Pengawasan terhadap pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota; R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 9

- Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah Kabupaten/Kota; - Pengusutan terhadap kasus pengaduan di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota; - Pelaksanaan review laporan keuangan dan kinerja pemerintah daerah; - Pelayanan administrasi. b. Sekretaris: - Menyiapkan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program kerja pengawasan; - Menghimpun, mengelola, penilaian dan penyimpangan laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional daerah; - Penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis fungsional; - Penyusunan, penginventarisan dan pengkoordinasian dan data dalam rangka penatausahaaan proses penanganan pengaduan; - Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, surat menyurat dan urusan rumah tangga serta penyusunan peraturan perundangundangan; - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. c. Sub Bagian Administrasi dan Umum: - Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha surat menyurat dan kearsipan; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan administrasi, inventarisasi, pengkajian, analisis pelaporan; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan urusan keuangan; R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 10

- Mengelola urusan perlengkapan rumah tangga; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana anggaran belanja tidak langsung Inspektorat Provinsi; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan verifikasi atas pengelolaan keuangan; - Melaksanakan dan menyiapkan bahan pertanggungjawaban anggaran; - Melaksanakan pembinaan administrasi keuangan dan perbendaharaan; - Melaksanakan penilaian prestasi kerja terhadap setiap PNS di Subbag Admnistrasi dan Umum; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Administrasi dan Umum; - Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan: - Menghimpun, mengolah, menyusun data dan menyimpan dokumentasi laporan hasil pengawasan; - Menyiapkan bahan inventarisasi hasil pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan; - Menyiapkan bahan laporan dan melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan; - Mengadministrasikan laporan hasil pengawasan dan hasil tindak lanjut pengawasan; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Reformasi Birokrasi; - Menyiapkan bahan dan menginventarisasi data kegiatan pengawasan untuk pemutakhiran data hasil pengawasan; - Menyiapkan dan menyusun hasil evaluasi dan laporan Inspektorat Provinsi; R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 11

- Melaksanakan penilaian prestasi kerja terhadap setiap Pegawai Negeri Sipil di Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; - Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. e. Sub Bagian Perencanaan: - Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana anggaran belanja langsung Inspektorat Provinsi; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Provinsi; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dan fasilitasi rencana/program kerja pengawasan; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan anggaran Inspektorat Provinsi; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan laporan dan statistik Inspektorat Provinsi; - Menyiapkan bahan dokumen dan melaksanakan pengolahan data pengawasan; - Menyiapkan bahan dan data dalam rangka pemeriksaan di daerah Provinsi; - Menyiapkan bahan dan data dalam rangka pemeriksaan di daerah Kabupaten/Kota; - Menyiapkan bahan pembinaan pengawasan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; - Menyiapkan bahan pembinaan pengawasan Rencana Aksi dan Pencegahan Korupsi; - Menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP); R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 12

- Menyiapkan bahan pengawasan review laporan keuangan; - Melaksanakan penilaian prestasi kerja terhadap setiap PNS di Sub Bagian Perencanaan; - Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Perencanaan; - Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. f. Inspektur Wilayah Pembantu I, II, III, IV Inspektur Pembantu Wilayah mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan dan kasus pengaduan di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dan tugas lain yang diberikan oleh Inspektur. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektur Pembantu mempunyai tugas : - Melakukan telaah terhadap peraturan perundangan, permasalahan, pengaduan dan hal-hal yang terkait dengan pengawasan; - Pengusulan dan atau penyusunan program pengawasan di wilayah kerjanya; - Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan dan sebagai supervisi dalam pelaksanaan pengawasan; - Pengawasan terhadap penyelenggaraaan pemerintah di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota; - Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan; - Penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan; - Pelaksanaan review laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Evaluasi LAKIP di wilayah kerjanya; - Pelaksanaan fasilitasi penilaian atas tugas pengawasan dari pejabat fungsional di wilayah kerjanya; R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 13

- Pelaksanaan penilaian prestasi kerja terhadap setiap PNS di Inspektur Pembantu Wilayah; - Pengkoordinasian tugas pengawasan pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) dan Pejabat Fungsional Auditor; - Penyiapan dan pelaksanaan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan Inspektur Pembantu Wilayah; dan - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Masing-masing Inspektur Pembantu Wilayah mempunyai kelompok Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) dan Jabatan Fungsional Auditor (JFA). g. Kelompok Jabatan Fungsional: - Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Inspektur melalui atasan langsung dan secara administrasi dilakukan pembinaan oleh Sekretaris/ Inspektur Pembantu Wilayah; - Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas tenaga Fungsional Auditor, Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) dan jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya; - Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; - Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pejabat Fungsional Auditor dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah (P2UPD) mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan Pemeriksaan dan atau Pengawasan baik yang bersifat rutin, berkala, penanganan kasus-kasus pengaduan maupun pengawasan tertentu; R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 14

- Pejabat fungsional auditor melaksankan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang keuangan, dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah (P2UPD) melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di luar pengawasan keuangan, yang meliputi pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan, pengawasan atas peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, pengawasan atas dekonsentrasi dan tugas pembantuan, pengawasan untuk tujuan tertentu dan melaksanakan evaluasi penyelenggaraan teknis pemerintahan di daerah; - Pejabat fungsional auditor dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah (P2UPD) serta fungsional lainnya membuat laporan pelaksanaan kegiatan; - Pejabat fungsional auditor dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah (P2UPD) serta fungsional lainnya melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan; - Kelompok jabatan fungsional dalam melakukan kegiatan pengawasan dapat dibagi-bagi dalam tim; - Kelompok jabatan fungsional dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan dibentuk pemeranan sebagai pengendali mutu, pengendali teknis, ketua dan anggota tim yang ditetapkan oleh Inspektur. 2.2 SUMBER DAYA INSPEKTORAT 2.2.1 Susunan Kepegawaian Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Inspektorat Provinsi Lampung didukung oleh sumber daya aparatur yang secara umum masih dihadapkan pada permasalahan keterbatasan baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Komposisi Sumber Daya Manusia sebagai berikut : a. Inspektur : 1 orang R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 15

b. Sekretaris : 1 orang c. Kasubbag : 3 orang d. Inspektur Pembantu Wilayah : 4 orang e. NSU : 120 orang Jabatan Fungsional Auditor Inspektorat Provinsi Lampung terdiri sebagai berikut : a. Auditor Ahli Madya : 8 Orang b. Auditor Ahli Muda : 11 Orang c. Auditor Ahli Pertama : 5 Orang d. Auditor Penyelia : 4 Orang e. Auditor Pelaksana Lanjutan : 0 Orang f. Auditor Pelaksana : 1 Orang Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah (P2UPD) Inspektorat Provinsi Lampung adalah sebagai berikut : a. Pengawas Pemerintahan Pertama : 10 Orang b. Pengawas Pemerintahan Muda : 8 Orang c. Pengawas Pemerintahan Madya : 5 Orang Sumber daya manusia menurut golongan terdiri dari : a. Golongan IV : 20 Orang b. Golongan III : 84 Orang c. Golongan II : 8 Orang d. Golongan I : 8 Orang 120 Orang R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 16

2.2.2 Sarana Dan Prasarana Sarana dan Prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam rangka menunjang kelancaran tugas dan fungsi Inspektorat, akan tetapi kondisinya saat ini masih belum dapat dikatakan mencukupi. Sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Inspektorat Provinsi Lampung adalah sebagai berikut: a. Luas Bangunan Kantor : 3.500 M² b. Kendaraan Dinas Roda 4 (empat) : 6 Unit c. Kendaraan Dinas Roda 2 (dua) : 3 Unit d. Air Conditioner : 16 Unit e. Komputer : 40 Unit f. Mesin Tik Manual : 6 Unit g. Telepon : 2 Unit h. Airphone : 12 Unit i. Faximile : 2 Unit 2.3 KINERJA PELAYANAN INSPEKTORAT 1. Laporan Hasil Pemeriksaan Selama tahun 2010 sampa dengan 2014, Inspektorat Provinsi Lampung telah melakukan tugas, pokok dan fungsi dengan hasil kinerja antara lain dapat dilihat dari Laporan Hasil Pemeriksaan Reguler, Berkala dan Kasus sebagai berikut : TABEL 2. 1 Rekapitulasi LHP Reguler, Berkala dan Kasus Inspektorat Provinsi Lampung Tahun 2010 2014 NO TAHUN LHP REGULER LHP BERKALA LHP KASUS 1 2010 136 15 76 2 2011 148 14 43 3 2012 145 14 31 4 2013 143 13 40 5 2014 133 14 23 R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 17

2. Pencegahan Kerugian Negara TABEL 2. 2 Rekapitulasi LHP Kerugian Negara Inspektorat Lampung Tahun 2010 2014 Reguler NO TAHUN Nilai Temuan Disetor SISA 1 2010 5.995.755.479,80 5.887.951.491,80 107.803.982,00 2 2011 567.902.531,50 533.732.531,50 34.170.000,00 3 2012 5.921.610.508,42 5.896.901.332,48 24.709.175,94 4 2013 6.248.986.080,91 6.218.549.732,91 30.436.348,00 5 2014 1.073.838.072,95 50.926.171,52 1.022.911.901,43 Berkala NO TAHUN Nilai Temuan Disetor SISA 1 2010 6.661.911.328,00 3.486.089.436,00 3.175.821.892,00 2 2011 2.173.508.899,81 1.930.773.032,81 242.735.867,00 3 2012 938.731.850,00 785.713.262,00 153.018.588,00 4 2013 556.990.405,00 395.087.985,00 161.902.420,00 5 2014 802.121.586,00-802.121.586,00 R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 18

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Inspektorat Proses reformasi di dalam prakteknya ternyata tidak terlepas dari situasi dan kondisi serta dampak dari lingkungan strategis, akibatnya terjadi interaksi dari berbagai unsur seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Dampak dari lingkungan strategis tersebut dapat menumbuhkan situasi dan kondisi yang sangat kompleks, dapat memberikan pengaruh positif tetapi juga pengaruh negatif, yang memunculkan berbagai isu-isu, permasalahanpermasalahan dan juga berbagai kendala di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu diantaranya yang sangat menonjol adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang membawa konsekuensi semakin kuatnya pengawasan masyarakat dan tuntutan publik atas akuntabilitas serta transparansi penyelenggaraan pemerintahan. Untuk itu berdasarkan analisis kinerja pelayanan 5 tahun lalu dan proyeksi ke depan baik internal maupun eksternal telah diidentifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Pelayanan Inspektorat, yaitu: a. Penentuan target dan kinerja sasaran pengawasan belum dilakukan secara komprehensif. Saat ini penentuan target dan kinerja sasaran pengawasan hanya berdasarkan jumlah obyek pemeriksaan (obrik) saja, belum terdapat skala prioritas dan analisis terhadap nilai strategis dan beban kinerja masingmasing obrik. Hal ini mengakibatkan munculnya kendala terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan obrik yang memiliki nilai strategis dan beban kinerja yang tinggi, yang disamakan dengan obrik yang memiliki nilai strategis dan beban kinerja lebih rendah, sehingga kedalaman dan kualitas LHP menjadi kurang optimal. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 19

b. Kualitas dan kuantitas SDM yang belum memadai Saat ini SDM yang dimiliki masih belum memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan berbagai macam tugas dan fungsi pengawasan yang makin banyak, diperlukan SDM yang memenuhi kompetensi dan kualifikasi di bidang pengawasan. c. Belum optimalnya penerapan SPIP di SKPD Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Masih adanya temuan-temuan yang berulang hasil pemeriksaan oleh APIP maupun BPK merupakan pertanda bahwa SPIP masih belum diselenggarakan secara efektif. Kondisi ini tentunya amanat bagi Inspektorat untuk membangun SPIP yang efektif disetiap pelaksanaan tupoksi SKPD sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. d. Lemahnya koordinasi antar APIP dan instansi terkait lainnya. Kondisi yang terjadi saat ini adalah koordinasi antar APIP masih dirasakan lemah yang mana masing-masing APIP cenderung menjalankan kegiatan yang ada secara individu. Hal ini perlu dicermati mengingat indikator kinerja Provinsi Lampung terkait bidang pengawasan, yaitu jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan opini WTP, sangat bergantung kepada APIP di Kabupaten/Kota. Untuk itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif agar kinerja sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. e. Dualisme pembinaan sistem pengawasan di jajaran Inspektorat Daerah. Saat ini di jajaran Inspektorat Daerah terdapat dualisme pembinaan sistem pengawasan dengan adanya pemisahan jabatan fungsional antara Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD). Untuk PFA menginduk di bawah BPKP, sementara P2UPD berada di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri. Belum ada kejelasan yang tegas untuk pengaturan pola hubungan R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 20

kerja antara P2UPD dengan JFA, sehingga dalam pelaksanaan di lapangan masih dalam satu penugasan. f. Mandat yang diterima Inspektorat belum seluruhnya ditindaklanjuti Beberapa mandat yang diterima Inspektorat diantaranya Pembangunan Zona Integaritas menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani, pembentukan Unit Penggerak Integritas, belum seluruhnya ditindaklanjuti. Inspektorat Provinsi Lampung berkomitmen mengemban dan melaksanakan mandat yang diterima sebagai upaya penguatan peran dan kedudukan Inspektorat. g. Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung program pengawasan. Saat ini kondisi sarana dan prasarana yang ada di Inspektorat Provinsi Lampung masih belum mencapai kondisi yang ideal. Di tengah tuntutan dan harapan yang tinggi terhadap kinerja Inspektorat, maka tentunya diharapkan sarana dan prasaran pendukung dapat diwujudkan sesuai dengan kondisi ideal yang diinginkan secara bertahap. Dari 7 (tujuh) poin identifikasi masalah tersebut di atas, maka dapat diprediksikan kondisi organisasi Inspektorat selama kurun waktu lima tahun ke depan yang dapat berpengaruh terhadap pencapain visi misi organisasi yang terdiri atas kondisi lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut : A. Kondisi Lingkungan Internal Organisasi Lingkungan internal merupakan lingkungan yang bersumber dari dalam organisasi dan dapat dikendalikan/dijangkau oleh organisasi itu sendiri yaitu Inspektorat Provinsi Lampung. Lingkungan internal dikelompokkan menjadi dua yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) sebagaimana tabel dibawah ini: R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 21

TABEL 2.3 Analisis Lingkungan Internal Aspek Sistem/kebijakan Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Belum adanya sistem informasi pengawasan dan manajemen penilaian angka kredit Kelembagaan Sumber Daya Manusia Sumber Daya Anggaran 1. Program Pendidikan dan Pelatihan di bidang pengawasan secara periodik; 2. Adanya kerjasama yang baik antara Inspektorat Propinsi Lampung dengan BPKP terutama untuk kegiatan diklat pengawasan dan sinergi pengawasan. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pengawas yang dimiliki dilihat dari tingkat pendidikan formal dan penjenjangan auditor sangat tinggi 1. SOTK yang belum mengarah pada spesifikasi bidang urusan pemerintahan; 2. Pola hubungan kerja jabatan fungsional yaitu PFA dan P2UPD yang belum jelas. 1. Terbatasnya kualitas dan kuantitas tenaga Pengawas (PFA dan P2UPD); 2. Masih adanya perilaku tenaga pemeriksa yang belum mencerminkan kode etik dan norma audit yang berlaku. Terbatasnya dukungan anggaran operasional untuk pemeriksaan Lingkungan Strategis 1. Dukungan Inspektur Provinsi Lampung dalam penguatan peran Inspektorat; 2. Keberadaan Teknologi Informasi (TI) dalam rangka kegiatan pengawasan. Kurangnya sarana dan prasarana B. Kondisi Lingkungan Eksternal Organisasi Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang bersumber dari luar organisasi dan tidak dapat dikendalikan/dijangkau oleh organisasi itu sendiri yaitu Inspektorat Provinsi Lampung. Lingkungan eksternal dikelompokkan menjadi dua yaitu peluang (opportunities) dan tantangan (threats) sebagaimana tabel dibawah ini: R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 22

TABEL 2.4 Analisis Lingkungan Eksternal Aspek Peluang (Opportunities) Sistem/kebijakan 1. Komitmen unsur pimpinan daerah (Gubernur, DPRD, Sekda, dan SKPD) dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan mendukung penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP); 2. Terbitnya peraturan seperti Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004. Tantangan (Threats) 1. Keinginan dari stakeholders bahwa Inspektorat selaku APIP dapat menjadi mitra untuk memberikan solusi bagi permasalahan di Unit Kerjanya; 2. Upaya mempertahankan opini BPK "Wajar Tanpa Pengecualian", Inspektorat perlu berperan lebih optimal dalam melaksanakan tugas Reviu atas Laporan Keuangan. Kelembagaan Tuntutan penguatan peran Inspektorat sebagai mitra audit bagi SKPD di Lampung Peningkatan sumber daya manusia perlu ditingkatkan. Sumber Daya Manusia Lingkungan Strategis Penentuan formasi dan kebutuhan tenaga pemeriksa tergantung dari kebijakan Pemerintah Provinsi (Badan Kepegawaian Daerah) 1. Keberadaan mitra seperti BPK dan BPKP atas hasil pengawasan di SKPD Provinsi Lampung; 2. Adanya aduan masyarakat tentang KKN kepada Inspektorat Provinsi Lampung. 1. Rendahnya kepercayaan dari LSM maupun elemen masyarakat terhadap eksistensi Inspektorat Provinsi Lampung, karena dianggap tidak mampu menemukan penyimpangan-penyimpangan keuangan Negara/ Daerah; 2. Tuntutan publik atas transparansi hasil pengawasan Inspektorat Provinsi Lampung; 3. Tuntutan SKPD terhadap peran Inspektorat Provinsi Lampung sebagai penjamin mutu; R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 23

4. Semakin bertambahnya permasalahan yang dihadapi oleh SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditangani oleh Aparat Penegak Hukum; 5. Semakin bertambahnya temuan hasil pemeriksaan BPK yang berkembang ke ranah hukum. 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Lampung adalah Lampung Maju dan Sejahtera 2019, yang kemudian dijabarkan dalam 5 (lima) misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah; 2. Meningkatkan infrstruktur untuk pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial; 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, budaya masyarakat dan toleransi kehidupan beragama; 4. Meningkatkan kelestarian SDA dan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan; 5. Menegakkan supremasi hukum, membangun peradaban demokrasi dan meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik. Memperhatikan visi dan misi serta program kepala daerah terpilih periode 2015 2019 maka tugas dan fungsi serta kedudukan Inspektorat Provinsi Lampung selaku unsur pendukung Kepala Daerah di bidang pengawasan dan Pembinaan adalah meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa yang bertujuan mendukung pemantapan profesionalisme aparat pengawasan dalam melayani publik/masyarakat. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 24

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Dalam Negeri dan Inspektorat Kabupaten/Kota Selaras dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Pemerintah meliputi : a. Koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan; b. Pemberian pedoman dan standar pelaksanaa urusan pemerintahan; c. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan urusan pemerintahan; d. Pendidikan dan pelatihan; e. Perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksaan urusan pemerintahan. Kebijakan pembinaan dan pengawasan di lingkungan kementerian dalam negeri dan pemerintah daerah tahun 2015 tentang Kebijakan Pembinaan dan Pengawasan yang menjadi acuan, sasaran dan prioritas pengawasan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, adapun tujuan pembinaan dan kebijakan Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2015 adalah untuk : a. Mensinergikan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian/Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah non Kementerian, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota; dan b. Meningkatkan penjamin mutu atas penyelenggaraan pemerintahan dan kepercayaan masyarakat atas pengawasan Aparata Pengawas Intern Pemerintahan. Kebijakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud merupakan ukuran kegiatan yang menjadi arahan dalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 25

Inspektorat Provinsi melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap : a. Peningkatan kinerja SKPD/Unit Kerja Lingkup Pemerintahan Provinsi; b. Pelaksanaan urusan pemerintah di daerah kabupaten/kota di wilayahnya; dan c. Percepatan menuju good governance, dan pelayanan publik pada pemerintahan provinsi dan kegiatan penunjang pembinaan dan pengawasan lainnya. 3.4 Penentuan Isu Isu Strategis Dalam upaya mencapai sasaran pembangunan penyelenggaraan pemerintah daerah guna mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa, maka penyelenggaraan pemerintah daerah diarahkan untuk menuntaskan pencegahan dan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk- bentuk praktek KKN, perlu ditetapkan isu-isu strategis yang akan menjadi rumusan kebijakan serta penyusunan program prioritas Inspektorat yaitu : a. Perlunya dukungan stakeholder terkait terhadap peran Inspektorat dalam upaya mempertahankan opini WTP Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Salah satu indikator keberhasilan tata kelola keuangan pemerintah daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintah adalah ketika Pemerintah Daerah mendapatkan opini WTP dari BPK. b. Masih lemahnya SPIP di SKPD Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Masih adanya temuan-temuan yang berulang hasil pemeriksaan oleh APIP maupun BPK merupakan pertanda bahwa SPIP masih belum diselenggarakan secara efektif. Kondisi ini tentunya amanat bagi Inspektorat untuk membangun SPIP yang efektif disetiap pelaksanaan tupoksi SKPD sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 26

c. Tingginya tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang good governance. Tuntutan masyarakat muncul karena adanya konsep transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan negara yang belum mampu diterapkan dengan baik, yang pada akhirnya menjadi salah satu sebab lemahnya birokrasi dan menjadi pemicu munculnya bebagai penyimpanganpenyimpangan dalam pengelolaan keuangan dan administrasi pada birokrasi. d. Pergeseran paradigma pengawasan APIP dari Watchdog menjadi Quality Assuarance dan Consulting Partner memerlukan komitmen semua pihak terkait. Terjadinya pergeseran peran pengawasan Inspektorat selaku APIP dari paradigma lama menuju paradigma baru, ditandai dengan perubahan orientasi dan peran yang lebih berorientasi untuk memberikan kepuasan kepada SKPD sebagai mitra audit (customer satisfaction). Inspektorat selaku APIP tidak dapat lagi hanya berperan sebagai watchdog, namun harus dapat berperan sebagai mitra bagi stakeholder. Perbedaan paradigma lama (pendekatan tradisional) dengan paradigma baru (pendekatan baru) tampak seperti pada tabel di bawah ini: TABEL 2.5 Perbedaan Paradigma lama dan Paradigma Baru Uraian Paradigma Lama Paradigma Baru Peran Watchdog Konsultan & Katalis Pendekatan Detektif (mendeteksi masalah) Preventif (mencegah masalah) Sikap Bertindak Seperti Polisi Sebagai mitra /pelanggan Fokus Kelemahan / penyimpangan Penyelesaian yang Konstruktif Komunikasi dg Terbatas Reguler Manajemen SKPD Jenis Audit Financial / compliance audit Financial, compliance, operasional audit R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 27

e. Dualisme pembinaan sistem pengawasan di jajaran Inspektorat Daerah. Saat ini di jajaran Inspektorat Daerah terdapat dualisme pembinaan sistem pengawasan dengan adanya pemisahan jabatan fungsional antara Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD). Untuk PFA menginduk di bawah BPKP, sementara P2UPD berada di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri. Belum ada kejelasan yang tegas untuk pengaturan pola hubungan kerja antara P2UPD dengan JFA, sehingga dalam pelaksanaan di lapangan masih dalam satu penugasan. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 28

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI INSPEKTORAT 4.1.1 Visi Visi adalah kondisi yang dicita - citakan untuk diwujudkan. Secara ontologis, visi merupakan das sollen, yaitu apa yang sebenarnya menjadi tujuan atau keinginan yang ideal yang disepakati oleh seluruh stakeholder dan terkristalisasi dalam bentuk jati diri. Visi Provinsi Lampung tahun 2015 2019 Lampung Maju dan Sejahtera Tahun 2019. Visi tersebut merupakan upaya Pemerintah Provinsi Lampung untuk menjadi daerah dengan kinerja ekonomi tinggi, desa/kampung/pekon tertinggal yang ada di Provinsi Lampung memiliki porsi relatif besar dari jumlah penduduk yang ada. Untuk menjadi daerah yang maju syarat yang harus dipenuhi adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia, pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan, penciptaan iklim usaha kondusif untuk peningkatan investasi, peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan yang mendukung terwujudnya organisasi berkewirausahaan, pemanfaatan iptek dan inovasi secara optimal. 4.1.2 Misi Misi Provinsi Lampung : 1. Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah; 2. Meningkatkan infrastruktur untuk pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial; 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, iptek dan inovasi budaya masyarakat, dan kehidupan beragama yang toleran; R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 29

4. Meningkatkan pelestarian SDA dan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan; 5. Menegakkan supremasi hukum, mengembangkan demokrasi berbasis kearifan lokal dan memantapkan kepemerintahan yang baik dan antisipatif. Dari kelima misi diatas, inspektorat provinsi Lampung berperan dalam mewujudkan misi kelima yaitu menegakkan supremasi hukum, mengembangkan demokrasi berbasiskearifan lokal dan memantapkan kepemerintahan yang baikn dan antisipatif. 4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan sebagai hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan utama Inspektorat Provinsi Lampung yang hendak dicapai dalam periode 2015-2019 adalah Mengembangkan pemerintahan yang baik dan antisipatif. Sasaran adalah hasil yg akan dicapai secara nyata oleh organisasi secara lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yg lebih pendek. Sesuai dengan tujuan organisasi maka sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 tahun ke depan adalah Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih dan Bebas KKN. 4.3 Strategi Dan Kebijakan Strategi sering didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui tindakan-tindakan. Didalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran secara maksimal maka strategi yang akan ditempuh adalah : 1. Strategi 1 : Peningkatan sistem tata kerja birokrasi yang transparan dan akuntabel; R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 30

2. Strategi 2 : Pengembangan sistem pelayanan publik yang transparan berbasis teknologi informasi; 3. Strategi 3 : Implementasi Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) di Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota 4. Strategi 4 : Pengintegrasian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di seluruh SKPD Provinsi Lampung; 5. Strategi 5 : Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran; 6. Strategi 6 : Peningkatan kualitas pelayanan administrasi perkantoran; 7. Strategi 7 : Peningkatan kualitas SDM Aparatur Pengawasan; 8. Strategi 8 : Pengintensifan koordinasi dengan APIP dan instansi terkait. Kebijakan diartikan sebagai tindakan secara operasional dari pimpinan instansi untuk melaksanakan strategi sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Arah kebijakan pengawasan yaitu : 1. Menjadi mitra SKPD Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka assurance dan konsultasi; 2. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengawasan; 3. Meningkatkan sarana penanganan pengaduan masyarakat berbasis TI; 4. Meningkatkan keefektifan sistem pengawasan di SKPD Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota; 5. Meningkatkan kualitas SDM aparatur pengawasan; 6. Melibatkan JFA dan P2UPD Inspektorat Kab/Kota dalam peningkatan mutu SDM; 7. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan keuangan, optimalisasi pemberdayaan aset daerah, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan; 8. Implementasi aksi difokuskan pada peningkatan kemudahan berusaha, transparansi perencanaan dan penganggaran, serta transparansi pengadaan barang/jasa Pemerintah. R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 31

TABEL 2.6 Keterkaitan Misi, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Inspektorat Provinsi Lampung MISI SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Peningkatan sistem tata kerja birokrasi yang transparan dan akuntabel Meningkatkan keefektifan sistem pengawasan di SKPD Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota Pengembangan sistem pelayanan publik yang transparan berbasis teknologi informasi Meningkatkan sarana penanganan pengaduan masyarakat berbasis TI Menegakkan supremasi hukum, mengembangkan demokrasi berbasis kearifan lokal dan memantapkan kepemerintahan yang baik dan antisipatif Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih dan Bebas KKN Implementasi Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) di Provinsi dan seluruh Kabupaten/ Kota Pengintegrasian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Implementasi aksi difokuskan pada peningkatan kemudahan berusaha, transparansi perencanaan dan penganggaran, serta transparansi pengadaan barang/jasa Pemerintah Menjadi mitra SKPD Provinsi dan pemerintah Kabupaten/ Kota dalam rangka assurance dan konsultasi seluruh SKPD Provinsi Lampung Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengawasan Peningkatan kualitas pelayanan administrasi perkantoran Melibatkan JFA dan P2UPD Inspektorat Kabupaten/ Kota dalam peningkatan mutu SDM Peningkatan kualitas SDM Aparatur Pengawasan Meningkatkan kualitas SDM aparatur pengawasan R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 32

Pengintesifan koordinasi dengan APIP dan instansi terkait Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan keuangan, optimalisasi aset daerah, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 33

TABEL 2.7 Indikator Sasaran Inspektorat Provinsi Lampung 2015 2019 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target Capaian Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019 Persentase Hasil Audit APIP yang 50 % 60 % 70 % 80 % 90 % terselesaikan Mengembangkan Pemerintahan yang baik dan antisipatif Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih dan Bebas KKN Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas 50 % 40 % 30 % 20 % 10 % Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 34

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Sebagai perwujudan dari kebijakan dan strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan strategisnya, makalangkah operasionalnya harus dituangkan ke dalam program dan kegiatan yang berlaku dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tugas dan fungsi Inspektorat Provinsi Lampung. Kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian misi dan visi organisasi. Sementara itu yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan suatu program dan kegiatan, baik kuantitatif maupun kualitatif yang secara khusus dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarkan skala atau tingkatan yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan evaluai, baik kinerja input, proses, output, outcome maupun impact sesuai dengan sasaran rencana program dan kegiatan. Hubungan antara program dan kegiatan secara terinci berdasarkan kelompok sasaran adalah: 5.1 Rencana Program Program pengawasan yang dilaksanakan untuk mencapai visi Inspektorat Provinsi Lampung sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 35

6. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 7. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan. 5.2 Kegiatan dan Kelompok Sasaran Sedangkan kegiatan dan kelompok sasaran untuk melaksanakan program diatas, sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa administrasi keuangan d. Penyedian jasa kebersihan kantor e. Penyediaaan alat tulis kantor f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan g. Penyediaan komponen instalasi listrik atau penerangan bangunan kantor h. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor i. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan j. Penyediaan makanan dan minuman k. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah l. Penyediaan jasa pendukung administrasi atau teknis perkantoran m. Penataan barang dan inventaris n. Pengembangan pengelolaan keuangan SKPD o. Penyediaan atau penataan data kepegawaian Kelompok sasaran : - Kantor Inspektorat Provinsi Lampung R E N S T R A 2 0 1 5-2019 Page 36