PENERAPAN MODEL INQURI TERBIMBING DISERTAI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MAN 1 JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

HASIL BELAJAR IPA SISWA DI SMP

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SHARED UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 PASAMAN

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMA NEGERI KALISAT

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL CONCEPT ATTAINMENT DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MA

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA KATOLIK DISAMAKAN MAKALE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPOSITORY BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 21 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas X dan sampel siswa kelas X 4 sebagai kelompok eksperimen,

Putri Darma 25, Joko Waluyo 26, Pujiastuti 27

WHELLY YULIANA K

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis)

MODEL PEMBELAJARAN TEMA KONSEP DISERTAI MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK

RIDA BAKTI PRATIWI K

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI PETA KONSEP DI MAN 2 JEMBER (Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus)

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL INQURI TERBIMBING DISERTAI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MAN 1 JEMBER 1) Gallung Angga R., 2) Singgih Bektiarso, 2) Agus Abdul Gani 1) MahasiswaProgram Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan FisikaFKIP Universitas Jember endra.angga01@gmail.com Abstract The aims of the reseach are: 1) to describe the learning activities of students during the learning process guided inquiry with a concept map; 2) to study the effect of guided inquiry models with concept maps to physics student learning achievement. This study is experimental research with posttest-only control design. The population is all of X degree student at MAN 1 Jember in 2013/2014 academic year with the sample 2 class as experiment class and control class. The techniques of data collection areobservation, documentation, test and interview. Data analysis technique used percentage of analysis used for learning activities and independent sample t-test SPSS 16 programe to study the differences in learning achievement. The study conclude that: 1) Student learning activities during the learning physics model guided inquiry with concept maps in physics class X in MAN 1 Jember in 2013/2014 academic year are included in the category of very active with percentage 87,66%. (2) Model guided inquiry with concept maps significantly influence to the results of class X students studying physics at MAN 1 Jember with sig 0,043. Key words:guided inquiry models, concept map, learning activities, and learning achievement. PENDAHULUAN Pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan di sekolah menengah. Fisika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan menerangkan bagaimana gejala tersebut terjadi (Bektiarso, 2000:11-20). Tujuan pembelajaran fisika di SMA adalah untuk mengembangkan kemampuan analitis induktif maupun kemampuan berpikir deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar secara kualitatif maupun kuantitatif. Adapun penyelesaian masalah dengan menggunakan matematika, menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, serta mempunyai keterampilan untuk mengembangkan keterampilan dan sikap percaya diri, serta membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menikmati dan menyadari keindahan keteraturan perilaku alam. Sehingga dapat menjelaskan berbagai peristiwa alam dan keluasan penerapan fisika dalam teknologi. Faktanya selama kegiatan observasi, penerapan pembelajaran fisika di sekolah yang sesuai dengan tujuan pembelajaran fisika masih kurang efektif. Pembelajaran fisika terkesan hanya sebagai transfer pengetahuan dari pikiran guru ke pikiran siswa (Bektiarso, 2004:12). Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan hanya melihat rumus-rumus fisika yang sangat banyak sehingga hampir setiap 306

307 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 306-312 siswa beranggapan bahwa fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan memberi dampak hasil belajar fisika yang rendah. Pembelajaran fisika yang sesuai dengan hakikat sains selama ini belum terlaksana sepenuhnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran fisika masih terkesan sebagai transfer ilmu dengan guru sebagai peran utama dalam pembelajaran meskipun beberapa guru sudah mulai melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui tanya jawab dan diskusi. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 19). Model pembelajaran yang berangkat dari pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa merupakan model pembelajaran yang mengacu pada filosofi kontruktivisme, artinya pembelajaran didasarkan pada anggapan bahwa para peserta didik dapat membangun sendiri pengetahuannya. Salah satu model pembelajaran yang mengacu pada filosofis kontruktivisme adalah model pembelajaran inquiri yang menekankan pada keaktifan siswa dalam mencari penyelesaian dari suatu permasalahan yang terjadi (Student s Centered). Model inquiri merupakan salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analitis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data. Model inquiri memberikan kesempatan siswa mengembangkan potensinya secara optimal dengan cara mencari, memeriksa dan menduga disertai alasan-alasan yang logis tentang suatu konsep yang sedang dipelajari sehingga dapat dikatakan bahwa model inquiri mengarah pada pembelajaran fisika yang seusai dengan tujuan dan hakikat pembelajaran fisika itu sendiri. Menurut Ridwan dalam Kusumah (2011) bahwa membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri apa yang ingin diketahui, membuat anak akan selalu ingat dengan apa yang pernah mereka temukan. Model inquiri memiliki tiga jenis yaitu inquiri bebas, inquiri terbimbing, dan inquiri termodifikasi. Model pembelajaran inquiri terbimbing merupakan model pembelajaran dimana siswa diarahkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari serangkaian aktivitas yang dilakukan sehingga siswa seolah-olah menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan pada tahap-tahap pemecahannya. Guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal atau permasalahan dan mengarahkan pada suatu diskusi. Peta konsep dapat diamati bagaimana konsep yang satu berkaitan dengan konsep yang lain. Penggunaan peta konsep ini membuat kegiatan pembelajaran semakin bermakna (Ausubel dalam Parno, 2011). Belajar menjadi bermakna karena pengetahuan/informasi baru dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap siswa. Konsep baru hasil belajar bermakna relatif bertahan lebih lama dalam ingatan siswa sehingga hasil belajarnya akan meningkat. Menurut Anwar (2006:56), penggunaan peta konsep dalam pembelajaran fisika lebih efektif dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Eka (2012:51-59), model pembelajaran inquiri terbimbing dengan peta konsep berpengaruh signifikan terhadap kemampuan metakognitif dan hasil belajar biologi ranah psikomotor, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif dan afektif. Menurut Wiyarsi dan Sutiman (2009:81-88), penerapan penugasan melalui penyusunan peta

Gallung, Penerapan Model Inquri 308 konsep efektif ditinjau dari motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan uraian di atas memberikan arah dan dorongan bagi peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Inquiri Terbimbing disertai Peta Konsep dalam Pembelajaran Fisika di MAN. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan model inquiri terbimbing disertai peta konsep? (2) apakah model inquiri terbimbing disertai peta konsep berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran inquiri terbimbing disertai peta konsep.(2) untuk mengkaji pengaruh model Inquiri terbimbing disertai peta konsep terhadap hasil belajar fisika siswa. METODE Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Jember pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan populasi seluruh siswa kelas X. Sampel penelitian ditentukan dengan cluster random sampling setelah uji homogenitas untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian menggunakan Posttest-Only Control Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, dokumentasi, tes, dan wawancara. Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah dilakukan dengan cara: 1. Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa digunakan rumus: Keterangan: = persentase aktivitas siswa = jumlah skor tiap indikator aktivitas yang diperoleh siswa. = jumlah skor maksimum tiap indikator keterampilan proses sains siswa. Kriteria aktivitas belajar siswa yang terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Keterampilan Proses Sains Siswa Interval Kriteria Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif (Basir 1988:132) 2. Independent-Sample T-test dengan SPSS 16 untuk menguji perbedaan hasil belajar antara model inquiri terbimbing disertai peta konsep dan pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan pengujian hipotesis pihak kanan dengan taraf signifikan sebesar 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, data penelitian berupa data aktivitas belajar siswa oleh observer dan nilai post-test hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selaras dengan tujuan pertama, data aktivitas belajar siswa didapatkan dari hasil observasi oleh observer selama siswa melakukan pembelajaran. Berdasarkan hasil aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat aktif. Data aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2

309 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 306-312 Tabel 2. Persentase aktivitas belajar siswa No. Activities Persentase Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata 1 Visual 88,54% 92,71% 90,62% 2 Oral 76,56% 85,42% 80,99% 3 Listening 92,71% 94,79% 93,73% 4 Motor 79,17% 87,5% 83,33% 5 Mental 82,29% 88,54% 85,41% 6 Emotional 91,35% 92,91% 92,13% Rata-rata 85,01% 90,31% 87,66 Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama hingga pertemuan kedua semua indikator aktivitas belajar siswa rata-rata mengalami peningkatan. Indikator aktivitas belajar siswa dengan persentase skor rata-rata tertinggi terletak pada indikator listening activities, kemudian jika diurutkan dari skor rata-rata tertinggi sampai terendah setelah listening activities adalah emotional activities, visual activities, mental activities, motor activities dan oral activities. Dari rata-rata skor aktivitas siswa yang teramati, aktivitas tertinggi adalah memperhatikan penjelasan guru. Hampir seluruh siswa memperhatikan penjelasan guru pada tiap pertemuan. Hal ini dikarenakan siswa merasa tertarik untuk menerima pembelajaran langsung melalui bimbingan guru dan siswa merasa dengan mendengarkan petunjuk dan arahan dari guru, siswa dapat melakukan kegiatan berikutnya dengan benar. Sedangkan aktivitas terendah adalah oral activities, yang terdapat indikator bertanya dan berpendapat. Hal ini dikarenakan siswa kurang percaya diri karena masih malu untuk menjawab pertanyaan/berpendapat karena pada pembelajaran sebelumnya siswa jarang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan berkomunikasi siswa juga masih kurang baik. Kejadian ini dapat diamati saat siswa melakukan kegiatan eksperimen, siswa dan kelompok yang kesulitan tidak mau bertanya kepada guru, malah memilih diam dan melihat kelompok lain. Selain itu dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar fisika siswa pada pertemuan kedua dari pertemuan pertama. Hal ini disebabkan karena adanya perbaikan-perbaikan selama pembelajaran yang merupakan refleksi dari pertemuan pertama serta siswa sudah merasa tidak canggung lagi dibandingkan pertemuan pertama. Berdasarkan hasil analisis aktivitas belajar siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar fisika siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model inquiri terbimbing disertai peta konsep berada dalam katagori sangat aktif. Hal ini hampir serupa dengan yang diungkapakan Eka (2012), bahwa model pembelajaran inquiri terbimbing dengan peta konsep berpengaruh signifikan terhadap kemampuan metakognitif dan hasil belajar biologi ranah psikomotor. Selaras dengan tujuan kedua dari penelitian ini, data penelitian berupa nilai post-test hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dianalisis dengan menggunakan uji Independent Samples T- test. Post-test adalah hasil belajar dalam ranah kognitif produk. Berdasarkan hasil analisis Independent Samples T-test diperoleh nilai signifikasi pada Levene s test sebesar 0,305 yang dapat dikatakan bahwa data bersifat homogen. Pada kolom t-test

Gallung, Penerapan Model Inquri 310 didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,043 (2-tailed). Data hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Hasil uji Independent Samples Test Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Differenc e 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 1.068.305 2.066 62.043 4.219 2.042.137 8.301 2.066 59.30 8.043 4.219 2.042.133 8.305 Karena dalam penilitian ini menggunakan pengujian hipotesis 1 pihak, nilai signifikansi sebesar 0,0215 (1-tailed) atau 0,05 (H a diterima, H 0 ditolak). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menggunakan model inquiri terbimbing disertai peta konsep dengan pembelajaran konvensional. Model inquiri mengharuskan siswa untuk mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analitis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data yang didapatkan selama proses eksperimen. Model inquiri pada penerapannya selalu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal dengan cara mencari, memeriksa dan menduga disertai alasan-alasan yang logis tentang suatu konsep yang sedang dipelajari sehingga dapat dikatakan bahwa model inquiri mengarah pada pembelajaran fisika yang seusai dengan tujuan dan hakikat pembelajaran fisika itu sendiri. Selaras dengan yang diungkapkan Ridwan dalam Kusumah (2011) bahwa membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri apa yang ingin diketahui, membuat anak akan selalu ingat dengan apa yang pernah mereka temukan. Oleh karena itu memungkinkan siswa meningkat. Peta konsep sendiri dalam penelitian ini digunakan sebagai media dan digunakan sebagai penguatan materi. Peta konsep diisi oleh siswa dengan acuan yang dibuat guru, sehingga siswa harus menghubungkan materi satu dengan materi lainnya yang secara tidak langsung akan membuat siswa mengingat lebih lama materi yang ada. Menurut Ausubel dalam Parno (2011), bahwa peta konsep dapat diamati bagaimana konsep yang satu berkaitan dengan konsep yang lain. Penggunaan peta konsep ini membuat kegiatan pembelajaran semakin bermakna. Belajar menjadi bermakna karena pengetahuan/informasi baru dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa tersambung sehingga menjadi lebih

311 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 306-312 mudah terserap siswa. Konsep baru hasil belajar bermakna relatif bertahan lebih lama dalam ingatan siswa sehingga hasil belajarnya akan meningkat. Hal ini sejalan dengan ungkapan Anwar (2006), bahwa penggunaan peta konsep dalam pembelajaran fisika lebih efektif dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, pendapat yang hampir sama diungkapkan Wiyarsi dan Sutiman (2009), penerapan penugasan melalui penyusunan peta konsep efektif ditinjau dari motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa. Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika dan salah satu siswa kelas X5 dapat diketahui tanggapan yang diberikan terhadap pembelajaran fisika menggunakan model inquiri terbimbing disertai dengan peta konsep adalah baik. Guru bidang studi menyatakan bahwa model inquiri terbimbing disertai dengan peta konsep sangat baik diterapkan dalam pembelajaran fisika, karena siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu, dalam pemecahan masalah siswa membuktikan sendiri penyelesaian masalah tersebut melalui eksperimen, sehingga siswa lebih memahami materi fisika, sedangkan peta konsep mempermudah siswa untuk mengingat serta menghubungkan konsep-konsep yang telah siswa terima sebelumnya. Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model inquiri terbimbing disertai peta konsep bukan hanya karena usaha dari guru melainkan juga karena kerja keras dari siswa dalam mengikuti pembelajaran ini. Selain itu kerjasama yang baik antar sesama anggota kelompok dalam melakukan eksperimen, pembagian tugas kelompok dan berdiskusi juga sangat mendukung keberhasilan penelitian ini. Selain itu sebelum menggunakan model inkuri terbimbing disertai peta konsep, guru harus menguasai sintaks inquiri itu sendir, kemudian menghubungkan materi dan merencanakan waktu pembelajaran dengan baik. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan adalah (1) Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model inquiri terbimbing disertai peta konsep dalam pembelajaran fisika siswa kelas X di MAN 1 Jember tahun ajaran 2013/2014 termasuk dalam kategori sangat aktif. (2) Model inquiri terbimbing disertai peta konsep berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X di MAN 1 Jember. Saran dalam penelitian ini (1) Penerapan model inkuri terbimbing disertai peta konsep diperlukan pengaturan waktu dan materi yang tepat agar proses KBM bejalan maksimal. Selain itu pembentukan kelompok haruslah dengan efisien dengan setiap kelompok beranggota 4-5 siswa agar setiap siswa mendapatkan tugas dalam setiap kelompoknya, dan guru harus senantiasa membimbing siswa selama proses KBM. (2) Bagi guru, dalam pembelajaran fisika hendaknya mencoba model selain konvensional, salah satunya adalah model inquiri terbimbing disertai peta konsep karena dapat mengangkat keaktifan dan minat siswa selama proses pembelajaran.

Gallung, Penerapan Model Inquri 312 DAFTAR PUSTAKA Anwar, K. 2006. Efektivitas Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Prestasi Belajar Fisika Konsep Zat dan Wujudnya Siswa Kelas 1 SLTP Negeri 6 Malang Tahun ajaran 2000-2001. Malang: FMIPA UM Basir, A. 1988. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Airlangga University Press. Bektiarso, S. 2000. Pentingnya Konsepsi Awal Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Saintifika. 1. (1): 11-20. Bektiarso, S. 2004. Penggunaan Strategi Konflik Kognitif dalam Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal Pengembangan Pendidikan. Vol.1, No. 2, Desember 2004. Eka, D. P. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing Dengan Peta Konsep Terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMAN 3 Sukoharjo. Jurnal Inquiri Vol. 1 No. 2. Universitas Sebelas Maret. Indrawati. 2011. Modul: Model-model Pembelajaran Implementasinya Dalam Pembelajaran Fisika. Jember: FKIP Universitas Jember. Kusumah, W. 2011. Melatih Daya Ingat Anak, (Online), (http://edukasi.kompasiana.com/mel atih-daya-ingat-anak), diakses 20 Januari 2014 Parno. 2011. Prestasi Belajar Dan Kedadaran Metakognisi Fisika Zat Padat Melalui Pembelajaran STAD Dengan Tugas Peta Konsep. Malang: Jurusan Fisika FMIPA UM. Trianto. 2012. Model Pembelajarn Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Widiyanto, M. A. 2013. Statistika Terapan. Jakarta : Gramedia Wiyarsi, A. dan Sutiman. 2009. Pengaruh Peta Konsep Terhadap Motivasi dan Penguasaan Materi Kimia Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains 14(2). UM