16. URUSAN PERHUBUNGAN Pembangunan infrastruktur jaringan transportasi mempunyai peran penting dalam pengembangan suatu wilayah serta mendukung pertumbuhan sektor-sektor lain. Ketersediaan aksesibilitas ataupun keterjangkauan pelayanan infrastruktur transportasi dapat lebih mempererat dukungan antar wilayah maupun pemerataan pembangunan wilayah. Transportasi diperlukan untuk mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi antara tempat asal dan tujuan. Untuk itu dikembangkan sistem transportasi dan komunikasi dalam wujud sarana (kendaraan) dan prasarana (jaringan jalan). Dari sini timbul jasa angkutan untuk memenuhi kebutuhan perangkutan. Wujud transportasi berupa sarana (kendaraan) inilah yang menjadi aspek utama dalam sektor perhubungan yang menjadi salah satu urusan wajib bagi pemerintah daerah. Di samping itu, unsur penting dalam urusan perhubungan di wilayah Kabupaten Wonosobo ini adalah lalu lintas dan angkutan jalan darat. Oleh karena itu, urusan perhubungan erat kaitannya dalam tugas menyelenggarakan layanan angkutan umum, layanan pengujian kendaraan bermotor dan layanan kelancaran lalu lintas. Akselerasi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonosobo sangat didukung dengan pembangunan di sektor perhubungan. Perhubungan yang lancar dan nyaman memicu distribusi produk barang dan jasa dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Distribusi barang dan jasa yang lancar akan menekan biaya produksi dan pada muaranya akan menekan harga pasar. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perhubungan dimaksudkan untuk meningkatkan ketertiban lalu lintas dan kenyamanan pengguna jalan, sehingga diharapkan dapat meminimalisasi resiko yang diakibatkan dalam berlalu lintas. Dalam RPJMD disebutkan bahwa kebijakan terkait dengan sektor perhubungan yaitu pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, melalui Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antarmoda dan antar wilayah yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda dan penurunan tingkat kecelakaan transportasi. Di samping itu, Peningkatan Pelayanan Angkutan dan perhubungan, melalui perbaikan sistem dan jaringan transportasi didalam kota Wonosobo, Kertek, Sapuran, Garung, Kaliwiro dan transportasi pedesaaan. Untuk mendukung pencapaian kebijakan dalam RPJMD, maka perlu dituangkan dalam kebijakan RKPD untuk jangka tahunannya dan melihat permasalahannya. Dalam RKPD 2012, kebijakan urusan perhubungan yang menjadi tupoksi Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informatika yaitu: 1. Peningkatan percepatan dan perluasan jangkauan pembangunan infrastruktur prasarana jalan 2. Peningkatan peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan infrastruktur jalan melalui pembangunan kemitraan dan penataan usaha secara efisien, transparan dan profesional 3. Peningkatan kualitas dan efektvitas pembangunan lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) 4. Peningkatan kualitas dan efektivitas pembangunan pendukung transportasi Kebijakan tersebut dituangkan dalam program peningkatan pelayanan angkutan. LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 157
a. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap mengfokuskan pada upaya untuk meningkatkan pelayanan perhubungan. Untuk mendukung dan mewujudkan hal tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 telah dialokasikan sebesar Rp. 14.314.735.300,- atau sebesar 1,29 % dari total APBD Tahun 2012 yang berjumlah Rp. 1.107.938.250.383,-. Dari alokasi tersebut terealisasi 96,92 % atau sebesar Rp 13.874.482.891,- Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel. IV.B.16.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perhubungan Tahun 2012 Nama Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) A Belanja Langsung 11.985.052.300,00 11.680.763.062,00 1 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 2 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 3 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 4 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu - lintas 5 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 6 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 23.000.000,00 22.825.000,00 433.547.300,00 415.708.300,00 250.000.000,00 243.412.800,00 10.192.500.000,00 9.973.193.450,00 706.885.000,00 683.671.212,00 379.120.000,00 341.952.300,00 B Belanja Tidak langsung 2.329.683.000,00 2.193.719.829,00 1 Belanja Pegawai 2.329.683.000,00 2.193.719.829,00 Belanja Gaji dan Tunjangan 2.048.891.000,00 1.955.857.829,00 Belanja Tunjangan Penghasilan 232.000.000,00 189.070.000,00 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 48.792.000,00 48.792.000,00 2 Belanja Hibah - - Jumlah total 14.314.735.300,00 13.874.482.891,00 Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2012 (diolah) b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Dengan semakin padatnya arus lalu lintas di kabupaten Wonosobo dari origindestination (asal-tujuan) transportasi sering menimbulkan kemacetan/kepadatan lalu lintas sehingga waktu tempuh menjadi terhambat, utamanya pada peak hour (jam-jam padat) sehingga diperlukan rekayasa transportasi. Rekayasa transportasi inilah yang diwujudkan dalam program kegiatan seperti dibawah ini : LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 158
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Tujuan dan sasaran program ini adalah untuk meningkatkan pelayanan angkutan kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan berupa Pengadan dan Pemasangan Warning Lamp (Lampu Flaser), Pengadaan Kelengkapan Posko Lebaran, Operasi Penegakan Disiplin Angkutan Umum, Sarana dan prasarana lalu lintas ( DAK ). Kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Lampu Flashing, dilandasi meningkat volume kendaraan bermotor Pengguna jalan raya, lokasi Simpan Tiga Silentho, Pacekelan, Kepil, Wonosobo. Posko Lebaran sangat diperlukan dalam pengaturan lalu-lintas pada saat lebaran sehingga pengamanan lalu lintas yang sangat padat pada saat itu dapat dikelola dengan baik melalui posko petugas, posko yang ada dibangun 2010/2011 sudah tidak sempurna. Banyak kendaraan Angkutan umum yang tidak melaksanakan kewajiban membayar retribusi Trayek mengakibatkan tidak optimalnya PAD dari sektor perhubungan, sehingga diperlukan Operasi Penegakan Disiplin Angkutan Umum sehingga diperoleh peningkatan jumlah angkutan yang membayar retribusi menjadi 495 kendaran. Hasil dari pelaksanaan Kegiatan sarana dan prasarana lalu lintas (DAK); Marka Jalan 1.309 m dan Pita Penggaduh 6 set, Rambu-rambu RPPJ 4 buah, Rambu- Rambu Penunjuk alternative 10 buah, Rambu-Rambu standar ukuran 60cm x 60cm 132 buah, Cermin Tikung 10 buah, Lampu Peringatan Tenaga Surya 4 buah, Box Modul APILL 10 buah. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program ini diwujudkan dalam kegiatan Pembuatan Pos TPR, Pembuatan Marka Jalan dan Pita Penggaduh, Kalibrasi Bermotorasi Alat Uji Kendaraan, Penertiban dan Pembinaan Perparkiran, Pengadan dan Pemasangan Delinator, Site Plan Pengendalian Menara Telkom dan Peningkatan Kapasitas SDM Dinas Perhubungan. Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas Program ini bertujuan meningkatkan pengendalian dan pengamanan lalu lintas. Beberapa aktifitas untuk mendukung program ini antara lain kegiatan Pemeliharaan Rambu-rambu Lalu Lintas, Pengadaan dan Pemasangan Alat Pengendali, Pengaman Pemakai Jalan (Bant. Provinsi L). Program Peningkatan Disiplin Aparatur Peningkatan disiplin aparatur dilaksanakan guna menciptakan kelancaran kegiatan SKPD Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 159
c. CAPAIAN KINERJA URUSAN PERHUBUNGAN Beberapa capaian urusan perhubungan dapat dilihat dengan menganalisa elemen data pada tabel dibawah ini : Tabel IV.B.16.2 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Berdasarkan IKK Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Indikator Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 1 Angkutan Darat (Jumlah angkutan darat) / (Jumlah penumpang angkutan darat) x 100% - 0,23 Sumber : Dinas Hubkominfo, 2012 Tabel IV.B.16.3 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Berdasarkan indikator RPJMD 2010-2015 Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 1 Rasio Jumlah Angkutan dengan Penumpang 2 % Standar Fasilitas Angkutan Umum Capaian Pembangunan 2011 2012 184,70 183,59 100,00 100,00 3 Jumlah pengurusan perijinan 524,00 495,00 trayek 4 Jumlah jalur trayek 28,00 28,00 5 Jumlah Uji Kendaraan angkutan 2.537,00 2.790,00 umum 6 % Kendaraan Laik Jalan 85,44 69,77 7 Alat Uji yang memenuhi 5,00 5,00 standar 8 % Jumlah Titik Kemacetan yang 100,00 100,00 diurai/diatasi 9 % Kawasan parkir yang teratur 65,00 75,00 10 % Peningkatan Retribusi 22,55 21,56 Pendapatan Parkir 11 Pemanfaatan/ Optimalisasi 2,00 2,00 Terminal (resmi) 12 Pemanfaatan Subterminal/ Pangkalan Parkir 8,00 8,00 Sumber : Dinas Hubkominfo, 2012 LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 160
Tabel IV.B.16.4 Elemen Data Urusan Perhubungan Tahun 2012 Indikator Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 1 Jumlah kendaraan angkutan barang 5.348 6.942 2 Jumlah kendaraan angkutan penumpang umum 1.058 1.139 3 Jumlah kendaraan roda 4 (empat) 16.587 18,985 Sumber : Dinas Hubkominfo, 2012 Kendaraan yang diuji mengalami peningkatan, pada tahun 2011 berjumlah 10.947 meningkat menjadi 11.461 di tahun 2012, dari jumlah ini yang termasuk kendaraan umum sejumlah 2.790 sedangkan yang bukan umum sejumlah 8.487. Peningkatan ini menunjukkan upaya pengendalian keamanan berkendaraan dan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berkendaraan disamping itu memberikan peningkatan PAD Kabupaten Wonosobo. d. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan yang dihadapi pada penyelenggaraan urusan perhubungan antara lain: Pertumbuhan mobilisasi sarana transportasi yang sudah tidak seimbang dengan penyediaan prasarana transportasi yang menyebabkan kemacetan di beberapa titik/simpul jalan pada saat jam sibuk (peak hour). Lalu lintas campur antara pergerakan antar kabupaten dengan pergerakan lokal seringkali menimbulkan konflik baik kemacetan, kecelakaan maupun ketidaknyamanan di dalam perjalanan. Pengaruh persimpangan pada kondisi topografis turunan curam yang rawan kecelakaan. Sering dan lamanya waktu mengetem, mengakibatkan waktu perjalanan yang tidak jelas. Sepinya pengguna angkutan menyebabkan banyaknya angkutan yang mangkal atau mengetem di pinggir jalan. Akibatnya timbul terminal bayangan/pangkalan kendaraan angkot/microbus pada titik titik tertentu. Tidak meratanya persebaran angkutan, sehingga ada yang kelebihan angkutan (over supply) dan ada yang kekurangan angkutan (over demand) pada pelayanan angkutan umum Belum optimalnya pelaksanaan manajemen transportasi perhubungan darat Masih adanya angkutan barang yang melebihi muatan Masih adanya angkutan/kendaraan yang melalui jalan yang tidak sesuai dengan beban tonasenya sehingga turut mempercepat kerusakan jalan LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 161
Belum optimalnya penataan parkir terutama pada badan jalan yang mengakibatkan kemacetan dan tundaan perjalanan karena manuver parkir Belum optimalnya manajemen transportasi perhubungan darat Masih rendahnya kualitas prasarana perhubungan darat Masih kurangnya jaringan transportasi perhubungan darat Solusi pemecahan yang dilakukan, antara lain : pengembangan sistem pelayanan transportasi angkutan umum pengendalian penggunaan kendaraan pribadi pengaturan parkir progesif dan berlangganan Menggalakan program safety riding dan sosialisasi kesadaran berlalu lintas Penambahan pemasangan perlengkapan keselamatan jalan. Audit keselamatan jalan Pemberian training terutama untuk pengemudi angkutan umum Pengontrolan muatan pada untuk angkutan barang di Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan timbangan portabel untuk mengukur tonase angkutan barang dan dilakukan penertiban secara berkala Pembangunan kawasan terminal angkutan barang Pengujian KIR kendaraan bermotor sampai dengan pada uji kendaraan pribadi. Penggalakkan program uji secara priodik pada ruas jalan terpilih untuk uji emisi. Pengembangan angkutan umum massal dan teknologi mesin ramah lingkungan LKPJ 2012 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 162