SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

dokumen-dokumen yang mirip
SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

STUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

Austrian-Indonesian i Centre (AIC) for Computational ti lchemistry, Jurusan Kimia i. KIMIA KOMPUTASI Konsep Perhitungan Mekanika Kuantum 2 (Basis Set)

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

THE INTERACTION OF Co 2+ -AMMONIA MODELLING: THE COMPARATIVE STUDY BETWEEN AB INITIO AND ELECTRON CORRELATION METHODS

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

IKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. Mata Kuliah : KIMIA KOMPUTASI Semester: VI (ENAM) sks: 3 Kode: D

PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA TERPADU GRUP IMC (INTERMOLECULAR CHEMISTRY) OLEH : Dr. Parsaoran Siahaan, MS

~ gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia.

KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi

1. Ikatan Kimia. Struktur Molekul. 1.1 Pengertian. 1.2 Macam-Macam. ~ gaya tarik antar atom

STRUKTUR SOLVASI ION SKANDIUM(I) DALAM AMMONIA BERDASARKAN METODE MEKANIKA KUANTUM DAN MEKANIKA KLASIK

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul

PEMODELAN INTERAKSI ETER MAHKOTA BZ15C5 TERHADAP KATION Zn 2+ BERDASARKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY

Menggambarkan Jenis-Jenis Ikatan dengan Model-Model Densitas Elektron. Kata Kunci : Densitas Elektron, kovalen, ionik, kovalen polar

Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri

IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI

PERHITUNGAN MEKANIKA MOLEKUL

Ikatan Kimia. Ikatan kimia adalah gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya menyebabkan terjadinya perubahan kimia.

BAB 3 IKATAN DAN STRUKTUR MOLEKUL

Ikatan Kimia. Linda Windia Sundarti

PENENTUAN POTENSIAL SEL TEORITIS PROSES ELEKTROLISIS NATRIUM KLORIDA MENJADI NATRIUM PERKLORAT

IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI

SKL 1. Ringkasan Materi

STRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA

TUTORIAL KE-I KIMIA KOMPUTASI. Oleh: Dra. M. Setyorini, M.Si Andrian Saputra, S.Pd., M.Sc

STUDI SIFAT KOOPERATIF IKATAN HIDROGEN PADA CH 3 CHO.2H 2 O DAN CH 2 ClCHO.2H 2 O MENGGUNAKAN METODE DFT

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Bahasan. Konsep Dasar. Simbol Lewis. 1. Teori Lewis : Ringkasan

MAKALAH KARAKTERISTIK POTENSIAL BADAN-3: SISTEM Zn(II)-AIR-AMONIAK

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL

TEORI TOLAKAN PASANGAN ELEKTRON VALENSI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS MIPA JURUSAN KIMIA RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

kimia Kelas X REVIEW I K-13 A. Hakikat Ilmu Kimia

LAPORAN RESMI PAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI. Analisis Butana. Oleh : AMRULLAH 13/347361/PA/ Jum at, 4 Maret 2016 Asisten Pembimbing : Wiji Utami

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 PERHITUNGAN MOMEN DWIKUTUB MOLEKUL AIR DENGAN TEORI GRUP

BENTUK MOLEKUL. Rumus VSEPR AX 2 AX 3 AX 4 AX 3 E AX 3 E 2 AX 5 AX 6 AX 4 E 2

IKATAN KIMIA Isana SYL

PAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk

4 Hasil dan Pembahasan

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN I. Total. Dimensi Proses Pengetahuan Kognitif Menerapkan Menganalisa (C4) 15 3,6,9,11,21 4,12,18,26 5,19,20,25

Teori medan kristal adalah model yang hampir secara menyeluruh menggantikan teori ikatan valensi, pertama kali dimunculkan oleh Hans Bethe pada 1929.

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCI MENJADI NaCI0 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCI

kimia REVIEW I TUJUAN PEMBELAJARAN

U = Energi potensial. R = Jarak antara atom

BAB II IKATAN KIMIA. A. KOMPETENSI DASAR 1.2 : Mendeskripsikan kemungkinan terjadinya ikatan kimia dengan menggunakan tabel periodik.

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR

PERHITUNGAN AB INITIO INTERAKSI ANTARA TRIKALSIUM FOSFAT DAN HIDROKSIAPATIT DENGAN SEGMEN MOLEKUL SELULOSA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

Pembelajaran Reaksi Isomerisasi HOCN-HNCO Melalui Studi Komputasi AB INITIO

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 3 GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :

Bentuk-Bentuk Molekul

Ikatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan valensi dan Hibridisasi Orbital Atom; teori orbital atom

STUDY OF DOUBLE PROTONS MIGRATION MECHANISM IN SUPRAMOLECULAR STRUCTURES OF ACETIC ACID-WATER AND ACETIC ACID-AMMONIA BY AB INITIO METHOD

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

! " "! # $ % & ' % &

Alur/flowchart perhitungan kimia komputasi

A. KESTABILAN ATOM B. STRUKTUR LEWIS C. IKATAN ION D. IKATAN KOVALEN E. IKATAN KOVALEN POLAR DAN NONPOLAR F. KATAN KOVALEN KOORDINASI G

Analisis Perturbasi Geometri Pada Proses Disosiasi Molekul O 2 Oleh Katalis Atom Fe Dengan Metode Density Functional Theory

Simulasi Dinamika Molekular Proses Adhesi pada Model Nanopartikel 2D

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd

1. Aturan Aufbau. Konfigurasi Elektron. 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p,

Ni 2+ ION IN WATER; FORMATION OF INTERMOLECULAR POTENTIAL FUNCTION

BAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1)

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2

Aplikasi Graf dalam Struktur Molekul Kimia

VALENSI KAJIAN KETEPATAN PENGGUNAANNYA DALAM PEMBELAJARAN ILMU KIMIA

ULANGAN HARIAN TERPROGRAM ( UHT )

MODUL 3 IKATAN ANTAR MOLEKUL

ESTIMASI pk a dan pk b BERDASARKAN PENDEKATAN KIMIA KOMPUTASI DENGAN METODA SEMIEMPIRIK PM3

1. Pendahuluan 2. Orbital atom 3. Orbital molekul 4. Ikatan sigma 5. Ikatan pi 6. Orbital hibrida 7. Panjang dan kekuatan ikatan

STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI

Bab II Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

Jilid 1. Penulis : Citra Deliana D.S, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

IKATAN KIMIA DAN GEOMETRI MOLEKUL

Standar Kompetensi 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa

Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL

No. Dokumen : FTK-FR-AKD-001 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Tgl. Terbit : 02 September2013. SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Hal : 1/2 SILABUS

PB = Psgan elektron bebas Dari BK dan PB atom pusat dpt diramalkan struktur molekul dng teori VSEPR

TINJAUAN BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN DOMAIN ELEKTRON PADA TEORI VSEPR

4 Hasil dan Pembahasan

SPEKTROSKOPI INFRA MERAH (IR)

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan dimana elektronelektron yang dipakai bersama-sama hanya berasal dari satu atom.

Transkripsi:

ISBN : 978-602-97522-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof. H.J. Sohilait, MS Prof. Dr. Th. Pentury, M.Si Dr. J.A. Rupilu, SU Drs. A. Bandjar, M.Sc Dr.Ir. Robert Hutagalung, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON, 2010 i

STUDI KOMPUTASI PADA KONTRIBUSI EFEK MOMEN DIPOL, POLARISASI DAN TRANSFER MUATAN TERHADAP KEKUATAN IKATAN HIDROGEN ANTAR MOLEKUL AIR Yusthinus T. Male 1, Abraham Mariwy 2 1) Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Pattimura * 2) Program Studi Kimia, FKIP Universitas Pattimura E-mail: yusmale@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk mempelajari struktur dan energi yang mendominasi pembentukan ikatan hidrogen dalam dimer air menggunakan studi kimia kuantum ab initio. Perhitungan dilakukan menggunakan tingkat teori HF/SCF dan MP2 dengan himpunan basis 6-31G(d) dan penelitian ini dititik-beratkan pada sifat dimer air seperti geometri molekul, energi, frekuensi vibrasi dan momen dipol. Penelitian ini juga dikonfirmasikan dengan data eksperimen yang tersedia. Juga dilakukan studi potensial interaksi dan pengaruhnya terhadap geometri dan energi ikatan yang berhubungan dengan efek basis set superposisi. Analisis CSOV dilakukan untuk mempelajari sifat interaksi yang meliputi aspek elektrostatis, polarisasi dan transfer muatan. Penelitian ini membuktikan bahwa metode HF/SCF lebih unggul dalam mendiskripsikan struktur elektronik dan geometri molekul dimer air dibanding metode MP2. Kata Kunci : dimer air, ab initio, himpunan basis, himpunan basis, MP2, CSOV PENDAHULUAN Atom hidrogen yang terikat kepada dua atau lebih atom lainnya dengan elektronegatifitas tinggi seperti F, N dan O maka ikatan yang terjadi disebut ikatan hidrogen. Terjadi interaksi dipoldipol antara atom hidrogen dengan atom-atom tersebut dalam suatu ikatan polar. Secara makroskopik, efek ikatan hidrogen dapat diamati pada peningkatan titik didih dan titik leleh dari NH 3, H 2 O dan HF sedangkan pada tingkat molekuler, terjadi pengurangan jarak antar atom jauh dibawah jumlah jari-jari van der Waals [Chang, 1994]. Terdapat tiga pendekatan untuk menerangkan sifat gaya ikatan hidrogen. Yang pertama adalah pendekatan kovalen murni dimana atom hidrogen dianggap bervalensi dua. Hal ini membutuhkan penggunaan orbital 1s untuk pembentukan ikatan yang pertama dan orbital 2s atau 2p untuk ikatan yang kedua. Karena selisih energi yang relatif besar antara orbital 1s dan 2p pada atom hidrogen maka adanya hidrogen bervalensi dua tidak diharapkan walaupun untuk ikatan hidrogen yang pendek hasil perhitungan menunjukkan adanya kontribusi kovalensi. Pendekatan PROSEDING Hal. 94

kedua melibatkan struktur resonansi dan pendekatan ketiga memandang ikatan hidrogen sebagai interaksi elektrostatik murni [Selbin et al, 1987]. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat gambaran kuantitaif yang jelas mengenai sumbangan berbagai gaya dalam pembentukan ikatan hidrogen. Pada penelitian ini, metode komputasi digunakan untuk menghitung kontribusi efek momen dipol, polarisasi dan transfer muatan terhadap kekuatan ikatan hidrogen antar molekul dimana model yang dikaji adalah dimer air, (H 2 O) 2. Kimia komputasi merupakan jembatan yang menghubungkan landasan teoritis dengan hasil eksperimen. Parameter dan perhitungan kimia yang ada dibentuk menjadi model dan diselesaikan melalui metode komputasi yang terprogram dalam perangkat lunak komputer. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan kimia komputasi terhadap dimer air menggunakan dua tingkat teori, yaitu SCF (Self-Consistent Field) dan MP2 ( Møller-Plesset Pertubation theory) dengan himpunan basis 6-31G(d) [Bacskay et al, 1996]. Perhitungan geometri kesetimbangan dilakukan dalam skema BSSE (Basis Set Superposition Effects) sedangkan analisis energi ikatan hidrogen dilakukan dalam batasan pengaruh efek polarisasi, transfer muatan dan momen dipol. Karena melibatkan distribusi elektron maka metode komputasi yang digunakan adalah teori struktur elektron, yaitu ab initio dengan perangkat lunak Gaussian 98 [Frisch et al, 1996]. Pada penelitian ini, metode komputasi digunakan untuk menghitung kontribusi efek momen dipol, polarisasi dan transfer muatan terhadap kekuatan ikatan hidrogen pada dimer air, (H 2 O) 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan perangkat keras komputer berprosesor ganda (dualprocesor) Intel Pentium III 800 Mhz dengan DDRAM 512 MB berbasis sistem operasi Linux Mandrake versi 10.0, sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah Gaussian 98, Molden 4.0. dan GaussSum 0.8. Gaussian 98 digunakan untuk melakukan semua perhitungan komputasi molekul; Molden 4.0 digunakan untuk melihat keluaran (viewer) dari hasil perhitungan Gaussian 98 dan GaussSum 8.0 digunakan untuk melihat spektrum IR hasil perhitungan frekuensi oleh Gaussian 98. Pertama-tama dibuat koordinat internal molekul dimer air menggunakan format Z-matriks kemudian dioptimasi menggunakan metode SCF dan MP2 pada himpunan basis 6-31G(d) yang sangat umum digunakan dalam perhitungan struktur elektron [Frisch et al, 1996], hingga diperoleh PROSEDING Hal. 95

struktur yang paling stabil (tidak ada bilangan imaginer). Struktur inilah yang akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Dari struktur dimer air yang akan dimodelkan (Gambar 1), dilakukan perhitungan komputasi dengan memvariasikan: Jarak ikatan hidrogen antar monomer (r 3 ) yang merupakan sumbu utama (Z axis), sudut ikatan hidrogen (a 3 ), yaitu sudut antara sumbu utama dan bidang-tegak lurus sumbu (dummy atom) dan (a 4 ) yaitu sudut tekuk (bend) atom hidrogen pada monomer kedua dengan ikatan hidrogen/sumbu utama. HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Dimer Air Geometri dimer air hasil optimasi dalam model bentuk tongkat bola-tongkat (ball & stick) disajikan dalam Gambar 2. Gambar 2. Struktur dimer air model bola-tongkat (ball & stick) Parameter geometri yang dihitung pada penelitian ini sebagaimana telah didefinisikan pada Gambar 1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen (H 3 ) dari molekul H 2 O(1) atau monomer pertama dengan atom oksigen monomer kedua (O 4 ). Ikatan hidrogen antara atom H 3 dan O 4 terjadi pada sumbu z. Dari struktur kesetimbangan dimer air, struktur yang diperoleh sangat stabil karena umumnya struktur dimer air atau (H 2 O) 2 memiliki simetri C 1. Dari penelitian ini, baik metode SCF maupun MP2 menghasilkan geometri yang sama. 3. Perbandingan hasil optimasi geometri untuk metode SCF dan MP2 diberikan dalam Gambar O H O H H H PROSEDING Hal. 96

Gambar 3. Perbandingan optimasi geometri metode SCF dan MP2 Energi ikatan hidrogen Hasil perhitungan ini dibandingkan dengan hasil perhitungan Brian dkk. yang menggunakan himpunan basis yang lebih kompleks, yaitu 6-31+G(d,p) (J. Chem. Phys. 92 (2), 1990). Tabel 1. Energi ikatan hidrogen dimer air (hartree * ) Struktur Metode Brian et al. SCF MP2 SCF MP2 (H 2 O) 2-152,028246-152,04369-152,07049-152,48207 2 H 2 O -152,02149-152,030438-152,06246-152,47177 ΔE -0,006756-0,013252-0,00803-0,0103 Dari energi ikatan hidrogen pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa metode MP2 memiliki energi ikatan hidrogen yang lebih negatif atau lebih stabil dibandingkan metode SCF. Hal ini terjadi karena metode MP2 memperhitungkan korelasi elektron sehingga sistem yang dihitung memiliki kestabilan yang lebih tinggi. Energi ikatan hidrogen yang diberikan adalah nilai energi total tanpa memperhitungkan nilai ZPE (zero point energy). Untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil perhitungan Morokuma dkk. yang menggunakan parameter hasil eksperimen. Pada Tabel 2 disajikan perbandingan dengan hasil hasil Morokuma dkk. 13 Tabel 2. Perbandingan energi ikatan hidrogen dengan hasil eksperimen (kkal.mol -1 ). Hasil perhitungan Morokuma dkk. SCF MP2-4,239-8,3-5,6 PROSEDING Hal. 97

Hasil pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perhitungan energi ikatan hidrogen dengan metode SCF mendekati nilai eksperimental. Basis set superposition effects (BSSE) Hasil perhitungan menunjukkan masing-masing nilai BSSE untuk metode SCF dan MP2 berturut-turut adalah 0,43 dan 0,95 kkal.mol -1. Hasil ini menunjukkan bahwa BSSE untuk metode MP2 pengaruhnya cukup signifikan terhadap struktur dimer air yang dihasilkan. Metode MP2 melibatkan korelasi elektron sehingga superposisi himpunan basis memiliki pengaruh yang signifikan. Interaksi antar monomer dengan metode CSOV Tujuan perhitungan CSOV adalah untuk menganalisis interaksi antara kedua monomer air pada menggunakan metode SCF dan MP2 untuk menganalisis komponen yang sangat berpengaruh dalam pembentukan ikatan hidrogen (geometri,arah dan sifat linier ikatan hidrogen. Komponen energi yang dianalisis adalah: Komponen elektrostatik (ES), polarisasi (PL) dan transfer muatan (CT). Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Komponen energi (kkal.mol -1 ) pada optimasi geometri dimer air Metode Komponen SCF MP2 ES * -10,5-7,4 PL * -0,6-0,3 CT * -2,4-1,0 µ z /ea 0 2,2 2,6 *) ES = electrostatic, PL = polarization interaction, CT= charge transfer Perhitungan komponen energi ikatan hidrogen pada Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa komponen energi elektrostatik lebih dominan daripada sumbangan transfer muatan. Dari Hasil ini juga diperoleh bahwa metode MP2 memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan metode SCF. PROSEDING Hal. 98

KESIMPULAN 1. Penelitian ini berhasil menghitung parameter-parameter molekul dimer air menggunakan metode SCF dan MP2. 2. Optimasi jarak ikatan hidrogen metode SCF dan MP2 berturut-turut adalah 2,0381 dan 1,9733. Hasil eksperimen jarak ikatan H...O..H adalah 1,944 Å. 3. Sudut bidang datar-z atau bidang ikatan hidrogen masing-masing 183 dan 193. Hasil eksperimen menunjukkan 176,7. 4. Sudut antara bidang datar dan ikatan OH monomer kedua masing-masing 109 dan 97 untuk SCF dan MP2. Hasil eksperimen sudut OH adalah 104,1. 5. Energi ikatan hidrogen dengan metode SCF 4,2 kkal.mol -1 menunjukkan kemiripan dengan hasil eksperimen. 6. Hasil analisis CSOV komponen energi ikatan hidrogen dengan metode SCF menunjukkan bahwa komponen energi elektrostatik mendominasi energi ikatan hidrogen. 7. Hasil perhitungan puncak-puncak serapan IR menunjukkan kesesuaian dengan hasil eksperimen. 8. Penelitian ini membuktikan bahwa metode SCF lebih unggul dalam mendeskripsikan struktur elektronik dan geometri molekul dimer air dibanding metode MP2. PROSEDING Hal. 99

DAFTAR PUSTAKA 1. Chang, Raymond, (1994), Chemistry, McGraw-Hill., Inc., New York 2. Cox, P.A., (1989), The Elements, Their Origin, Abudance and Distribution, Oxford University Press, New York. 3. Foresman, J.B., Frisch, Æ., (1993), Exploring Chemistry with Electronic Structure Method, 2 th edition, Gaussian, Inc., Pittsburg, P.A. 4. Glendening, Erick D., (2005), J.Phys. Chem A, 109, 11936-11940. 5. Ghosh, Sujit K.and Bharadwaj, Parimal K., (2003), Inorganic Chemistry, 42, 8250-88254 6. Huheey, James E., (1993), Inorganic Chemistry : Principles of structure and reactivity, 4 th, HarperCollins College Publishers. 7. Leach, Andrew R., 2001, Molecular Modelling, Principles and Applications, 2 nd, Pearson Education Limited, London 8. Martoprawiro, M.A. and Bacskay, George B., (1995), Molecular Physics, 85, 3, 573-585. 9. M.C. Day, Jr.and Joel Selbin (1984), Theoretical Inorganic Chemistry, Mc Graw-Hill Inc, New York 10. Piquemal, Jean-Philip, (2003), J.Phys. Chem A, 107, 10353-10359 11. Surdia, N.M, (1993), Ikatan dan Struktur Molekul, Dep.P & K, Bandung. 12. Morokuma, Keiji, (1977), Acc. Of Chem. Res, 10, 294-300. 13. Smith, Brian J., Swanton, David J., Pople, John A. And Schaefer, Henry F, (1990), J. Chem. Phys, 92, 2, 1240-1247. 14. Umeyama, Hideaki and Morokuma, Keiji, (1977), JACS, 99, 5, 1316-1332. PROSEDING Hal. 100