METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

PENETAPAN KADAR RESIDU TETRASIKLIN DALAM DAGING AYAM PEDAGING SECARA ADISI STANDAR DENGAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Gambar 2. Daun Tempuyung

III. BAHAN DAN METODE

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

3 Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

Kentang (Solanum tuberosum L.)

SNI Standar Nasional Indonesia

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

ABSTRACT

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging. A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober 2015. 2. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Medik Universitas Malahayati. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan, antara lain alat-alat gelas laboratorium, mortir dan stamper, spektrofotometer Uv (Shimadzu Uv 1800), blender, syringe volume 20 ml dan 10 ml, vacuum manifold, sonikator, neraca analitik, spatula dan bulb. 2. Bahan Bahan-bahan yang diperlukan, yaitu asam klorida p.a. (pro analysis) (E. Merck), n-heksana p.a. (pro analysis) (E. Merck), diklorometana p.a.

43 (pro analysis) (E. Merck), metanol p.a. (pro analysis) (E. Merck), asam oksalat dihidrat p.a. (pro analysis) (E. Merck), dinatrium edetat p.a. (pro analysis) (E. Merck), etilasetat p.a. (pro analysis) (E. Merck), asetonitril p.a. (pro analysis) (E. Merck), ODS (C 18 ), tetrasiklin hidroklorida baku (BPFI), air suling (Brataco), daging ayam pedaging. C. Pengambilan Sampel Sampel yang diperiksa dalam penelitian ini adalah daging ayam pedaging bagian paha yang dijual di tiga pusat perbelanjaan di Kota Bandar Lampung, yaitu Hypermart (Central Plaza), Chandra (Chandra Supermarket & Department Store Tanjung Karang), dan Giant (Giant Antasari) yang kemudian disebut sampel A, B, dan C. Sampel yang diambil dalam kondisi segar (bukan daging beku atau yang sudah diolah) kemudian dibersihkan (dibuang kulit dan tulang) dan disimpan dalam lemari pendingin. Sebelum digunakan untuk pemeriksaan, sampel terlebih dahulu dihaluskan dengan blender. D. Prosedur Penelitian (Christina, 2011; Brandsteterova, 1997) 1. Pembuatan Pereaksi a. Larutan HCl 0,1 N Sebanyak 8,4 ml HCl pekat diencerkan dengan air suling dalam labu ukur 1000 ml hingga garis tanda. b. ase gerak etilasetat : asetonitril (3:1) Etilasetat sebanyak 75 ml dicampurkan dengan asetonitril dalam labu ukur 100 ml hingga garis tanda.

44 2. Pembuatan Larutan Standar Tetrasiklin HCl BPFI Sejumlah lebih kurang 25,0 mg tetrasiklin hidroklorida (HCl) BPFI ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan asam klorida 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µg/ml, larutan ini disebut larutan standar 1 (LS I). Dari larutan ini dipipet 5,00 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, lalu diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 50 µg/ml (LS II). 3. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Sejumlah 5,00 ml LS II dipipet, dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, kemudian diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Lalu dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 10 µg/ml. Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm. 4. Ekstraksi Sampel ODS sebagai adsorben dimasukkan dalam suatu syringe dengan volume 20 ml. Bilas dengan n-heksan dengan jumlah dua kali dari volume adsorben. Lalu bilas dengan diklorometana dengan volume dua kali banyaknya adsorben, terakhir bilas lagi dengan metanol juga dengan volume yang sama. Kemudian keringkan dengan menggunakan vakum. Adsorben yang telah dicuci tadi ditimbang sebanyak 4,0 g. Kemudian ditambahkan 50 mg asam oksalat dan 50 mg Na 2 EDTA, lalu campurkan.

45 Sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1,0 g dihomogenisasi dengan campuran adsorben tadi dengan menggunakan mortir dan stamper. Campuran sampel-adsorben dimasukkan ke dalam syringe dengan volume 10 ml lalu tekan cartridge sampai tanda menunjukkan volume 4,5 ml. Selanjutnya bilas dengan 10 ml n-heksan. Setelah itu dilakukan elusi dengan menggunakan campuran etilasetat dan asetonitril (3:1) sebanyak 25 ml. Eluat yang dihasilkan kemudian digunakan untuk analisis menggunakan spektrofotometer Uv. 5. Optimasi Prosedur Ekstraksi Optimasi dilakukan untuk rasio sampel dan adsorben dengan variasi 1: 2; 1:3; dan 1:4 pada sampel A. Penentuan rasio sampel dan adsorben yang akan digunakan untuk penentuan kadar residu tetrasiklin dalam sampel didapatkan dengan menghitung nilai perolehan kembali (%) tetrasiklin baku yang ditambahkan pada sampel. Hasil perolehan kembali yang terbesar yang kemudian rasio sampel dan adsorbennya digunakan untuk prosedur ekstraksi kedua sampel lainnya (sampel B dan C). 6. Penentuan Kadar Residu Tetrasiklin dalam Daging Ayam Pedaging Sebanyak masing-masing 4,00 ml larutan sampel dipipet ke dalam 5 labu ukur 25 ml, tambahkan berturut-turut 0,00; 2,50; 3,75; 5,00; dan 6,25 ml LS II, cukupkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda sehingga diperoleh masing-masing larutan tetrasiklin baku dengan konsentrasi 0,0; 5,0; 7,5; 10,0; dan 12,5 µg/ml. Absorbansi dari masing-masing larutan diukur

46 pada panjang gelombang serapan maksimum kemudian dibuat grafik absorbansi versus konsentrasi standar. Dengan mengekstrapolasikan garis pada sumbu X (garis memotong sumbu X) atau mensubstitusikan absorbansi (Y) = 0 pada persamaan regresi yang diperoleh maka akan diperoleh konsentrasi residu tetrasiklin dalam larutan sampel yang diukur (Cx). Hasilnya lalu dikali faktor pengenceran (6,25) dan volume larutan sampel (25 ml) kemudian dibagi berat penimbangan sampel daging ayam sehingga diperoleh kadar residu tetrasiklin dengan satuan µg/ml sampel. Rumus perhitungan kadar residu tetrasiklin dalam sampel seperti pada Persamaan (7). Kadar residu tetrasiklin dalam sampel (mg/kg) ( ) ( ) ( )... (7) 7. Analisis Data Penetapan Kadar Secara Statistik Data perhitungan kadar residu tetrasiklin dianalisis secara statistik menggunakan uji t. Rumus yang digunakan untuk menghitung simpangan baku adalah persamaan (2). Sedangkan untuk mendapatkan t hitung digunakan Persamaan (8). t hitung =... (8) Data diterima jika t tabel < t hitung < t tabel pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05.

47 Untuk menghitung kadar residu tetrasiklin dalam sampel secara statistik digunakan Persamaan (9). Kadar residu tetrasiklin = ( )... (9) Keterangan: SD Xi n t = standard deviation/simpangan baku = kadar residu tetrasiklin = kadar rerata residu tetrasiklin = jumlah pengulangan = harga t tabel sesuai derajat kepercayaan 8. Uji Validasi a. Uji akurasi dengan persen perolehan kembali Akurasi ditentukan dengan menggunakan metode adisi standar, yakni ke dalam sampel daging ayam ditambahkan tetrasiklin HCl baku sebanyak 100% dari kadar tetrasiklin yang diketahui terdapat dalam sampel, kemudian dianalisis dengan prosedur yang sama seperti pada sampel. Hasil dinyatakan dalam persen perolehan kembali (% recovery). Persen perolehan kembali dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (1). b. Uji presisi Presisi metode penelitian dinyatakan oleh simpangan baku relatif (Relative Standard Deviation/RSD) dari serangkaian data uji perolehan kembali. RSD dihitung dengan menggunakan Persamaan (3).

48 c. Batas deteksi (limit of detection/lod) Batas deteksi dihitung dengan Persamaan (4). d. Batas kuantitasi (limit of quantitation/loq) Batas kuantitasi dihitung dengan rumus seperti yang tertulis pada Persamaan (5). e. Linieritas Linieritas dihitung berdasarkan persamaan matematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai konsentrasi analit. Pengujian linieritas secara matematik melalui persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara hasil analisis terhadap konsentrasi analit (Miller and Miller, 2010) seperti tertulis pada Persamaan (6).