X Sistem Pengendalian Advance

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DINAMIKA PROSES

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

IX Strategi Kendali Proses

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

SISTEM KENDALI DIGITAL

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Strategi Pengendalian

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

BAB 1 FILOSOFI DASAR SISTEM KONTROL

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Tujuan Pengendalian 1. Keamanan (safety) 2. Batasan Operasional (Operability) 3. Ekonomi Pengendalian keamanan (safety) reaktor eksotermis isu-isu lin

Ir.Muchammad Ilyas Hs DONY PRASETYA ( ) DOSEN PEMBIMBING :

REDESAIN GAS METERING STATION

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

KONTROL PID UNTUK PROSES INDUSTRI (Iwan Setiawan) Deskripsi Buku: (ISBN : , Penerbit Elex Media Komputindo, 2008)

LOGO OLEH : ANIKE PURBAWATI DOSEN PEMBIMBING : KATHERIN INDRIAWATI, ST.MT.

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

BAB IV SISTEM KENDALI DENGAN FUZZY LOGIC

PENGENDALIAN PROSES I IR. M. YUSUF RITONGA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS CASCADE CONTROL PADA FLOW CONTROL DAN LEVEL CONTROL DI BAGIAN 11V2 FOC 1

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

Oleh : Heldi Usman

SISTEM KENDALI SISTEM KENDALI. control signal KENDALIAN (PLANT) Isyarat kendali. Feedback signal. Isyarat umpan-balik

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

KONTROL PID UNTUK PROSES INDUSTRI Beragam Struktur dan Metode Tuning PID praktis

MINIATUR PENGENDALI TEKANAN LIQUID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

oleh : Rahmat Aziz ( ) Reza Sofyan Arianto ( )

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS LEVEL CONTROL DAN TUNING PROPORSIONAL INTEGRAL PADA COLUMN 220C102 LOC III

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

PENGENDALI P - Proporsional. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

1.1 DEFINISI PROSES KONTROL

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( )

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN

ANALISA SISTEM KONTROL PADA VESSEL 11V2 DI FOC I PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Makalah Seminar Kerja Praktek

PERANCANGAN ATTEMPERATURE REHEAT SPRAY MENGGUNAKAN METODE ZIEGLER NICHOLS BERBASIS MATLAB SIMULINK DI PT. INDONESIA POWER UBP SURALAYA

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES

SISTEM KONTROL PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Pertemuan ke-14 Pengontrolan l var iabel ll l ana og menggunakan PLC: Algoritma PID

REALISASI SISTEM PENGENDALIAN PROSES SIRKULASI AIR PADA MINIATUR PLANT PENJERNIHAN AIR

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI & PENGENDALIAN PROSES

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM PENGONTROLAN PADA VESSEL 11V1 FOC I PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PENGOLAHAN IV CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

TUNING PARAMETER PID DENGAN METODE CIANCONE PADA PLANT HEAT EXCHANGER

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali?

BAB II LANDASAN TEORI

VII. TATA LETAK PABRIK

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

Transkripsi:

X Sistem Pengendalian Advance

KENDALI CASCADE Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan : a. loop pengontrolan primer atau master b. loop pengontrolan sekunder atau slave loop Dalam system heat exchanger tersebut, tugas utama yang dilakukan oleh system control adalah mengatasi berbagai macam gangguan seperti perubahan tekanan steam yang digunakan sebagai sumber energy panas. Perubahan tekanan dapat terjadi karena boiler pemasok steam yang sama umumnya digunakan juga untuk utilitas atau system heat exchanger yang lain. Pengontrolan loop PID tunggal umumnya akan menghasilkan unjuk kerja yang tidak memuaskan. untuk mengatasi keterlambatan aksi control pada system heat exchanger, pengontrolan temperature fluida outlet dapat dilakukan dengan meregulasi laju aliran steam secara langsung. 2

Sistem Pengendalian Heat Exchanger dengan Cascade Gambar 10.1 Kendali Cascade 3

Control laju aliran steam bertindak sebagai loop pengontrolan sekunder, sedangkan control temperature bertindak sebagai loop pengontrolan primer( control utama). Gambar 10.2 Kendali loop tertutup Cascade 4

Diagram Blok dan Model Matematis Proses Sistem Kendali Cascade Gambar 10.3 Blok diagram Kendali Cascade H1(s) merupakan fungsi alih perubahan temperatur fluida outlet terhadap perubahan laju aliran steam. d2 menggambarkan perubahan tekanan steam yang secara langsung mempengaruhi laju aliran steam. 5

Prosedur Tuning PID Dengan Kendali Cascade Sekunder Gambar 10.4 Aliran sinyal kontrol pada mode manual Primer Gambar 10.5 Aliran sinyal kontrol pada mode auto 6

Gambar Aliran sinyal kontrol lengkap pada mode cascade Gambar 10.6 Aliran sinyal kontrol lengkap dengan mode cascade 7

Langkah-Langkah Tuning Pengendalian Cascade Letakan kedua loop control pada mode manual Lakukan tuning terlebih dahulu pada loop sekunder, seperti pada tuning system control PID loop tunggal. setelah setting di secondary loop menghasilkan response yang cukup mantap, persiapkan tuning primary loop. Letakkan primary loop pada posisi auto dan lakukan tuning primary loop. Jika, primary loop cenderung berisolasi, maka primary loop terlalu sensitif. Kurangi sensitivitas dengan menurunkan gain. 8

Perbedaan cascade dengan feedback Gambar 10.7 Feed back Gambar 10.8 cascade 9

Perbedaan feedback dan cascade (blok diagram) Gambar 10.9 Diagram blok Feedback Gambar 10.10 Diagram Blok cascade 10

Perancangan system control cascade Tinjau diagram blok system control cascade pada gambar 10.11 dibawah Gambar 10.11 mode control cascade Untuk proses tersebut diketahui fungsi alih loop primer (H1(s)) dan loop sekunder (H2(s)) berturut-turut adalah: 11

Pertanyaaan 1. Jika kedua controller yang digunakan berjenis PI, carilah parameter optimalnya menurut metode Chien Regulator 1 2. Dengan menggunakan bantuan matlab Simulink,simulasikan output system control hasil jawaban diatas terkait dengan terjadinya gangguan d2 Penyelesaian Pada system control cascade, kontroler yang perlu di tuning terlebih dulu adalah kontroler pada loop sekundernya. Dengan menggunakan metode chien regulator 1 (lihat table 2.4 pada bab 2), didapat parameter control PI pada loop sekunder tersebut sesbesar: T1=4L=4x1=4 Khusus untuk control PI pada loop primer, parameter kontroler dapat dicari jika terlebih dulu diketahui fungsi alih atau model antara sinyal input loop sekunder CO1 terhadap variable primer yang dikontrol PV1 (lihat ilustrasinya pada gamba 4.19 di bawah) 12

KENDALI RATIO Definisi Kendali Ratio adalah Sistem Pengendalian yang biasa digunakan di suatu proses yang menghendaki komposisi campuran dua komponen atau lebih dengan suatu perbandingan tertentu. Dalam dunia industri, banyak kebutuhan proses yang tidak dapat diselesaikan dengan loop sederhana yang hanya mengandalkan sebuah mata rantai feedback. Khusus untuk proses yang melibatkan operasi pencampuran (mixing), selain skema kontrol cascade dan feedforward, sistem kontrol multiloop lain yang dapat dijumpai adalah Ratio Control. 13

Sistem pengendalian pada proses pencampuran Mengendalikan laju alir A dan B pada nilai set-pointnya, sehingga perbandingannya tetap: Masalah: Laju alir A bervariasi karena mungkin A merupakan MV untuk proses lain. Dalam hal ini Gambar 10.12mode kendali Ratio arus A disebut wild flow. 14

Pengendalian rasio pada sistem pencampuran Pengukuran laju alir A (wild-flow) dan mengalikannya dengan rasio (R) di FY102. F = RF Output FY102 merupakan setpoint FC101. Jadi, seiring dengan berubahnya A, setpoint pengendali laju alir B berubah untuk menjaga kedua aliran pada rasio yang diinginkan. Sistem ini adalah linear: Gambar 10.13 mode control cascade alternatif 1 15

Pengendalian rasio pada sistem pencampuran Pengukuran laju alir A dan laju alir B, dan pembagiannya di FY102 merupakan perbandingan (rasio) yang sesungguhnya. Sinyal R (actual ratio) dikirim ke pengendali RC101, dimana set-point-nya adalah rasio yang diinginkan dan dapat diset di tempat (local). Gambar 10.14 mode control cascade alternatif 2 16

Pengendalian rasio pada sistem pencampuran Set-point A dapat diubah. Dengan mengubah set-point A di FC102, maka set-point B di FC101 juga berubah secara otomatis. Alternatif 1 dan 3 paling umum digunakan di industri. Gambar 10.15 mode control cascade alternatif 3 17

Contoh Model Pengendalian rasio pada sistem pencampuran 18

Multivariable vs. Multi-loops Controller Inputs Process Outputs Controller Mulit-loops Scheme Inputs Process Outputs Controller Mulit-variables Scheme 19

Pengendalian Split Range Karena control valve harus mampu mengendalikan flow yang kecil sampai flow yang besar. Diperlukan control valve dengan rangeability yang besar. Kalau kebutuhan rangeability sampai mencapai 500:1, mutlak diperlukan setidaknya dua buah control valve. Pemberian nama split range datang dari adanya pemisahan (split) kerja low-flow dan high-flow. Pengendalian yang memerlukan dua control valve untuk mengendalikan satu process variable 1. Low-flow Bekerja pada sinyal 3-9 psi (0-50%) 2. High-Flow Bekerja pada sinyal 9-15 psi (50%-100%) Dalam diagram kotak terdapat satu final control element karena kerja kedua control valve bergantian (sequencing). 20

Control Valve Split Range Mengkalibrasi valve positioner untuk low-flow agar bekerja di sinyal 3-9 psi, dan high-flow di sinyal 9-15 psi. Ada kekuatiran pada aplikasi tertentu terjadi perpindahan kerja low-flow ke high-flow dan sebaliknya menjadi terlalu sering gangguan mata rantai kerja sistem pengendalian.. Terutama kalau kerja controller ada di sekitar titik 50%. Kedua control valve itu harus dijaga agar tidak terbuka bersamaan. Andaikata valve low-flow masih terbuka penuh, tetapi valve high-flow sudah mulai terbuka, karakteristik kedua control valve menjadi saling mempengaruhi sehingga response di titik itu bisa menjadi tidak stabil. 21

Control Valve Split Range Salah satu cara mengatasi kemungkinan di atas adalah dengan menambahkan sebuah pressure switch high Low (PSHL) yang mempunyai adjustable dead band sebagai penentu perpindahan kerja control valve. Dengan cara ini, perpindahan low-flow ke high-flow lebih dapat diatur dan kebutuhan agar hanya satu control valve yang terbuka dapat lebih terjamin. Sudah barang tentu perpindahan kerja low-flow ke high-flow juga harus berjalan secepat mungkin. Mata rantai sistem pengendalian juga diharapkan tidak terputus karena adanya interupsi flow. Cara lain untuk menghindari seringnya perpindahan FV-1 dan FV-2 adalah dengan membuat rangeability FV-1 berhimpit (overlap) dengan rangeability FV-2. Dengan berhimpitnya rangeability kedua control valve, daerah kerajanya juga berhimpit, sehingga akan mengurangi perpindahan low-flow ke high-flow maupun sebaliknya. Berhimpitnya kedua rangeability control valve itu juga merupakan salah satu cara untuk mempercepat masa transisi flow. 22

Karakteristik Valve Sistem Split Range Hanya valve dengan karakteristik equal percentage yang dapat dipakai di sistem split range. Karena hanya valve dengan karakteristik equal percentage yang akhirnya menjadi linear bilamana terpasang di sistem pipa. Kunci sukses kerja sistem split range ada pada karakteristik kedua control valve tersebut. Kedua karakteristik itu tidak sekedar harus linear, tetapi juga harus berhimpit satu sama lain dalam satu garis lurus. Andaikata mereka masing-masing lurus, namun tidak berhimpit, tetap saja ada perubahan gain di saat perpindahan low-flow ke high-flow. Akibatnya, response saat low-flow berlainan dengan response saat high-flow. Jika karakteristik kedua control valve yang ada di sistem split range memang dapat membentuk satu garis lurus, sesungguhnya pengendalian split range menjadi tidak berbeda dengan sistem pengendalian dengan satu control valve. 23

Aplikasi Control Split Range Sinyal dari kontroler PSHL Flow Input Flow Output 24

Karakteristik Manipulated Variable 100 2 1 Low Flow High Flow 0 50% 100% Manipulated Variable 25

26

27

Sebuah reaktor batch pada saat start up harus disuplai steam dengan flowrate tertentu (katakanlah 100 m3/hr). Dengan alasan safety, pengisian steam dijaga agar tekanan reaktor tidak melebihi tekanan tertentu (katakanlah 10 bar). Input steam dikontrol melalui sebuah control valve dengan sistem LOW SELECTOR controller, yang mana input dari low selector controller adalah berupa FC (Flow Control) dan PC (Pressure Control). FC mengontrol laju alir volumetrik steam, sedangkan PC mengatur pressure di dalam reaktor. LOW SELECTOR berarti control valve (sebagai final element) akan memberikan bukaan berdasarkan nilai TERKECIL dari sebuah controller. Saat start up, operator akan memasukkan set point FC dan 100 m3/hr dan memasukkan set point PC 10 bar. 28

saat start up, karena tekanan di reaktor masih rendah (atmosferik), sedangkan set point PC adalah 10 bar, maka logic dari PC akan memerintahkan control valve untuk membuka 100%. Sementara itu, FC diset di 100 m3/h. Katakanlah control valve diperintahkan untuk membuka 70% pada set point 100 t/h. Maka sekarang controller memiliki 2 sinyal perintah yang akan dipilhnya : Bukaan 100% vs 70%... Ingat, bahwa ini adalah LOW SELECTOR. Dan LOW SELECTOR memilih nilai TERKECIL diantara dua atau lebih nilai input Clue: LOW = KECIL Tentu saja 70% lebih kecil. Karena LOW SELECTOR akan memilih perintah bukaan terkecil, yakni dalam hal ini 70%, maka pada awal start up, control valve akan membuka di 70%. Saat ini, flow takes all the control. Flow adalah master, pressure menjadi slave-nya. Seiring berjalannya waktu, tekanan reaktor akan meningkat karena terus disuplai steam. 29

Misalkan pressure telah mencapai 10 bar. Pada 10 bar, menurut si Pressure Controller, bukaan valve haruslah (let say) 20%, karena saat ini, jumlah steam sudah mulai harus dibatasi karena mulai mendekati set pointnya. Jika tidak, maka kemungkinan akan terjadi overpressure di dalam reaktor yang dapat menyebabkan reaktor meledak. Sementara, karena input set point operator untuk flow tidak berubah (100 m3/hr), FC masih tetap memerintahkan control valve untuk membuka di 70%. Again.. Maka saat ini controller menerima pilihan opening 20% vs 70%... dan ini adalah LOW SELECTOR Kali ini controller akan memilih 20% sebagai nilai terkecil. Maka, control valve akan mengambil perintah dari PC,karena output dari PC memberikan nilai bukaan terkecil. Kebalikan dari proses sebelumnya, pada saat ini, pressure akan take control. Pressure menjadi master, dan flow menjadi slave. 30

Selector 31

Aplikasi Split Range Pada LAbView 32

Terima kasih 33