KRIPTOGRAFI CITRA DIGITAL DENGAN ALGORITMA RIJNDAEL DAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT HAAR

dokumen-dokumen yang mirip
Advanced Encryption Standard (AES) Rifqi Azhar Nugraha IF 6 A.

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Proses Enkripsi Dekripsi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pengkajian Metode dan Implementasi AES

Rancang Bangun Aplikasi Keamanan Data Menggunakan Metode AES Pada Smartphone

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

IMPLEMENTASI ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES UNTUK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI

Algoritma Enkripsi Baku Tingkat Lanjut

APLIKASI PENGAMANAN DOKUMEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KRIPTOGRAFI ALGORITMA AES-RINJDAEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI ALGORITMA AES PADA ENKRIPSI TEKS

PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN DATA DENGAN KRIPTOGRAFI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES)

Implementasi Enkripsi File dengan Memanfaatkan Secret Sharing Scheme

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

Advanced Encryption Standard (AES)

ANALISA PROSES ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DENGAN METODE DES

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

MENGENAL PROSES PERHITUNGAN ENKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI ADVANCE ENCRYPTION STANDARD(AES) RIJDNAEL

PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS DENGAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES) DAN METODE END OF FILE (EOF)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PEDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Prosiding Matematika ISSN:

Algoritma Spiral shifting

DES dianggap sudah tidak aman. Perlu diusulkan standard algoritma baru sebagai pengganti DES. National Institute of Standards and Technology (NIST)

I. PENDAHULUAN. andil yang besar dalam perkembangan komunikasi jarak jauh. Berbagai macam model alat komunikasi dapat dijumpai, baik yang berupa

STUDI DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA RIJNDAEL UNTUK ENKRIPSI SMS PADA TELEPON GENGGAM YANG BERBASIS WINDOWS MOBILE 5.0

POLYNOMIAL FUNCTIONS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDARD PADA DATABASE ACCOUNTING

PERBANDINGAN DAN ANALISIS PERFORMANSI ENKRIPSI-DEKRIPSI TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA AES DAN AES YANG TERMODIFIKASI BERBASIS ANDROID

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

Aplikasi Pengamanan Data dengan Teknik Algoritma Kriptografi AES dan Fungsi Hash SHA-1 Berbasis Desktop

Optimasi Enkripsi Teks Menggunakan AES dengan Algoritma Kompresi Huffman

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya internet sangatlah cepat dan telah menjadi salah satu kebutuhan dari

Blok Cipher JUMT I. PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN ALGORITMA RIJNDAEL BERBASIS JAVA SE

LAMPIRAN A ALGORITMA AES 128

IMPLEMENTASI ALGORITMA RIJNDAEL UNTUK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI PADA CITRA DIGITAL

Pada blok state diatas dibagi menjadi 2 bagian state, dimana state ini disebut dengan state asli. Satu state

STUDI, IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN ALGORITMA KUNCI SIMETRI TRIPLE DATA ENCRYPTION STANDARD DAN TWOFISH

Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Operasi Matriks dalam Kriptografi

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi(arjana, et al. 2012):

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Proses Enkripsi dan Dekripsi menggunakan Algoritma Advanced Encryption Standard (AES)

ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES RIJNDAEL

STUDI MENGENAI SERANGAN DIFFERENT CRYPTANALYSIS PADA ALGORITMA SUBSTITUTION PERMUATION NETWORK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM KEAMANAN ATM DENGAN MENGGUNAKAN ENKRIPSI AES PADA KARTU ATM.

APLIKASI PENGAMAN ISI LAYANAN PESAN SINGKAT PADA TELEPON SELULER BERBASIS J2ME MENGGUNAKAN ALGORITHMA SIMETRI SKRIPSI. Oleh : MIFTAHUL.

PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Penggunaan Algoritma RSA untuk Enkripsi Gambar dalam Aplikasi Social Messaging

Algoritma Rubik Cipher

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

Menggunakan Algoritma Kriptografi Blowfish

Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 2)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN ALGORITMA AES (ADVANCE ENCRYPTION STANDARD) 128 DAN VIGENERE CIPHER PADA APLIKASI ENKRIPSI PESAN SINGKAT BERBASIS ANDROID

MENGAMANKAN BASIS DATA KEUANGAN KOPERASI DENGAN MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

METODE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ELGAMAL

Perancangan Aplikasi Kriptografi File Dengan Metode Algoritma Advanced Encryption Standard (AES)

BAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. perancangan pembuatan kriptografi Impementasi AES ( Advanced Encyrption

Analisis Perbandingan Algoritma Advanced Encryption Standard Untuk Enkripsi Short Message Service (SMS) Pada Android

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan komputer adalah untuk menjamin keamanan pesan, data, ataupun informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL DENGAN SKEMA TANDA AIR BERDASARKAN KUANTITASI WARNA DAN MENGGUNAKAN STANDARD ENKRIPSI TINGKAT LANJUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Advanced Encryption Standard (AES)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara

Algoritma Kriptografi Modern (AES, RSA, MD5)

Data Encryption Standard (DES)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dokumen dan berkomunikasi dengan orang lain di lokasi yang berjauhan. tersebut untuk melakukan berbagai macam tindakan kriminal.

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

PENGGUNAAN METODE HILL CIPHER UNTUK KRIPTOGRAFI PADA CITRA DIGITAL. Muhammad Rizal 1), Afdal 2)

Blox: Algoritma Block Cipher

TEKNIK ENKRIPSI DAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITHMA ELECTRONIC CODE BOOK (ECB)

Pengaruh Variasi Panjang Kunci, Ukuran Blok, dan Mode Operasi Terhadap Waktu Eksekusi pada Algoritma Rijndael

ENKRIPSI CITRA BITMAP MELALUI SUBSTITUSI WARNA MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

ANALISIS ALGORITME DAN WAKTU ENKRIPSI VERSUS DEKRIPSI PADA ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES)

KOMBINASI ALGORITMA TRIPLE DES DAN ALGORITMA AES DALAM PENGAMANAN FILE

PERANCANGAN APLIKASI KRIPTOGRAPHY ADVANCED ENCRYPTION STANDARD TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : DEDY BUDIAWAN NPM

RANCANG BANGUN PROGRAM KRIPTOGRAFI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

Gambar 3.1 Flowchart proses enkripsi AES

Transkripsi:

KRIPTOGRAFI CITRA DIGITAL DENGAN ALGORITMA RIJNDAEL DAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT HAAR Bagus Satrio Waluyo Poetro, Aris Sugiharto dan Sukmawati Nur Endah Program Studi Teknik Informatika Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedharto, Kampus UNDIP Tembalang Semarang bagusswp@yahoo.om, aris.sugiharto@undip.a.id, sukma_ne@undip.a.id Abstrak Citra merupakan salah satu bentuk data atau informasi penting saat ini. Dikarenakan sebuah kepentingan dipandang perlu untuk mengamankan informasi yang ada pada sebuah itra. Salah satunya adalah dengan menggunakan kriptografi. Pada penelitian ini digunakan algoritma Rijndael dan transformasi wavelet diskrit untuk proses kriptografi sekaligus memperepat prosesnya. Pada algoritma Rijndael digunakan kuni sebesar 128, 192 maupun 256 bit. Dari hasil pengujian dengan menggun akan itra digital berukuran berbeda, baik RGB maupun graysale menghasilkan tingkat keberhasilan > 90%. Kata kuni : kriptografi, Rijndael, transformasi wavelet diskritr 1. Pendahuluan Pada era modern saat ini banyak sekali kemungkinan penyadapan data, maka aspek keamanan dalam pertukaran informasi menjadi sangat penting karena suatu komunikasi data jarak jauh belum tentu memiliki jalur transmisi yang aman dari penyadapan sehingga keamanan informasi menjadi bagian penting dalam dunia informasi itu sendiri. Citra merupakan salah satu sumber informasi, ini dikarenakan itra kaya akan informasi yang dibutuhkan. Citra yang berukuran besar menimbulkan masalah pada penyimpanan, pengenkripsian dan pengiriman itra, yaitu kebutuhan media penyimpanan data yang besar serta pengenkripsian dan waktu pengiriman yang lama[1]. Kriptografi merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan aspek keamanan suatu informasi. Algoritma kriptografi yang baik akan memerlukan waktu yang lama untuk memeahkan data yang telah disandikan. Transformasi wavelet diskrit merupakan salah satu teknik pemrosesan sinyal digital yang lebih mudah diaplikasikan dan hasilnya lebih bagus dibandingkan transformasi Fourier. Transformasi wavelet diskrit seara umum merupakan dekomposisi itra pada frekuensi subband itra itu sendiri[2]. Dengan melihat konsep tersebut, dalam paper ini akan digunakan kriptografi dengan algoritma Rijndael dan transformasi wavelet diskrit Haar untuk menangani keamanan dalam penyimpanan itra digital yang bersifat rahasia. 2. Tinjauan Pustaka Seara harfiah, image atau itra merupakan gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Sedangkan dilihat dari sudut pandang matematis, itra merupakan fungsi kontinu atau menerus dari intensitas ahaya pada bidang dwimatra[3]. Citra terdiri dari dua maam jenis, yaitu itra kontinu dan itra diskrit. Citra kontinu berasal dari sistem optik yang menerima sinyal analog. Sedangkan itra diskrit berasal dari proses digitalisasi terhadap itra kontinu. Representasi itra dari fungsi kontinu menjadi nilainilai diskrit disebut sebagai digitalisasi. Citra yang dihasilkan inilah disebut itra digital. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari tentang ara menjaga keamanan suatu pesan atau informasi. Pesan atau informasi dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu pesan yang dapat dibaa dengan mudah (plaintext) dan pesan yang tidak mudah dibaa (iphertext). Algoritma kriptografi dibagi menjadi dua bagian yaitu enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses mengubah plaintext menjadi iphertext, sedangkan dekripsi adalah kebalikannya yaitu mengubah iphertext menjadi plaintext. Proses kriptografi dapat dilihat pada gambar 1. 209

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS DIPONEGORO Proses yang dilakukan terdiri dari dua langkah yaitu proses enkripsi dan proses dekripsi. Di dalam algoritma Rijndael, semua proses dilakukan dalam bentuk heksadesimal. Proses perubahan dalam notasi biner, desimal, dan heksadesimal dalam algoritma Rijndael mengau pada tabel ASCII. Gambar 1. Proses kriptografi Algoritma Rijndael adalah pemenang sayembara terbuka yang diadakan oleh NIST (National Institute of Standards and Tehnology) pada tahun 1999 bersamaan dengan 4 finalis lainnya yaitu algoritma Serpent, MARS, Twofish, dan RC6 yang bertujuan untuk membuat standard algoritma kriptografi yang baru sebagai pengganti Data Enryption Standard (DES). Algoritma Rijndael meliputi tiga tipe kuni yaitu kuni berkapasitas 256 bit, 192 bit, dan 128 bit. Besar kapasitas kuni berpengaruh terhadap jumlah putaran (round) yang diimplementasikan dalam algoritma ini[4]. Proses enkripsi pada algoritma Rijndael terdiri dari 4 jenis transformasi bytes, yaitu SubBytes, ShiftRows, Mixolumns, dan AddRoundKey. Sama halnya dengan proses enkripsi, proses dekripsi juga terdiri dari 4 jenis transformasi bytes yaitu Inv SubBytes, InvShiftRows, InvMixolumns, dan AddRoundKey. Proses SubBytes merupakan transformasi byte dengan setiap elemen pada data masukan (state) akan dipetakan dengan menggunakan sebuah tabel substitusi (S-Box). Sedangkan untuk InvSubBytes hanya berbeda tabel substitusinya (Inv S-Box). Tabel 1. Perbandingan jumlah blok kuni, panjang kuni per blok dan jumlah putaran pada tiga tipe algoritma Rijndael Rijndael 128 Rijndael 192 Rijndael 256 Jumlah Blok Kuni Panjang Kuni per Blok Jumlah Putaran 4 4 10 6 4 12 8 4 14 Gambar 2. Tabel substitusi S-Box Blok kuni dalam algoritma Rijndael ini adalah karakter atau huruf yang dikelompokkan sebagai kuni, sedangkan panjang kuni merupakan banyaknya karakter atau huruf per blok. Jumlah putaran dalam algoritma ini menyatakan banyaknya putaran atau looping dalam memproses data masukan. Bentuk kuni di dalam algoritma Rijndael bermaam maam tergantung implementasinya. Kuni bisa berupa teks yang dipeah per blok dan ada juga yang berupa matriks. Kuni berupa teks biasa diimplementasikan terhadap sebuah kumpulan teks seperti sms (short messaging servie), e-mail, maupun file dari program pengolah kata seperti mirosoft word. Kuni berupa matriks digunakan pada data berupa itra (image). Gambar 3. Tabel substitusi Inv S-Box Transformasi Shiftrows pada dasarnya adalah proses pergeseran byte dengan byte paling kiri akan dipindahkan menjadi byte paling kanan (rotasi). Transformasi ini diterapkan pada baris 2, baris 3, dan baris 4. Baris 2 akan mengalami pergeseran bit sebanyak satu kali, sedangkan baris 3 dan baris 4 masing-masing mengalami pergeseran bit sebanyak dua kali dan tiga kali. Sedangkan transformasi InvShiftrows merupakan proses pergeseran byte 210

dengan arah yang berlawanan dengan transformasi Shiftrows yaitu ke arah kanan. Gambar 4. Proses Shiftrows beberapa fungsi yaitu fungsi RotWord, SubBytes, dan Ron. Fungsi RotWord mengambil satu kolom terakhir dari matriks kuni utama yang telah dimasukan oleh pengguna kemudian melakukan satu permutasi siklik yaitu byte paling atas dirotasi menjadi byte paling bawah. Gambar 5. Proses InvShiftrows Proses Mixolumns mengoperasikan setiap elemen yang berada dalam satu kolom pada state. Elemen pada kolom dikalikan dengan suatu polinomial tetap. Proses InvMixolumns sama seperti transformasi Mixolumns hanya berbeda polinomial pengalinya. s s 02 03 01 01 s 0, 0, 1, 01 02 03 01 s1, = 2, 01 01 02 03 s2, 3, 03 01 01 02 s3, Gambar 6. Polinomial tetap pada Mixolumns s s 0e 0b 0d 09 s 0, 0, 1, 09 0e 0b 0d s1, = 2, 0d 09 0e 0b s2, 3, 0b 0d 09 0e s3, Gambar 7. Polinomial tetap pada InvMixolumns Proses transformasi terakhir adalah AddRoundKey yang merupakan penjumlahan bitwise XOR antara plaintext dengan key (dirubah ke dalam notasi biner terlebih dahulu). Selain proses enkripsi dan dekripsi, algoritma Rijndael juga memiliki kemampuan untuk mengekspansi kuni (key expansion) yang digunakan pada setiap putaran dalam proses enkripsi maupun dekripsi. Ekspansi kuni dalam setiap putaran disebut juga key shedule. Proses key shedule meliputi Gambar 8. Contoh fungsi RotWord Fungsi SubBytes dalam key shedule sama seperti transformasi SubBytes pada proses enkripsi. Fungsi Ron merupakan matriks ketetapan yang berukuran 10x4 dan digunakan untuk operasi XOR dalam proses key shedule. Gambar 9. Ron Tahap tahap penyandian dalam algoritma Rijndael untuk proses enkripsi dan dekripsi seara urut dapat dijelaskan sebagai berikut : Proses Enkripsi 1. MengXORkan plaintext dengan kuni masukan (AddRoundKey). 2. Mensubtitusi plaintext (SubBytes). 3. Melakukan proses pergeseran bit terhadap plaintext (Shiftrows). 4. Mengalikan kolom kolom plaintext dengan kolom kolom matriks polinomial yang sudah ditentukan (Mixolumns). 5. Melakukan proses AddRoundKey lagi tetapi dengan kuni hasil Key Shedule setiap putaran. 6. Mengulangi (looping) langkah dua sampai langkah lima sebanyak sembilan kali. 7. Mensubtitusi plaintext (SubBytes). 8. Melakukan proses pergeseran bit (Shiftrows). 9. Melakukan proses AddRoundKey dengan kuni hasil Key Shedule putaran kesepuluh dan menghasilkan iphertext. 211

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS DIPONEGORO Proses Dekripsi 1. MengXORkan iphertext dengan kuni masukan (AddRoundKey). 2. Melakukan proses pergeseran bit terhadap iphertext (InvShiftrows). 3. Mensubtitusi iphertext (InvSubBytes). 4. Melakukan proses AddRoundKey lagi tetapi dengan kuni hasil Key Shedule setiap putaran. 5. Mengalikan kolom kolom iphertext dengan kolom kolom matriks polinomial yang sudah ditentukan (InvMixolumns). 6. Melakukan proses pergeseran bit terhadap iphertext (InvShiftrows). 7. Mensubtitusi iphertext (InvSubBytes). 8. Mengulangi (looping) langkah empat sampai langkah tujuh sebanyak sembilan kali. 9. Melakukan proses AddRoundKey dengan kuni hasil Key Shedule putaran kesepuluh dan menghasilkan plaintext. Gambar 11. Diagram proses dekripsi Transformasi wavelet diskrit seara umum merupakan dekomposisi itra pada frekuensi subband itra tersebut. Komponen subband transformasi wavelet dihasilkan dengan ara penurunan level dekomposisi. Implementasi transformasi wavelet diskrit dapat dilakukan dengan ara melewatkan sinyal melalui sebuah tapis lolos rendah (low pass filter/lpf) dan tapis lolos tinggi (high pass filter/hpf) dan melakukan downsampling pada keluaran masing masing filter. Wavelet diskrit metode Haar mendekomposisikan dengan nilai low pass filter dan high pass filter[5]. Gambar 10. Diagram proses enkripsi Gambar 12. Transformasi wavelet diskrit Haar 212

3. Metode PenelitiaN Metode yang digunakan adalah perobaan pada tiga itra digital berukuran berbeda, empat ekstensi file dan terdiri dari dua komposisi warna yaitu RGB dan graysale. Citra digital yang digunakan adalah itra Lena, Mandrill dan Peppers dengan ukuran 256x256, 512x512, 1024x1024 piksel berekstensi.jpg,.bmp,.png, dan.tif. Perobaan dilakukan untuk kedua proses yaitu proses enkripsi dan proses dekripsi. 4. Hasil Dan Pembahasan Hasil proses enkripsi dan dekripsi pada itra digital Lena, Mandrill dan Peppers dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2. Hasil perobaan enkripsi dan dekripsi pada itra RGB maupun Graysale Citra Awal / Hasil Citra Hasil Enkripsi Komposisi Warna Dekripsi Level 4 Level 5 Level 6 M RGB ---- ---- ---- L 213

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS DIPONEGORO M Graysale ---- P ---- ----.Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa dari beberapa gambar yang berekstensi berbeda dan ukuran bervariasi akan menampilkan itra hasil yang berukuran sama dan memiliki tampilan sama persis dalam setiap level transformasinya. Dalam tabel 2 ada kolom yang tidak terisi, hal ini dikarenakan ukuran itra hasil hanya terbatas sampai ukuran tertentu. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaporkan di dalam paper ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Kriptografi itra digital menggunakan algoritma Rijndael dan transformasi wavelet diskrit Haar dapat menghasilkan suatu itra digital yang tidak jelas objeknya pada saat proses enkripsi dan menghasilkan suatu itra digital yang jelas objeknya saat proses dekripsi. Proses kriptografi dapat dilakukan pada itra RGB maupun itra graysale. Semakin besar level transformasi itra semakin epat juga proses kriptografi yang dilakukan karena ukuran itra semakin keil. Setiap itra yang terenkripsi akan kembali seperti semula saat proses dekripsi. Referensi [1] S.W.P Bagus, Kriptografi File Citra Digital Menggunakan Algoritma Rijndael dan Transformasi Wavelet Diskrit, Semarang, Program Studi Teknik Informatika Universitas Diponegoro, 2010. 214

[2] Fajri, 2006, fajri.freebsd.or.id/tugas_akhir/bab2.pdf, diakses tanggal 8 Desember 2009. [3] Munir, R., 2004, Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Bandung : Penerbit Informatika. [4] Wibowo, W.A., 2004, Advaned Enryption Standard, Algoritma Rijndael, Bandung : Institut Teknologi Bandung. [5] Medison, A.S, 2007, Sistem Pembanding Citra Pas Foto dengan Metode Transformasi Wavelet, Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara 215