BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

I. PENDAHULUAN. bagian manajemen operasional khususnya dalam pengelolaan persediaaan barang,

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kursi Lipat dengan Menggunakan Metode Economic Order (Eoq) pada PT. Chitose Tbk Cimahi

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Tujuan perencanaan dan pengendaliaan persediaan:

BAB 2 LANDASAN TEORI

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan di dalam dunia bisnis. Sukses tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh manajamen yang baik. Saat ini banyak perusahaan yang berdiri di berbagai bidang seperti perusahaan manufaktur, perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan. Setiap perusahaan pastinya memiliki persediaan bahan baku dan setiap perusahaan tentu memiliki bahan baku yang berbeda-beda seperti jumlah bahan bakunya maupun jenisnya, hal ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki produksi dan hasil yang berbeda walaupun setiap perusahaan pasti memiliki keunggulan dan kelemahan di bidang masingmasing. Dalam mencapai tujuan tidaklah mudah dikarenakan adanya faktorfaktor yang dapat menghambat jalannya kelancaran perusahaan sehingga setiap perusahaan harus mampu mengendalikan faktor-faktor yang akan dihadapinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran perusahaan ialah mengenai produksinya. Produksi adalah suatu proses 1

menciptakan produk yang menghasilkan barang dan jasa. Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting untuk ditangani dikarenakan produksi sangat mempengaruhi terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut. Jika proses produksi berjalan dengan lancar maka tujuan yang diinginkan perusahaan akan tercapai, tetapi apabila proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. Pengertian persediaan menurut Sofjan Assauri (2004 : 169) adalah merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu. Dalam sisitem manufaktur maupun non manufaktur, adanya persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Penetapan jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan, tetapi apabila terlalu sedikit maka akan mengakibatkan hilangnya kesempatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan jika permintaan nyatanya lebih besar daripada permintaan yang diperkirakan. Pengendalian persediaan baku sangatlah penting dalam sebuah industri untuk mengembangkan usahanya karena berpengaruh pada efisiensi biaya, kelancaran produksi, dan keuntungan usaha itu sendiri. Adanya persediaan diharapkan dapat memperlancar jalannya proses produksi suatu perusahaan. 2

Persediaan bahan baku adalah barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah kembali melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi serta tingkat efisiensi penjadwalan pembelian dan kegiatan produksi. Persediaan bahan baku yang cukup dapat mempelancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran, yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan, karena apabila barang tidak tersedia maka perusahaan kehilangan kesempatan merebut pasar dan perusahaan tidak dapat mensupply barang pada tingkat optimal. Setiap perusahaan selalu memerlukan persediaan bahan baku. Jika tidak ada persediaan bahan baku maka perusahaan akan dihadapkan pada risiko yaitu tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumennya, sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian yang seharusnya tidak terjadi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tidak selamanya bahan baku yang diinginkan perusahaan selalu tersedia pada setiap waktu. Apabila didalam produksi mengalami hambatan, jadi perusahaan yang membutuhkan bahan baku setiap saat harus dapat mengendalikan atau mengatur persediaannya demi kelancaran dalam menghasilkan suatu produk. Memprediksikan permintaan secara tepat sangatlah sulit dikarenakan perusahaan tidak dapat memprediksikan keinginan konsumennya, oleh 3

sebab itu perusahaan harus merencanakan dengan matang dalam mengendalikan bahan baku agar tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Jika persediaan terlalu besar akan menghadapi berbagai risiko seperti memperbesar biaya penyimpanan, pemeliharaan tempat penyimpanan, dan memperbesar kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas bahan baku sehingga akan memperkecil keuntungan yang akan didapat perusahaan. Tetapi sebaliknya jika persediaan terlalu kecil akan mempunyai dampak dalam menekan keuntungan karena kemungkinan kekurangan bahan baku yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat berjalan secara optimal. Agar kegiatan produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diinginkan dalam jumlah yang diproduksi oleh perusahaan, maka diperlukan adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan pengendaliaan produksi. Pengendalian ini bertujuan agar barang jadi atau hasil proses produksi dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen baik dalam kualitas maupun kuantitas waktu penyerahaan. Sedangkan dari perusahaan itu sendiri juga diperlukan penyesuaian dalam efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara hasil produksi dengan faktor-faktor produksi. Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan akan menimbulkan adanya pemborosan yang mengakibatkan kerugian finansial. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk menekan biaya-biaya operasional seminimal mungkin sehingga 4

akan mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Untuk melaksanakan pengendalian persediaan maka harus diperhatikan berbagai faktor yang terkait dengan persediaan. Penentuan dan pengelompokan biaya-biaya yang terkait dengan persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat. Maka dari itu setiap perusahaan harus tepat dalam mengendalikan persediaan bahan baku agar persediaan bahan baku selalu ada dan tidak mengalami kekosongan serta dapat menekan biaya persediaan bahan baku sekecil mungkin. Metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Perencanaan metode EOQ dalam suatu perusahaan dapat menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya efisisensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan. Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang. Roti adalah makanan yang terbuat dari bahan baku utama tepung terigu dicampur air yang difermentasikan dengan menggunakan ragi, namun dengan dengan kemajuan pesat teknologi membuat roti dapat dicampur dan diolah menggunakan bahan-bahan seperti minyak, mentega, garam dan juga telur. Terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir gandum 5

dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, roti, pastry, dan lain-lain. Ketersediaan yang melimpah, proteinnya yang tinggi, harganya yang relatif tidak mahal dan pengolahannya yang praktis telah menjadikan makanan berbahan dasar terigu mudah dijumpai. Salah satu perusahaan yang mengolah dengan bahan baku terigu adalah CV. Foker Cake yang berlokasi di Kota Cimahi. Perusahaan ini sangat menjaga kualitas bahan baku, apabila bahan baku yang digunakan kurang baik maka akan berpengaruh pada produk yang dihasilkan. CV. Foker Cake merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pengolahan berbahan baku terigu. Produk yang dihasilkan diantaranya adalah kue, roti, dan pastry. Perusahaan ini selalu mengupayakan agar proses produksi tetap berjalan lancar. Oleh karena itu, dalam lingkup pengendalian persediaan bahan baku, ketersediaan bahan baku dapat berpengaruh terhadap proses produksi. Sebab baik kelebihan maupun kekurangan persediaan akan menimbulkan kerugian dalam perusahaan. Kelebihan persediaan akan mengakibatkan timbulnya resiko kerusakan, penurunan nilai, besarnya dana yang harus ditanamkan sehingga dana untuk investasi lain berkurang, kenaikan biaya-biaya penyimpanan dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan persediaan akan meningkat. Apabila kekurangan persediaan akan mengganggu jalannya proses produksi dan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen dengan baik. Berikut ini adalah table 1.1 laporan penggunaan bahan baku terigu selama tahun 2014 pada CV. Foker Cake : 6

Tabel 1.1 Laporan Penggunaan Bahan Baku Terigu CV. Foker Cake Tahun 2014 No. Bulan 2014 (kg) 1 Januari 9.464 2 Februari 9.481 3 Maret 9.492 4 April 9.524 5 Mei 9.489 6 Juni 9.526 7 Juli 9.486 8 Agustus 9.530 9 September 9.485 10 Oktober 9.532 11 November 9.561 12 Desember 9.586 Total 114.156 Rata-rata 9.513 Sumber : CV. Foker Cake Cimahi Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku sangat berpengaruh terhadap biaya persediaan bahan baku sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul : ANALISIS PENGENDALIAN 7

PERSEDIAAN BAHAN BAKU ROTI GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus pada CV. Foker Cake Cimahi). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku roti yang dilakukan oleh CV. Foker Cake? 2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku roti di CV. Foker Cake guna meminimumkan biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian persediaan bahan baku roti yang dilakukan oleh CV. Foker Cake. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian persediaan bahan baku roti di CV. Foker Cake guna meminimumkan biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ. 8

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi perusahaan penelitian ini bermanfaat untuk mengevaluasi pengawasan persediaan bahan baku yang tepat. 2. Bagi penulis bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta bagaimana cara mengimplementasikan teori-teori yang dikemukakan dalam kejadian nyata di lapangan. 3. Bagi orang lain bermanfaat untuk menambah wawasan di bidang manajemen operasi, khususnya dalam hal pengawasan persediaan bahan baku. 4. Sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung. 1.5 Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak ingin dicapai, diantaranya memperoleh laba semaksimal mungkin serta meminimumkan biaya persediaan dan berusaha untuk memuaskan konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka berbagai bidang yang ada didalam perusahaan memegang peranan penting. Salah satu bidang yang banyak berperan penting dalam suatu perusahaan adalah bidang operasional. Bidang operasional merupakan bidang yang paling banyak memegang peranan penting, karena didalam bidang operasional perusahaan dituntut untuk 9

menciptakan produk yang dibutuhkan konsumen dengan berbagai keunggulannya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen. Untuk dapat meminimukan biaya persediaan diperlukan suatu kegiatan pengendalian, yaitu pengendalian persediaan bahan baku. Kegiatan ini dilakukan karena biasanya sering terjadi ketidaksesuaian antara persediaan bahan baku dengan permintaan konsumen. Oleh karena itu pengendalian persediaan bahan baku ini harus dilakukan secara keseluruhan yang dimulai dari penerimaan bahan baku, selama proses produksi berlangsung hingga pemasaran barang jadinya. Menurut Eddy Herjanto (2008 : 237) persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya akan digunakan dalam proses perakitan, untuk dijual kembali atau untuk suku cadang atau peralatan atau mesin. Pengendalian persediaan bahan baku dapat dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 92), model kuantitas pesanan ekonomis atau metode Economic Order Quantity adalah salah satu teknik kontrol persediaan yang meminimalkan biaya total dari pemesanan dan penyimpanan. Penggunaan metode Economic Order Quantity (EOQ) digunakan untuk menentukan besarnya pesanan yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar lebih ekonomis. Dan juga untuk menghindari segala kemungkinan yang terjadi apabila kekurangan bahan baku karena adanya 10

waktu tenggang (lead time) dan juga untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan pemesananan kembali (reoder point) dalam membeli bahan baku. Serta digunakan pula agar tidak terganggu proses produksi sehingga menghasilkan kelancaran proses produksi. Rumus-rumus untuk menggunakan metode EOQ yaitu dengan cara sebagai berikut : 1. Menghitung jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ) (Handoko, 2000 : 340) dengan menggunakan rumus : EOQ= 2.D.S H Keterangan : EOQ = Jumlah pembelian bahan baku yang paling ekonomis D S H = Total pemakaian bahan baku = Biaya pemesanan dalam sekali pesan = Biaya penyimpanan. 2. Menghitung persediaan pengaman (safety stock) (Herjanto, 2008 : 258) dengan menggunakan rumus berkut ini : SS = Z x SD Keterangan : SS = Persediaan pengaman (Safety stock) Z = Safety factor perusahaan (standar penyimpangan) SD = Standar deviasi 11

3. Menghitung titik pemesanan kembali (reorder point) (Herjanto, 2008 : 258) dengan cara menggunakan rumus : Keterangan : ROP = Reorder Point ROP = d x L + SS d L SS = Permintaan per hari = Waktu Tunggu (Lead Time) = Safety Stock 4. Menghitung total biaya persediaan (Herjanto, 2008 : 259) yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini : TC = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan TC = (D/Q x S) + (Q/2 x H) Keterangan : TC Q H D S = Biaya total persediaan (total inventory cost) = Pembelian rata-rata bahan baku = Biaya penyimpanan = Total pemakaian bahan baku = Biaya pemesanan dalam sekali pesan. Setiap perusahaan selalu dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana mengefisiensikan biaya produksinya agar dapat tercapai jumlah produksi yang maksimal. Untuk mencari besarnya efisiensi dari hasil perbandingan antara metode aktual dengan metode EOQ (Handoko, 2000 : 364) dapat menggunakan rumus berikut : 12

Efisiensi Biaya = TICr - TICo TICr x 100 % Keterangan : TICr = Total biaya persediaan Riil (perusahaan) TICo = Total biaya persediaan menurut EOQ Untuk mempermudah penjelasan uraian diatas maka disajikan kedalam gambar bagan kerangka pemikiran yang dijelaskan seperti berikut ini : Grand Theory Operation Management Middle Theory Persediaan Application Theory Economic Order Quantity Output Meminimumkan Biaya Persediaan Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran 13

Keterangan : : Garis umpan balik yang membentuk bagian dari teori-teori : Garis hubungan dari teori dan metode. 14