Sekilas Tentang Penilaian Teknologi Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indo

NOTA KEBIJAKAN # Pertimbangan-pertimbangan untuk Menetapkan Proses atau Program Penapisan Teknologi Kesehatan (HTA) Definisi

Integrasi Kebijakan Medik & Kebijakan Kesehatan

Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBIAYAAN KENAIKAN KELAS PERAWATAN BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2017 SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

BAB I PENDAHULUAN. Coverage (UHC) adalah suatu ketentuan penting bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

PERAN IDI DALAM MELAKSANAKAN KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA TERKAIT PROSES VERIFIKASI BPJS

DRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu sektor yang diupayakan untuk memiliki peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

Inovasi PERSI dalam Mutu Pelayanan Kesehatan di RS dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan dengan berbasis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTIMBANGAN KLINIS (CLINICAL ADVISORY)

KENDALI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PERATURAN BPJS KESEHATAN

Kebijakan Umum Prioritas Manfaat JKN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh pasien, serta kondisi ekonomi dan finansial dari pasien, yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.

PERAN BADAN LITBANGKES DALAM PENCAPAIAN UHC. Siswanto Ka Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP)

RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O

EFEKTIVITAS BIAYA DIALISIS DI INDONESIA

Pencegahan Kesalahan, Kecurangan & Korupsi Dalam JKN

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

THE IMPORTANCE OF HOSPITAL SPECIFIC CLINICAL PRACTICE GUIDELINES TOWARDS BETTER CLINICAL MANAGEMENT

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa diperkirakan pasien rawat inap per tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung

Buku Panduan Penilaian Teknologi Kesehatan. Efektivitas Klinis dan Evaluasi Ekonomi

MEKANISME PENYELESAIAN PERSELISIHAN KLAIM DI BPJS KESEHATAN

Sub-komponen pada Komponen 2

KENDALI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PERATURAN BPJS KESEHATAN

ASAS JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN KENDALI MUTU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut kesehatan fisik

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerapan Clinical Governance di Rumah Sakit melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9000

Prosiding Farmasi ISSN:

Masalah Penegakan Disiplin Praktik Kedokteran

Perbaikan sistem pembiayaan kesehatan era JKN menuju Universal Health Coverage

Subsidi Kesehatan (bukan) untuk Orang Miskin. Lola Amelia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM HIV & AIDS

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

PERAN PERSI DAN PERSI DAERAH. Dr.dr.Sutoto,M.Kes

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

Implementasi Strategi Layanan Komprehensif (LKB) pada Prosedur Pengobatan HIV IMS di Kota Yogyakarta dan Semarang

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

Review Hasil Workshop hari 1. Devi Tandrasari FK UGM

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN

Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

Dillemma Iuran : Nominal vs Prosentasi dalam Sistem Jaminan Kesehatan

Kebutuhan penelitian kebijakan kesehatan dan kemampuan perguruan tinggi. Fasilitator: Laksono Trisnantoro

Work di Propinsi DIY. Bondan Agus Suryanto

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

WORKSHOP PANEL EXPERT UKDGI GELOMBANG 2

PRIORITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS BPJS KESEHATAN Chairul Radjab Nasution Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Jakarta, 10 Desember 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

dr. Mohammad Edison, MM., AAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Dody Firmanda. Ketua Komite Medik. RSUP Fatmawati, Jakarta. Pendahuluan

Oleh: Prastowo LPPM-IPB

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

Transkripsi:

Sekilas Tentang Penilaian Teknologi Kesehatan Penilaian Teknologi Kesehatan/HTA adalah suatu analisis yang terstruktur dari teknologi kesehatan, dan hal yang berhubungan teknologi kesehatan yang dgunakan sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan. Didalamnya termasuk safety, efficacy (benefit), costs dan cost effectiveness, implikasi terhadap organisasi, sosial dan isu etika. HTA dalam JKN merupakan amanat Perpres No.12 tahun 2013 pasal 43 ayat (1), Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, Menteri bertanggung jawab untuk Penilaian Teknologi Kesehatan (Health Technology Assessment), Pertimbangan klinis (clinical advisory) dan Manfaat Jaminan Kesehatan, Perhitungan standar tarif, Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan Kesehatan Komite PTK/HTA telah dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 171/Menkes/SK/IV/2014 tentang Komite Penilaian Teknologi Kesehatan dan diperbaharui menjadi Kepmenkes Nomor HK.02.02/MENKES/422/2016 tentang Komite Penilaian Teknologi Kesehatan. Komite PTK memiliki tugas sebagai berikut : mempersiapkan dan mengembangkan kelembagaan Komite PTK; menetapkan pedoman dan standar untuk pelaksanaan Komite PTK yang baik; menyusun rencana kegiatan Komite PTK; menetapkan topik prioritas untuk dilakukan penilaian teknologi kesehatan (PTK) berdasarkan review topik yang telah disusun oleh tenaga teknis dan dapat melibatkan institusi dan ahli terkait untuk memberikan masukan jika diperlukan; membentuk panel ahli untuk melaksanakan asesmen teknologi kesehatan (ATK) terhadap topik PTK yang telah ditetapkan (sebelum adanya agen PTK yang melaksanakan ATK). Panel ahli merupakan tim multidisiplin terdiri atas pakar dari organisasi profesi, akademisi, dan pakar lain yang relevan melakukan ATK secara komprehensif. membentuk Panel adhoc untuk memberikan pandangan dan masukan kepada Komite PTK terhadap hasil ATK pada saat proses penilaian teknologi kesehatan (appraisal);

melakukan penilaian ( appraisal) terhadap hasil ATK berdasarkan efikasi, efektivitas, keamanan, analisis biaya serta nilai sosial-budaya dan agama (bila diperlukan) dari teknologi kesehatan yang dikaji; merumuskan hasil akhir dan rekomendasi PTK dalam suatu laporan yang dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan; memberikan rekomendasi kepada Menteri Kesehatan jenis teknologi yang dijamin atau menjadi prioritas dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berdasarkan ketetapan hasil penilaian(appraisal) terhadap ATK; melakukan diseminasi hasil PTK dan rekomendasi kebijakan yang telah disepakati; mengembangkan kerjasama dengan berbagai badan PTK yang telah berkembang di negara-negara lain; dan berkoordinasi dan melaporkan kepada Kementerian Kesehatan setiap hasil kegiatan/pertemuan yang dihadiri dalam rangka mewakili Komite PTK pada kegiatan/pertemuan yang diadakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Teknologi kesehatan yang perlu dinilai oleh Komite PTK adalah setiap teknologi kesehatan yang belum dijamin dalam Jaminan Kesehatan atau sudah dijamin dalam Jaminan Kesehatan Nasional tetapi dinilai tidak efektif dalam manfaat maupun biaya. Aspek Penilaian Teknologi Kesehatan mencakup; keamanan, efikasi, efektivitas, aspek ekonomi, aspek sosial, etika, legal, politis, dan agama, Kesetaraan/ekuitas (egalitarian equity), Keterjangkauan (affordability), Analisis Dampak Anggaran (BIA). Komite PTK telah melakukan beberapa aktivitas peningkatan kapasitas baik di dalam negeri maupun luar negeri berupa : 1. Pengenalan terhadap HTA, evidence based medicine, cara melakukan penilaian kritis terhadap sistematik review dan pengenalan tentang evaluasi ekonomi bagi para staf teknis Komite PTK 2. Study visit ke HITAP (Health Intervention and Technology Assessment Program) Thailand (Badan HTA di Thailand) yang diikuti oleh beberapa staf teknis Komite PTK, output study berupa peningkatan pemahaman dan kemampuan dalam melakukan evaluasi ekonomi, pengembangan proposal untuk dua kajian uji coba PTK dan kuisioner untuk pengumpulan data primer.

3. Menghadiri Regional seminar on the use of Health Intervention and Technology Assessment in Supports of Universal Health Coverage, on India June 4th 6th 2015 4. Study Visit ke NICE (The National Institute for Health and Care Excellence) Inggris yang diikuti oleh para pembuat kebijakan di Kementerian Kesehatan dan beberapa anggota Komite PTK. 5. Keikutsertaan pembuat kebijakan Kementerian Kesehatan, anggota Komite PTK dan staf teknis Komite PTK dalam Prince Mahidol Award Conference (PMAC) di Thailand pada Januari 2016, tema PMAC tahun ini adalah Priority Setting dalam UHC dimana HTA merupakan tool dalam melakukan priority setting. 6. Keikutsertaan dalam The 4 th Scientific Conference Of The African Health Economics And Policy Association (AfHEA), tema konfersensi tahun 2016 adalah The Sustainability Development Goals (SDGs), The Grand Convergence And Health In Africa dimana dalam pertemuan ini merupakan forum berbagi pengalaman dan pengembangan penilaian teknologi kesehatan terkait dengan paket manfaat dalam jaminan kesehatan Dalam mengggalang dukungan dan menjalin networking dengan badan HTA negara lain, Komite PTK: 1. Menghadiri Annual Meeting HTA International (HTAi) Conference di Oslo Norwegia 2. Menghadiri pertemuan priority setting yang dilaksanakan oleh idsi (The International Decision Support Initiative) 3. Melaksanakan high level meeting yang dihadiri oleh WHO, HITAP Thailand, NICE Inggris, USAID, PATH, GAVI, GIZ. Pada tahun 2015 telah menyelesaikan dua kegiatan Evaluasi Teknologi Kesehatan (ETK) dan menghasilkan 2 output menggunakan evaluasi ekonomi kesehatan dengan pemodelan ekonomi ( Cost Utility Analysis/CUA), serta menghitung Budget Impact Analysis (BIA) untuk judul PTK Efektivitas Klinis dan Evaluasi Ekonomi Hemodialisis dan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis pada Pasien Gagal Ginjal Terminal di Indonesia dan Efektivitas dan Analisis Ekonomi Pemberian Sildenafil untuk Terapi Hipertensi Arteri Pulmonal di Indonesia Kegiatan PTK ini dilaksanakan dengan melibatkan organisasi profesi, akademisi dan unit-unit terkait di Kementerian Kesehatan sebagai panel Adhoc

Sekilas Komite PTK dalam Gambar: Gb.1 Sesjen Kemkes, Komite PTK menghadiri kegiatan Prince Mahidol Award Conference, Thailand 2016 Gambar 1 Gb. 2 Sesjen Kemkes, Dirut BPJS Kes bersama Komite PTK Melakukan kunjungan ke HITAP, Thailand 2016 Gambar 2 Gb.3 Komite PTK bersama WHO, HITAP, NICE, PATH, dan stakeholder lainnya mengadakan workshop HTA untuk 5 Perguruan Tinggi di Indonesia, Jakarta 2016 Gambar 3

Gb. 4 Kasubbid PTK Melakukan pendampingan tim PIC dalam workshop di HITAP, Thailand 2015 Gambar 4 Gb.5 Tim Panel ahli PTK bersama PIC Melakukan Pengembangan Proposal Studi Sildenafil, RR. PPJK Kemenkes 2015 Gambar 5 Gb.6 Tim PIC berdiskusi dalam melakukan analisis data studi PTK, Kemenkes 2015 Gambar 6 Gb. 7 Komite PTK, Tim Panel ahli, BPJS Kes dalam pertemuan koordinasi pembahasan studi PTK, Kemenkes 2015 Gambar 7