HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT TERHADAP KARAKTER SISWA SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN SLEMAN JURNAL SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN KARAKTER SISWA SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KOTA YOGYAKARTA JURNAL SKRIPSI. Oleh Okky Dwi Cahyandari

HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKOLAH, KELUARGA DAN MASYARAKAT TERHADAP KARAKTER SISWA SMK NEGERI 2 WONOSARI KELOMPOK TEKNOLOGI

HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT TERHADAP KARAKTER SISWA SMK NEGERI 2 PENGASIH KULON PROGO KELOMPOK TEKNOLOGI.

JURNAL SKRIPSI. Oleh Nuryadin Bambang Sutjiroso

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Satriyan kecamatan Tersono kabupaten Batang. Langkah-langkah yang dilakukan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

2008). Hal ini merupakan indikator memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN INFORMASI KERJA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK JURUSAN TEKNIK MESIN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Srandakan. Sekolah ini berlokasi di Godegan, Poncosari,

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGARUH PEMANFAATAN INTERNET, LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA, DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

Pendidikan Menengah Kejuruan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan


PENGARUH MOTIVASI, KEMANDIRIAN, DAN FASILITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI 1 PAJANGAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Cahyo Aji Sakti Nugroho* Pairun Roniwijaya** ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Sukardi (2008: 165)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Jadwal Rencana Penelitian

KONTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DALAM PRAKTIK PEMESINAN DAN MOTIVASI KERJA SISWA TERHADAP KESIAPAN KERJA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Debbie Ahmad Nusyera, Drs. Suparman M. Pd ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi dari variabel penelitian didasarkan pada jumlah skor rata-rata jawaban

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman mata pelajaran gambar teknik (X 1 ) dan kreativitas (X 2 ) serta

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA BERORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN SOFT SKILLS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berjumlah 88 orang. Responden diambil sebanyak 20 orang dari

PENGARUH AKTIFITAS, KREATIFITAS, DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI ALAT UKUR DI SMK INSTITUT INDONESIA KUTOARJO

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI VARIASI MENGAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS V DI MIS KERTIJAYAN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, LINGKUNGAN SOSIAL DAN INTENSITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, KECERDASAN EMOSI DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci : Kesiapan fasilitas praktik, metode mengajar guru, dan prestasi belajar praktik.

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN, DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

PENGARUH PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIKUM DAN PERAN TEKNISI TERHADAP PRESTASI MEMBUBUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa kelas XII Jurusan Teknik

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PERSEPSI TENTANG METODE MENGAJAR, PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TULISAN NARASI Inayah Hanum Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes

Transkripsi:

HUBUNGAN LINGKUNGAN SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT TERHADAP KARAKTER SISWA SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN SLEMAN JURNAL SKRIPSI Oleh Galeh Nur Indriatno Putra P. Suparman PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 0

Hubungan Lingkungan Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat Terhadap Karakter Siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi Se-Kabupaten Sleman Galeh Nur Indriatno Putra P Suparman ( Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kondisi karakter siswa, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman; (2) hubungan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman. Populasi penelitian ini adalah SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman, yang terdiri atas SMKN 1 Seyegan dan SMKN 2 Depok. Jenis penelitian ini adalah ex post facto. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan pada tabel Isaac & Michael dengan mengambil tingkat kesalahan α sebesar 5%. Jumlah sampel setiap kelas diambil secara proportional terhadap populasi yang bersangkutan. Sampel dipilih secara random pada setiap kelas, dengan cara tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 295 siswa terdiri atas kelas X = 147 siswa dan kelas XI = 148 siswa. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan analisis korelasi parsial dan analisis regresi metode stepwise dengan bantuan program SPSS v.17. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dengan karakter siswa SMKN kelompok teknologi di Kabupaten Sleman (p < 0,05); (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan karakter siswa SMKN kelompok teknologi di Kabupaten Sleman (p < 0,05); (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di Kabupaten Sleman (p < 0,05); (4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di Kabupaten Sleman (p < 0,05). Ketiga ubahan bebas dapat menjelaskan 14,2% terhadap ubahan terikatnya. Kata kunci: Karakter, Lingkungan, Siswa SMK 1

Pendahuluan Akhir-akhir ini banyak peristiwa seperti perkelahian antar kalangan remaja, pencurian, pelanggaran lalu-lintas, dan tindakan asusila yang dilalukan khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Tindakan tersebut tentunya tidak diinginkan oleh masyarakat dan pemerintah. Hal ini serupa dengan pendapat Lickona yang dikutip oleh Musfiroh (2008: 26), terdapat sepuluh tanda perilaku manusia yang menunjukkan ke arah kehancuran suatu bangsa, yaitu meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, ketidak-jujuran, rasa tidak hormat kepada orangtua, guru dan pemimpin, pengaruh adanya grup terhadap tindakan kekerasan, meningkatnya kecurigaan dan kebencian, penggunaan bahasa yang memburuk, penurunan etos kerja, menurunnya rasa tanggung-jawab, dan meningginya perilaku merusak diri. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus berupaya mensosialisasikan pendidikan karakter ke seluruh komponen masyarakat, seperti sekolah, keluarga, media massa, dan instansi terkait guna meminimalisir kenakalan yang terjadi di kalangan pelajar. Dengan diselenggarakannya pendidikan karakter diharapkan para lulusan SMK memiliki kualitas karakter bangsa yang baik seperti toleransi, menghormati, menghargai, kebersamaan, serta gotong-royong. Agar penyelenggaraan pendidikan karakter dapat berjalan dengan optimal, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana gambaran dan hubungan karakter siswa SMK terhadap lingkungannya, sehingga dapat dipilih pembinaan yang lebih tepat. Permasalahan yang terdapat pada pembentukan karakter siswa meliputi beberapa faktor: (1) faktor genetika atau bawaan dari lahir; dan (2) faktor lingkungan sekitar siswa. Faktor genetika atau bawaan dari lahir seseorang meliputi: (a) bagaimana perwatakan yang dimiliki oleh orang tua siswa?; dan (b) seberapa besar dominasi gen bawaan dari orang tua?. Dari segi waktu, lingkungan 2

siswa terdiri atas pengaruh lingkungan saat ini dan pengaruh lingkungan terdahulu. Faktor lingkungan, meliputi: (a) lingkungan pendidikan yang terdapat di sekolah siswa; (b) lingkungan keluarga yang terdapat di keluarga; (c) lingkungan budaya yang terdapat di masyarakat siswa; dan (d) lingkungan sosial dan kelompok yang terdapat di masyarakat siswa. Adapun rumusan masalahnya adalah: (1) bagaimanakah gambaran karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman?; (2) bagaimanakah gambaran lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman; (3) bagaimanakah hubungan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman?. Faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang terdiri dari: (1) faktor genetika atau bawaan dari lahir; dan (2) faktor lingkungan. Faktor genetika atau bawaan dari lahir yaitu segala sesuatu yang telah dibawa sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun ketubuhan (fisik). Faktor lingkungan adalah sesuatu yang ada diluar manusia, baik hidup maupun mati. Sementara itu, Yusuf (2007: 20-31) menyatakan hal yang sama, bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang terdiri atas pengaruh genetika atau pembawaan dan pengaruh lingkungan, sedangkan lingkungan yang mempengaruhinya ialah lingkungan pendidikan, lingkungan keluarga, lingkungan kebudayaan, dan lingkungan sosial-kelompok. Menurut Slamet PH (2011: 5) karakter kerja untuk pendidikan kejuruan terbagi dalam dua dimensi, yaitu intrapersonal dan interpersonal. Dimensi intrapersonal adalah kualitas batiniah atau rohaniah seseorang yang bersumber dari dalam lubuk hati, meliputi etika kerja, rasa ingin tahu, disiplin diri, jujur, kerja keras, ketekunan, motivasi kerja, keluwesan, rendah hati, harga diri, 3

integritas, motivasi diri, rasa keingintahuan, kesadaran diri, dapat dipercaya. Sementara itu dimensi interpersonal adalah keterampilan yang berkaitan dengan hubungan antar manusia, mencakup bertanggung jawab atas semua perbuatannya, mampu bekerja sama, penyesuaian diri, adil, nasionalis, peduli, demokratis, empati. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk ranah penelitian kuantitatif, dilakukan di SMKN 1 Seyegan dan SMKN 2 Depok selama 3 bulan (Mei-Agustus 2012). Populasinya terdiri atas siswa kelas X dan kelas XI di kedua SMK yang berjumlah 1903 siswa. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan pada tabel Isaac & Michael dengan mengambil tingkat kesalahan α sebesar 5%, jumlah sampel setiap kelas diambil secara proportional terhadap populasi yang bersangkutan. Sampel dipilih secara random pada setiap kelas, dengan cara tersebut diperolah jumlah sampel sebanyak 295 siswa terdiri atas kelas X = 147 siswa dan kelas XI = 148 siswa. Untuk memperoleh data, dalam penelitian ini digunakan kuesioner (angket) yang diberikan kepada sampel terpilih yaitu siswa kelas X dan kelas XI. Dalam angket tersebut telah disediakan empat alternatif jawaban berturut-turut dari yang terburuk hingga yang terbaik diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Validasi instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara validasi logis dan validasi empiris. Validasi logis terbadi menjadi dua, yaitu validasi peneliti dan validasi judgement para ahli. Validasi empiris dilakukan dengan cara menguji-cobakan pertanyaan tersebut kepada 30 sampel dimana populasi tersebut berasal. Untuk memperoleh gambaran kondisi karakter siswa SMK saat ini, data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan membagi menjadi 5 kategori pada kurva normal. Untuk mengetahui hubungan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat terhadap karakter siswa SMK dilakukan analisis regresi dengan metode stepwise. 4

Hasil dan Pembahasan Untuk memperoleh gambaran kondisi karakter siswa SMK saat ini, berdasarkan pada aturan Sturges, yaitu: banyak kelas ditentukan dengan 1 + 3,3 log n; rentang skor = skor tertinggi skor terendah; interval kelas = rentang kelas dibagi banyak kelas, didapatkan banyak kelas = 9, dengan panjang interval kelas = 10. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor terendah adalah 125 dan skor tertinggi adalah 211, harga mean =166,92; dan standar deviasi sebesar 15,611. Adapun histogram untuk ubahan karakter siswa ialah sebagai berikut: 80 70 60 Frekuensi 50 40 30 20 10 0 124,5 134,5 144,5 154,5 164,5 174,5 Interval Kelas 184,5 194,5 204,5 214,5 Gambar 1. Histogram untuk Ubahan Karakter Siswa Untuk mengetahui kondisi gambaran ubahan karakter siswa, terlebih dahulu menghitung harga Mean ideal (M i ) dan Standar Deviasi ideal (SD i ). Hasil data yang diperoleh pada ubahan karakter siswa diukur dengan menggunakan 58 butir pertanyaan dengan skala 1 s.d 4 ialah skor tertinggi ideal = (58x4) = 232, dan skor terendah ideal = (58x1) = 58. Dari data tersebut diperoleh hasil (M i ) = ½ x(232+58)=145 dan (SD i ) = = 29, dengan menggunakan kurva normal dibagi menjadi 5 kategori: (1) Sangat baik (>M i + 1,8.SD i ); (2) Baik (M i + 0,6.SD i s/d M i + 1,8.SD i ); (3) Sedang (M i 0,6.SD i s/d M i + 0,6.SD i ); (4) Buruk (M i 0,6.SD i s/d M i - 1,8.SD i ); dan (5) Sangat Buruk (<M i - 1,8.SD i ), diperoleh gambaran kondisi karakter siswa sebagai berikut : 5

Tabel 1. Kategori Deskripsi untuk Ubahan Karakter Siswa No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 > 197 5 1,695 2 162-197 182 61,695 3 128-161 107 36,271 4 93-127 1 0,339 5 < 93 0 0 Total 295 100 Rerata Skor Kategori 166,92 Baik Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gambaran kondisi karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman berada pada kategori sangat buruk sebanyak 0 siswa (0 %), kategori buruk sebanyak 1 siswa (0,339%), kategori sedang sebanyak 107 siswa (36,271%), kategori baik sebanyak 182 siswa (61,695%), dan kategori sangat baik sebanyak 5 siswa (1,695%), sehingga dapat dikatakan kondisi karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman dalam kategori baik. Untuk memperoleh gambaran kondisi lingkungan sekolah siswa, berdasarkan pada aturan Sturges, didapatkan banyak kelas = 9, dengan panjang interval kelas = 5. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor terendah adalah 25 dan skor tertinggi adalah 62, harga mean 43,93; dan standar deviasi sebesar 6,837. Adapun histogram untuk ubahan lingkungan sekolah siswa ialah sebagai berikut: 80 70 60 Frekuensi 50 40 30 20 10 0 21,25 26,25 31,25 36,25 41,25 46,25 Interval Kelas 51,25 56,25 61,25 66,25 Gambar 2. Histogram untuk Ubahan Lingkungan Sekolah Siswa 6

Untuk mengetahui kondisi ubahan lingkungan sekolah siswa, terlebih dahulu menghitung harga Mean ideal (M i ) dan Standar Deviasi ideal (SD i ). Hasil data yang diperoleh pada ubahan lingkungan sekolah diukur dengan menggunakan 19 butir pertanyaan dengan skala 1 s.d 4 ialah skor tertinggi ideal = (19 x 4) = 76, dan skor terendah ideal = (19 x 1) = 19. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean Ideal (M i ) = ½ x (76 + 19) = 47,5 dan Standar Deviasi Ideal (SD i ) = = 9,5. Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah siswa berdasarkan pembagian kategori pada kurva normal ialah sebagai berikut : Tabel 2. Kategori Deskripsi untuk Ubahan Lingkungan Sekolah No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 > 65 0 0 2 53-65 32 10,847 3 42-52 152 51,525 4 30-41 106 35,932 5 < 30 5 1,695 Total 295 100 Rata-rata Kategori 43,93 Sedang Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui ubahan lingkungan sekolah terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman berada pada kategori sangat buruk sebanyak 5 siswa (1,695%), kategori buruk sebanyak 106 siswa (35,932%), kategori sedang sebanyak 152 siswa (51,525%), kategori baik sebanyak 32 siswa (10,847%), dan kategori sangat baik sebanyak 0 siswa (0 %), sehingga dapat dikatakan, ubahan lingkungan sekolah terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman dalam kategori sedang. Untuk memperoleh gambaran kondisi lingkungan keluarga siswa, berdasarkan pada aturan Sturges, didapatkan banyak kelas = 9, dengan panjang interval kelas = 5. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor terendah adalah 33 dan skor tertinggi adalah 72, harga mean 53,48; dan 7

standar deviasi sebesar 7,670. Adapun histogram untuk ubahan lingkungan sekolah siswa ialah sebagai berikut: 70 60 50 Frekuensi 40 30 20 10 0 30,25 35,25 40,25 45,25 50,25 55,25 Interval Kelas 60,25 65,25 70,25 75,25 Gambar 3. Histogram untuk Ubahan Lingkungan Keluarga Siswa Untuk mengetahui kondisi ubahan lingkungan keluarga siswa, terlebih dahulu menghitung harga (M i ) dan (SD i ). Hasil data yang diperoleh pada ubahan lingkungan keluarga diukur dengan menggunakan 18 butir pertanyaan dengan skala 1 s.d 4 ialah skor tertinggi ideal = (18 x 4) = 72, dan skor terendah ideal = (18 x 1) = 18. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean Ideal (M i ) = ½ x (72 + 18) = 45 dan Standar Deviasi Ideal (SD i ) = = 9. Untuk mengetahui kondisi lingkungan keluarga siswa berdasarkan pembagian kategori pada kurva normal ialah sebagai berikut : Tabel 3. Kategori Deskripsi untuk Ubahan Lingkungan Keluarga No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 > 61 48 16,271 2 50-61 154 52,203 3 40-49 80 27,119 4 29-39 13 4,407 5 < 29 0 0 Total 295 100 Rerata Skor Kategori 53,48 Baik 8

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui ubahan lingkungan keluarga terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman berada pada kategori sangat buruk sebanyak 0 siswa (0%), kategori buruk sebanyak 13 siswa (4,407%), kategori sedang sebanyak 80 siswa (27,119%), kategori baik sebanyak 154 siswa (52,203%), dan kategori sangat baik sebanyak 48 siswa (16,271%), sehingga dapat dikatakan bahwa ubahan lingkungan keluarga terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman dalam kategori baik. Untuk memperoleh gambaran kondisi lingkungan masyarakat siswa, berdasarkan pada aturan Sturges, didapatkan banyak kelas = 9, dengan panjang interval kelas = 4. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor terendah adalah 22 dan skor tertinggi adalah 56, harga mean 38,36; dan standar deviasi sebesar 5,95. Adapun histogram untuk ubahan lingkungan masyarakat siswa ialah sebagai berikut: 90 80 70 60 Frekuensi 50 40 30 20 10 0 21,5 25,5 29,5 33,5 37,5 41,5 Interval Kelas 45,5 49,5 53,5 57,5 Gambar 4. Histogram untuk Ubahan Lingkungan Masyarakat Siswa Untuk mengetahui kondisi ubahan lingkungan masyarakat siswa, terlebih dahulu menghitung harga (M i ) dan (SD i ). Hasil data yang diperoleh pada ubahan lingkungan masyarakat diukur dengan menggunakan 15 butir pertanyaan dengan skala 1 s.d 4 ialah skor tertinggi ideal = (15 x 4) = 60, dan skor terendah ideal = (15 x 1) = 15. Dari data tersebut diperoleh (M i ) = ½ x (60 + 15) = 37,5 dan (SD i ) 9

= = 7,5. Untuk mengetahui kondisi lingkungan masyarakat siswa berdasarkan pembagian kategori pada kurva normal ialah sebagai berikut : Tabel 4. Kategori Deskripsi untuk Ubahan Lingkungan Masyarakat No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 > 51 9 3,051 2 42-51 68 23,051 3 33-41 168 56,949 4 24-32 48 16,271 5 < 24 2 0,678 Total 295 100 Rerata Skor Keterangan 38,36 Sedang Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui ubahan lingkungan masyarakat terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman berada pada kategori sangat buruk sebanyak 2 siswa (0,678%), kategori buruk sebanyak 48 siswa (16,271%), kategori sedang sebanyak 168 siswa (56,949%), kategori baik sebanyak 68 siswa (23,051%), dan kategori sangat baik sebanyak 9 siswa (3,051%), sehingga dapat dikatakan bahwa ubahan lingkungan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman dalam kategori sedang. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekolah terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di Kabupaten Sleman, dilakukan analisis korelasi parsial. Dari jumlah sampel sebanyak 295 siswa dengan tingkat kesalahan α sebesar 5%, didapatkan harga R tabel = 0,113. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Hasil Uji Hubungan antara Lingkungan Sekolah dengan Karakter Siswa Jumlah Sampel R x1-y R 2 x1-y p hitung Ry (x2,x3) -x 1 295 0,290 0,084 0,000 0,141 10

Hasil analisis menunjukkan bahwa koefesien korelasi R x1-y sebesar 0,290 (R hitung > R tabel ); nilai probabilitas (p < 0,05); dan korelasi parsial Ry (x2,x3) -x 1 = 0,141. Dari hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan yang berbunyi: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan keluarga terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di Kabupaten Sleman, dilakukan analisis korelasi parsial. Dari jumlah sampel sebanyak 295 siswa dengan tingkat kesalahan α sebesar 5%, didapatkan harga R tabel = 0,113. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Hasil Uji Hubungan antara Lingkungan Keluarga dengan Karakter Siswa Jumlah Sampel R x2-y R 2 x2-y p hitung Ry (x1,x3) -x 2 295 0,325 0,106 0,000 0,158 Hasil analisis menunjukkan bahwa koefesien korelasi R x2-y sebesar 0,325 (R hitung > R tabel ); nilai probabilitas (p < 0,05); dan korelasi parsial Ry (x1,x3) -x 2 = 0,158. Dari hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan yang berbunyi: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan masyarakat terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di Kabupaten Sleman, dilakukan analisis korelasi parsial. Dari jumlah sampel sebanyak 295 siswa dengan tingkat kesalahan α sebesar 5%, didapatkan harga R tabel = 0,113. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Hasil Uji Hubungan antara Lingkungan Masyarakat dengan Karakter Siswa Jumlah Sampel R x3-y R 2 x3-y p hitung Ry (x1,x2) -x 3 295 0,282 0,080 0,000 0,120 11

Hasil analisis menunjukkan bahwa koefesien korelasi R x3-y sebesar 0,282 (R hitung > R tabel ); nilai probabilitas (p < 0,05); dan korelasi parsial Ry (x1,x2) -x 3 = 0,120. Dari hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan yang berbunyi: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat siswa terhadap karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di Kabupaten Sleman, dilakukan analisis regresi metode stepwise. Dari jumlah sampel sebanyak 295 siswa dengan tingkat kesalahan α sebesar 5%, didapatkan harga R tabel = 0,113. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Hubungan antara Lingkungan Sekolah, keluarga, dan Masyarakat dengan Karakter Siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi di Kabupaten Sleman. Jumlah Sampel R (x1,x2,x3)-y R 2 (x1,x2,x3)-y p hitung R tabel 295 0,376 0,142 0,000 0,113 Hasil analisis menunjukkan bahwa koefesien korelasi R (x1,x2,x3)-y sebesar 0,376; R 2 (x1,x2,x3)-y sebesar 0,142 (R hitung > R tabel ); dan nilai probabilitas (p < 0,05). Dari hasil analisis di atas, dapat dikatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman. Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan relatif ubahan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat secara bersama-sama terhadap karakter siswa ialah = R 2 x 100% = 0,142 x 100% = 14,2%. Artinya ketiga ubahan bebas dapat menjelaskan 14,2% terhadap ubahan terikatnya. 12

Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil simpulan sebagai berikut: (1) gambaran kondisi karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman berdasarkan lima kategori pada kurva normal berada dalam kategori baik (61,695%), ubahan lingkungan sekolah dalam kategori sedang (51,525%), ubahan lingkungan keluarga dalam kategori baik (52,203%), ubahan lingkungan masyarakat dalam kategori sedang (56,949%); (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman (p < 0,05; R (x1,x2,x3) - y = 0,376; Ry (x2,x3) -x 1 = 0,141; Ry (x1,x3) -x 2 = 0,158; Ry (x1,x2) -x 3 = 0,120), dan ketiga ubahan bebas dapat menjelaskan 14,2% terhadap ubahan terikatnya. Daftar Pustaka Depdiknas. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books. Musfiroh. (2008). Pengembangan Karakter Anak Melalui Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Tiara Wacana. Slamet PH. (2011). Pendidikan Karakter dalam Prespektif Teori dan Praktek. Yogyakarta. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Yusuf dan Y. Nurihsan. (2008). Pengembangan Karakter Melalui Hubungan Anak-Kakek-Nenek. Yogyakarta: Tiara Wacana. 13