BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
TiO 2 jatuh pada 650 nm sedangkan pada kompleks itu sendiri jatuh pada 600 nm, dengan konstanta laju injeksi elektron sekitar 5,5 x 10 8 s -1 sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Ana Thoyyibatun Nasukhah Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. modern pada fotokonduktor ultraviolet (UV) membutuhkan material

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Solar Energy Conversion Technologies

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

PENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING MATERIAL SKRIPSI LAILA SARI

Penentuan struktur senyawa organik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Pengaruh tingkat kekristalan..., Arif Rahman, FT UI, 2009

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis merupakan suatu lapisan dari bahan organik, anorganik, metal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

SEL SURYA FOTOELEKTROKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL PLATINUM SEBAGAI ELEKTRODA COUNTER GROWTH

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil berupa

BAB I PENDAHULUAN. Bidang elektronik saat ini memegang peranan penting di berbagai sektor

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

BAB I PENDAHULUAN. SiO 2 memiliki sifat isolator yang baik dengan energi gapnya mencapai 9 ev,

PERKEMBANGAN SEL SURYA

2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA

SEL SURYA BERBASIS TITANIA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

ANALISA RANCANGAN SEL SURYA DENGAN KAPASITAS 50 WATT UNTUK PENERANGAN PARKIRAN UNISKA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERFORMANSI SEL SURYA YANG DIHASILKAN THE EFFECT OF INSERTION OF IRON METALSON TITANIA ACTIVE LAYERTO THE MORPHOLOGICAL STURCTURE AND RESISTANCE OF

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Semikonduktor sangat berperan besar dalam perkembangan teknologi dewasa ini khususnya untuk teknologi solar cell, fotokatalis maupun material sensor. Karena nilai penting dari semikonduktor ini maka banyak penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan semikonduktor rekaan yang lebih efektif dan efisien. Material semikonduktor yang telah sering digunakan secara luas adalah TiO 2. TiO 2 merupakan material semikonduktor yang memiliki indeks refraksi tinggi, inert dan bersifat non toxic (Kalyanasundaram and Gratzel, 1998: 356). Tetapi sifat yang kurang menguntungkan adalah gap energi yang lebar yang hanya aktif dalam daerah cahaya ultraviolet, dimana cahaya ultraviolet tersebut hanya 10 % dari seluruh cahaya matahari (Linsebigler, Lu, Yates, 1995:95). Supaya menghasilkan semikonduktor yang lebih baik maka perlu dilakukan perbaikan, yaitu dengan menurunkan gap energinya. Sifat yang kurang menguntungkan lainnya adalah makrostrukturnya yang relatif rigid, maka diperlukan pula perbaikan sifat material pembentuk semikonduktor ini. SiO 2 merupakan material semikonduktor yang relatif murah, bersifat fleksibel serta sebagai bahan optik transparan. Oleh karena itu dimungkinkan perbaikan sifat makrostruktur material TiO 2 oleh SiO 2. Peningkatan kisaran respon panjang gelombang visibel dari bahan semikonduktor bisa terjadi karena proses MLCT/MMLL CT (Metal to Ligand Charge Transfer/ Mixed Metal-Ligand to Ligand Charge Transfer) maka sensitiser dipilih dari kompleks-kompleks yang dapat mengalami proses MLCT/ MMLL CT. Bossmann, Turro, Schanabel, Pokhrel, Janik dan Worner (2003). telah melaporkan adanya proses MLCT dari kompleks Ru(bpy) 2+ 3 pada material TiO 2 -Zeolit Y di daerah 400 nm-500 nm (λmaks= 460nm). Doping ligan organik pada sol gel silika juga telah terbukti dapat merubah keadaan elektronik dari SiO 2. Tri Yuliati, Sayekti.W, dan Sentot, B.R (2002) telah

melakukan doping ligan 2,5- dimerkapto-1,3,4-tiadiazol pada SiO 2 hasil analisa menunjukkan adanya pergeseran merah (batokromik) dari λ maks SiO 2 305,3 nm ke λmaks 312,9 nm. Proses MLCT/ MMLL CT dapat diadakan dari logam yang memiliki densitas elektron yang berlebih yang disebabkan oleh tambahan densitas elektron dari ligan secara ikatan σ. Penggunaan ligan dua jenis yaitu ligan σ-donor dan ligan π-aseptor dapat mengarahkan terjadinya MLCT/ MMLL CT kepada ligan π aseptor, misalnya penggunaan ligan Cp (siklopentadienil), ligan PPh 3 atau ligan halida dengan ligan-ligan polipiridin atau turunan piridin. Kontribusi σ-donor maupun π-aseptor secara sinergis menambah kestabilan senyawa kompleks. Proses MLCT/ MMLL CT dapat didukung oleh tingkat oksidasi logam. Logam pada tingkat oksidasi rendah atau nol memiliki densitas elektron yang lebih besar sehingga kemampuan untuk mengadakan proses MLCT/ MMLL CT akan meningkat. Demikian juga faktor elektronegativitas logam akan mempengaruhi terjadinya MLCT/ MMLL CT. Logam dengan elektronegativitas relatif rendah, seperti Mn akan lebih mudah untuk melepaskan elektronnya sehingga proses MLCT/ MMLL CT lebih mudah terjadi. Kalyanasundaram, et al (1998) melaporkan bahwa kompleks-kompleks Re yang mengandung turunan silanyl (Si-O) sebagai gugus penghubung dapat menghasilkan ikatan yang stabil dengan permukaan silika gel, silika glass, indium-tin oxide (ITO) dan elektroda Pt. Maka diperlukan senyawa penghubung yang mengandung gugus silanyl pada sensitiser yang akan digunakan. Senyawa 3-kloropropiltrimetoksisilan (Kpts) merupakan senyawa organotrialkoksisilan yang mempunyai gugus silanyl (Si-O). Dengan beberapa alasan yang telah dikemukakan di depan maka pada penelitian ini kompleks yang akan disintesis sebagai bahan sensitiser berasal dari persenyawaan antara logam Mn dengan ligan turunan polipiridin, yaitu 4-amino- N-(2-piridil)bensensulfonamid (Bspy) yang telah dimodifikasi dengan senyawa penghubung Kpts dan ligan PPh 3. Struktur senyawa Bspy, Kpts dan PPh 3 ditunjukkan pada gambar 1. A, B dan C.

4-amino-N-(2-piridil)bensensulfonamid (Bspy) (A) 3-kloropropiltrimetoksisilan (Kpts) (B) PPh 3 (C) Gambar 1. Struktur senyawa Bspy (A), Kpts (B) dan PPh 3 (C) B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Semikonduktor hibrid adalah suatu bahan semikonduktor yang didopingkan dengan senyawa kompleks atau ligan organik untuk memperoleh sifat material baru yang diinginkan. Efisiensi fotokatalitik TiO 2 dapat diperbaiki dengan mendukungkan partikel TiO 2 pada material berpori dengan ukuran partikel yang tepat seperti silika gel, karbon aktif, pasir, lempung dan zeolit (Xu, Ximing dan Cooper,1997: 3115-3121). Kualitas material semikonduktor dapat diketahui dengan beberapa parameter yaitu diameter dan luas permukaan, sifat termal, tingkat kristalinitas dan tingkat keseragaman pori. Senyawa kompleks yang didopingkan pada semikonduktor berguna untuk meningkatkan respon λ sehingga senyawa kompleks ini seharusnya dapat menimbulkan proses MLCT / MMLL CT yaitu proses transfer elektron dari logam ke ligan yang disebabkan oleh pembentukkan ikatan π-backbonding dari

orbital dπ (M) ke orbital π* (L) atau σ* (L), tergantung orbital anti bonding yang dimiliki ligan. Senyawa kompleks yang dapat menimbulkan proses MLCT/ MMLL CT adalah senyawa kompleks yang terbentuk dari logam yang mempunyai densitas elektron besar seperti Cu(II), CoII), Pt(II), Fe(II) dan Mn(II) serta ligan yang mampu melakukan backbonding kepada logam seperti ligan-ligan golongan piridin dan turunannya. Variasi konsentrasi kompleks tentunya akan juga mempengaruhi kekuatan MLCT/ MMLL CT. Untuk mengetahui adanya MLCT/ MMLL CT baik pada kompleks maupun material semikonduktor dapat dilakukan dengan spektrum elektronik menggunakan spektrofotometer UV-Vis, dengan mengetahui peningkatan respon panjang gelombang. Bilangan gelombang dari gugus-gugus fungsi kompleks sebagai informasi terjadinya proses backbonding diketahui dengan spektrofotometer infra merah sedangkan kereversibelan tingkat oksidasi-reduksi dapat diketahui dengan Voltametri. Untuk mengetahui karakteristik fotoelektrokimia material semikonduktor hasil sintesis dapat dilakukan pengukuran arus dan voltase yang dihasilkan material. Hubungan arus dan voltase dipengaruhi oleh ada atau tidaknya sumber foton juga besar nilai energi dari foton itu sendiri. Karakteristik fotoelektrokimia lainnya dapat diketahui dengan mempelajari kestabilan fotokimia material semikonduktor. Kestabilan fotokimia dapat dilihat dari kurva arus (I) versus waktu(t) material semikonduktor. Selain itu juga bisa diketahui dari % IPCE (Incident Photon to Current Efficiency) tiap λ tertentu. 2. Batasan Masalah a. Senyawa kompleks yang digunakan sebagai bahan sensitiser adalah (Bspy pts) n Mn(PPh 3 ) m sejumlah 10% dari berat material. b. Untuk karakterisasi MLCT/ MMLL CT pada kompleks (Bspy pts) n Mn(PPh 3 ) m dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR dan voltametri. c. Bahan yang digunakan sebagai material semikonduktor adalah SiO 2 -TiO 2 yang disintesis dari SiO 2 dan TiO 2.

d. Untuk mengkarakterisasi material semikonduktor SiO 2 -TiO 2 dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR dan XRD. e. Untuk mengkarakterisasi material semikonduktor hibrid SiO 2 -TiO 2 /[Mn] dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis dan spektrofotometer IR f. Untuk mengkarakterisasi fotoelektrokimia pada material semikonduktor hibrid SiO 2 -TiO 2 /[Mn] dilakukan dengan seperangkat alat pengukuran photovoltaic dengan tanpa sumber foton (gelap) dan 3 variasi sumber foton yaitu sinar matahari, lampu 60 Watt dan lampu 1000 Watt. 3. Rumusan Masalah a. Apakah terjadi fenomena MLCT/ MMLL CT pada senyawa kompleks (Bspy pts) n Mn(PPh 3 ) m? b. Apakah sintesis material semikonduktor hibrid SiO 2 -TiO 2 /[Mn] dapat dilakukan? c. Apakah material semikonduktor hibrid SiO 2 -TiO 2 /[Mn] dapat mengkonversi cahaya visibel menjadi energi listrik? C. Tujuan a. Mengkarakterisasi fenomena MLCT/ MMLL CT pada senyawa kompleks (Bspy pts) n Mn(PPh 3 ) m. b. Mensintesis material semikonduktor hibrid SiO 2 -TiO 2 /[Mn]. c. Mengetahui kemampuan material semikonduktor hibrid SiO 2 -TiO 2 /[Mn] dalam mengkonversi cahaya visibel ke arus listrik. D. Manfaat a. Memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu kimia yaitu mengenai bahan semikonduktor rekaan baru. b. Mengembangkan rekayasa pembuatan bahan semikonduktor photovoltaic.