Diklat Calon Kepala Lab SMA... Modul Kegiatan Laboratorium 1. Sistim Koloid 2. Energetika 3. Kesetimbangan Kimia Instruktur : Miftahul Khair, S.Si, M.Sc, email : miftah@fmipa.unp.ac.id mobile : 081266597254 1
2 Daftar Isi Petunjuk...3 Modul 1. SISTEM KOLOID...4 Tujuan...4 Percobaan...4 Alat dan Bahan...4 Cara Kerja dan Pengamatan...5 Percobaan 1. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi...5 Percobaan 2. Pembuatan koloid dengan cara dispersi...6 Percobaan 3. Penstabilan Koloid...8 Percobaan 4: Adsorpsi...9 Modul 2. ENERGETIKA...11 Tujuan..11 Alat dan Bahan...12 Cara Kerja, Pengamatan dan Interpretasi...12 Percobaan 1. Penentuan H reaksi larutan NaOH dengan HCl...12 Percobaan 2. Kespontanan Reaksi Endoterm...15 Pertanyaan...16 Modul 3. KESETIMBANGAN KIMIA...17 Tujuan..17 Alat dan Bahan...18 Cara Kerja, Pengamatan dan Interpretasi...19 Percobaan 1. Membuat kesetimbangan Fe(III) dan tiosianat...19 Percobaan 2. Pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Fe(III) & tiosianat 19 Percobaan 3. Pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Cu(II) dan iodida..21 Percobaan 4. Pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan Fe(III) dan tiosianida...23 Percobaan 5. Pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan PbCl 2 dengan ion-ionnya 24
3 Petunjuk 1. Silahkan kerjakan 3 modul praktikum ini. Dosen dan asisten akan mendampingi Anda. 2. Buatlah laporan praktikum dari 3 modul ini dengan menggunakan format standar penulisan sebuah laporan praktikum. 3. Dengan pengalaman praktikum dari modul ini dan materi klasikal Diklat, buatlah sebuah Penuntun Praktikum untuk SMA dengan topik Koloid, Energetika dan Kesetimbangan Kimia, dengan ketentuan : a. Didasarkan hanya pada ketersediaan alat dan bahan di labor sekolah masing-masing, atau dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sehari-hari sebagai alternatif pengganti. b. Dilengkapi dengan, tujuan, standar kompetensi dan kompetensi dasar, teori dasar, alat dan bahan, cara kerja, blanko lembar pengamatan, skema disain alat, pertanyaan-pertanyaan, dan sebagainya. Kedua tugas diatas (Laporan dan Penuntun) dikirimkan ke miftah@fmipa.unp.ac.id bentuk file MS Word (tulisan tangan diterima) deadline : Tunggu feedback selanjutnya dari instruktur melalui email. Selamat bekerja...!
4 Modul 1. SISTEM KOLOID Tujuan Membedakan larutan, koloid dan suspensi kasar. Memahami sifat Tyndall koloid dan kegunaannya. Dapat membuat koloid secara kondensasi dan dispersi. Memahami sifat adsorpsi koloid dan kegunaannya. Memahami sifat koagulasi dan penstabilan koloid dan kegunaannya. Memahami zat pengemulsi dan cara melakukannya. Percobaan Dalam percobaan ini dilakukan hal sebagai berikut. a. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dengan mereaksikan FeCl 3 dalam air yang dipanaskan FeCl 3 (aq) + 3H 2O 3HCl + Fe(OH) 3 b. Pembuatan koloid dengan cara dispersi yaitu dengan menghaluskan belerang jadi serbuk dan memasukan ke dalam air. c. Pembuatan emulsi minyak dalam air yaitu mencampur minyak dengan air ditambah air sabun. d. Pemanfaatan adsorpsi arang terhadap kotoran gula sehingga didapat gula yang murni, yaitu dengan mencampur gula kotor dengan arang yang kemudian disaring. Alat dan Bahan Alat Gelas piala 250 ml 1 buah Tabung reaksi kecil Statif dan klem Lampu spiritus Batang pengaduk Sendok porselen Rak tabung Gelas piala 50 ml 1 buah Tabung reaksi besar Lumpang dan alu Corong Erlenmeyer 250 ml Neraca
5 Bahan Larutan FeCl 3 jenuh Serbuk As 2O 3 Gas H 2S Amilum serbuk Aquades Gula pasir merah. Norit Minyak kelapa Larutan natrium oleat atau air sabun Kertas saring Whatman Cara Kerja dan Pengamatan Percobaan 1. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi (Koloid Fe(OH) 3 ) 1) Sediakan dua buah gelas kimia 250 ml yang bersih. 2) Gelas kimia pertama (A) diisi dengan 100 ml air suling dan kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan FeCl 3 jenuh dengan pipet sebanyak 5 ml (100 tetes). 3) Gelas kimia yang kedua (B) diisi dengan 100 ml air suling dan panaskan sampai mendidih, kemudian ke dalam larutan yang sedang mendidih tersebut tambahkan tetes demi tetes larutan FeCl 3 jenuh sebanyak 5 ml, sambil diaduk sehingga larutan bewarna merah coklat. 4) Ambil dua kertas putih berbentu bujur sangkar (6 cm x 6 cm). 5) Tulis kata KOLOID pada masing-masing kertas itu. 6) Letakan gelas kimia (A) berisi air suling pada kertas pertama dan gelas kimia (B) di atas kertas kedua. Amati tulisan koloid dari atas gelas dan bandingkan pengamatan anda.
6 Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan Warna larutan FeCl 3 jenuh Warna 5 ml larutan FeCl 3 dalam 100 ml air (A). Warna 100 ml air panas setelah ditambah 5 ml larutan FeCl 3 (B) Apakah terjadi reaksi kimia pada B (ya atau tidak). Jika bereaksi tulis reaksinya Apakah tulisan KOLOID dapat tampak jelas atau tidak dilihat dari di atas gelas A Apakah tulisan KOLOID dapat tampak jelas atau tidak dilihat dari di atas gelas B Kenapa demikian Apa nama gejala ini Apa nama campuran dalam gelas kimia B Senyawa apa yang membentuk koloid dalam campuran ini (B) Kenapa pembuatan koloid dengan cara ini disebut cara kondensasi Percobaan 2. Pembuatan koloid dengan cara dispersi (Koloid Belerang dalam Air) 1). Ambil padatan belerang kira-kira sebesar satu biji jangung. Haluskan dengan lumpang atau tekan dengan punggung sendok sampai jadi serbuk dan masukan ke dalam gelas kimia (A) yang berisi air 100 ml. Kemudian dikocok dan diamkan sebentar dan terlihat ada dua lapisan. (Jika dibiarkan terlalu lama maka semua belerang akan jatuh ke dasar gelas). 2). Tuangkan lapisan bagian atas kedalam gelas kimia kosong (B) dengan hatihati sehingga padatan di bagian bawah tidak terbawa.
7 3). Letakan gelas kimia (B) ini di atas kertas bertuliskan KOLOID. Amati apa yang terjadi. Warna padatan belerang Bagaimana serbuk belerang dalam air setelah dikocok dan dibiarkan sebentar (A) (homogen atau heterogen) Amati belerang pada lapisan bawah (terlihat partikel belerang atau tidak). Amati belerang pada lapisan atas (terlihat partikel belerang atau tidak). Apakah tulisan koloid di bawah gelas (A) terlihat jelas atau tidak. Apakah belerang di lapisan atas (B) bersifat koloid atau tidak. Jika ia, apa nama koloid belerang dalam air seperti ini. Kenapa pembuatan koloid dengan cara ini disebut cara dispersi Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan
8 Percobaan 3. Penstabilan Koloid a. Ke dalam tabung reaksi bersih masukkan 1 ml minyak kelapa dan 10 ml air, kocoklah dengan keras. Amati hasilnya. Letakkan tabung reaksi itu pada rak dan perhatikan apa yang terjadi. b. Ke dalam campuran dia atas tambahkan 15 ml larutan natrium oleat atau air sabun, dan kocok sekali lagi dengan kuat. Letakkan pada rak untuk waktu 10 atau 15 menit. Apakah kedua memisah atau tidak? Minyak dan air apakah pada mulanya bercampur atau tidak Apa yang terjadi bila campuran dikocok dengan kuat? Apa yang terjadi bila campuran yang telah dikocok itu dibiarkan. Setalah campuran diberi air sabun dan dikocok lagi dan dibiarkan, apa yang terjadi setelah 10 15 menit. Tuangkan campuran ini kedalam gelas kimia. Letakkan gelas kimia ini di atas kertas bertuliskan KOLOID. Apakah tulisan itu terlihat jelas atau tidak. Apakah campuran air dengan minyak ini bersifat koloid atau tidak. Jika ia, apa nama koloidnya. Kenapa demikian Apa fungsi air sabun dalam percobaan ini. Apa nama umum untuk air sabun itu dalam sistem koloid. Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan
9 Percobaan 4: Adsorpsi a. Masukan setengah sendok norit (karbon aktif) kedalam gelas kimia berisi air 100 ml dan kocok dengan kuat. b. Letakan gelas kimia ini di atas kertas bertuliskan koloid Apa warna norit dalam air. Apakah tulisan koloid terlihat jelas atau tidak. Apa norit dalam air bersifat koloid atau tidak. Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan c. Larutkan 1 sendok gula pasir merah (kotor) ke dalam 10 ml air dalam suatu tabung reaksi. d. Masukkan setengah sendok norit (karbor aktif) ke dalam tabung reaksi. e. Letakkan tabung reaksi ke dalam gelas piala yang berisi air panas. f. Kocoklah tabung reaksi tersebut berkali-kali, dan sesudah 10 menit g. Saringlah campuran dalam tabung reaksi dan filtrat (cairannya) masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih. h. Perhatikan warna larutan tersebut dan bandingkan dengan larutan sebelumnya. Apa warna gula pasir yang murni. Apa artinya gula pasir yang berwarna merah Apa sebetulnya yang berwarna merah, gulanya atau zat lain. Apa warna laruran gula merah dalam air Setelah campuran disaring, apa yang terdapat pada kertas saring. Ada dua zat dan sebutkanlah. Bagaimana warna air saringan(filtrat). Apa kandungan filtrat ini. Apa hasil percobaan ini. Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan Norit dalam air bersifat
10 koloid atau tidak. Jika benar, norit sebagai apa (fasa pendispersi atau terdispersi) Apa peranan norit dalam percobaan ini (menyerap zat lain atau diserap zat lain) Apa nama sifat norit dalam percobaan ini. Ternyata sifat norit itu dapat dipakai untuk apa/ Jelaskan
11 Modul 2. ENERGETIKA Tujuan 1. Dapat menjelaskan reaksi eksoterm dan endoterm serta apa sebabnya demikian. 2. Dapat menentukan kalor reaksi dengan kalorimeter. 3. Dapat menentukan kalor reaksi dari nilai kalor kalor pembentukan standard. 4. Dapat menentukan H reaksi, G reaksi dan S reaksi secara kualitataif melalui percobaan. 5. Dapat menentukan syarat kespontanan untuk reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Dalam modul ini dilakukan tiga percobaan sebagai berikut. 1. Melakukan reaksi larutan HCl dengan larutan NaOH dalam kalorimeter untuk menentukan nilai H secara kuantitatif. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H 2O(l) 2. Seterusnya melakukan analisis terhadap reaksi HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H 2O(l) a. Dari percobaan dapat diketahui nilai H reaksi apakah positif atau negatif. b. Dari percobaan dapat diketahui nilai G reaksi apakah positif atau negatif. c. Dari wujud zat pereaksi dan hasil reaksi dapat diperkirakan apakah nilai S reaksi positif atau negatif. 3. Mereaksikan NH 4Cl padat dan Ba(OH) 2.8H 2O padat dengan reaksi 2NH 4Cl(s) + Ba(OH) 2.8H 2O(g) BaCl 2(s) + 2NH 4OH(g) + 8H 2O(l) Kemudian NH 4OH terurai jadi NH 3 dan H 2O, sehingga reaksi total adalah 2NH 4Cl(s) + Ba(OH) 2.8H 2O(g) BaCl 2(s) + 2NH 3(g) + 10H 2O(l). a. Reaksi dapat terjadi bila diaduk berkali-kali karena keduanya berwujud padat. Adanya reaksi dapat diketahui dari bau gas NH 3 (amoniak), berarti dapat ditentukan apakah G reaksi negatif atau positif. b. Dari pengukuran suhu sebelum dan sesudah reaksi menunjukan Hreaksi positif adalah negatif.
12 c. Dengan memperhatikan wujud zat hasil reaksi berupa gas dapat dipakai untuk memperkirakan Sreaksi positif atau negatif. Dengan membandingkan percobaan 2 dan 3 dapat ditentukan bahwa kespontanan ( G) reaksi bergantung pada besarnya nilai H dan S, karena G = H - T S Alat dan Bahan Alat : Gelas kimia 100 ml 2 buah Gelas ukur 50 ml 1 buah Batang pengaduk 1 buah Termosmeter 50 0 C skala 0,2 0 1 buah Bejana plastik sebagai kalorimeter 1 buah Botol semprot 1 buah Timbangan teknis 1 buah Botol plastik kecil 1 buah Batang pengaduk 2 buah Termometer 50 0 C skala 0,2 0 1 buah Bahan: Larutan NaOH 1M Larutan HCl 1 M NH 4Cl 1 padat Ba(OH) 2.8H 2O padat Cara Kerja, Pengamatan dan Interpretasi Percobaan 1. Penentuan Hreaksi larutan NaOH dengan HCl a. Sediakan 2 buah gekas kimia 100 ml, kemudian masukan 50 ml larutan NaOH 1 M ke dalam gelas kimia pertama dan 50 ml larutan HCl ke dalam gelas kimia kedua. b. Ukur suhu kedua larutan tersebut. Termometer harus dibilas dengan aquades dan dikeringkan sebelum dipindahkan dari suatu larutan ke larutan yang lain.
13 Catat suhu kedua larutan. Jika suhu kedua larutan berbeda, catatlah suhu rata-rata. Suhu yang diperoleh merupakan suhu awal (T 1). c. Tuangkan kedua larutan ke dalam tabung reaksi kalorimeter dan aduklah air dalam kalorimeter sampai homogen. Kemudian catat suhu yang ditunjukan oleh termometer. Suhu yang diperoleh merupakah suhu akhir (T 2). d. Hitunglah perubahan entalpi reaksi ( H ) dengan menggunakan rumus : H = m C p T Pada perhitungan perubahan entalpi dalam reaksi ini dianggap bahwa : Berat jenis larutan sama dengan berat jenis air sehingga berat 100 ml larutan = 100 gram. Energi yang diserap oleh bejana kalorimeter sangat kecil, sehingga dalam perhitungan dapat diabaikan. Kalor jenis air (C p = 4,2 JK -1 g -1 Pengamatan/Interpretasi/Alasan Volume larutan NaOH 1 M Volume larutan HCl 1 M Volume campuran Massa total larutan Volume air Suhu larutan NaOH Suhu larutan HCl Suhu awal (T 1) Reaksi Pengamatan/Interpretasi/Alasan Suhu setelah bereaksi (T 2) Kenaikan suhu ( T) Nilai H reaksi Apakah reaksi eksoterm H = m C p T =
14 atau endoterm Analisis Kespontanan Reaksi Eksoterm (Reaksi Larutan NaOH dengan HCl) Dari reaksi percobaan di atas didapat: Aspek yang dibahas Nilai H Positif atau negatif A l a s a n Nilai G Perkiraan nilai S Kesimpulan reaksi ini terjadi karena (pilih satu atau dua) a. H > 0 ; S > 0 tetapi H < T S b. H > 0 ; S < 0 tetapi H < T S c. H < 0 ; S > 0 tetapi H < T S G > 0 d. H < 0 ; S < 0 tetapi H < T S G < 0
15 Percobaan 2. Kespontanan Reaksi Endoterm {Reaksi NH 4 Cl dengan Ba(OH) 2.8H 2 O} a) Timbang 1,1 gram NH 4Cl padat dan 3,2 gram Ba(OH) 2.8H 2O padat. Kedua zat tersebut dicampurkan kedalam botol. b) Ukur suhu awal c) Campuran diaduk terus menerus d) Amati terus apa yang terjadi. e) Ukur dan catat suhu secara berkala. f) Catat suhu terendah yang dapat dicapai. Tabel observasi pendukung: Pengamatan/Interpretasi/Alasan Massa NH 4OH padat Massa Ba(OH) 2.8H 2O padat Suhu awal (T 1) Tulis reaksi Suhu setelah bereaksi (T 2) Perubahan suhu ( T) Nilai H positif atau negatif Nilai G positif atau negatif Perkiraan S positif atau negatif Kesimpulan: reaksi ini terjadi karena (pilih salah satu) a. H > 0 ; S > 0 tetapi H < T S b. H > 0 ; S < 0 tetapi H < T S c. H < 0 ; S > 0 tetapi H < T S d. H < 0 ; S < 0 tetapi H < T S (Isi. dengan >, < ) Reaksi H 0 G 0 S.0 Syarat: eksoterm Reaksi H 0 G 0 S.0 Syarat:
16 endoterm Pertanyaan 1. Hitunglah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 100 ml larutan (dapat dianggap = 100 gram air) dari suhu awal menjadi suhu akhir. 2. Hitunglah jumlah mol NaOH dari 50 ml NaOH 1 M dan jumlah mol HCl dari 50 ml HCl 1 M. Hitunglah kalori yang dibebaskan per mol H 2O yang terbentuk dalam reaksi diatas. 3. Bagaimanakah nilai G (positif atau negative) reaksi NaOH dengan HCl secara kualitatif dan secara kualitatif. Apa alasan anda! 4. Bagaimanakah nilai S reaksi NaOH dengan HCl secara kualitatif (positif atau negatif). Apa alasan anda! 5. Bagaimanakah nilai H reaksi NH 4Cl dengan Ba(OH) 2.8H 2O secara kualitatif (positif atau negatif). Apa alasan anda! 6. Bagaimanakah nilai S reaksi NH 4Cl dengan Ba(OH) 2.8H 2O secara kualitatif Beri alasan anda! 7. Jika suatu reaksi eksoterm dan nilai S positif, apakah syaratnya supaya reaksi terjadi spontan. 8. Jika suatu reaksi eksoterm dan nilai S negatif, apakah syaratnya supaya reaksi terjadi spontan. 9. Jika suatu reaksi endoterm dan nilai S positif, apakah syaratnya supaya reaksi terjadi spontan.
17 Modul 3. KESETIMBANGAN KIMIA Tujuan 1. Memahami apa yang dimaksud kesetimbangan kimia dan syarat reaksi yang dapat membentuk kesetimbangan. 2. Dapat menjelaskan perbedaan kesetimbangan tanpa pelarut dan kesetimbangan larutan. 3. Dapat menjelaskan penggolongan kesetimbangan berdasarkan wujud zatzat pereakasi dan zat hasil reaksi. 4. Memahami faktor-faktor yang menggeser kesetimbangan kimia serta arah pergeseran masing-masing faktor tersebut. 5. Memberikan pengalaman melalui percobaan cara menguji pergeseran kesetimbangan akibat perubahan konsentrasi zat pereaksi dan hasil reaksi serta perubahan suhu. Dalam modul ini dilakukan percobaan sebagai berikut. 1. Membuat sistem kesetimbangan Fe(III) dan tiosianat dalam air, dengan reaksi FeCl 3(aq) + KCNS(aq) FeCNSCl 2(aq) + KCl(aq). Atau reaksi ion Fe 3+ + CNS - FeCNS 2+ 2. Mempelajari pergeseran akibat perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Fe (III) dan tiosianat yaitu dengan cara sebagi berikut. a. Menambah ion Fe 3+ dengan cara memberi larutan FeCl 3. b. Menambah ion CNS - dengan cara memberi larutan KCNS. c. Mengurangi ion Fe 3+ dengan menambahkan kristal NaH 2PO 4 atau Na 2HPO 4 karena dapat mengikat dan bereaksi dengan Fe 3+. 3. Membuat kesetimbangan Cu(II) dan iodida dengan reaksi 2CuSO 4(aq) + 4KI(aq) 2CuI(s) + 2K 2SO 4(aq) + I 2(aq) Atau reaksi ion 2Cu 2+ (aq) + 4I - (aq) 2CuI(s) + I 2(aq)
18 4. Mempelajari pergeseran akibat perubahan konsentrasi. a. Mengurangi I 2 dengan menambah cairan CHCl 3 dan dikocok karena I 2 larut dalam CHCl 3. b. Mengurangi Cu 2+ dengan memberi larutan NH 4OH karena bereaksi membentuk ion kompleks, Cu(NH 3) 2+. c. Menambah Cu 2+ dengan memberi larutan CuSO 4 karena berupa ion dalam air. 5. Mempelajari pergeseran kesetimbangan akibat perubahan suhu, pada kesetimbangan feri klorida dan tiosianat dalam air. a. Menaikkan suhu dengan memanaskan tabung reaksi b. Menurunkan dengan mencelupkan tabung reaksi kedalam air dingin atau es. 6. Mempelajari pergeseran kesetimbangan akibat perubahan suhu, pada kesetimbangan timbal klorida dengan ion-ionnya dalam air. a. Menaikan suhu dengan memanaskan tabung reaksi b. Menurunkan dengan mencelupkan tabung reaksi kedalam air dingin atau es. Alat dan Bahan A l a t : Tabung reaksi 13 x 100 mm 5 buah Labu erlemenyer 50/25 ml 4 buah Gelas ukur 10/5 ml 10 buah Rak tabung reaksi 1 buah Pipet tetes 1 buah Gelas piala 50/100 ml 5 buah B a h a n : Larutan FeCl 2 0,1 M Larutan KCNS 0,1 M Larutan KI 0,2 M Larutan CHI 3 Larutan amoniak 5 M Kristal NaH 2PO 4 dan Na 2HPO 4 Kristal BaSO 4 Aquades Es
19 Cara Kerja, Pengamatan dan Interpretasi Percobaan 1. Membuat kesetimbangan Fe(III) dan tiosianat a. Masukan 20 ml air suling ke dalam gelas piala dan kemudian tambahkan 4 tetes larutan FeCl 3 0,1 M dan larutan KCNS 0,1 M. Amati dan nyatakan yang terjadi. Pengamatan Warna larutan ion Fe 3+ Warna larutan ion CNS - Warna setelah dicampur Tulis reaksi kesetimbangan Warna FeCNS 2+ b. Tuliskan dua warna yang kontras dalam kesetimbangan Fe 3+ + CNS - FeCNS 2+. Warna kontras Fe 3+ Warna kontras FeCNS 2-...... c. Membuat warna larutan berada di antara kedua warna yang kontras itu. 1) Tambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 20 ml air suling. 2) Aduk larutan sampai warnanya tidak berubah lagi! 3) Jika warna larutan terlalu gelap tambahkan air suling sampai warnanya menjadi jingga coklat muda. Pada keadaan ini warna larutan berada diantara warna ion Fe 3+ dan warna ion CNS -. Percobaan 2. Pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Fe(III) & tiosianat a. Ambil 4 buah tabung reaksi dan beri nomor 1 s/d 4. Isi dengan larutan diatas masing-masing setinggi 2 cm. Jadikan tabung reaksi 1 sebagai pembanding warna. b. Memberi 2 tetes larutan FeCl 3 0,1 M pada erlenmeyer no.2. Amati warna yang terjadi dan bandingkan no. 1
20 Tabung 2 Ditambah FeCl 3 Warna yang timbul Zat yang terbentuk Kesetimbangan bergeser ke Alasan Kesimpulan d. Tambahkan 2 tetes larutan KCNS 0,1 M pada erlenmeyer no. 3. Amati warna yang terjadi dan bandingkan no. 1 Tabung 3 Ditambah KCNS Warna yang timbul Zat yang terbentuk Kesetimbangan bergeser ke Alasan Kesimpulan e. Tambahkan sebutir kecil kristal NaH 2PO 4 atau Na 2HPO 4 pada Erlenmeyer no. 4. Amati warna yang terjadi dan bandingkan tabung dengan no. 1. Tabung 4 Ditambah kristal NaH 2PO 4 atau Warna yang timbul Na 2HPO 4 Zat yang terbentuk Kesetimbangan bergeser ke Alasan Kesimpulan
21 Percobaan 3. Pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Cu(II) dan iodida a.menyiapkan kesetimbangan Atau Ambil sebuah erlenmeyer 100 ml dan masukan 60 ml larutan CuSO 4 0,2 M dan tambah perlahan-lahan 20 ml larutan Kl 0,2 M. Biarkan dan biarkan beberapa lama agar terjadi kesetimbangan. 2CuSO 4(aq) + 4KI(aq) 2CuI(s) + 2K 2SO 4(aq) + I 2(aq) 2Cu 2+ (aq) + 4I - (aq) 2CuI(s) + I 2(aq) Catat dan jelaskan hasil pengamatan anda. Pengamatan/interpretasi Warna larutan ion CuSO 4 atau Cu 2+ Warna larutan KI atau I - Yang berupa endapan Warna endapan b. Melihat dua warna yang kontras dalam kesetimbangan Tentukan dua zat yang mempunyai perbedaan warna yang kontras. Cu 2+ (aq) + 4I - (aq) CuI 2(s) + I 2(aq). c. Menyiapkan larutan kesetimbangan yang akan diberi perlakuan Siapkan 3 buah erlenmeyer dan diberi nomor 2, 3 dan 4. Masukan masing-masing sekitar 20 ml ke dan diberi no.2, 3 dan 4, sedangkan larutan awal diberi no.1 sebagai pembanding. d. Tambahkan 2 ml larutan CHCl 3 kedalam erlenmeyer no.2. Kemudian kocok larutan tersebut karena I 2 larut dalam CHCl 3. Amati perubahan yang terjadi selama mengocok dan bandingkan dengan no. 1. Erlenmeyer no.2 Ditambah CHCl 3 Warna larutan setelah larutan CHCl 3 dan dikocok Zat yang berkurang
22 Zat yang bertambah Alasannya Kesetimbang bergeser ke Kesimpulan b. Tambahkan 1 ml larutan NH 4OH 5 M pada Erlenmeyer no.3. Kemudian kocok larutan tersebut. Amati perubahan warna dari lapisan CHCl 3 dan endapan Cu(I) iodida. Erlenmeyer no.3 Warna larutan setelah ditambah larutan NH 4OH Zat yang berkurang Pengamatan/interpretasi Zat yang bertambah Alasannya Kesetimbang bergeser ke Kesimpulan c. Masukkan 4 ml larutan CuSO 4 0,2 M kedalam erlenmeyer no. 4. Amati perubahan yang terjadi dan bandingkan dengan no. 1. Erlenmeyer no.4 Warna larutan setelah ditambah larutan NH 4OH Zat yang berkurang Pengamatan/interpretasi Zat yang bertambah Kesetimbang bergeser ke Alasan Kesimpulan
23 Percobaan 4. Pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan Fe(III) dan tiosianida. a. Kedalaman tabung reaksi masukan 5 ml larutan FeCl 3 0,1 M dan 5 ml larutan KCNS 0,1 M. Amati yang terjadi, harus sama dengan percobaan 1 b. Bagi dua isi tabung reaksi diatas. Tabung reaksi 1 sebagai pembanding dan tabung 2 dipanaskan sampai timbul perubahan warna. Bandingkan warna isi tabung 2 dengan warna tabung reaksi 1. Tulis reaksi kesetimbangan Warna tabung 1 Warna tabung 2 setelah dipanaskan Terjadi pergeseran reaksi arah ke Alasan Pengamatan/interpretasi Kesimpulan c. Tabung reaksi 2 yang dipanaskan tadi didinginkan dalam gelas kimia yang berisi air. Amati apa yang terjadi, bandingkan kembali dengan tabung reaksi 1. Warna tabung 2 setelah didingin. Dalam tabung 2 terjadi pergesan dari Reaksi arah ke kanan apakah eksoterm atau endoterm Beri alasan Kesimpulan Pengamatan/interpretasi
24 Percobaan 5. Pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan PbCl2 dengan ionionnya a. Menyiapkan kesetimbangan PbCl 2 dengan ion-ionnya. 1) Panaskan air dalam gelas kimia. 2) Ambil tabung reaksi, isi dengan 5 ml air dan tambahkan 0,5 gram kristal PbCl 2 3) Kocok tabung agak kuat dan biarkan. Perhatikan apakah semua larut atau tidak. Apakah ada padatan PbCl 2 dalam tabung reaksi? Tulis reaksi kesetimbangan ion dalam tabung reaksi Apakah kesetimbangan homogen atau heterogen Pengamatan/interpretasi b. Masukan tabung reaksi ke dalam air mendidih. Amati jumlah padatan Bila dipanaskan jumlah endapan bertambah atau berkurang Bila dipanaskan terjadi pergeseran kesetimbangan atau tidak Kemana arah pergeseran itu Pengamatan/interpretasi c. Dinginkan tabung reaksi dalam air es selama lebih kurang 30 menit dan amati jumlah padatan. Bila didinginkan jumlah padatan PbCl 2 bertambah atau berkurang Bila didinginkan terjadi pergeseran atau tidak Kemana arah pergeseran Reaksi arah ke kanan apakah eksoterm atau endoterm Beri alasan Pengamatan/interpretasi
25 Catatan :...