MODUL PRAKTIKUM V BAHASA INDONESIA:

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN SOSIAL: Dr. Lilik Wahyuni, M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL PRAKTIKUM IV BAHASA INDONESIA: Kegiatan 5 & 6. Menyusun Rangkuman dan Ulasan dari Artikel/Makalah Yang Bertema Agriculture

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

Kuesioner Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

MODUL PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA: METODE PENELITIAN SOSIAL:

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University A. Uraian Materi 1. Simpulan:

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya di dalam setiap masakan makanan yang akan dimakan. juga sesuai dengan selera mereka masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Warna Makanan, peraturan tentang Penggunaan Pemanis Buatan. 2. memanfaatkan zat aditif sintesis yang dibuat dari zat-zat kimia.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

MODUL I PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA : METODE PENELITIAN SOSIAL:

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

I. PENDAHULUAN. Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar. biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan khususnya penggunaan bahan kimia. berbahaya pada bahan pangan masih menjadi masalah besar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena

MODUL PRAKTIKUM IX BAHASA INDONESIA: Kegiatan 11. Penyusunan Abstrak Penelitian. METODE PENELITIAN SOSIAL: Dr. Lilik Wahyuni, M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit

MODUL PRAKTIKUM X BAHASA INDONESIA: Kegiatan 12 & 13. Penyusunan Proposal PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa)

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan pangan (food safety) merupakan hal-hal yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan manusia akan kebutuhan sehari-hari, baik yang sifatnya pokok

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

Total. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

RINGKASAN HASIL PENELITIAN KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang

3. Peserta didik dapat mengidentifikasi bahan tambahan pangan yang berjenis

PENGEMBANGAN SISTEM MUTU INDUSTRI PANGAN Oleh : Ir. Risma Sinaga, MT Dosen Fakultas Teknik Industri, US XII, Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pesatnya pembangunan Indonesia di bidang ekonomi telah memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.

BAB. III METODOLOGI A. TAHAPAN KAJIAN tahun sebelumnya.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

MODUL PRAKTIKUM V BAHASA INDONESIA: METODE Kegiatan 7. Menyusun PENELITIAN Pendahuluan SOSIAL: Overview dan RKPS Dr. Lilik Wahyuni, M.Pd Faculty of Agriculture, Brawijaya University Dr. Rini www.fp.ub.ac.id Dwiastuti Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University Email : rinidwi.fp@ub.ac.id A. Uraian Materi B. Tujuan Praktikum C. Pelaksanaan Praktikum V D. Laporan Praktikum Lembar Kerja A. Uraian Materi Pendahuluan merupakan bagian pengantar penelitian. Pendahuluan berperan dalam mengantar pembaca untuk memahami alasan penelitian dilakukan. semakin jelas pendahuluan yang dibuat akan semakin membantu pembaca untuk memutuskan untuk perlu tidaknya penelitian dibaca lebih lanjut. Secara umum, pendahuluan berisi empat bagian yaitu latar belakang, masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. Keempat bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Latar Belakang Latar belakang merupakan garis besar pemikiran yang mendasari penulisan. Dalam membuat latar belakang, penulis bisa menggunakan logika deduktif maupun logika induktif. Untuk lebih mudahnya, penulis bisa menggunakan logika segitiga terbalik yang meliputi indroduksi, justifikasi, identifikasi, dan solusi. Introduksi merupakan merupakan pengantar untuk memahami topik yang diteliti. Untuk memudahkan penulisan, introduksi merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang menjadi topik penelitian. Pada bagian ini, peneliti membuat perdebatan teori secara ringkas sehingga pembaca mendapatkan gambaran umum tentang kondisi dan situasi yang menjadi dasar perlunya dilakukan penelitian. Introduksi dalam penelitian dapat dilihat pada contoh berikut. (SPEED) SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Page 1 of 9

Pewarna makanan merupakan salah satu zat addiktif yang sering ditambahkan pada produk pangan (Sarno, 2012:23). Pewarna makanan membuat membuat makanan menjadi menarik. Jika dijual, makanan yang mempunyai tampilan menarik akan lebih disuka oleh pembeli. Penambahan pewarna makanan alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat menyebabkan banyak penjual makanan yang tidak memperhatikan kepentingan konsumen, salah satunya adalah dengan menggunakan pewarna makanan sintesis. Padahal, pewarna makanan intesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya gatal-gatal maupun kanker. Karena itulah, di Indonesia, dibuat peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan. Akan tetapi, selama ini banyak produsen makanan yang melanggar peraturan pemerintah tersebut. Mereka sering menggunakan pewarna makanan secara berlebih, bahkan ada yang menggunakan pewarna tekstil dan kulit untuk mewarna makana. Hal ini jelas berbahaya bagi kesehatan. Introduksi di atas diharapkan dapat menimbulkan pemahaman dalanm diri pembaca tentang konsep teori pewarna makanan dan fakta tentang penggunaan pewarna makanan dalam masyarakat. Untuk lebih meyakinkan pembaca, perlu ditampilkan bukti-bukti (justifikas i). Justifikasi merupakan bukti-bukti kebenaran kondisi dan situasi yang telah disampaikan sehingga pembaca menjadi yakin bahwa topik yang ada perlu diteliti. Justifikasi dalam latar belakang dapat dilihat pada contoh berikut. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa terdapat beberapa pengusaha makanan yang menggunakan zat aditif berbaya dalam makanan. Sebagaimana dikatakan oleh Sinta Penggunaan bahan tambahan yang tidak sesuai diantaranya adalah: (1) Pewarna berbahaya (rhodamin B. methanyl yellow dan amaranth) yang ditemukan terutama pada produk sirop, limun, kerupuk, roti, agar/jeli, kue-kue basah, makanan jajanan (pisang goreng, tahu, ayam goreng dan cendol). Dari sejumlah contoh yang diperiksa ditemukan 19,02% menggunakan pewarna terlarang; (2) Pemanis bua tan khusus untuk diet (siklamat dan sakarin) yang digunakan untuk makanan jajanan. Sebanyak 61,28% dari contoh makanan jajanan yang diperiksa menggunakan pemanis buatan; (3) Formalin untuk mengawetkan tahu dan mie basah; dan (4) Boraks untuk pembuatan keru puk, bakso, empek-empek dan lontong. http://arisinta.blogspot.com/p/fenomena-makanan-siap-saji.html. Hasil investigasi yang dilakukan oleh oktavandrian (2013) menunjukkan bahwa hampir semua jajanan yang diteiliti mengandung bahan kimia pewarna tekstil dan boraks yang membahayakan kesehatan, kecuali selai yang berwarna merah http://ocktavandrian.blogspot.com/2013/09/studi-kasus-dalam-perusahaan-kecil.html. Setelah ditunjukkan bukti tentang perlunya dilakukan penelitian, kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi topik menjadi permasalahan-permasalahan secara lebih rinci sehingga layak diteliti. Identifikasi topik tersebut dapat dilihat pada contoh berikut. Page 2 of 9

Fakta di atas menunjukkan bahwa zat pewarna merupakan zat aditif yang tidak bisa digunakan secara sembarangan. Zat pewarna pada makanan secara umum digolongkan menjadi dua kategori yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari tanaman atau buah-buahan. Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan aroma makanan. Zat pewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis. Oleh karena itu zat ini tidak dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis (Lee, 2005). Zat pewarna sintesis merupakan zat pewarna buatan manusia. Karakteristik dari zat pewarna sintetis adalah warnanya lebih cerah, lebih homogen dan memilliki variasi warna yang lebih banyak bila dibandingkan dengan zat pewarna alami. Di samping itu penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan bila dihitung berdasarkan harga per unit dan efisiensi produksi akan jauh lebih murah bila dibandingkan dengan zat pewarna alami. Para konsumen pun hendaknya selalu mendapatkan informasi tentang komponen-komponen yang terkandung dalam zat pewarna sintetis tersebut (Lee, 2005). Dalam penggunaannya, baik zat pewarna sintetis maupun alami yang digunakan dalam industri makanan harus memenuhi standar nasional dan internasional. Penyalahgunaan zat pewarna melebihi ambang batas maksimum atau penggunaan secara ilegal zat pewarna yang dilarang digunakan dapat mempengaruhi kesehatan konsumen, seperti timbulnya keracunan akut dan bahkan kematian. Pada tahap keracunan kronis, dapat terjadi gangguan fisiologis tubuh seperti kerusakan syaraf, gangguan organ tubuh dan kanker (Lee, 2005). http://informasisehat.wordpress.com/tag/pewarna-makanan/ Setelah dilakukan identifikasi masalah, kegiatan selanjutnya adalah dijelaskan solisi persoalan yang telah diangkat. Solusi yang dilakukan meliputi solusi teoretis, praktis, dan metodologis. Solusi teoretis dan praktis merupakan langkah menyelesaikan persoalan yang didasarkan pada fakta teoretis dan empiris. Sedangkan solusi metodologis didasarkan pada filosofi metodologisnya. Bagian solusi tersebut dapat dilihat pada contoh berikut. Untuk mengatasi persoalan di atas diperlukan pengembangan pewarna alami. Pewarna alami instan merupakan Penggunaan pewarna alami sebagai bahan aditif makanan merupakan langkah yang lebih baik untuk mencegah penggunaan bahan aditif makanan yang berbahaya. Pembuatan pewarna alami makanan dibuat lebih awet dengan cara disimpan di lemari pendingin dapat menambah kepraktisan penggunaannya sehingga mendorong masyarakat untuk beralih pada penggunaan pewarna alami makanan. Keanekaragaman makanan yang mengaplikasikan pewarna alami diharapkan dapat menambah kreatifitas masyarakat untuk membuat beraneka makanan dan minuman (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/siti-marwatimsi/c10.pdf). Pembuatan pewarna alami dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian pengembangan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang tersusun atas 2 faktor yaitu jenis bahan pengisi dan konsentrasi bahan pengisi. Faktor I (jenis bahan pengisi) terdiri dari 2 level dan fak tor II (konsentrasi bahan pengisi), dimana terdiri dari 3 level sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan masingmasing diulang sebanyak 3 kali. Page 3 of 9

2. Masalah Penelitian Masalah merupakan pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu penelitian. Dalam penulisannya, perumusan masalah tidak harus selalu menggunakan kalimat tanya namun dapat berupa pernyataan yang mencerminkan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah harus sesuai dengan variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel tersebut, dan subjek penelitian. Agar terfokus, perumusan masalah diawali dengan kegiatan identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Identifikasi masalah merupakan pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi masalah merupakan salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Identifikasi masalah dilakukan melalui proses membandingkan antara teori dan fakta yang ada. Agar permasalahan bisa terfokus perlu dilakukan pembatasan masalah. Dengan adanya pembatasan masalah, jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam perumusan masalah, dan subjek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Dengan demikian, pembatasan masalah sangat membantu penelitian untuk mengalirkan instrumen penelitian. Rumusan masalah penelitian dapat dilihat pada contoh berikut. Page 4 of 9

1.2 Perumusan Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif dapat dicapai antara lain melalui optimalisasi rantai pasok, yaitu bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan konsumen (Pujawan, 2005). Pendekatan rantai pasok hanya akan berhasil jika ada integrasi dan kerjasama antar pelaku di semua tahap pemasaran produk, sehingga diperlukan adanya hubungan jangka panjang bagi semua pihak yang terlibat dalam saluran pemasaran (Cahyono, 2006). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhaimin & Hartono (2009); Damayanti (2009); Morgan & Hunt (1994); Mohr (1996) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada hubungan jangka panjang adalah kepercayaan, ketergantungan, kepuasan, komunikasi dan komitmen. Dari survey pendahuluan yang dilakukan di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo-Batu, diketahui bahwa terdapat sentra pengrajin kerupuk singkong yang terdiri dari 12 pengrajin yang menghasilkan produk yang sama, dan disana sudah terdapat saluran pemasaran yang terdiri dari petani - pemasok agroindustri - distributor retailer pengecer. Masing-masing agroindustri tersebut saling berlomba-lomba untuk dapat menciptakan produk yang berkualitas, dengan harga yang bersaing dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam menciptakan suatu produk, produsen haruslah berorientasi pada konsumen dalam 3 hal, yaitu mutu, harga, dan layanan yang meliputi kecepatan, kemudahan, dan sebagainya (Indrajit & Djokopranoto, 2002). Untuk dapat mencapai keunggulan bersaing tersebut, tiap-tiap agroindustri memerlukan hubungan kerja sama dengan semua mitra dagang yang terlibat dalam saluran pemasaran. Dengan adanya saluran pemasaran yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat (Kotler, 1997). Untuk dapat menciptakan suatu saluran pemasaran yang baik dan kontinyu diperlukan suatu rantai pasok sebagai solusi. Namun rantai pasok dapat tercapai apabila terdapat hubungan jangka panjang dalam saluran pemasaran tersebut. Pengertian jangka panjang dalam penelitian ini bukan menekankan pada lama hubungan yang sudah terjalin, tetapi lebih menekankan pada keinginan agroindustri untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok (Ganesan, 1994). Menurut teori yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar dalam penelitian terdahulu, diketahui bahwa terdapat 5 dimensi untuk menjalin hubungan jangka panjang yaitu kepercayaan, ketergantungan, kepuasan, komunikasi dan komitmen yang perlu diidentifikasi keberadaanya dalam setiap hubungan di saluran pemasaran tersebut. Apabila ke 5 dimensi untuk membentuk hubungan jangka panjang tersebut ada di setiap saluran, maka hubungan jangka panjang di saluran pemasaran kerupuk singkong dapat terjalin. Bila hubungan jangka panjang telah terjalin, maka dapat dianalisis keberadaan rantai pasok di saluran pemasaran ini. Sehubungan dengan teori hubungan jangka panjang d iatas, maka peneliti mencoba mengambarkan permasalahan yang terjadi pada Agroindustri Kerupuk Singkong, yaitu hubungan yang terjadi antar pelaku saluran pemasaran masih bersifat tidak resmi dan belum ada kontrak secara hukum. Sehingga sangat mungkin bagi para pelaku di saluran pemasaran tersebut untuk memutuskan hubungan kerjasamanya sewaktu-waktu, apabila sudah tidak cocok dengan rekan kerjanya. Di sisi lain, industri pengolahan ubi kayu skala besar masih sangat terbatas, sedangkan industri pengolahan makanan dan minuman maupun non pangan berbahan baku olahan ubi kayu cukup berkembang. Kondisi ini telah berdampak pada meningkatnya jumlah impor ubi kayu untuk memenuhi kebutuhan industri bahan bakar, makanan dan produk olahan ubi kayu lainnya yang ada di Indonesia (Trijaya, 2005). Saat ini para petani singkong sudah banyak yang beralih ke tanaman lain (misal tebu, kopi, sengon, cengkeh). Alasannya adalah harga yang diterima dari hasil panen singkong terlalu rendah dan tidak sebanding dengan biaya produksi dan sewa lahan. Kondisi tersebut semakin mempersulit perusahaan yang berbahan baku singkong untuk memperoleh bahan baku dalam jumlah besar. Oleh karena itu hubungan upstream nya (hubungan antara agroindustri dengan pemasok bahan baku) perlu dijaga dengan baik agar agroindustri bisa terus mendapat bahan baku singkong sesuai dengan permintaan dan tepat waktu. Selain upstream, hubungan antar agroindustri dengan distributor (downstream) juga perlu dijaga. Apabila agroindustri memasarkan sendiri produknya tanpa melalui perantara distributor, maka hasilnya akan lebih tidak efisien karena aliran uangnya akan semakin lama dan menyebabkan terhambatnya proses produksi. Dari fenomena-fenomena yang terjadi di agroindustri kerupuk singkong dapat ditekankan bahwa persaingan yang terjadi sebenarnya bukan antara perusahaan downstream dan upstream, tetapi antara rantai pasok yang satu dengan rantai pasok lainnya (Indrajit dan Djokopranoto, 2002). Berdasarkan uraian tersebut 3. Tujuan Penelitian maka dapat dirumuskan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah sudah terdapat kepuasan, kepercayaan, ketergantungan, komitmen dan komunikasi pada setiap hubungan antar pelaku dalam saluran pemasaran kerupuk singkong? 2. Apakah bisa terbentuk suatu hubungan jangka panjang dalam saluran pemasaran kerupuk singkong tersebut, dan apabila terdapat hubungan jangka panjang pada saluran tersebut, mungkinkah dapat berkembang menjadi suatu rantai pasok? Page 5 of 9

Tujuan penelitian merupakan uraian yang menyampaikan secara spesifik maksud dari penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan pembuatan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan masalah penelitian. Cara yang paling mudah untuk merumuskan tujuan penelitian adalah mengaitkan dengan judul dan masalah penelitian. Perumusan tujuan penelitian bisa dilakukan dengan pengulangan rumusan masalah, hanya saja rumusan masalah dinyatakan dengan pertanyaan, sedangkan tujuan dituangkan dalam bentuk pernyataan. Tujuan penelitian dapat dilihat pada contoh berikut. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi hubungan jangka panjang antar pelaku saluran pemasaran kerupuk singkong melalui 5 dimensi yaitu kepuasan, kepercayaan, ketergantungan, komitmen, dan komunikasi 2. Menganalisis keberadaan rantai pasok melalui lama hubungan dagang yang terjadi antar pelaku saluran pemasaran di Agroindustri Kerupuk Singkong 3. Kegunaan Penelitian Bagian ini berisikan uraian tentang guna temuan penelitian, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, kegunaan penelitian berkaitan dengan guna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Secara praktis, kegunaan penelitian berkaitan dengan guna bagi pihak-pihak yang memanfaatkan hasil penelitian. Dalam kegunaan penelitian, uraikan guna hasil penelitian secara singkat dan jelas untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi pertanian, seni pemecahan masalah, pengembangan institusi, profesi pertanian, dan petani. Penulisan kegunaan penelitian tersebut diurutkan dari pihak yang paling besar kaitannya dengan penelitian yang dilakukan sampai pihak yang kurang besar kaitannya dengan penelitian. Kegunaan penelitian dapat dilihat pada contoh berikut. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan pertimbangan dan tambahan pengetahuan untuk perusahaan-perusahaan, khususnya bagi agroindustri untuk meningkatkan kerja sama antar mitra-mitra usaha yang bersangkutan. 2. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen pemasaran, terutama yang berkaitan dengan bagaimana membangun kerjasama jangka panjang kaitannya dengan keunggulan bersaing perusahaan. 3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis hubungan jangka panjang dan rantai pasok suatu usaha agroindustri. Page 6 of 9

B.Tujuan Praktikum Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, mahasiswa terampil: 1. menyusun latar belakang, 2. menyusun rumusan masalah 3. menyusun tujuan penelitian 4. menyusun kegunaan penelitian C. Pelaksanaan Praktikum 1. Praktikan membuat satu judul penelitian. 2. Praktikan menyusun latar belakang penelitian. 3. Praktikan menyusun rumusan masalah penelitian. 4. Praktikan menyusun tujuan penelitian. 5. Praktikan menyusun kegunaan penelitian. D. Laporan Praktikum a. Judul penelitian yang akan dikembangkan menjadi penelitian. b. Hasil penyusunan latar belakang penelitian. NO UNSUR LATBEL HASIL 1 Indroduksi, 2 Justifikasi 3 Identifikasi Page 7 of 9

NO UNSUR LATBEL HASIL 4 Solusi c. Hasil penyusunan rumusan masalah penelitian. NO UNSUR HASIL 1 Identifkasi Masalah 2 Batasan Masalah 3 Permasalahan Penelitian 4 Pertanyaan Penelitian d. Hasil penyusunan tujuan penelitian. Page 8 of 9

e. Hasil penyusunan kegunaan penelitian. Praktikum Tanggal :... Nama Praktikan:... NIM Nilai Nama Asisten :... :... :... Tanda tangan : Page 9 of 9