ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1

BAB III SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1. paket data. Adapun kinerja yang akan dibahas adalah rata-rata jumlah paket dalam

BAB II TEORI ANTRIAN. Denmark yang bernama A.K.Erlang, yang bekerja pada perusahaan telepon di

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

BAB II LANDASAN TEORI. Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian merupakan kejadian yang dapat dijumpai pada peristiwa-peristiwa

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN ANALISIS SIMULASI DAN TEORI PADA MODEL ANTRIAN M/M/S. diajukan untuk memenuhi persyaratan

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK

BILANGAN ACAK (RANDOM NUMBER)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

BAB II. Landasan Teori

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK (Random Number Generator)

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/G/1 PADA JARINGAN PACKET SWITCHING. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Pengantar Proses Stokastik

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

Unnes Journal of Mathematics

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

BAB II LANDASAN TEORI

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG SKRIPSI. Oleh: LENTI AGUSTINA LIANASARI TAMBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

Dasar-dasar Simulasi

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

PEMBANGKIT BILANGAN RANDOM RANDON NUMBER GENERATOR (RNG)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN PADA TOKO OBAT KHARISMA, JAKARTA TIMUR

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK MENGGUNAKAN METODE HYPEREXPONENTIAL

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan

PENENTUAN MODEL DAN UKURAN KINERJA PROSES ANTRIAN PADA UNIT PELAYANAN TEKNIK DINAS PUSKESMAS LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP. Dr. KARIADI BAGIAN POLIKLINIK, LABORATORIUM, DAN APOTEK

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BATCHER- BANYAN

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN BUFFER TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1 Desy C. Silaban, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: desy_c_silaban@students.usu.ac.id or desysilaban16@gmail.com Abstrak Sistem antrian sangat banyak terdapat dalam kehidupan nyata diantaranya pada loket ATM, aliran data dan yang lainnya. Sistem antrian M/M/1 adalah sistem antrian dengan satu pelayan dengan tempat tunggu yang tidak terbatas. Pada tulisan ini dianalisis sistem antrian M/M/1 yang dianggap terdapat pada sebuah jaringan paket data. Perolehan kinerja dilakukan secara simulasi dan secara teoritis. Selanjutnya kedua hasil analisis tersebut dibandingkan. Adapun hasil yang diperoleh dari analisis untuk utilasi = 0,5 diperoleh rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 0,75975 detik dan hasil perhitungan teori 1,00 detik, rata-rata waktu tunggu pada sistem antri secara simulasi 0,00151 detik dan perhitungan teori 0,002 detik. Untuk utilasi = 0,7 rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 1,16768 detik dan hasil perhitungan teori 2,316 detik, rata-rata waktu tunggu pada sistem antri secara simulasi 0,00233 detik dan perhitungan teori 0,005 detik. Untuk utilasi = 0,9 diperoleh rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 2,5555 detik dan hasil perhitungan teori 8,475 detik, rata-rata waktu transaksi secara simulasi 0,00179 detik dan perhitungan teori 0,002 detik. Kata kunci : Sistem Antrian, Sistem Antrian M/M/1 1. Pendahuluan Aplikasi teori antrian sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Adanya jumlah pelayan (server) yang terbatas dalam memenuhi permintaan pelayanan pelanggan (customer) mengakibatkan terjadinya antrian yang panjang. Pada dasarnya teori antrian berkenaan dengan seluruh aspek dari situasi dimana pelanggan harus antri untuk mendapatkan suatu layanan[1]. Di samping itu, antrian tersebut dipengaruhi pula dengan kualitas pelayanan. Apabila sistem pelayanan berada pada fase lambat dengan kondisi laju pelayanan yang lebih lambat dari kondisi normal (dari fase cepat) atau sistem down karena server ditempati oleh server yang lain, maka pelanggan tidak mendapatkan pelayanan secara maksimal. tidak akan pernah kembali lagi[1]. Karena pentingnya sistem antrian dalam kehidupan sehari-hari maka pada tulisan ini penulis membahas sebuah sistem antrian dengan model M/M/1. 2. Teori Antrian Teori Antrian adalah salah satu teori untuk menganalisis sistem antrian. Antrian timbul disebabkan oleh adanya kebutuhan layanan yang melebihi kapasitas fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak dapat segera dilayani yang disebabkan adanya kesibukan layanan. Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah perusahaan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan terlalu lama mengantri[1]. Sistem antrian terdiri satu atau lebih pelayanan yang mana penyediaan pelayanan tersebut digunakan untuk melayani bermacam-macam jenis antar kedatangan pelanggan. Pelanggan yang datang jika mendapati keadaan pelayanan sedang sibuk makapelanggan tersebut akan bergabung dalam anrian dalam satu baris dan yang terdekat siap untuk masuk pada pelayaan berikutnya. Perlakuan seperti inilah yang disebut Sistem Antrian. Sedangkan jika ketika masuk antrian pelanggan mendapatkan kondisi pelayanan sedang kosong maka pelanggan tersebut dapat langsung masuk untuk dilayani dan tidak perlu menunggu untuk mengantri[2]. Dalam sistem antrian komponen dasar antrian adalah kedatangan dan pelayanan. Proses suatu antrian merupakan proses yang meliputi copyright DTE FT USU 165

dimana pelanggan akan masuk dalam sistem kemudian akan mengalami antrian hingga pelanggan akan dilayani dan akhirnya selesai dilayani oleh sistem. Komponen dasar proses antrian ada 3 yaitu[3] : 1. Sumber Kedatangan 2. Pelayanan 3. Antrian 2.1. Struktur Dasar Proses Antrian Proses antrian pada umumnya dikelompokkan kedalam empat model struktur dasar menurut sifat-sifat dan pelayanan, yaitu[4]: 1. Satu Saluran Satu Tahap (Single Channel Single Phase) Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu fasilitas pelayanan. 2.. Satu Saluran Banyak Tahap (Single Channel Multi Phase) Satu saluran banyak tahap (single channel multi phase) adalah model antrian yang mempunyai satu barisan pelayanan dan beberapa pelayanan. 3. Banyak Saluran Satu Tahap (Multi Channel Single Phase) Banyak saluran dan satu tahap adalah model antrian yang mempunyai banyak barisan serta hanya satu pelayanan. 4. Banyak Saluran Banyak Tahap (Multi Channel Multi Phase). Sistem Multi Channel Multi Phase ini menunjukkan bahwa setiap sistem mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap sehingga terdapat lebih dari satu pelanggan yang dapat dilayani pada waktu bersamaan[4]. 2.2 Notasi Sistem Antrian Dalam suatu sistem antrian digunakan sebuah notasi untuk mengetahui ciri dari suatu antrian. Notasi merupakan kombinasi proses kedatangan dengan pelayanan. Pada umumnya notasi antrian ini dikenal sebagai notasi Kendall, yaitu[5]: (a/b/c):(d/e/f) a Distribusi kedatangan (Arrival Distribution) b Distribusi waktu pelayanan atau keberangkatan (Service Time Departure) c d Jumlah pelayan dalam paralel (dimana c = 1,2,3,, ) Disiplin Pelayanan e Jumlah maksimum yang diizinkan dalam sistem (Queue and System) f Jumlah paket yang ingin memasuki sistem sebagai sumber Notasi standar ini dapat diganti dengan kode kode yang sebenarnya dari distribusi distribusi yang terjadi dan bentuk bentuk lainnya, seperti: M Distribusi kedatangan atau keberangkatan dari proses Poisson. Dapat juga menggunakan distribusi eksponensial. D K N E d G GI GD NPD PRD Konstanta atau deterministic interarrival atau service time (waktu pelayanan). Jumlah pelayanan dalam bentuk paralel atau seri. Jumlah maksimum paket dalam sistem. Distribusi Erlang atau Gamma untuk waktu antar kedatangan atau waktu pelayanan denganparameter d. Distribusi umum dari service time atau keberangkatan (departure). Distribusi umum yang independen dari proses kedatangan. General Discipline (disiplin umum) dalam antrian. Non-Preemptive Discipline Preemptive Discipline Contoh penerapan dari kode kode ini adalah sebagai berikut[5]: dimana simbol a,b,c,d,e, dan f ini merupakan unsur unsur dasar dari model sistem antrian. Penjelasan dari simbol simbol ini adalah sebagai berikut[4]: M (M/M/k):(GD/ / ) Kode di atas berarti: Distribusi Poisson atau Eksponensial copyright DTE FT USU 166

M Distribusi yang sama untuk waktu pelayanan 4. Pembangkit Bilangan Acak (Random Number Generator) K GD Jumlah server General Discipline Paket yang masuk dan sumber yang tak terhingga 3. Sistem Antrian M/M/1 Salah satu model paling sederhana dalam sistem antrian adalah model saluran tunggal ( single-channel model ) yang ditulis dengan notasi sistem M/M/1. Sesuai dengan notasi Kendalnya, sistem M/M/1 menunjukkan sistem antrian tersebut memiliki distribusi interarrival time dan distribusi service time berbentuk distribusi eksponensial dan juga memiliki jumlah server = 1. Jika dianggap bahwa sebuah state adalah suatu ukuran suatu populasi, maka ia bisa bertambah pada suatu waktu (birth) dengan satu anggota dari populasi tersebut bisa berkurang satu (death). Dalam suatu sistem yang sesungguhnya sebuah state bisa berupa : jumlah paket didalam sebuah prosesor, jumlah panggilan baru didalam sentral telepon, dan lainlain[3]. Sistem antrian ini diasumsikan digunakan pada simpul jaringan paket data. Adapun kinerja yang akan dibahas adalah rata-rata jumlah paket dalam sistem, rata-rata jumlah paket dalam tempat antrian, rata-rata waktu transaksi, ratarata waktu tunggu dalam sistem dan rata-rata waktu tunggu pada tempat antri. Gambar 1 memperlihatkan sistem antrian M/M/1. Gambar 1. Model Sistem Antrian M/M/1 Paket paket tiba secara acak, kemudian paket antri di dalam buffer sebelum dilayani oleh server. Setelah selesai dilayani, maka paket-paket meninggalkan sistem antrian melintasi outgoing link menuju tujuan. Bilangan acak merupakan bilangan sembarang yang dihasilkan dari suatu algoritma tertentu yang disebut pembangkit bilangan acak. Dasar pengembangan studi simulasi adalah kemampuan untuk menghasilkan bilangan acak, dimana suatu bilangan acak mewakili nilai suatu variabel acak yang didistribusikan secara seragam pada (0,1). Bilangan acak semula dihasilkan secara manual atau mekanis dengan menggunakan teknik seperti mesin pemintal, melempar dadu atau mengocok kartu. Sementara pendekatan modern menggunakan komputer agar menghasilkan bilangan acak. Jadi bilangan acak adalah barisan angka Ui (0 Ui 1), yang dihasilkan dari suatu algoritma tertentu (algoritma ini disebut dengan pembangkit bilangan acak atau random number generator)[6]. Pembangkit bilangan acak (Random Number Generator) adalah suatu algoritma untuk dapat menghasilkan urutan-urutan atau squence dari angka-angka sebagai hasil dari perhitungan dengan komputer yang diketahui distribusinya sehingga angka-angka tersebut muncul secara random dan digunakan terus menerus[6]. Beberapa pendekatan untuk menghasilkan bilangan acak antara lain adalah[7]: 1. Pembangkit Bilangan Acak Additive/ Arithmatic RNG Bentuk Rumus dari pembangkit bilangan acak Additive/Arithmatic RNG adalah sebagai berikut[7]: Zi = (a Zi + c)mod. m (1) Dimana: Zi = Angka random number yang baru Zi-1 = Angka random number yang lama / yang semula c = Angka konstan yang bersyarat m = Angka modulo 2. Pembangkit Bilangan Acak Multiplicate Bentuk Rumus dari pembangkit bilangan acak Multiplicate adalah sebagai berikut[7]: Z = (a Zi)mod. m (2) Dimana : Zi = Angka random number semula Z i+1 = Angka random number yang baru a > 1 ; c = 0 ; m > 1 3. Pembangkit Bilangan Acak Mixed Pseduo Pseduo Random Number dapat dirumuskan dengan[7]: copyright DTE FT USU 167

Z n =a n Z 0 + C (mod.m) (3) Rumus Pseudo Random Number Generator diatas adalah dengan syarat utama n harus sejumlah bilangan integer (bulat) dan lebih besar dari nol, rumus ini dikenal juga dengan nama linier Congruential R.N.G. Namun apabila nilai c = 0 maka akan diperoleh rumus yang dikenal Multiplicative Congruen RNG. Rumus Multiplicative ini cukup baik untuk masa-masa yang akan datang karena sedikit sekali storage memori yang dibutuhkan[7]. 5. Hasil dan Pembahasan Pada tulisan ini dilakukan perbandingan kinerja sistem antirian hasil simulasi dengan hasil perhitungan secara teori. Kinerja sistem antrian tersebut dihitung secara simulasi dengan menggunakan pemograman bahasa C. Waktu kedatangan paket yang diacak dihasilkan dengan bilangan acak. Metode pembangkitan bilangan acak yang diperoleh adalah dengan metode Linear Congruential Generators (LCG), dimana diasumsikan dengan nilai a = 21, c= 3, m = 500 dan Z0 = 13. Adapun Kombinasi nilai-nilai asumsi yang diberikan tersebut adalah untuk memperoleh nilai acak yang lebih bagus. Diagram alir simulasi pada tulisan ini yaitu : diagram alir waktu antar kedatangan, diagram alir waktu transaksi, diagram alir waktu antri dan diagram alir waktu selesai dilayani yang ditunjukkan pada Gambar 2 sampai Gambar 5. Gambar 3. Diagram Alir Waktu Tansaksi Gambar 4. Diagram Alir Waktu Antri Gambar 2. Diagram Alir Waktu Antar Kedatangan Gambar 5. Diagram Alir Waktu Tansaksi copyright DTE FT USU 168

Untuk mendapatkan kinerja sistem antrian M/M/1 secara teori diperlukan parameter-parameter sebagai berikut[4]: a. Rata - rata jumlah paket dalam sistem n = λ µ λ (4) Tabel 1. Perbandingan Kinerja Hasil Simulasi dengan Perhitungan Teori Pada λ = 500 paket/detik, µ = 1000 paket/detik (ρ = 0.5). b. Rata rata jumlah paket pada tempat antrian nq = λ µ(µ λ) (5) c. Rata rata waktu transaksi tt rata = µ (6) d. Rata rata waktu tunggu pada sistem antrian ts rata = (7) (µ λ) e. Rata rata waktu tunggu pada tempat antri τq = f. Utilasi (ρ) ρ = λ µ λ µ (µ λ) (8) (9) Dimana : λ = laju kedatangan µ = laju pelayanan ρ = utilasi n = rata-rata jumlah paket dalam sistem nq = rata-rata jumlah paket pada tempat antri ts rata = rata rata waktu tunggu pada sistem antrian τq = rata rata waktu tunggu pada tempat antri Data perbandingan kinerja hasil simulasi dan perhitungan teori pada λ = 500 paket/detik, µ = 716 paket/detik (ρ = 0.7) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Kinerja Hasil Simulasi dengan Perhitungan Teori Pada λ = 500 paket/detik, µ = 716 paket/detik (ρ = 0.7). Data perbandingan kinerja hasil simulasi dan perhitungan teori pada λ = 500 paket/detik, µ = 1000 paket/detik (ρ = 0.5) dapat dilihat pada Tabel 1. Data perbandingan kinerja hasil simulasi dan perhitungan teori pada λ = 500 paket/detik, µ = 559 paket/detik (ρ = 0.9) dapat dilihat pada Tabel 3. copyright DTE FT USU 169

Tabel 3. Perbandingan Kinerja Hasil Simulasi dengan Perhitungan Teori Pada λ = 500 paket/detik, µ = 559 paket/detik (ρ = 0.9). pembimbing, Rahmad Fauzi ST.MT, Dr. Ali Hanafiah ST.MT serta Dr. Maksum Pinem ST.MT yang sudah membimbing penulis dalam menyelesaikan jurnal ini dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu. 9. Daftar Pustaka [1] Maulana, Arman. 2012. Teori Antrian.http://armandjexo.blogspot.co m/2012/04/teori-antrian.html.diakses 27Agustus 2013. [2] Satya, Bonett. 2007. Simulasi Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta. Penerbit ANDI. 7. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk utilasi 0,5, rata-rata waktu transaksi dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00099 detik sedangkan dengan teori yaitu 0,001detik. Rata-rata waktu tunggu dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00151 detik sedangkan dengan teori yaitu 0.002detik. Rata-rata waktu tunggu dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00052 detik sedangkan dengan teori yaitu 0.001 detik. 2. Untuk utilasi 0,7, rata-rata waktu transaksi dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00129 detik sedangkan dengan teori yaitu 0,001 detik. Rata-rata waktu tunggu dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00233 detik sedangkan dengan teori yaitu 0.005 detik. Rata-rata waktu tunggu dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00104 detiksedangkan dengan teori yaitu 0.003 detik. 3. Untuk utilasi 0,9, rata-rata waktu transaksi dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00179 detik sedangkan dengan teori yaitu 0,002 detik. Rata-rata waktu tunggu dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00152 detik sedangkan dengan teori yaitu 0.017detik. Rata-rata waktu tunggu dalam sistem hasil simulasi adalah 0,00332 detik sedangkan dengan teori yaitu 0.0151 detik. [3] Yoen. 2008, Simulasi Antrian. http://armandjexo.blogspot.com/2012/04 /teori-antrian.html.diakses 27Agustus 2013. [4] Purwaningsih, Heti. 2002. Konsep Dasar Sistem Antrian. http://eprints.undip.ac.id/32228/6/m02 Heti Purwaningsih chapter II.pdf. diakses 30 Agustus 2013. [5] Kakiay, T. J. 2004. Pengantar Sistem Simulasi. Yogyakarta. Penerbit ANDI. [6] Zulfin, M. 2013. Diktat Kuliah : Teori Antrian. Fakultas Teknik Usu. Medan. [7] Viona, Nauvalisya. 2005. Tugas Akhir : Analisis Kinerja Jaringan Packet Switching Virtual Circuit dengan Menggunakan Algoritma Routing Bellman-Ford.. 8. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada J.Silaban dan R. br Siadari selaku orang tua penulis, Ir. M. Zulfin MT selaku dosen copyright DTE FT USU 170