MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Saudara telah belajar cara mengobati anak sakit termasuk melanjutkan pengobatan di rumah.walaupun saudara dalam keadaan tergesa-gesa, sangat penting

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 4

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

Pola buang air besar pada anak

KUESIONER PENELITIAN. Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1

KON O SELIN I G G B AGI G I IB I U

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

Penyuluhan tentang VAS+D

Penyuluhan Tentang Tablet Obat Cacing

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( M T B S ) DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 2008

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( M T B S ) DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 2008

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( M T B S ) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 2015

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( M T B S ) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 2015

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( M T B S )

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun

Pertanyaan yang Sering Diajukan (PSD) tentang Suplementasi Vitamin A

Buku Saku Petugas Kesehatan

Manfaat Minum Air Putih

Bab 9 Masalah-masalah Bedah yang sering dijumpai Luka Bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KELAS IBU HAMIL. dr. Hafizah

PELAYANAN BAYI No Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman :

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Kisi-kisi Instrumen. No Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Keterangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

MICS2011-BL SURVEI INDIKATOR SOSIAL INDONESIA PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT DAFTAR PERTANYAAN BALITA MODUL KETERANGAN ANAK BALITA

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 23 BULAN DI POSYANDU DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

paket konseling: Pemberian Bayi dan Anak Booklet Pesan Utama

Transkripsi:

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI

PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau gejala khusus. Jika saudara hanya memeriksa anak itu untuk masalah / gejala khusus itu, saudara mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit lain. Anak mungkin juga menderita pneumonia, diare, malaria, campak, demam berdarah, kurang gizi atau anemia.

Penyakit ini dapat menyebabkan kematian atau cacat pada anak apabila tidak diobati dengan tepat. Modul ini memberi penjelasan dan latihan yang dapat membantu saudara memahami bagan Penilaian & Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan 5 tahun.

TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan dan memberikan kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan berikut : 1. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya. 2. Memeriksa tanda bahaya umum. 3. Menanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan utama : Batuk atau sukar bernapas Diare Demam Masalah telinga

Apabila ada keluhan utama : Melakukan penilaian lebih lanjut gejala lain yang berhubungan dgn gejala utama. Membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan 4. Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi dan anemia. 5. Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A pada saat kunjungan. 6. Menilai masalah / keluhan lain yang dihadapi anak.

1.0. MENANYAKAN KEPADA IBU MENGENAI MASALAH ANAKNYA Sambut ibu dengan baik, persilahkan duduk bersama anaknya. Tanyakan umur anak. - Jika umur anak 2 bulan - 5 tahun, gunakan bagan Penilaian Anak Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun - Jika umur anak 1 hari 2 bulan, gunakan bagan Tatalaksana Bayi Muda umur 1 hari 2 bulan

Berat badan dan suhu badan di ukur dan di catat. Jangan membuka pakaian / mengganggu anak itu sekarang. Menjalin komunikasi yang komunikatif. - Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan ibu. - Gunakan kata yang dimengerti ibu. - Beri ibu waktu yang cukup untuk men jawab pertanyaan. - Ajukan pertanyaan tambahan apabila ibu tidak pasti akan jawabannya.

2.0. MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM Periksa tanda bahaya umum pada semua anak sakit. Tanda bahaya umum adalah : Anak tidak bisa minum atau menetek. Anak memuntahkan semuanya. Anak kejang. Anak letargis atau tidak sadar.

Anak dengan tanda bahaya umum mempunyai masalah serius dan sebagian besar perlu dirujuk SEGERA. Anak mungkin perlu penanganan untuk menyelamatkan jiwanya dengan suntik antibiotik, oksigen atau perawatan lain. Segera selesaikan pemeriksaan selanjutnya. Cara melakukan tindakan segera ini diuraikan

Cara memeriksa tanda bahaya umum : Tanya : Apakah anak bisa minum atau menetek? Tanya : Apakah anak selalu memuntahkan semuanya? Tanya : Apakah anak kejang? Lihat : Apakah anak letargis atau tidak sadar.

3.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS Infeksi saluran pernafasan dapat terjadi pada saluran pernafasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakhea, saluran udara atau paru. Anak dengan batuk / sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran napas berat lainnya. Petugas perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala batuk / sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan antibiotik, yaitu pneumonia yang ditandai napas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam. Anak dengan pneumonia, paru menjadi kaku sehingga tubuh bereaksi dengan napas cepat, agar tidak hipoksia.

3.1. MENILAI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS Anak yang batuk atau sukar bernapas dinilai untuk : o o o o Sudah berapa lama anak batuk / sukar bernapas. Napas cepat Tarikan dinding dada ke dalam. Stridor pada anak yang tenang. Tanyakan adanya batuk / sukar bernapas pada semua anak sakit. o TANYA : Apakah anak menderita batuk / sukar bernapas? o TANYA : Sudah berapa lama? HITUNG frekuensi napas dalam satu menit.

Batas napas cepat tergantung pada umur anak : 2 bulan -12 bulan : frekuensi napas 50 x /menit lebih. atau 12 bulan 5 tahun : frekuensi napas 40 x / menit lebih. atau LIHAT tarikan dinding dada ke dalam. Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar ada jika terlihat dengan jelas dan berlangsung setiap waktu. DENGAR ADANYA STRIDOR. Stridor adalah bunyi yang kasar yang terdengar pada saat anak menarik napas.

3.2. KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS Klasifikasi lajur merah muda : anak memerlukan perhatian dan harus segera dirujuk atau dirawat inap. Ini adalah klasifikasi yang berat. Klasifikasi lajur kuning : anak memerlukan tindakan khusus, misalnya pemberian antiotik, antimalaria, cairan dengan pengawasan atau pengobatan lainnya. Klasifikasi lajur hijau : anak tidak memerlukan tindakan media khusus, petugas kesehatan mengajari ibu cara merawat anak di rumah.

GEJALA KLASIFIKASI Ada tanda bahaya umum atau Tarikan dinding dada kedalam atau Stridor PNEUMONIA atau PENYAKIT SANGAT BERAT Napas cepat PNEUMONIA Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat BATUK : BUKAN PNEUMONIA

4.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DIARE Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak dari normal. Diare biasa terjadi pada anak-anak umur antara 6 bulan sampai 2 tahun. Jenis Diare : 1. Bila terjadi lebih dari 14 hari disebut diare persisten. 2. Diare dengan darah dalam tinja disebut disentri.

4.1. MENILAI DIARE Anak yang menderita diare dinilai dalam hal : Berapa lama anak menderita diare. Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disentri. Adakah tanda-tanda dehidrasi. Tanyakan tentang diare pada semua anak : TANYA : Apakah anak menderita diare? TANYA : Sudah berapa lama? TANYA : Adakah darah dalam tinja? LIHAT keadaan umum anak : letargis / tidak sadar? gelisah / rewel? LIHAT apakah matanya cekung. BERI anak minum. bisa / malas / lahap minum CUBIT kulit perut anak.

4.2. KLASIFIKASI DIARE Ada 3 klasifikasi diare 1. Diare dengan dehidrasi 2. Diare Persisten 3. Disentri

4.2.1, KLASIFIKASI DIARE DEHIDRASI Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: Letargis atau tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas minum Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat. DEHIDRASI BERAT Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: Gelisah, rewel/mudah marah Mata cekung Haus, minum dengan lahap Cubitan kulit perut kembalinya lambat DEHIDRASI RINGAN SEDANG Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai

Untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak, mulailah dengan lajur merah muda. Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, klasifikasikan anak sebagai DEHIDRASI BERAT. Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, lihat lajur kuning. Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur ini, klasifikasikan anak sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG. Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kuning, klasifikasikan anak sebagai TANPA DEHIDRASI. Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, karena hanya ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tanpa menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.

4.2.2. DIARE PERSISTEN Setelah saudara mengklasifikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare persisten jika anak itu menderita diare selama 14 hari atau lebih. Ada dua klasifikasi untuk diare persisten yaitu: Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT DIARE PERSISTEN BERAT Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN Jika seorang anak menderita diare selama 14 hari atau lebih dan juga menderita dehidrasi berat atau ringan/sedang, klasifikasikan penyakit anak itu sebagai DIARE PERSISTEN BERAT. DIARE PERSISTEN Seorang anak dengan diare selama 14 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi diklasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN.

4.2.3. KLASIFIKASI DISENTRI Hanya ada satu klasifikasi untuk disentri, yaitu: DISENTRI Darah dalam tinja (beraknya campur darah) DISENTRI DISENTRI Seorang anak dengan diare dan ada darah dalam tinjanya, diklasifikasikan sebagai menderita DISENTRI.

5.0.PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAM Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam berdarah atau penyakit berat lainnya. Demam juga bisa timbul hanya karena menderita batuk pilek saja atau infeksi virus lainnya.

MALARIA Malaria yang berbahaya adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Demam merupakan tanda utama malaria. Demam bisa terjadi sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Anak dengan malaria mungkin menderita anemia kronis (tanpa demam) sebagai satusatunya tanda penyakit. Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan dengan tanda-tanda penyakit lainnya. Misalnya, anak mungkin sakit malaria dan batuk dengan napas cepat, suatu tanda pneumonia. 1 Anak ini membutuhkan pengobatan untuk malaria dan juga untuk pneumonia. Anak-anak dengan malaria mungkin juga menderita diare. Mereka membutuhkan obat antimalaria pengobatan untuk diare.

Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah penyebab kematian utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam waktu 24 jam setelah demam timbul pertama kali. Malaria yang berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat. Anak dapat meninggal jika tidak segera diobati. Menentukan Daerah Risiko Malaria: Untuk membuat klasifikasi dan mengobati anak-anak dengan demam, saudara harus mengetahui risiko malaria di daerah saudara. Tentukan apakah daerah saudara termasuk Risiko Tinggi Malaria, Risiko Rendah Malaria atau Tanpa Risiko Malaria.

CAMPAK Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda utama dari campak. Campak sangat menular. Antibodi dari ibu melindungi bayi dari campak selama kirakira 6 bulan. Kemudian perlindungan menghilang sedikit demi sedikit. Pada umumnya perumahan yang tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini. Campak disebabkan virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit campak. Hal ini menyebabkan anak berisiko terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya.

Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus. Komplikasi yang terpenting adalah: Diare (termasuk disentri dan diare persisten) Pneumonia. Luka di mulut. Infeksi telinga dan Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau kebutaan). Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus. Seorang anak dengan ensefalitis mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau letargis atau tidak sadar.

DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang oleh nyamuk Aedes albopictus. Masa inkubasinya 4-6 hari. Demam tinggi dan perdarahan merupakan gejala utama DBD. Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue Shock Syndrome).

5.1. MENILAI DEMAM Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika: Anak itu mempunyai riwayat demam atau Anak itu teraba panas atau Anak itu suhu aksilarnya 37.5 0 C atau lebih Tentukan risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa). Jika risiko malaria di daerah itu rendah atau tanpa risiko malaria, tanyakan kepada ibu tentang perjalanan: Apakah anak dibawa ke luar daerah selama 2 minggu terakhir? Jika ya, ke mana? Jika anak pergi ke luar daerah dalam 2 minggu terakhir, tentukan apakah daerah tersebut merupakan daerah dengan risiko malaria tinggi atau rendah.

Kemudian lanjutkan penilaian anak dengan demam sebagai berikut: TANYA Sudah berapa lama anak itu demam. Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari Apakah pernah dapat OAM dalam 2 minggu terakhir Riwayat campak dalam 3 bulan terakhir. Lalu LIHAT DAN RABA : Kaku kuduk. Pilek. Lihat Tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah.

Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terkahir, PERIKSA DAN LIHAT adanya gejala komplikasi campak, yaitu: luka di mulut, nanah keluar dari mata dan kekeruhan pada kornea. Gejala demam berdarah jika demam kurang dari 7 hari. TANYA, LIHAT, PERIKSA yang mungkin berupa perdarahan dari hidung, bintik perdarahan di kulit, muntah darah, berak kehitaman, nyeri ulu atau gelisah dan tanda-tanda syok.

5.2 KLASIFIKASI DEMAM Semua anak dengan demam harus diklasifikasikan untuk malaria. Jika anak menunjukkan gejala demam dan campak, klasifikasikan untuk malaria dan campak. Jika demam kurang dari 7 hari harus diklasifikasikan Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD).

5.2.1 KLASIFIKASI DEMAM UNTUK MALARIA Ada tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI. Bagan PERTAMA untuk mengklasifikasikan demam di daerah risiko tinggi malaria. Yang KEDUA untuk daerah risiko rendah malaria. Yang KETIGA untuk daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada riwayat perjalanan ke daerah dengan risiko malaria. Untuk mengklasifikasikan malaria, saudara harus tahu apakah daerah tersebut termasuk risiko malaria yang tinggi, rendah atau tanpa risiko. Kemudian saudara memilih tabel klasifikasi yang sesuai. Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan darah pada setiap anak demam di daerah risiko tinggi dan rendah malaria dengan RDT / Mikroskopik..

5.2.1.1 DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA: Gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria dengan tiga kemungkinan klasifikasi. Ada tanda bahaya umum ATAU Kaku kuduk. PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Demam (pada anamnesis atau pada perabaan atau suhu 37.5 0 C * atau lebih) DAN RDT Positif MALARIA Demam (pada anamnesis atau pada perabaan atau suhu 37.5 0 C * atau lebih) DAN RDT Negatif DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA

PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM ( Daerah Risiko Tinggi Malaria) Jika anak dengan demam mempunyai salah satu tanda bahaya umum atau kaku kuduk diklasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Anak ini mungkin menderita meningitis atau malaria berat (termasuk malaria serebral) atau sepsis, yang membutuhkan pengobatan segera dan rujukan. MALARIA ( Daerah Resiko Tinggi malaria ) Anak yang demam di daerah dengan risiko malaria tinggi, diklasifikasikan sebagai MALARIA, karena besar kemungkinan demamnya disebabkan oleh malaria DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA ( daerah resiko tinggi malaria )

5.2.1.2. DAERAH RISIKO RENDAH MALARIA: Jika seorang anak yang tinggal di daerah risiko rendah malaria, melakukan perjalanan ke daerah dengan risiko malaria tinggi, gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria Ada tanda bahaya umum ATAU Kaku kuduk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM TIDAK ada pilek DAN TIDAK ada Campak DAN TIDAK ada penyebab lain dari demam MALARIA ADA pilek ATAU ADA campak ATAU ADA penyebab lain dari demam DEMAM: MUNGKIN BUKAN MALARIA

PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM (Risiko Rendah Malaria) Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan risiko malarianya rendah, klasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. MALARIA (Risiko Rendah Malaria) Apabila resiko malaria rendah, anak yang demam TANPA pilek, TANPA campak, dan tidak ada penyebab lain dari demam diklasifikasikan sebagai MALARIA. DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA (Risiko Rendah Malaria) Jika resiko malarianya rendah dan anak pilek, atau ada campak atau ada penyebab lainnya, klasifikasikan anak sebagai DEMAM: MUNGKIN BUKAN MALARIA.

5.2.1.3 DAERAH TANPA RISIKO MALARIA DAN TIDAK ADA KUNJUNGAN KE DAERAH DENGAN RISIKO MALARIA Ada dua mungkin klasifikasi untuk anak yang demam di daerah tanpa risiko malaria: Ada tanda bahaya umum atau Kaku kuduk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Tidak ada tanda bahaya umum DAN tidak ada kaku kuduk DEMAM: BUKAN MALARIA Jika ada riwayat perjalanan ke daerah risiko malaria, tentukan apakah risiko malarianya tinggi atau rendah.

PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM ( Daerah Tanpa Risiko Malaria) Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan tidak ada risiko malaria, klasifikasikan anak sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. DEMAM: BUKAN MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria) Jika anak tidak menunjukkan gejala-gejala PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat pada lajur selanjutnya. Jika tidak ada risiko malaria, seorang anak dengan demam diklasifikasikan sebagai DEMAM: BUKAN MALARIA. Demamnya mungkin disebabkan oleh suatu masalah lain.

5.2.2. KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK Anak yang menunjukkan gejala utama demam dan campak saat ini (atau dalam 3 bulan terakhir) diklasifikasikan kedua-duanya yaitu malaria dan campak. Jika anak tidak mempunyai gejala-gejala yang mengarah ke campak atau tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir, anak jangan diklasifikasikan untuk campak. Lanjutkan dengan penilaian untuk DBD jika demam kurang dari 7 hari.

Ada 3 kemungkinan klasifikasi untuk campak: Ada tanda bahaya umum ATAU Kekeruhan pada kornea mata ATAU Luka di mulut yang dalam atau luas CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT Mata bernanah ATAU Luka di mulut CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN ATAU MULUT Terdapat campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir, tidak ada tanda tanda diatas CAMPAK

5.2.3 KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD Semua anak dengan demam kurang dari 7 hari diklasifikasikan untuk Demam Berdarah Dengue setelah dilakukan penilaian untuk malaria (dan mungkin campak). Ada tiga kemungkinan klasifikasi DBD: Ada tanda syok; ekstremitas teraba dingin dan nadi lemah / tak teraba atau Muntah bercampur darah/seperti kopi atau Berak berwarna hitam atau Perdarahan dari hidung atau gusi yang berat atau Bintik perdarahan di kulit (petekie) yang uji tomiket positif atau Sering muntah, tanpa diare DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Nyeri ulu hati atau gelisah atau Bintik perdarahan di kulit dan uji tomiket negatif MUNGKIN DBD DEMAM:

6.0 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI MASALAH TELINGA Salah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telilnga. Jika seorang anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan seringkali demam. Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya tidak sembuh dan anak menjadi tuli 6.1. MENILAI MASALAH TELINGA Seorang anak dengan masalah telinga dinilai untuk: TANYA : ada masalah telinga TANYA : apakah ada Nyeri telinga. TANYA dan LIHAT : Adanya nanah/cairan dari telinga. TANYA : Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanah RABA : Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga sebagai tanda mastoiditis

6.2 KLASIFIKASI MASALAH TELINGA Ada empat klasifikasi untuk masalah telinga: Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari atau Nyeri telinga MASTOIDITIS INFEKSI TELINGA AKUT Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi selama 14 hari atau lebih Tidak ada sakit telinga dan tidak ada nanah keluar dari telinga INFEKSI TELINGA KRONIS TIDAK ADA INFEKSI TELINGA

7.0. MEMERIKSA STATUS Periksa status gizi pada SEMUA anak. Anak yang sakit mungkin saja kurang gizi. Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan kematian. Anak yang menderita kurang gizi juga cenderung menderita kekurangan vit. A. Penyebab gangguan gizi : Kurang gizi makro : KKP marasmus dan kwasiorkor Kurang gizi mikro : kurang vit A, kurang yodium dll.

7.1. Menilai Status Gizi LIHAT : Apakah anak tampak sangat kurus LIHAT dan RABA : Pembengkakan pada kedua punggung kaki TENTUKAN : Berat badan menurut Panjang badan atau Tinggi badan Menggunakan indikator BB/PB atau BB/TB Z score ada 7 kategori 1. > +3 SD : Obesitas 2. > +2 SD : gemuk 3. > +1 SD : resiko gemuk 4. 0 SD : Median ( Normal ) atau gizi baik 5. < -1 SD : normal atau gizi baik 6. < -2 SD : kurus atau gizi kurang 7. < -3 SD : sangat kurus atau gizi buruk

7.2. KLASIFIKASI STATUS GIZI Badan sangat kurus ATAU BB/PB (TB ) < -3SD ATAU Bengkak pada kedua punggung kaki SANGAT KURUS DAN ATAU EDEMA Badan Kurus ATAU BB/PB ( TB ) -3SD - <-2SD KURUS BB/PB ( TB ) -2SD - +2SD Tidak ditemukan tanda tanda kelainan gizi diatas NORMAL Untuk menilai status gizi tidak memakai KMS, tetapi menggunakan Grafik Standar Pertumbuhan WHO 2005, sesuai dengan umur dan jenis kelamin

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI

PENDAHULUAN Setelah menilai dan mengklasifikasi penyakit anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun, dilanjutkan tindakan / pengobatan. Pengobatan pada anak sakit dimulai di klinik dan diteruskan di rumah. Pada beberapa keadaan, anak yang sakit berat perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut perlu dilakukan tindakan pra rujukan. Modul ini hanya untuk anak 2 bulan 5 tahun, sedangkan bayi muda umur kurang 2 bulan pada modul 5.

TUJUAN PEMBELAJARAN Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera. Menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan. Merujuk anak Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan. Memilih obat yang sesuai dan menentukan dosis dan jadwal pemebrian. Memberikan cairan tambahan untuk diare dan melanjutkan pemberian makan. Memberi imunisasi sesuai dengan kebutuhan. Memberikan suplemen vit. A Menentukan waktu untuk kunjungan ulang.

1. Menentukan Perlunya Rujukan Segera Ya 2. Menentukan tindakan Dan pengobatan Pra rujukan 3. Merujuk Anak Tidak 4. Menentukan tindakan Dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera

1.0. MENENTUKAN PERLUNYA DILAKUKAN RUJUAKAN SEGERA Pada bagan, semua klasifikasi berat / warna merah harus RUJUK SEGERA / RUJUK Rujuk Segera secepatnya merujuk anak ke fasilitas kesehatan dengan rawat inap yang mempunyai peralatan dan tenaga yang mampu merawat anak sakit lebih baik. Puskesmas Rawat Inap atau Rumah Sakit. Bila anak harus dirujuk sesuai klasifikasi pada bagan, rujuk dulu ke dokter Puskesmas ( bila ada ) Bila anak harus RUJUK SEGERA harus dilakukan tindakan pra rujukan, jangan melakukan tindakan yang tidak terlalu perlu

PASTIKAN BAHWA SETIAP ANAK DENGAN TANDA BAHAYA UMUM HARUS DIRUJUK, setelah mendapat dosis pertama antibiotika dan tindakan pra rujukan lainnya. Anak yang datang berobat tidak mempunyai TANDA BAHAYA UMUM, KLASIFIKASI BERAT atau MASALAH BERAT LAINNYA, tidak perlu dirujuk. PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT RUJUK SEGERA, sebelumnya beri dosis pertama antibiotika yang sesuai

DIARE DEHIDRASI BERAT bila tidak ada klasifikasi berat lain beri cairan Rencana Terapi C ; bila ada klasifikasi berat lain RUJUK SEGERA DIARE PERSISTEN BERAT : atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain RUJUK PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM : beri dosis pertama antibiotika yang sesuai, cegah kadar gula darah turun dan beri dosis pertama parasetamol, SEGERA RUJUK CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT : beri dosis pertanma antibiotika yang sesuai, beri vit. A, bila kornea keruh / mata bernanah beri salep / tetes mata antibiotika tanpa corticosteroid, beri dosis pertama parasetamol RUJUK SEGERA

DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) : Ada tanda syok beri O2 dan cairan intra vena yang sesuai petunjuk. SEGERA RUJUK Tidak ada tanda syok, muntah dan malas minum, beri cairan intravena yang sesuai petunjuk SEGERA RUJUK Anak masih mau minum beri oralit / cairan tambahan selama perjalanan. SEGERA RUJUK beri dosis pertama parasetamol MASTOIDITIS : beri dosis pertama antibiotika yang sesuai,beri dosis pertama parasetamol RUJUK SEGERA

2.0. MENENTUKAN TINDAKAN / PENGOBATAN PRA RUJUKAN Bila anak memerlukan rujukan segera, harus cepat ditentukan tindakan yang paling dibutuhkan dan segera berikan. Tindakan penting pra rujukan yang perlu ( pada buku bagan tercetak tebal ) 1. Beri dosis pertama antibiotika yang sesuai. 2. Beri suntukan pertama Artemeter untuk malaria berat ( didaerah resiko tinggi / rendah ) 3. Beri dosis pertama vit A

2.0. MENENTUKAN TINDAKAN / PENGOBATAN PRA RUJUKAN 4. Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok. 5. Cegah agar gula darah tidak turun9 termasuk memberi ASI, susu atau air gula ) 6. Beri dosis pertama suntukan antibiotika 7. Beri dosis pertama obat antimalarial oral 8. Beri dosis pertama Parasetamol jika demam tinggi atau nyeri akibat mastoiditis. 9. Beri salep / tetes mata antibiotika tanpa kortikosteroid 10. Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke rumah sakit.

Sebelum melakukan rujukan, lakukan tindakan / pengobatan pra rujukan Jelaskan kepada ibunya tindakan pra rujukan diperlukan untuk menyelamatkan kelangsungan hidup anak. Minta persetujuan orang tua ( informed consent ) sebelum melakukan tindakan. Jangan menunda rujukan untuk memberi tindakan yang tidak mendesak.

3.0. MERUJUK ANAK 1. Jelaskan tentang pentingnya rujukan. Minta persetujuan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Bila tidak mau, cari penyebabnya. 2. Hilangkan,kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah. 3. Tulis surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit. Beritahu ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan di RS. 4. Beri ibu instruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anak selama perjalanan ke RS.

4.0. MENENTUKAN TINDAKAN DAN PENGOBATAN UNTUK ANAK YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN Anak yang tidak memerlukan rujukan, dapat ditangani di klinik, yaitu semua yang klasifikasi pada warna kuning dan hijau ( lihat bagan ) Tindakan dan pengobatan anak yang tidak memerlukan rujukan : Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis dan jadwal pemberian. Memberi cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan. Memberi tindakan dan pengobatan infeksi likal. Memberi imunisasi sesuai kebutuhan. Memberi suplemen vitamin A.

4.1. MEMILIH ANTIBIOTIKA ORAL YANG SESUAI DAN MENENTUKAN DOSIS DAN JADWAL PEMBERIAN 1. Memberi antibiotika oral yang sesuai 2. Memberi obat antimalaria Oral 3. Memberi parasetamol untuk demam tinggi atau nyeri telinga. 4. Memberi vitamin A. 5. Memberi zat besi 6. Memberi obat cacingan LIHAT BAGAN

4.2. MEMBERI CAIRAN TAMBAHAN DAN TABLET ZINC UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN 1. Rencana TerapI A : PENANGANAN DIARE DI RUMAH 2. Rencana TerapI B : PENANGANAN DEHIDRASI RINGAN / SEDANG DENGAN ORALIT 3. Rencana TerapI C : PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT 4. Menangani Diare Persisten 5. Mengobati Disentri LIHAT BAGAN

4.3. Tindakan dan Pengobatan Infeksi Lokal Mengobati infeksi mata dengan salep / tetes antibiotika Mengeringkan telinga dengan kain / kertas penyerap. Mengobati luka di mulut dengan GV Meredakan batuk dan meredakan tenggorokan dengan bahan aman. LIHAT BAGAN 4.4. Memberikan imunisasi sesuai kebutuhan 4.5. Memberikan suplemen vit A kepada setiap anak sesuai kebutuhan LIHAT BAGAN

5.0. KUNJUNGAN ULANG Tulis kunjungan ulang untuk setiap klasifikasi. Bila terdapat beberapa waktu untuk kunjungan ulang, maka pilih waktu yang terpendek dan pasti. Waktu yang pasti bila tidak diikuti dengan kata bila atau jika

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 4 KONSELING BAGI IBU Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI

Saudara telah belajar cara mengobati anak sakit termasuk melanjutkan pengobatan di rumah.walaupun saudara dalam keadaan tergesa-gesa, sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan menyeluruh. Saudara akan mempelajari keterampilan berkomunikasi dalam modul ini.

TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan dan memberikan kesempatan kepada saudara untuk mempraktekkan tugas-tugas berikut ini: Menggunakan keterampilan komunikasi yang baik. Mengajari ibu cara memberikan obat oral di rumah Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah. Mengajari ibu cara pemberian cairan di rumah. Melakukan penilaian terhadap ASI dan makanan anak. Menentukan masalah pemberian ASI dan makanan anak. Konseling bagi ibu tentang masalah pemberian ASI dan makanan. Menasehati ibu tentang: Kapan kembali segera untuk perawatan lebih lanjut. Kapan kembali untuk berkunjung ulang Kapan kembali untuk imunisasi dan pemberian vitamin A Kesehatannya sendiri Menentukan prioritas nasihat.

1.0. MENGGUNAKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI YANG BAIK Pengobatan di klinik, perlu dilanjutkan di rumah. Keberhasilan pengobatan dirumah tergantung keterampilan saudara dengan ibu penderita. Ibu perlu mengetahui cara memberi obat dan mengerti tentang pentingnya pengobatan bagi anak Tanya dan dengar : puji nasihati Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawaban ibu dengan seksama. Maka anda akan tahu yang dilakukan dengan benar dan yang perlu diubah. : Jika ibu bertindak benar : batasi nasihat bagi ibu untuk hal yang benar. Gunakan bahasa yang dimengerti ibu. cek pemahaman : Ajukan pertanyaan untuk tahu apa yang dipahami ibu dan yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Hindari pertanyaan yang jawabannya ya dan tidak

1.1. MENASIHATI IBU CARA PENGOBATAN DI RUMAH Pada waktu mengajai ibu caara mengobati anak, gunakan 3 langkah dasar mengajar : 1. Memberi penjelasan 2. Memberi contoh 3. Memberi kesempatan praktek Ad.1 MEMBERI PENJELASAN jelaskan cara melakukan suatu tugas, seperti : Memberi salap mata. Mengeringkan telinga. Mengobati luka dimulut. Menyiapkan larutan oralit, atau Melegakan tenggorokan. ad.2 MEMBERI CONTOH Beri contoh untuk melakukan tugas tertentu, SEPERTI: Cara memegang anak pada waktu akan memberi salep mata Cara menyiapkan sumbu untuk mengeringkan telinga Cara mencampur satu bungkus oralit dengan air dengan air dalam jumlah yang benar Cara membubuhi genti violet di mulut anak Cara melegakan tenggorokan dengan bahan /obat yang aman dan dapat dibuat sendiri di rumah

1.1. MENASIHATI IBU CARA PENGOBATAN DI RUMAH Pada waktu mengajai ibu caara mengobati anak, gunakan 3 langkah dasar mengajar : 1. Memberi penjelasan 2. Memberi contoh 3. Memberi kesempatan praktek Ad.1 MEMBERI PENJELASAN jelaskan cara melakukan suatu tugas, seperti : Memberi salap mata. Mengeringkan telinga. Mengobati luka dimulut. Menyiapkan larutan oralit, atau Melegakan tenggorokan.

ad.2 MEMBERI CONTOH Beri contoh untuk melakukan tugas tertentu, SEPERTI: Cara memegang anak pada waktu akan memberi salep mata Cara menyiapkan sumbu untuk mengeringkan telinga Cara mencampur satu bungkus oralit dengan air dengan air dalam jumlah yang benar Cara membubuhi genti violet di mulut anak Cara melegakan tenggorokan dengan bahan /obat yang aman dan dapat dibuat sendiri di rumah

Ad3. MEMEBERI KESEMPATAN IBU PRAKTEK Ibu diminta mengerjakan suatu tugas di hadapan saudara,seperti: Membutuhkan salep untuk mata anak Mencampur/melarutkan oralit Memberikan dosis pertama antibiotik. WAKTU MENGAJARI IBU Gunakan bahasa dan kata-kata yang dimengerti ibu Saat peragaan, gunakan alat bantu yang sudah dikenal. Beri umpan balik pada waktu prakterk. Puji bila ibu mengerjakan tugas dengan baik dan perbaiki saat itu juga jika ibu membuat kesalahan Ciptakan suasana yang menyenangkan sehingga ibu mau bertanya. Jawab semua pertanyaan yang diajukan

1.2. MENGECEK PEMAHAMAN IBU Setelahsaudara mengajari ibu cara pengobatan dirumah, tentuk kita ingin mengetahui pemahaman ibu itu apakah benar. kita bertanya kepada ibu. Pertanyaan tersebut sedemikian rupa sehingga jawabannya TIDAK HANYA ya atau tidak. Pertanyaan yang baik harus mencakup : apa, mengapa, bagaimana, kapan atau berapa banyak ibu memberi obat.

Menentukan jenis dan dosis obat yang sesuai untuk umur atau berat bada anak Memberitahukan ibu alasan pemberian obat kepada anak Memperagakan cara mengukur satu dosis Mengamati cara ibu menyiapkan obat satu dosis Ibu memberi dosis pertama pada anak

Menjelaskan cara memberi obat, kemudian beri tanda dan pembungkus Bila anak mendapat lebih dari satu jenis obat: pilih, hitung dan kemas tiap jenis obat secara terpisah Menjelaskan bahwa obat yang diberikan harus diminum sampai habis sesuai jadwal pengobatan, walaupun keadaan anak sudah membaik Mengecek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik

3. MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI INFEKSI LOKAL DIRUMAH Jelaskan kepada ibu tentang pengobatan yang diberikan dan alasannya Uraikan langkah-langkah pengobatan infeksi lokal Amati cara ibu melakukan pengobatan ini di klinik Jelaskan berapa kali ibu harus mengerjakannya di rumah Jika dibutuhkan pengobatan di rumah, beri ibu salep mata tetrasiklin/kloramfenikol atau 1 botol kecil berisi gentian violet Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik

Langkah-langkahnya: Bersihkan kedua mata 3 kali sehari Cuci tangan Mintalah anak untuk menutup memejamkan mata Gunakan kain bersih dan air untuk membersihkan nanah dan hati-hati Kemudian oleskan salep mata tetrasiklin pada kedua matanya, 3 kali sehari Mintalah anak untuk melihat keatas, tarik kelopak mata bawah perlahan lahan kearah bawah Oleskan sejumlah kecil salep sebesar butir beras pada bagian dalam dari kelopak mata bawah Cuci tangan kembali Obati kedua mata sampai kemerahan hilang Jangan menggunakan obat salep mata atau obat tetes mata yang lain atau memberi sesuatu di mata.

Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau kertas tissue yang kuat, menjadi sebuah sumbu Jangan mengunakan lidi kapas Masukkan sumbu tersebut kedalam telinga anak Keluarkan sumbu jika sudah basah Ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi langkah-langkah diatas sampai telinga anak kering Jaga agar telinga yang sakit tidak kemasukan air pada waktu mandi

3.3. MENGOBATI LUKA MULUT DENGAN GENTIAN VIOLET Mengobati luka di mulut akan mencegah infeksi dan membantu anak agar dapat makan. Ajari ibu mengobati luka mulut dengan Gentian Violet dengan cara: Obati luka di mulut 2 kali sehari, pagi dan sore selama 5 hari Cuci tangan ibu dulu Basuh mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang dibasahi dengan larutan garam Oleskan gentian violet 0.25% pada mulut anak dangan menggunakan lidi kapas Cuci tangan ibu kembali

Gunakan bahan yang aman untuk meredakan batuk dan melegakan tenggorokan Bahan aman yang dianjurkan :» ASI Eksklusif untuk bayi sampai umur 6 bulan» Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis dengan perbandingan yang sama Obat yang tidak dianjurkan : Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung codein Obat-obatan dekongestan oral dan nasal

Aturan pertama perawatan di rumah : BERI CAIRAN TAMBAHAN Jika seorang anak Diare tanpa dehidrasi diperbolehkan pulang, ibu perlu dinasihati tentang cara memberi cairan tambahan di rumah (Rencana Terapi A) Cairan tambahan antara lain: ASI lebih sering dan lebih lama, air matang,cairan rumah tangga yang lain seperti : larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) dan oralit Pada keadaan tersebut, ibu perlu diajari cara mencampur dan memberikan oralit kepada anak. Peragakan cara mencampur dan meminumkan pada anak. Ibu diminta untuk mengerjakan sendiri, sementara saudara mengamati

Cuci tangan dengan sabun Ukur 200ml air matang (gunakan elas belimbing atau gelas ukur bila ada). Gunakan air yang sudah direbus kemudian dinginkan. Bila tidak mungkin gunakan air minum yang paling bersih yang tersedia Tuangkan seluruh bubuk oralit (200ml) kedalam berisi air matang tersebut Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut Cicipi rasa oralit, agar saudara tahu rasa oralit Terangkan bahwa larutan oralit harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama. Buanglah sisa oralit yang dibuat sehari sebelumnya. Beri 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan di rumah

Jelaskan kepada ibu bahwa anak harus tetap minum cairan yang biasa diminumnya sehari-hari dan minum cairan tambahan Jelaskan kepada ibu bahwa diare akan segera berhenti. Oralit tidak akan menghentikan diare. Keuntungan pemberian oralit adalah mengganti cairan dan garam yang hilang bersama diare serta mencegah menjadi lebih parah Jelaskan kepada ibu untuk : Memberi cairan sedikit demi sedikit tapi sering dengan menggunakan gelas atau mangkuk. Gunakan sendok untuk anak yang masih kecil Bila anak muntah, tunggu kurang lebih 10 menit, kemudian minumkan lagi dengan lebih lambat Melanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

Contoh : Umur sampai 1 tahun 1sendok teh per menit (1 jam : 60 x 5ml = 300ml) Umur 1sampai 5 tahun 2 sendok teh per menit (1 jam : 60 x 10ml = 600ml)

Kartu nasihat ibu diberikan kepada ibu, untuk membantu ibu mengingat keterangan penting,termasuk jenis cairan dan makanan yang harus yang diberikan pada anak Perlihatkan kartu nasihat ibu dan tunjukkan jenis cairan yang dapat diberikan. Beri tanda ceklis dengan pencil pada kotak pemberian cairan, sehingga nasihat dapat diganti bilamana perlu pada kunjungan berikut. beri tanda ceklis pada kotak oralit bila saudara memberi oralit Beri tanda ceklis pada kotak makanan cair bila saudara menasihati ibu untuk memberi makanan cair di rumah tangga seperti kuah sop/bakso, kuah sayur, air tajin dan lain-lain Beri tanda ceklis pada kotak air matang bila saudara menasihati ibu memberi air matang.

Anjuran pemberian makan ini sesuai untuk keadaan anak sakit maupun sehat. Selama sakit, biasanya anak sulit makan,tapi mereka harus makan sesuai umur dan frekwensi yang dianjurkan. Walaupun tiap kali makan anak tidak manghabiskan porsinya. Setelah sembuh, makanan yang baik akan membantu pemilihan kehilangan berat badan dan mencegah kurang gizi. Pada anak sehat, makanan yang baik akan mencegah timbulnya penyakit.

5.1. ANJURAN UNTUK BAYI BARU LAHIR SAMPAI 6 BULAN makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan adalah air susu ibu. Meneteki secara eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI, tidak diberi tambahan makanan atau cairan lain. Keuntungan pemberian ASI adalah: 1. ASImengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi 2. Zat gizi dalam ASI lebih mudah diabsorbsi 3. ASI menyediakan semua cairan yang dibutuhkan bayi 4. ASI melindungi bayi terhadap infeksi 5. Meneteki menumbuhkan hubungan erat 6. Meneteki untuk kesehatan ibu

5.2. ANJURAN UNTUK ANAK UMUR 6 SAMPAI 9 BULAN Untuk kelompok umur ini, ASI tetap merupakan makanan terpenting bagi bayi, tetapi ibu harus sudah mulai memberi makanan tambahan disamping ASI. Makanan ini disebut makanan pendamping ASI ( MP ASI ), karena stelah umur 6 bulan, ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuhan kalori Pada kelompok umur ini, bayi mulai dikenalkan sedikit demi sedikit dengan berbagai jenis makanan padat dan bergizi yang dilumatkan. Lanjutkan pemberian ASI sesering yang dikehendaki bayi pagi, siang dan malam sampai anak beumur 2 tahun Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan (padat, semipadat maupun cairan) yang diberikan pada bayi/anak selama bayi/anak masih minum ASI. Susu formula bukanlah MP ASI.

5.3. ANJURAN UNTUK BAYI UMUR 9 SAMPAI 12 BULAN Memberikan makan anak secara aktif sangat penting. Memberikan makan secara aktif berarti mendorong anak untuk mau makan. Anak tidak berbagi 1 porsi makanan dengan saudaranya. Anak harus mendapat 1 porsi yang cukup untuk dirinya sendiri. Ibu atau pengasuh anak (kakak, ayah atau nenek) harus duduk bersama anak sewaktu makan dan mambantu anak memasukkan sendok ke mulutnya sampai anak bisa makan sendiri. Porsi yang cukup berarti anak sudah tidak mau makan lagi meskipun dengan cara pemberian makan secara aktif.

Ibu tetap melanjutkan meneteki sesering yang dikehendaki anak dan juga memberi makanan pendamping yang bergizi tinggi. Variasi jenis dan jumlah makanan harus ditingkatkan. Makanan keluarga menjadi bagian utama makanan anak dan diberikan harus dalam bentuk yang lebih halus/lembik agar mudah dicerna anak. Porsi yang cukup dan pemberian makan secara aktif tetap merupakan hal penting

5.5. ANJURAN UNTUK ANAK UMUR 24 BULAN ATAU LEBIH Pada umur ini anak harus mendapat makanan keluarga yang bervariasi sebanyak 3 kali sehari. Juga harus diberi makanan selingan 2 kali sehari yang bergizi tinggi, diberikan diantara waktu makan.

5.6. Anjuran Pemberian Makan untuk Anak dengan DIARE PERSISTEN Jika masih terdapat ASI, berikan lebih sering dan lebih lama, pagi, siang dan malam. Jika anak mendapat susu selain ASI: Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau Untuk bayi umur lebih dari 6 bulan, gantikan setengah bagian susu dengan bubur tempe Jangan diberi susu kental manis. Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan yang sesuai dengan umur anak.

CARA MEMBUAT BUBUR-TEMPE Bahan: Beras 40 g ½ gelas Tempe 50 g 2 potong Wortel 50 g ½ gelas Cara membuat: 1. Buatlah bubur. Sebelum matang masukkan tempe dan wortel. 2. Setelah matang diblender (dihancurkan dengan saringan) sampai halus. 3. Bubur tempe siap disajikan.

6.0. Menilai Cara Pemberian Makan Anak Tanyakan tentang cara pemberian makan pada anak sehari-hari dan selama sakit. Bandingkan jawaban ibu dengan ANJURAN PEMBERIAN MAKAN yang sesuai untuk umur anak. TANYAKAN: Apakah ibu meneteki anak ini? Berapa kali sehari (dalam 24 jam)? Apakah ibu juga meneteki pada malam hari? Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? Makanan atau minuman apa? Berapa kali sehari? Alat apakah yang ibu gunakan untuk memberi makan/minum anak? Pada kasus BGM Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak? Apakah anak mendapat porsi tersendiri? Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya? Selama ia sakit ini, apakah ada perubahan pemberian makan anak?

7.0 MENENTUKAN MASALAH PEMBERIAN MAKAN ANAK Sebelum memberi nasihat tentang pemberian makanan, saudara harus melengkapi penilaian pemberian makan dengan menentukan masalahnya. Berdasarkan jawaban ibu, tentukan perbedaan antara yang sebenarnya dilakukan dengan yang dianjurkan. Contoh: masalah pemberian makan tercantum dalam kotak dibawah ini. Masukkan contoh masalah pemberian makan setempat dan tulis anjuran yang sesuai untuk masalah tersebut di kotak-kotak kosong di bawah ini. CONTOH MASALAH PEMBERIAN MAKANAN PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN ANAK YANG DILAKUKAN IBU ANJURAN PEMBERIAN MAKAN Bayi umur 3 bulan diberi larutan gula dan ASI Bayi 3 bulan hanya diberi ASI tanpa tambahan makanan atau cairan lain.

Selain perbedaan antara yang sebenarnya dilakukan dengan anjuran makan, beberapa masalah lain mungkin timbul berdasarkan jawaban ibu. Contoh: Kesulitan Menetek Menggunakan botol susu Tidak memberi makan secara aktif Tidak diberi makan yang baik selama sakit Terlalu dini memberi makanan tambahan

8.0 MENASEHATI IBU TENTANG MASALAH PEMBERIAN MAKAN ANAK Saudara telah menentukan masalah pemberian makan, maka saudara harus mampu membatasi nasihat kepada ibu untuk masalah yang paling relevan. 8.1. MEMBERI NASIHAT YANG SESUAI Jika tidak ada masalah pemberian makan, beri ibu pujian karena telah melakukan pemberian makan secara baik. Beri dorongan agar ibu tetap memberi makan seperti yang telah dilakukannya selama anak sakit dan sehat. Jika umur anak berasa dalam perbatasan kelompok umur, jelaskan anjuran bagi kelompok umur yang baru kepada ibu. Sebagai contoh, jika anak hampir berumur 6 bulan, jelaskan makanan pendamping yang sesuai untuk anak umur 6 bulan, kapan memulainya dan berapa banyak. Jika anjuran pemberian makan anak tidak diikuti, jelaskan sekali lagi anjuran tersebut.

Jika ibu mengeluh kesulitan dalam pemberian ASI, lakukan penilaian pemberian ASI (Lihat Bagan BAYI MUDA). Jika perlu, tunjukkan kepada ibu posisi meneteki dan cara melekat yang benar. Saudara akan mempelajari cara meneteki yang benar pada modul BAYI MUDA. Jika bayi umur kurang dari 6 bulan dan menerima susu no-asi atau makanan lain: Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI sesuai kebutuhan anak. Anjurkan ibu untuk memberi ASI lebih sering, pagi, siang dan malam dan secara bertahap mengurangi pemberian susu non-asi atau makanan lainnya. Jika susu non ASI terpaksa harus dilanjutkan, nasihati ibu agar: Memberi ASI sesering mungkin, termasuk pada malam hari. Memastikan bahwa susu non ASI tersebut tepat dan mudah diperoleh. Memastikan bahwa susu no ASI tersebut disiapkan dengan benar dan higienis serta diberikan dalam jumlah yang cukup. Membuat susu non ASI hanya sejumlah yang dapat dihabiskan anak dalam waktu 1 jam untuk menghindarkan kerusakan. Jika masih ada sisa, buang.

Jika ibu memberi susu kepada bayi menggunakan botol. Nasihati ibu mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas. Peragakan cara mamberi susu dengan cangkir/ mangkuk/ gelas. Gelas lebih baik daripada botol, karena lebih mudah dibersihkan. Gelas tidak manganggu pemberian ASI karena tidak menimbulkan bingung putting. Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk: Duduk di samping anak dan membujuk anak untuk makan Memberi makan anak dengan porsi cukup dalam piring atau mangkuk sendiri Mengamati makanan yang disukai anak dan mempertimbangkan hal ini pada waktu menyiapkan makanan anak.

Jika anak tidak diberi makan dengan baik selama sakit, nasihati ibu agar: Memberi ASI lebih sering dan lebih lama jika mungkin. Memberi makan yang lembek, bervariasi, menarik dan disukai anak, agar anak mau makan sebanyak mungkin. Berikan dalam porsi yang kecil tapi sering. Membersihkan hidung anak yang tersumabt, jika hal itu mempengaruhi makannya Tetap membujuk anak untuk makan, karena nafsu makan akan lebih baik setelah keadaan anak membaik.

8.2. MENGGUNAKAN KARTU NASIHAT IBU Kartu Nasehat ibu diberikan kepada setiap ibu untuk membantu ibu mengingat makanan dan cairan yang benar untuk anak dan kapan harus kembali segera ke petugas kesehatan. Dalam Kartu Nasihat Ibu terdapat kata-kata dan gambargambar yang menjelaskan nasihat-nasihat pokok. Selain itu juga ada kotak untuk menandai cairan yang tepat untuk diare. Beberapa Kegunaan Kartu Nasihat Ibu: Untuk mengingat saudara mengenai nasihat penting yang harus disampaikan kepada ibu tentang makanan, cairan dan kapan harus segera kembali. Untuk mengingat ibu tentang nasihat dari petugas kesehatan mengenai apa yang harus dilakukan ibu dirumah. Ibu mungkin akan menunjukkan kartu ini pada anggauta keluarga lainnya dan dengan demikian lebih banyak orang akan belajar pesan-pesan yang terdapat di dadalamnya. Ibu akan senang bila diberi sesuatu pada waktu kunjungan ke klinik.

9.0. MENASEHATI IBU TENTANG PEMBERIAN CAIRAN SELAMA ANAK SAKIT Pada waktu sakit, anak kehilangan cairan karena demam, napas cepat, diare atau oleh penyakit itu sendiri seperti Demam Berdarah Dengue. Anak akan merasa lebih baik dan tetap kuat apabila ia minum cairan tambahan untuk mencegah dehidrasi. Cairan tambahan terutama diperlukan oleh anak-anak yang menderita diare; sehingga harus diberi cairan menurut Rencana Terai A atau B sesuai yang dijelaskan pada bagan PENGOBATAN. MENASEHATI IBU UNTUK MENINGKATKAN PEMBERIAN CAIRAN SELAMA ANAK SAKIT. UNTUK SETIAP ANAK SAKIT: Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali meneteki. Tingkatkan pemberian cairan. Contoh: beri kuah sayur, air tajin, atau air matang. UNTUK ANAK DIARE: Pemberian cairan tambahan dapat menyelamatkan nyawa anak. Beri cairan sesuai Rencana Terapi A atau B pada Bagan PENGOBATAN. UNTUK ANAK DENGAN MUNGKIN DBD: Pemberian cairan tambahan sangat penting Beri cairan tambahan (cairan apa saja atau oralit).

10.0. MENASEHATI IBU TENTANG PENGGUNAAN KELAMBU UNTUK PENCEGAHAN MALARIA MENASEHATI TENTANG PENGGUNAAN KELAMBU UNTUK PENCEGAHAN MALARIA Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu Kelambu yang tersedia mengandung obat anti nyamuk yang dapat membunuh nyamuk tapi aman bagi manusia Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambuujung kelambu harus ditempatkan dibawah kasur / tikar Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan disaluran air. Sungai, Perhatikan juga hal-hal berikut : Jangan mengantungkan pakaian didalam rumah Bila mungkin, semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan oleskan anti nyamuk saat bepergian. SEGERA BEROBAT BILA ANAK DEMAM

11.0. MENASEHATI IBU KAPAN HARUS KEMBALI KE PETUGAS KESEHATAN Setiap ibu yang membawa pulang anaknya perlu diberitahu kapan harus kembali ke petugas kesehatan. Anak mungkin perlu kembali: KUNJUNGI ULANG setelah waktu tertentu (misalnya, untuk mengecek kemajuan pengobatan dengan antibiotik). SEGERA, jika timbul tanda-tanda penyakitnya bertambah parah, sebelum waktu kunjungan ulang yang telah ditentukan. KUNJUNGAN ANAK SEHAT misalnya untuk pemberian imunisasi. Mengajari ibu tanda-tanda untuk kembali segera adalah sangat penting.

11.1. KUNJUNGAN ULANG Pada setiap akhir kunjungan, jelaskan kapan ibu harus kembali untuk kunjungan ulang. Kadang-kadang seorang anak membutuhkan tindak lanjut untuk lebih dari satu masalah Anak dengan: Kunjungan ulang: PNEUMONIA DISENTRI MALARIA, jika masih demam DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA, jika masih demam DEMAM-BUKAN MALARIA, jika masih demam CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT MUNGKIN DBD, jika masih demam DEMAM-MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH, jika masih demam 2 hari DIARE PERSISTEN INFEKSI TELINGA AKUT INFEKSI TELINGA KRONIS MASALAH PEMBERIAN MAKAN PENYAKIT LAIN, jika tidak ada perbaikan 5 hari

11.2. KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA Bagian ini merupakan bagian terpenting dari KAPAN HARUS KEMBALI. Gunakan Kartu Nasihat ibu apda waktu menasihati ibu tanda kapan untuk kembali segera. Gunakan istilah-istilah yang dimengerti ibu. Kartu Nasihat Ibu menampilkan tanda-tanda tersebut dalam bentuk kalimat maupun dalam gambar. Lingkari tanda-tanda yang harus diingat ibu. Cek pemahaman ibu sebelum ibu meninggalkan klinik.

. KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA: Nasihat ibu agar kembali SEGERA bila ditemukan tanda-tanda sbb: Setiap anak sakit Tidak bisa minum atau menetk. Bertambah parah. Timbul demam. Anak dengan Batuk: Bukan Pneumonia, juga kembali jika: Jika anak DIARE, juga kembali jika: Napas cepat. Sukar bernapas. Berak campur darah. Malas minum Jika anak: Mungkin DBD atau Demam-Mungkin bukan DBD, juga harus kembali jika: Ada tanda-tanda perdarahan. Ujung ekstremitas dingin. Nyeri ulu hati atau gelisah. Sering muntah. Pada hari ke 3 suhu turun dan anak

11.3. KUNJUNGAN ANAK SEHAT BERIKUTNYA Nasehati ibu kapan harus kembali ke klinik untuk pemberian imunisasi dan suplemen vitamin A kecuali jika telah terlalu banyak hal yang harus diingat ibu dan ibu memang akan segera kembali. 11.4. MENASEHATI IBU TENTANG KESEHATANNYA SENDIRI Pada kunjungan sewaktu anak sakit, tanyakan apakah ibu sendiri mempunyai masalah. Ibu mungkin membutuhkan pengobatan atau rujukan untuk masalah kesehatannya sendiri.

Menasehati ibu tentang Kesehatan Dirinya Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu, atau dirujuk. Jika ibu mempunyai masalah pada payudaranya (misalnya pembengkakan, nyeri pada puting susu, infeksi payudara), berikan perawatan atau rujuk untuk pertolongan lebih lanjut. Nasihati ibu agar makan dengan baik demi menjaga kekuatan dan kesehatan dirinya. Periksa status iminisasi ibu dan jika dibutuhkan beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan pelayanan terhadap: Program Keluarga Berencana Konseling perihal penyakit Menular Seksual dan Pencegahan AIDS