I S O L A S I DAN IDENTIFIKASI K U M A N P A T O G E N PENYEBAB KELAINAN PADA SISTEM URINARIUS

dokumen-dokumen yang mirip
I S O L A S I DAN E N U M E R A S I K U M A N P A T O G E N

I S O L A S I DAN P E R H I T U N G A N K U M A N P A T O G E N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

BAB XXIII KULTUR URIN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak,

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

Kondisi Bakteriologis Air Sumur di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Air Dingin Kota Padang

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\

PENUNTUN PRAKTIKUM. Ilmu Dasar Keperawatan (IDK II)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tampan pada bulan Maret sampai

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK INFEKSI TROPIS

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

Jamu beras kencur 250 ml. Sampel yang telah homogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a) Etiket/label wadah

BAB II TINJAUAN PUSKATA. dijumpai wanita maupun pria. Wanita lebih sering menderita infeksi saluran

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB II TINJUAN PUSTAKA

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diare. Infeksi enteric yang disebabkan oleh bakteri E.coli dapat terjadi pada usus

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. METODELOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Susu Bubuk Skim Impor

Transkripsi:

I S O L A S I DAN IDENTIFIKASI K U M A N P A T O G E N PENYEBAB KELAINAN PADA SISTEM URINARIUS Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian dari rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui penyebab penyakit, menilai perkembangan penyakit setelah diberikan pengobatan atau menyakinkan kebenaran penyebab penyakit yang diduga berdasarkan gejala klinisnya yang khas (gejala pathognomonic). Secara umum pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium, adalah : a. Pemeriksaan mikroskopis b. Ditanam pada perbenihan buatan, binatang percobaan atau perbenihan jaringan c. Test serologis Adapun medium yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorgansime tergantung dari tujuan isolasi. Untuk isolasi bakteri, misalnya Staphylococcus aureus menggunakan media MSA, Salmonella dan Shigella menggunakan media SSA, Escherichia coli menggunakan Mac Conkey/Endo Agar/EMBA/BGLBA, Candida albicans menggunakan media SDA, Neserria gonorrhoae menggunakan media Coklar Agar, golongan kapang menggunakan media PDA dll. PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN Pengambilan Spesimen merupakan langkah awal yang penting untuk keberhasilan isolasi dan identifikasi kuman, karena seringkali kegagalan usaha ini bukan disebabkan kesalahan teknik di laboratorium, melainkan dalam pengambilan spesimen. Untuk menghindari kesalahan tersebut, maka pengambilan dan pengiriman spesimen harus dilakukan sebagai berikut : 1. Pengambilan harus dilakukan sebelum penderita diberi pengobatan antibiotik atau kemoterapeutika. Kadang-kadang dokter memberikan obat antibiotik berdasarkan gejala penyakitnya, tanpa melakukan identifikasi kumannya, sehingga isolasi kuman menjadi sulit atau menjadi tidak mungkin. Karena itu, pengambilan spesimen harus dilakkan sebelum obat diberikan.

2. Pengambilan harus dilakukan pada saat di mana kemungkinan besar kumannya bisa ditemukan. Spesimen harus diambil pada saat dimana kemungkinan besar kuman bisa ditemukan. Misalnya untuk mengisolasi Plasmodiium sp. pengambilan darah harus dilakukan saat penderita sedang deman. Beberapa laboratorium melakukan pengambilan spesimen 3 hari berturut-turut untuk memperbesar kemungkinan mendapatkan kumannya. Beberapa jenis kuman patogen hanya bisa ditemukan pada stadium tertentu dari penyakitnya. Misalnya Treponema pallidum, sangat mudah di isolasi pada saat stadium awal sipilis dan sukar sekali ditemukan pada stadium lanjut. T. pallidum dengan mudah bisa diisolasi dari spesimen yang berasal dari ulcus durum (gejala sipilis primer) dan langsung dilihat dengan mikroskop Dark Field. Telihat bakteri yang berbentuk spiral dan dapat bergerak. 3. Pengambilan harus dilakukan pada tempat dimana infeksinya sedang berlangsung. Spesimen harus diambil dari bagian tubuh yang mengalami infeksi aktif karena kadangkadang kumannya hanya terdapat dibagian tersebut. Misalnya, penyakit karena jamur Epidhermophyton floccusum yang menyebabkan tinea cruris, jamurnya akan mudah diisolasi dari bagian kullit yang mengalami infeksi aktif, yaitu pada pinggir dari kelainan kulitnya. 4. Spesimen harus diambil dalam jumlah yang cukup. Spesimen harus diambil dalam jumlah yang cukup agar bisa memenuhi kebutuhan berbagai jenis pemeriksaan yang diperlukan. Misalnya sputum biasanya dibagi menjadi dua (2) bagian masing-masing 5 cc (ml) untuk perbenihan, sehingga paling sedikit dibutuhkan 10 cc. 5. Pengambilan harus dilakukan dengan alat dan tempat penampungan yang tepat sebelum dikirim ke laboratorium. Alat untuk mengambil spesimen, misalnya kapas untuk apusan (swab) atau jarum suntik dan tabungnya tidak boleh mengandung daya hidup kumannya. Alat penyimpanan spesimen untuk pengiriman ke laboratorium harus steril dan terhindar dari kontaminasi oleh mikroorganisme lain. 6. Harus segera dikirim ke laboratorium untuk analisis.

Spesimen haru segera dikirim ke laboratorium, apabila tidak memungkinkan harus disimpan dalam medium khusus dalam pengirimannya agar kuman tetap hidup. 7. Harus disimpan dalam lingkungan atau medium yang tepat sebelum saatnya diproses. 8. Spesimen harus segera diproses agar kemungkinan untuk berhasilnya proses isolasi lebih besar. A. Escherichia coli E. coli merupakan flora normal, hidup komersial di dalam kolon manusia dan di duga membantu pembuatan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. E. coli dapat digunakan untuk/sebagai indikator pencemaran air oleh tinja, terutama untuk air yang digunakan keperluan rumah tangga. E. coli dapat menyebabkan epidemi penyakit saluran pencernaan, seperti kolera, tipus, disentri dan penyakit cacing. E. coli juga dapat menyebabkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka-luka dan abses pada berbagai organ. E. coli juga merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractus urinarius (pyelonephritis, cystisis). 60-90% E. Coli menyebabkan ISK E.coli yang biasanya menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis O 1, O 2, O 4, O 6, O 7. Jenis-jenis pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya pielonefritis.terjadinya gangguan ginjal berhubungan dengan E. coli nefropatogenik yang memproduksi hemolisisn, dan antigen K merupakan hal penting pada dapat patogenesis infeksi saluran kemih bagian atas. ini berhubungan dengan adanya fimbria-p. Jumlah E. coli 10 5 atau lebih CFU/ml urin adalah bakteriuria signifikan,walaupun pasien bisa simptomatik atau asimptomaik. Uretra anterior pria dan wanita mengandung sedikit organisme yang berjenis sama seperti yang terdapat pada kulit dan perinemium yang biasanya terdapat dalam air kemih normal dalam jumlah 10 2 10 4 CFU/mL. Diagnosis laboratorium : a) Sediaan Endapan air kemih yang dipusingkan diperiksa untuk melihat adanya leukosit, sel darah merah dan kuman. Sedimen ini dibuat sediaan Gram untuk melihat adanya sejumlah besar leukosit dan kuman Gram negative.

b) Biakan Bahan pemeriksaan dibiakkan pada lempeng agar darah dan lempeng agar Mc Conkey. Jika ditemukan kuman peragi laktosa, Gram negative, bergerak aktif, indol positif, merah metal positif, VP negative dan sitrat negative, di duga sebagai E. coli. c) Identifikasi a) Koloni yang di duga E. coli hasil isolasi disiapkan. b) Masukan dalam medium LB + indikator warna (preenrichment) yang didalamnya terdapat tabung durham, inkubasi pada suhu 37 O C selama 1 x 24 jam. Amati terbentuknya gas pada tabung durham (+) dan perubahan warna media (asam) (+). c) Hasil positif dimasukan sebanyak 1 ose ke dalam medium IMViC (Indole Methyl Red Voges Proskauer Koser s Citrat). Kemudian diinkubasi pada suhu 37 O C, untuk Indole dan Voges Proskauer selama 2 x 24 jam sedangkan Methyl Red dan Koser s Citrat 4 x 24 jam. d) Amati perubahan warna pada masing-masing medium : a. Indole : ditambah covak indole reagent, (+) apabila terbentuk cincin warna merah (terbentuk indole) b. Methyle red : ditambah indikator methyle red, (+) apabila berwarna merah (terbentuk asam) c. Voges Proskauer : ditambah KOH dan α naftol, (+) apabila terbentuk warna merah (terbentuk asetil methyl karbinol) d. Koser s Citrat : (+) apabila terjadi kekeruhan (bakteri tumbuh dengan B. Genus Pseudomonas memanfaatkan citrat sebagai satu-satunya sumber karbon). Genus Pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang gram negatif, obligat aerob, berflegella polar satu atau lebih, umumnya tidak meragi karbohidrat dan mudah tumbuh pada berbagai medium pembiakan. Organisme ini merupakan flora normal di usus dan kulit. Kebanyakan spesies Pseudomonas tidak menyebabkan infeksi pada manusia, tetapi kuman ini penting karena bersifat oportunis patogen, dapat menimbulkan infeksi pada individu dengan ketahanan tubuh yang menurun yaitu penderita dengan luka bakar, orang sakit berat atau dengan penyakit metabolik, atau mereka yang sebelumnya memakai atau mempergunakan alat-alat kedokteran. Infeksinya biasanya gawat, susah diobati dan kebanyakan antibiotik tidak efektif terhadapnya dan biasanya merupakan infeksi nosokomial.

Beberapa spesies mengandung pigmen. Pseudomonas aeruginosa merupakan satusatunya spesies yang menghasilkan : 1. Piosianin, zat berwarna kebiru-biruan larut dalam kloroform dan air dan mempunyai aktivitas anti jasad renik, 2. Fluoresein, zat yang berwarna kehijau-hijauan berfluoresensi, larut dalam air tidak dalam kloroform. Selain reaksi biokimia, karakteristik laboratorium yang banyak digunakan ialah percobaan oksidasi, dimana P. aeruginosa memberikan hasil yang positif. Pseudomonas aeruginosa dapat menimbulkan infeksi pada saluran pernafasan, kandung kencing, telinga, kulit dan pada luka-luka yang disebabkan terbakar atau luka operasi. Bakterinya dapat diketemukan di dalam sputum, urine, darah, feses, pus, secret telinnga. Juga di dalam makanan, minuman dan air. Pemeriksaan : Morfologi : Gram negative (-) batang, lurus atau bengkok, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak aktif dengan flagella polar/lopotrik. Kultur dan Biokimia : Mudah tumbuh dengan menggunakan medium biasa, strength aerob, tidak meguraikan gula, katalase positif dan pada umumnya oksidase positif. Blood Agar plate : koloni besar, putih abu-abu, smooth/rough, keeping, haemolitis/anhaemolitis, ada yang membuat pigment hijau-biru Mac Conkey Agar plate : koloni sedang, jernih/keruh, smooth, kadang-kadanng sedikit kehijau-hijauan, keeping, tepinya tidak rata, tidak menguraikan gula lactose Cetrimide Agar : tumbuh, memproduksi pigment hijau-biru Nutrient Agar : tumbuh, memproduksi pigment hijau-biru TSIA : lereng : merah, dasar : merah Reaksi positif : oksidase, katalase, motil, simmon s citrate, arginin dihydrolisa, gelatine, reduksi nitrat, pertumbuhan pada 42 O C

Reaksi negative : ONPG, D-nase, amylase, lysine dekarboksilase, ornithine dekarboksilase, aesculine hidrolisa Tujuan Praktikum Mahasiswa mampu mengidentifikasi kuman patogen penyebab kelainan pada sistem urinarius Petunjuk Praktikum Mahasiswa mengamati, mencatat dan menggambar semua preparat yang telah disediakan di laboratorium Mikrobiologi pada saat praktikum. Hasil Dalam bentuk tabel dan gambar a. Morfologi Koloni / Makroskopis E.coli dan Pseudomonas b. Morfologi Sel / Mikroskopis E.coli dan Pseudomonas c. Hasil Identifikasi E. Coli dan Pseudomonas