Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

dokumen-dokumen yang mirip
Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Rumah Impian Mahasiswa

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Mushola di dalam Rumah

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Lingkungan Rumah Ideal

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Ruang Favorit dalam Rumah

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

Hubungan antara Jenis Hunian Sewa dan Kualitas Interaksi Sosial Mahasiswa

MENARA SINAR MAS DI KAWASAN MEGA KUNINGAN, JAKARTA DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR AR 4099

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Nabila Vella Octaviany ABSTRAK

Preferensi Ruang Hobi

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Koresponden antara Pilihan Ruang Publik dengan Kegiatan Pengunjungnya di Kota Makassar

Kata kunci : Motivasi, Motivasi Untuk Menjadi Fan Fanatik, Fan Fanatik, Klub Manchester United, Jogjkarta United Indonesia.

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Appendix. Interview Guidelines. 1. Apakah anda sering membaca artikel jurnal bahasa inggris? dibandingkan membaca artikel bahasa Indonesia?

Perencanaan Berbasis Partisipasi dalam Rangka Mencapai Pembangunan Kampung yang Layak Huni

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

MENGIDENTIFIKASI ISU-MASALAH & MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN 1

Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca Angela C. Tampubolon (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kegiatan membaca memiliki sebuah wadah yang disebut ruang untuk Dalam proses merancang ruang membaca diperlukan kriteria ruang yang tepat agar karya perancangan dapat mendukung motivasi seseorang dalam Mahasiswa dipilih karena kegiatan sehari-hari mahasiswa tidak lepas dari kegiatan belajar dan Tujuan penelitian adalah ingin melihat hubungan antara motivasi mahasiswa dalam membaca dan alasan pemilihan lokasi untuk digunakan sebagai tempat Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan survei online dalam bentuk kuesioner. Ditemukan kecenderungan, responden dengan motivasi pengembangan wawasan di luar akademik cenderung memilih tempat membaca yang memiliki kondisi kondusif, nyaman, menyenangkan, santai, dan mengundang untuk relaks. Responden juga cenderung memperhatikan adanya keberagaman fasilitas. Mayoritas responden memiliki motivasi intrinsik dalam kegiatan Kata-kunci: mahasiswa, motivasi membaca, tempat membaca Pengantar Membaca adalah kegiatan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sudut pandang membaca sesuatu yang fisik seperti tulisan atau kata-kata, hal ini sudah menjadi proses yang berlangsung secara alami. Mahasiswa tidak lepas dari bahan bacaan. Dengan kemudahan memperoleh informasi, mahasiswa dapat memperoleh bacaan dengan mudah, baik dalam bentuk buku maupun elektronik. Namun, dalam membaca diperlukan motivasi. Motivasi menjadi faktor penting dalam kesuksesan Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat secara sederhana mengenai motivasi mahasiswa dalam membaca dan alasan mahasiswa dalam menentukan tempat tertentu untuk digunakan sebagai tempat Sudut pandang mahasiswa dapat menjadi dasar dalam proses analisis perancangan untuk ruang membaca yang membantu proses dan motivasi Ketika kita berpikir tentang cara-cara untuk memotivasi pelajar, kita perlu membedakan antara dua macam motivasi. Ketika pelaku termotivasi untuk membaca karena mereka menikmati dan berpikir membaca adalah sesuatu yang berharga, maka hal ini disebut motivasi intrinsik. Ketika mereka termotivasi oleh faktor-faktor luar, seperti imbalan atau tenggat waktu, kita sebut bahwa motivasi ekstrinsik (Deci & Ryan, 2000). Motivasi intrinsik mengacu kepada keterlibatan di dalam suatu kegiatan 'untuk kesenangan dan kepuasan yang menjadi suatu pengalaman sambil belajar, mengeksplorasi, atau mencoba memahami sesuatu yang baru' (Vallerand et al., 1992). Individu dengan motivasi intrinsik terhadap prestasi cenderung fokus pada proses daripada hasil dari suatu kegiatan dan berusaha untuk merasa kompeten dan kreatif (V. Barkoukis et al., 2008). Motivasi intrinsik untuk mengalami stimulasi yang mewakili keterlibatan dengan kegiatan untuk pengalaman yang menyenangkan, kegembiraan, dan sensasi positif (Vallerand et al., 1992). Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 E 111

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca Keterlibatan dalam kegiatan untuk memperoleh imbalan disebut motivasi ekstrinsik. Keterlibatan dalam kegiatan karena tekanan eksternal atau internal dianggap sebagai bentuk ekstrinsik motivasi (V. Barkoukis et al., 2008). Tiga jenis motivasi ekstrinsik didefinisikan dalam teori tradisi penentuan nasib sendiri: peraturan eksternal, introjection, dan identifikasi (Deci & Ryan, 2000). Peraturan eksternal adalah jenis yang paling representatif dari motivasi ekstrinsik. Hal ini mengacu pada keterlibatan terhadap suatu kegiatan untuk mendapatkan imbalan atau untuk menghindari hukuman. Bentuk perilaku menjadi hasil dari pengalaman terhadap tekanan eksternal atau internal. Tipe kedua dari motivasi ekstrinsik, yaitu introjection, mengacu pada lebih 'diinternalisasikan' keterlibatan dengan kegiatan, di mana diri 'lebih' terlibat. Pada tahap ini, peri-laku belum ditentukan oleh diri, namun individu mulai menginternalisasi alasan atas tindakannya. Identifikasi adalah jenis motivasi ekstrinsik yang lebih dalam hal penentuan nasib sendiri dari-pada peraturan eksternal karena perilakunya dihargai, dianggap penting, dan keterlibatan cenderung atas pilihan individu itu sendiri (V. Barkoukis et al., 2008). Setiap pribadi memiliki kekuasaan atas pendidikan masing-masing. Membiarkan siswa dalam memilih buku membantu mereka meningkatkan motivasi (Wigfield, 1994). Di tiap aktivitas yang terjadi terdapat ruang yang mewadahinya. Secara sederhana aktivitas membaca diwadahi pada sebuah ruang untuk Ruang membaca diduga dapat memberikan pengaruh terhadap dewasa muda dan memunculkan motivasi Melihat hal ini, penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan pola pikir dewasa muda, khususnya mahasiswa dalam motivasinya untuk membaca yang dikaitkan dengan alasan pemilihan tempat untuk Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (Creswell, 2008) yang bersifat eksploratif (Groat & Wang, 2002). Penelitian kualitatif E 112 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 eksploratif bertujuan untuk mendapatkan data berupa informasi mengenai motivasi membaca dan alasan pemilihan ruang membaca dari para responden. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menggunakan survei dalam bentuk kuesioner online. Kuesioner online dibagikan secara bebas (snowball-non-randomsampling), baik lewat media sosial ataupun lewat kenalan pribadi, dengan batasan kepada mahasiswa S1 dan S2 dengan variasi umur 17-35 tahun. Jumlah responden yang diperoleh sebanyak 75 orang mahasiswa, dimana responden perempuan sebanyak 47 orang (62,7%) dan laki-laki sebanyak 28 orang (37,3%). Kuesioner online berisi pertanyaan yang disusun secara kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Pertanyaan kuantitatif dengan pertanyaan tertutup (close-ended), sedangkan pertanyaan kualitatif menggunakan struktur pertanyaan terbuka (open-ended). Dalam pembahasan kali ini, data yang digunakan adalah data teks yang bersifat kualitatif. Mahasiswa diminta untuk menuliskan motivasinya dalam membaca buku dan alasan dalam menentukan tempat tertentu untuk membaca buku. Pertanyaan ini berbentuk pertanyaan terbuka (open-ended) sehingga mahasiswa dapat menuliskan isi pikiran mereka mengenai motivasi membaca dan alasan dalam memilih tempat Metode Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh secara kualitatif, digunakan metode analisis kualitatif content analysis dan metode analisis kuantitatif analisis distribusi dan analisis korespondensi. Content analysis dari pertanyaan terbuka (openended) digunakan untuk mengetahui motivasi dan alasan memilih tempat oleh mahasiswa yang kemudian dilanjutkan dengan analisis distribusi yang hasilnya berupa frekuensi dari jawaban yang paling sering muncul. Setelah itu dilakukan selective coding dengan analisis korespondensi yang akan mengungkapkan tingkat kebetulan/coincidence antara motivasi membaca dengan alasan memilih tempat

Angela C. Tampubolon Analisis dan Interpretasi Tabel 2. Contoh axial coding motivasi Untuk tahap analisis konten (content analysis), dilakukan open coding atau tahapan untuk mengidentifikasi kata-kata kunci dari data teks yang diperoleh. Contoh open coding dari komentar responden mengenai motivasi membaca dapat dilihat dalam kutipan dari hasil kuesioner di bawah ini. Memenuhi tugas dari dosen, mencari hiburan, dan mengisi waktu luang. (Mahasiswi) Ceritanya menarik, cover-nya bagus. (Mahasiswa) Berdasarkan deskripsi tersebut, didapatkan beberapa kata kunci dari motivasi membaca yakni Mencari hiburan, Rekreasi, Mengisi waktu luang, Pemenuhan tugas, Ceritanya menarik, Cover-nya bagus. Contoh open coding dari komentar responden mengenai alasan memilih tempat membaca dapat dilihat dalam kutipan dari hasil kuesioner di bawah ini. Banyaknya buku yang tersedia menjadi alasan saya sering mengunjungi tempat tersebut. Saya juga sering membeli buku untuk membacanya di rumah. (Mahasiswa) Karena tempatnya tenang dan tidak ada/banyak orang lain. (Mahasiswi) Berdasarkan deskripsi tersebut, didapatkan beberapa kata kunci dari alasan memilih tempat membaca yakni Banyak buku tersedia, Membeli buku, Tidak banyak orang, Tenang. Berikutnya, setelah open coding, dilakukan pengelompokkan kata-kata kunci (axial coding) yang telah diperoleh untuk menjadi kategori. Langkah ini dilakukan dengan workshop dan diskusi kelompok untuk menghindari hasil yang bias. Ditemukan total 14 kategori untuk motivasi membaca dan alasan memilih tempat Kategori-kategori ini kemudian digunakan untuk tahap analisis selanjutnya, yakni analisis distribusi. Contoh tahap axial coding, baik untuk motivasi membaca dan alasan memilih tempat membaca, dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. No Kategori Kata Kunci 1. Penambahan wawasan di luar akademik 2. Isi Bacaan Menambah motivasi Menambah ilmu & pengetahuan Menambah pahala Menambah inspirasi Tabel 3. Contoh axial coding alasan memilih tempat No Kategori Kata Kunci 1. Ketenangan 2. Keberagaman Fasilitas Menjadi lebih kreatif Menambah kosakata Belajar dari pengalaman orang lain Ceritanya menarik Bisa berimajinasi Bacaannya ringan Menghibur Terkini Covernya bagus Isinya seru & menyenangkan Memicu semangat & adrenalin Tingkat kebisingan rendah (faktor internal) Jauh dari kebisingan lalu lintas (faktor eksternal) Tenang Tidak ada gangguan Sunyi Damai Membeli buku Makan Minum Bisa sekalian istirahat Waktu membaca tidak terbatas Dapat melakukan aktivitas lain Dari pengkategorisasi tersebut, diperoleh 14 kategori yang masing-masing dianalisis frekuensinya. Analisis frekuensi ini memakai analisis distribusi yang menunjukkan jawaban yang paling dominan ataupun tidak dominan. Hasil analisis distribusi motivasi mahasiswa untuk membaca dapat dilihat pada Gambar 1. Diperoleh informasi bahwa motivasi paling ber- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 E 113

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca pengaruh bagi mahasiswa untuk membaca adalah untuk Penambahan Wawasan di Luar Akademik sebesar 37 (36,6%) disusul dengan Isi Bacaan sebesar 29 (28,7%). Aksesibiltas menjadi jawaban paling sedikit yaitu sebesar 2 (1,9%) dan dilanjutkan dengan Faktor akademik sebesar 6 (5,9%). (26,3%). Suhu ruangan dan Variasi Buku menjadi jawaban paling sedikit yaitu sebesar 2 (1,7%) dan Kebetahan sebesar 6 (5,2%). Ditemukan pula responden yang mengutarakan alasan yang tidak jelas (random) sebesar 5 (4,4%) sebagai tanda bahwa responden tidak bisa menjelaskan alasannya dalam memilih. Gambar 1. Analisis distribusi motivasi Keinginan untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan motivasi, ilmu & pengetahuan, inspirasi, kreatifitas, penambahan kosakata, keinginan untuk belajar dari pengalaman orang lain, atau bahkan penambahan iman dan pahala menjadi alasan dominan dalam memotivasi diri untuk Lalu dilanjutkan oleh pengaruh topik bacaan yang menarik, cover yang bagus, ringan, terkini, menghibur, seru, menyenangkan, dan memicu diri untuk berimajinasi menjadi alasan pendukung yang cukup mendominasi. Jawaban mengenai kemudahan dalam mendapatkan buku yang variatif tidak dominan menjadi jawaban yang memotivasi mahasiswa untuk Hasil analisis distribusi untuk alasan mahasiswa dalam memilih tempat membaca dapat dilihat pada Gambar 2. Diperoleh informasi bahwa motivasi paling dominan bagi mahasiswa untuk memilih tempat adalah untuk Kondisi yang diciptakan oleh Ruangan sebesar 48 (42,1%) yang disusul dengan Ketenangan sebesar 30 E 114 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 Gambar 2. Analisis distribusi alasan memilih tempat Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi ruangan yang kondusif, nyaman, menyenangkan, santai, dan membuat perasaan relaks adalah alasan paling dominan dalam memilih tempat. Dilanjutkan dengan diperolehnya ketenangan di tempat tersebut dimana tingkat kebisingan baik dari faktor internal dan eksternal rendah, tidak ada gangguan, sunyi, dan damai menjadi faktor pendukung yang menguatkan alasan dalam memilih tempat Sedangkan faktor suhu, banyaknya pilihan buku, ketersediaan buku, keinginan untuk lebih fokus membaca, dan betah membaca cenderung tidak memberikan pengaruh dalam memilih tempat Analisis dalam penelitian ini lalu dilanjutkan dengan melakukan selective coding melalui analisis korespondensi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor dari alasan memilih tempat membaca apa yang memiliki hubungan dengan motivasi mahasiswa untuk Untuk itu,

akan dilihat hubungan korespondensi antara alasan memilih tempat membaca dan motivasi mahasiswa untuk Analisis korespondensi dilakukan dengan menggunakan ward hierarchical clustering, yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3. Keberagaman fasilitas (12) Kondisi yang diciptakan oleh ruangan (49) Penambahan w aw asan di luar akademik (46) Variasi buku (2) Faktor akademik (10) Kebetahan (8) Ketertarikan (15) Random (7) Ketenangan (32) Pemanfaatan w aktu (17) Privasi (14) Isi bacaan (36) Aksesibilitas (2) Suhu ruangan (2) Gambar 3. Analisis korespondensi antara motivasi membaca dan alasan pemilihan tempat Responden yang memiliki motivasi membaca di luar faktor akademik guna menambah ilmu dan pengetahuan, inspirasi, kreativitas, kosakata, bahkan niat pahala cenderung memilih tempat membaca yang memiliki kondisi kondusif, nyaman, menyenangkan, santai, dan mengundang untuk relaks. Responden juga memperhatikan keberagaman fasilitas seperti fasilitas untuk makan, fasilitas untuk minum, membeli buku, waktu membaca yang tidak terbatas, dapat melakukan aktivitas lain, atau untuk istirahat. Responden yang memiliki motivasi membaca karena faktor akademik, seperti pemenuhan tugas, persiapan ujian, kebutuhan akademis, mengejar ketertinggalan pengetahuan, atau melatih hardskill cenderung memilih tempat yang memiliki variasi dan ketersediaan buku-buku tertentu. Angela C. Tampubolon Responden yang memiliki motivasi membaca untuk mencari tahu, suka, ingin mencoba hal baru, atau membaca adalah hobinya cenderung memilih tempat yang memiliki ciri kebetahan sehingga responden lebih fokus membaca, dapat berimajinasi, menimbulkan mood untuk membaca, dan betah untuk Beberapa responden dengan motivasi yang sama ada kecenderungan untuk memilih tempat secara acak (random) dengan alasan hanya karena ingin menghabiskan waktu sambil Responden yang memiliki motivasi membaca untuk menyegarkan pikiran, hiburan, dan pemanfaatan waktu luang cenderung memilih tempat yang menyediakan ketenangan dengan ciriciri tingkat kebisingan rendah baik internal maupun eksternal, tenang, tidak ada gangguan, sunyi, atau damai. Responden yang memiliki motivasi membaca karena isi dari bacaannya, seperti bacaan yang menghibur, bahasannya ringan, terkini, seru dan menarik cenderung memilih tempat yang menyediakan privasi namun buku bacaan dapat diakses dengan mudah dan variatif. Tempat diharapkan adalah tempat yang tidak didatangi oleh banyak orang dan responden tidak perlu memperhatikan penampilan atau pakaian yang dipakainya (image) saat berada di tempat itu. Faktor suhu ruangan yang sejuk juga menjadi nilai tambah bagi tempat membaca tersebut. Hasil analisis korespondensi antara motivasi membaca dan alasan pemilihan tempat membaca terhadap jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 4. Ditinjau dari jenis kelamin, responden laki-laki memiliki motivasi membaca di area akademik dan non-akademik. Motivasi dominannya cenderung untuk penambahan wawasan atau pengetahuan umum dan peningkatan faktor akademik. Responden laki-laki cenderung memilih tempat yang membuat mereka betah di tempat tersebut. Faktor suhu ruangan juga mendukung dalam pemilihan tempat. Responden juga cenderung memilih tempat membaca secara acak dengan tujuan untuk menghabiskan waktu sambil Responden perempuan cenderung membaca karena suka dan membaca merupakan hobinya, atau cenderung ingin mencari tahu dan mencoba hal baru. Responden perempuan cenderung membaca berdasarkan isi bacaannya, kemudahan mengakses bacaan, dan bagian dari pemanfaatan waktu yang mempunyai kualitas untuk menyegarkan pikiran, hiburan dan rekreasi. Responden perempuan cenderung memilih tempat membaca yang menyediakan ber- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 E 115

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca bagai fasilitas pendukung. Sebagian responden memilih ketenangan dan berharap ada kondisi yang diciptakan oleh ruangan, seperti kondusif dan menyenangkan. Ada pula responden yang memilih privasi sebagai alasan dominan baginya untuk memilih tempat Faktor variasi buku menjadi nilai tambah bagi tempat membaca tersebut. Laki-laki (28) Suhu ruangan (2) Random (7) Faktor akademik (10) Penambahan w aw asan di luar akademik (46) Kebetahan (8) Perempuan (47) Keberagaman fasilitas (12) Ketertarikan (15) Isi bacaan (36) Kondisi yang diciptakan oleh ruangan (49) Ketenangan (32) Pemanfaatan w aktu (17) Privasi (14) Aksesibilitas (2) Variasi buku (2) Gambar 4. Analisis koresponden antara motivasi membaca dan alasan pemilihan tempat membaca terhadap jenis kelamin. Berdasarkan analisis korespondensi, diperoleh pola kedekatan antara motivasi membaca dan alasan pemilihan tempat Pola-pola yang berdekatan ini menjelaskan motivasi membaca memiliki kecenderungan terhadap kriteria ruang tertentu. Pola kedekatan motivasi membaca dan alasan pemilihan tempat membaca dapat dilihat pada Gambar 5. Pola pertama adalah antara motivasi faktor akademik dan penambahan wawasan diluar akademik memilih kriteria ruang membaca yang cenderung memiliki keberagaman fasilitas, ruangan yang dapat menciptakan suasana tertentu, memiliki variasi buku, dan kenyamanan suhu ruangan. Pola kedua adalah antara motivasi membaca karena faktor isi bacaan, kemudahan mengakses bacaan, dan pemanfaatan waktu dengan kriteria ruang membaca yang cenderung tenang dan privasi. E 116 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 Pola ketiga adalah motivasi ketertarikan dalam membaca yang cenderung memilih tempat yang dapat membuat betah dan penentuan tempat bisa dipiliih secara acak. Kondisi yang diciptakan oleh ruangan (49) Privasi (14) Ketenang an (32) Penambahan wawasan di luar akademik (46) Isi bacaan (36) Aksesi bilitas (2) Peman faatan waktu (17) II Keberaga man Fasilitas (12) Suhu ruang an (2) Variasi buku (2) Faktor akademik (10) Rand om (7) Kebe tahan (8) Keterta rikan (15) Gambar 5. Analisis pola kedekatan motivasi membaca dan alasan pemilihan tempat Motivasi mahasiswa untuk membaca karena faktor penambahan wawasan di luar akademik, ketertarikan, kebutuhan membaca sebagai bagian dari pemanfaatan waktu, keingintahuan I III

terhadap isi bacaan tertentu, dan adanya kemudahan mengakses bacaan merupakan motivasi intrinsik. Kata kunci yang cenderung motivasi intrinsik dapat dilihat di Tabel 3. Tabel 3. Axial coding motivasi membaca yang intrinsik. No Kategori Kata Kunci 1. Penambahan wawasan di luar akademik 2. Ketertarikan 3. Pemanfaatan Waktu 4. Isi Bacaan 5. Aksesibilitas Menambah motivasi Menambah ilmu & pengetahuan Menambah pahala Menambah inspirasi Menjadi lebih kreatif Menambah kosakata Ingin mencari tahu Suka membaca Hobi Mencoba hal baru Menyegarkan pikiran Mencari hiburan/ rekreasi Mengisi waktu luang Belajar dari pengalaman orang lain Ceritanya menarik Bisa berimajinasi Bacaannya ringan Menghibur Terkini Covernya bagus Isinya seru & menyenangkan Memicu semangat & adrenalin Bacaan mudah diakses Akses yang variatif Kategori-kategori ini mengacu kepada keterlibatan di dalam suatu kegiatan 'untuk kesenangan dan kepuasan yang menjadi suatu pengalaman sambil belajar, mengeksplorasi, atau mencoba memahami sesuatu yang baru' untuk pengalaman yang menyenangkan, kegembiraan, dan sensasi positif (Vallerand et al., 1992). Untuk kategori faktor akademik merupakan menjadi motivasi ekstrinsik karena mahasiswa cenderung membaca karena kewajiban dalam menyelesaikan tugas. Kata kunci yang Angela C. Tampubolon cenderung motivasi ekstrinsik dapat dilihat di Tabel 4. Tabel 4. Axial coding motivasi membaca yang ekstrinsik. No Kategori Kata Kunci 1. Faktor akademik Tugas merupakan bagian dari jenis peraturan eksternal dan mahasiswa terlibat terhadap suatu kegiatan untuk mendapatkan imbalan berupa nilai (V. Barkoukis et al., 2008). Responden perempuan cenderung memiliki motivasi intrinsik terhadap kegiatan membaca yaitu membaca karena faktor keterikatan, isi bacaan, pemanfaatan waktu, dan aksesibilitas. Responden laki-laki cenderung memiliki motivasi ekstrinsik terhadap kegiatan membaca, seperti karena faktor akademik. Kesimpulan Terdesak oleh pengetahuan yang tertinggal Pemenuhan tugas Persiapan ujian Melatih hardskill Kebutuhan akademis Menambah kosakata Penambahan wawasan di luar akademik dan isi bacaan merupakan motivasi membaca yang paling dominan pada mahasiswa. Sedangkan motivasi yang tidak dominan adalah motivasi karena adanya aksesibilitas dalam memperoleh bacaan dan dalam faktor akademik. Alasan dominan dalam memilih tempat membaca adalah kondisi kondusif, nyaman, santai, menyenangkan, dan mengundang untuk relaks. Sedangkan alasan yang tidak dominan adalah faktor suhu ruangan dan variasi buku dan adanya responden yang mengutarakan alasan yang tidak jelas (random) sebagai tanda bahwa responden tidak bisa menjelaskan alasannya dalam memilih. Diperoleh beberapa pola-pola kedekatan antara motivasi membaca dengan alasan pemilihan tempat membaca yang menjelaskan motivasi membaca memiliki kecenderungan terhadap Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 E 117

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca kriteria ruang tertentu. Pola-pola ini menghasilkan kriteria yang dapat digunakan pada karya perancangan. Responden perempuan dan laki-laki memiliki motivasi membaca yang berbeda. Responden laki-laki cenderung mengarah ke faktor akademik, sedangkan motivasi responden perempuan cenderung karena tertarik dan kesukaannya adalah Mayoritas respon-den memiliki motivasi intrinsik dalam kegiatan Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Deci, E.L., and R.M. Ryan. (2000). The what and why of goal pursuits: Human needs and the selfdetermination of behaviour. Psychological Inquiry 11, no. 4: 227 268. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Hunter, Phyllis C. (2005). Raising Students Who Want to Read. Read About: Scholastic Professional Paper. Ryan, R.M., & Deci, E.L. (2000). Intrinsic and extrinsic motivation: Classic definitions and new directions. Contemporary Educational Psychology, 25, 54-67. Vallerand, R.J., and R. Bissonnette. (1992). Intrinsic, extrinsic and amotivational styles as predictors of behaviour: A prospective study. Journal of Personality 60, no. 3: 599 620 Wigfield, A. (1994). Expectancy-value theory of achievement motivation: A developmental perspective. Educational Psychology Review, 6, 49-78. E 118 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015