Aidinil Zetra, SIP, MA. Jakarta, 22 Juli 2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

Pemerintah Kota Tangerang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan ( SAP ) yang telah diterima secara umum.

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengawas utama kinerja pemerintahan. pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Terwujudnya akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut seiring dengan fenomena yang terjadi dalam perkembangan

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan suatu kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menciptakan pemerintahan Indonesia yang maju maka harus dimulai

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin mewujudkan clean and good governance. dalam tataran pelaksanaannya akan menjadi tidak efektif apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

Strategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan diterapkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. semua pihak. Keinginan untuk mewujudkan good government merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB I P E N D A H U L U A N

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. baik (good government governance) adalah dengan cara meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

PERDA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (Good Governance). Terselenggaranya pemerintahan

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

reformasi yang didasarkan pada Ketetapan MPR Nomor/XV/MPR/1998 berarti pada ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 menjadi dasar pelaksanaan

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya kepada publik. Pemerintah merupakan entitas publik yang harus

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan Pancasila sila ke

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan UU No. 33 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat terhadap Pengelolaan keuangan Negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi politik di tanah air. Walaupun masih dalam batas-batas tertentu, perubahan ini

SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

Transkripsi:

Seminar Nasional BPK Strategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Aidinil Zetra, SIP, MA Jakarta, 22 Juli 2009

Pengantar Sejak reformasi 1998, telah terjadi beberapa perubahan dalam sistem politik, pemerintahan, hukum ekonomi Indonesia, di antaranya: Perubahan sistem politik : Dari otoriter ke demokratis Hubungan Pusat Daerah: dari sistem yang sentralistis menjadi lebih desentalistis, Sistem Ekonomi dari yang mengandalkan perencanaan terpusat dan campur tangan pemerintah berlebihan kepada sistem yang semakin banyak menggunakan mekanisme pasar dan memasuki persaingan global dan meningkatnya governance dalam dunia usaha, agar mampu bersaing di pasar global. (Anwar Nasution) Perubahan tersebut membutuhkan Transparansi dan Akuntabilitas. Pemerintah telah melakukan berbagai reformasi pengelolaan keuangan

Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah Di antara UU yang telah diterbitkan dalam rangka reformasi pengelolaan keuangan Daerah : UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara UU No. 1Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Neg. UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keu Neg. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah UU No. 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah PP No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah PP No 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, PP No. 3 Tahun 2007 Tentang Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Pemerintah, DPRD dan masyarakat,

Kepres dan Kep/Per Mendagri Keputusan presiden No. 74 Tahun 2001 Tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah daerah. Kepmendagri No 29 Tahun 2002, Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007

Perubahan Manajemen Keuangan mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan 1. adanya bentuk pertanggungjawaban keuangan 2. Melalui proses akuntansi, disajikan dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan 3. Disampaikan kpd DPRD tepat waktu (selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir) 4. sebelumnya akan diaudit oleh BPK sebagai lembaga pemeriksa eksternal yang independen dan profesional.

Kebijakan Daerah dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas Pembaharuan manajemen publik oleh birokrasi pemerintah di daerah penelitian (Sumatera Barat baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota) yang diteliti telah banyak dilakukan. Langkah-langkah kongkrit yang telah dijalankan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan merespon tuntutan perkembangan masyarakat terutama yang terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan publik. Di antara program yang telah dilaksanakan adalah : Program peningkatan kinerja pelayanan publik Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pelayanan Program Peningkatan Kompetensi Tenaga dan Standarisasi Lembaga yang memberikan pelayanan publik Program Pengembangan Akuntabilitas dan transparansi Pakta Integritas Perda Etika Penyelenggaraaan Pemerintahan Klinik Anggaran Tender Serentak dll

Paradok Sistem A & T Dengan A & T kepercayaan dan dukungan publik thp pemerintah akan tinggi, Janji A & T Pemerintah akan bekerja lebih serius dan disiplin, proses perumusan kebijakan publik termasuk perencanaan dan pelaksanaan anggaran pemerintah akan lebih, partisipatif dan pro poor kualitas pelayanan publik akan semakin baik dan akan terwujud tata pemerintahan yang baik dan bersih (good governance dan clean government). Kondisi di Daerah Transparansi dan akuntabilitas masih belum menjadi semangat, paradigma dan etika dalam pengelolaan pemerintahan. (Aidinil dkk 2008) Anggaran Pem belum efisien (hanya 35% anggaran utk publik) R. Siti Zuhro (2007) Tk kepuasan masy thd pelay kes sedang (Aidinil dkk, 2006) Perilaku dan sikap aparatur belum mencerminkan pelayanan prima R. Siti Zuhro (2007) KKN masih sulit dihapuskan Partisipasi masyarakat masih rendah dalam perumusan KP

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah Berdasarkan hasil riset di 10 SKPD di delapan Kabupaten/Kota di Sumatera Barat pada tahun 2008 dan awal 2009 ini, khusus dalam hal mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan publik masih ditemukan beberapa permasalahan

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah 1. Budaya kerja yang transparan dan akuntabel belum mengakar dalam kehidupan birokrasi di daerah. (Masih banyak terdapat ketakutan dan keengganan aparatur dalam membuka informasi publik kepada masyarakat) 2. Hanya sebagian kecil daerah yang sudah memiliki regulasi (perda) yang mendukung transparansi dan akuntabilitas publik

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah 3. Keterbatasan jumlah dan kemampuan SDM yang siap dalam menyusun dan menyampaikan laporan keuangan mengikuti standar akuntansi pemerintahan (yang sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang diterima secara internasional sesuai pasal 32 UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara)

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah 4. Kekurangseriusan sebahagian besar PPK (Pejabat Penatausahaan Keuangan) SKPD dalam melaksanakan proses pengelolaan keuangan. (Banyak bendahara penerimaan pada SKPD yang terlambat menyampaikan laporan pertanggungjawaban bulanan yang disebabkan antara lain kelalaian Pimpinan kegiatan atau Pimpinan SKPD dalam urusan pertanggungjawaban)

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah 5. Kesiapan sarana dan prasarana pendukung seperti teknologi informasi baik hardware maupun software dan operatornya. (Masih banyak SKPD terkendala dalam melaksanakan pengelolaan keuangan karena kekurangan SDM dan sarana pendukung untuk menjalan sistem informasi keuangan secara efektif).

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah 6. Proses perencanaan yang mendahului proses anggaran masih banyak bersifat formalitas. (partisipasi masy masih banyak yg semu (elitis), sistem manajemen kinerja belum berjalan dengan baik. Masih banyak SKPD terjebak dalam pola lama penyunan program seperti mengajukan program sebanyak-banyaknya, dibuat seindahindahnya dan tidak berdasarkan sistem perencanaan yang ada)

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah 7. Belum ada daerah yang melakukan pelaporan keuangan dengan mengembangkan media informasi melalui situs daerah yang dapat diakses oleh masyarakat luas.

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah 8. Visi dan misi SKPD belum mampu dijadikan sebagai kekuatan untuk menggerakkan organisasi menjadi transparan dan akuntabel. Visi dan misi terlalu abstrak dan sulit dipahami Staf tidak terlibat dalam perumusan visi dan misi SKPD Kurang dikomunikasikan kepada staf Lebih merupakan slogan belaka

Permasalahan dalam Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah 9. Masih terdapat penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran karena sistem anggaran kinerja dianggap oleh sebahagian pejabat sangat kaku dan tidak sensitif terhadap permasalahan masyarakat seperti bencana alam atau kebutuhan lainnya yang sebelumnya tidak mungkin dapat dianggarkan dalam APBD.

Strategi dan Upaya Peningkatan SDM Aparatur dalam rangka meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan

Literatur Review: Joedono (1974), Streers (1980), Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990),Salim dan Woodward (1992), Bryson (1995), Dwiyanto (1995), Kumorotomo (1996), Soesilo (2000), Atmosoeprapto (2001), Ruky (2001), Yuwono dkk (2002) Kemampuan SD Manusia Ketersediaan Anggaran Sarana dan Prasarana Faktor-faktor Mempengaruhi Akuntabilitas dan Transparansi Aturan Hukum Struktur Organisasi Teknologi Kepemimpinan Budaya Kerja

Strategi Peningkatan A& T Sistem Pengendalian Manajemen Publik Pendekatan Manajemen Publik Pemacu Perubahan Struktur Skillsets Paradigma Karakteristik Lingkungan Proses

Budaya Kerja/ Perilaku yang dirancang melalui sistem pengendalian manajemen Kerangka Bangunan Budaya Organisasi Sikap, Keyakinan, Etos Kerja Paradigma Mindset yang mendasari perilaku aparatur birokrasi

Strategi Strategi dan Upaya Peningkatan SDM Aparatur Strategi Merespon Perubahan Lingkungan Redefinisi visi, misi daerah dan SKPD sesuai tuntutan perubahan

Strategi Strategi dan Upaya Peningkatan SDM Aparatur Strategi Membangunan budaya organisasi pemerintah daerah yang transparan dan akuntabel Penyusunan Perangkat Budaya Organisasi dan Internalisasinya Penyusunan Perangkat Budaya Kerja yang transparaan dan akuntabel

Strategi Strategi dan Upaya Peningkatan SDM Aparatur Pembaruan Teknologi Informasi dalam Membangun Jejaring Informasi Pembentukan aturan main, agenda dan prosedur mekanisme akuntabilitas dan transparansi keuangan di setiap daerah Peningkatan Manajemen SDM Aparatur dalam pengelolaan keuangan daerah Penataan Aparatur Daerah Pembentukan Pusat Penilaian Pegawai. Pelatihan Pegawai berdasarkan penilaian Pembentukan Klinik Anggaran

Terima Kasih