BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sedangkan untuk kelas IX berjumlah 21 siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB IV HASIL PENELITIAN. mengetahui deskripsi data tentang kecemasan, maka peneliti

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Tingkat Adversity Quotient Peserta Didik MTs Darul Karomah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MAN Pamekasan. 27 januari 1992 sampai sekarang. 2. Meningkatkan kualitas lulusan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. negeri yang bercirikan agama islam yang secara umum berada dibawah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan salah satunya perubahan emosi. Menurut Goleman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. telah disebarkan di lingkungan SMK Telkom Sandy Putra Jakarta dan telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adversity Quotient dan Problem Focused Coping berdasarkan jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Educational Psychology Journal

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB IV HUBUNGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI SALAFIYAH BEJI TULIS BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali) Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek Subjek penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di MTsN Pitalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X (Kecerdasan Emosional)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan perusahaan, karena peran karyawan sebagai subyek

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menghafalkan al-qur an. Awal mula berdirinya PPTQ Nurul Furqon ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAIN PEKALONGAN JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Latar belakang MI Darussalam Kolomayan. menyadari betap pentingnya ilmu pendidikan, akhirnya ide dari KH Mujeri,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanakkanak

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

rxy = } } BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Setelah semua data yang berasal dari instrument penelitian telah terkumpul

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs AL HIDAYAH KARANGPLOSO. Jauharotul Maknunah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa ini berada di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian, (C) Subjek penelitian, (D) Teknik Pengambilan Data (E)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1) Uji Validitas Instrumen Variabel Konseling Individu (X)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dalam rangka menampung minat siswa-siswi dan santriwansantriwati

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi UIN MALIKI Malang

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Data yang telah dikumpulkan itu belum dapat memberikan gambaran tentang variabel-variabel secara ringkas. Dalam proses analisis data, sebelumnya perlu dilakukan pemaparan data hasil penelitian. 1. Kategori Hasil Prestasi Belajar Untuk mengetahui tingkat Prestasi Belajar siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang, peneliti membagi menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Penentuan norma penilaian dapat dilakukan setelah diketahui nilai mean (M) dan nilai standar deviasi (SD). Nilai Mean dan SD dari Prestasi Belajar sebagai berikut: Tabel 4.1 Nilai Mean dan SD dari Variabel Prestasi Belajar Prestasi Belajar Mean Standar Deviasi 77,43 3,7 Setelah mengetahui Nilai Mean dan SD, kemudian proses pengkategorian dengan menggunakan norma penggolongan sebagai berikut : 61

62 Tabel 4.2 Norma Pengkategorian No Tingkatan/ Katagori Skor 1 Rendah X < (M-1.SD) 2 Sedang (M-1.SD) X< (M+1.SD) 3 TinggI X (M+1.SD) Dari hasil diatas, berdasarkan norma standar pada tabel, maka diketahui untuk skor masing-masing kategori sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Deskripsi Variabel Prestasi Belajar No Kategori Interval Frekuensi % 1 Rendah X > 23 25 40,3 % 2 Sedang 23 < X < 63 26 42% 3 Tinggi X 11 17,7% Total 62 100 % Hasil perhitungan pengkategorian pada skala Prestasi di atas diketahui frekuensi dan prosentase dari jumlah total 62 siswa pada masing-masing kategori yaitu diperoleh 11 orang (17,7%) dengan kategori tinggi, 26 orang (42%) padakategori sedang, dan 25 orang (40,2%) pada kategori rendah.

63 Kategori Tingkat Prestasi Belajar Pada Siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang 18% 42% 40% rendah sedang tinggi Dilihat dari grafik di atas menggambarkan bahwa tingkat Prestasi Belajar siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang masih relatif sedang, dengan tingkat prosentase paling rendah yaitu 18% dan kategori tinggi yaitu 40%. Sedangkan prosentase paling tinggi adalah tingkat Prestasi Belajar siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang yang tergolong sedang dengan prosentase 42%, hal ini mengindikasikan bahwa tingkat Prestasi Belajar siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang sebagian besar berada pada tingkat sedang dan tinggi. hal ini menggambarkan bahwa tingkat Prestasi Belajar siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang ada yang maksimal dan belum maksimal. Oleh karena itu hal ini perlu diperhatikan oleh para pendidik dan orang tua untuk meningkatkan Prestasi Belajar siswa, sehingga Prestasi Belajar siswa bisa berkembang secara maksimal. 2. Kategori Hasil Skala Kecerdasan Emosional

64 Sama hal dengan Prestasi, untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang, peneliti membagi menjadi tiga tingkatan yaitu tingkatan tinggi, sedang dan rendah. Deskripsi data diperoleh dari nilai mean (M) dan nilai standar deviasi (SD). Nilai Mean dan SD dari variabel Kecerdasan Emosional antara lain sebagai berikut : Kecerdasan Emosional Tabel 4.4 Nilai Mean dan SD dari Variabel Kecerdasan Emosional Mean Standar Deviasi 100 20 Selanjutnya dilakukan proses pengkategorian dengan menggunakan norma penggolongan sebagai berikut : Tabel 4.5 Norma Pengkategorian No Tingkatan/ Katagori Skor 1 Rendah X < (M-1.SD) 2 Sedang (M-1.SD) X< (M+1.SD) 3 Tinggi (M+1.SD) X Dari hasil diatas, berdasarkan norma standar pada tabel di atas, maka dapat diketahui skor masing-masing kategori antara lain sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional No Kategori Interval Frekuensi % 1 Rendah X > 80 1 1,61% 2 Sedang 80 < X > 120 42 67,75% 3 Tinggi 120 < X 19 30,64% Total 62 100 % Hasil perhitungan pengkategorian pada skala Kecerdasan Emosional di atas diketahui frekuensi dan prosentase dari jumlah total 62 siswa pada masing-masing kategori yaitu

65 diperoleh 19 orang ( 30,64%) dengan kategori tinggi, 42 orang (67,75%) pada kategori sedang, dan 1 orang (1,61%) pada kategori rendah. Kategori Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang 1% 68% 31% tinggi Sedang rendah Dari Grafik di atas menggambarkan bahwa tingkat kecerdasan emosional siswa MTs masuk dalam kategori sedang dengan prosentase terbesar yaitu 68%, hal ini menggambarkan bahwa kecerdasan emosional siswa MTs Sunan Kalijogo tergolong baik, apalagi hasil perhitungan tingkat Prestasi Belajar siswa MTs Sunan Kalijogo yang sedang dengan yang tinggi tidak terlalu jauh, dengan melihat presentasi siswa MTs Sunan Kalijogo yang tergolong kategori tinggi yaitu sebanyak 31%, hal ini menggambarkan kecerdasan emosional siswa bagus. Tetapi grafik di atas juga mengidentifikasi bahwa prosentase tingkat kecerdasan emosional siswa MTs termasuk kategori rendah yaitu sebanyak 1%, hal ini menunjukkan bahwa masih ada siswa MTs Sunan Kalijogo kecerdasan emosionalnya belum maksimal, sehingga peran pendidik atau guru dan orang tua sangat diharapkan untuk membina dan meningkatkan kecerdasan emosional siswa MTs Sunan Kalijogo.

66 3. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa MTs Sunan Kalijogo Tabel 4.7 Hasil Korelasi Variabel Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Kecerdasan_Emosi onal Rata_rataPB Correlations Pearson Correlation Kecerdasa n_emosio nal Rata_ra tapb 1.440 ** Sig. (2-tailed).000 N 62 62 Pearson Correlation Sig. (2-tailed).000.440 ** 1 N 62 62 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed). Berdasarkan analisis korelasi Pearson product Moment dengan perangkat SPSS versi 16. Diperoleh nilai P = 0,000 dimana P < 0,05 dan koefisien korelasi sebesar 0,440. Hasil ini menunjukkan bahwa Hipotesis terdapat hubungan signifikan antara Kecerdasan Emosional dan Resiliensi pada Siswa Akselerasi terbukti memiliki hubungan yang positif. Tujuan diadakan analisis data adalah untuk menguji hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini yaitu melihat ada atau tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang. Berdasarkan data yang ada, karena p = 0,000 (< 0,05) maka dengan demikian hipotesa nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ditolak,

67 sedangkan hipotesa kerja (Ha) yang berbunyi Ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar diterima. Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan (rxy = 0,440 ; sig = 0,000 < 0,05 ) antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar. B. Pembahasan 1. Tingkat Kecerdasan Emosional MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan terhadap variabel tingkat kecerdasan emosional, dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi kecerdasan emosional pada kategori tinggi berjumlah 19 responden dengan prosentase 30,64%, sedangkan untuk kategori sedang berjumlah 42 responden dengan prosentase 67,75%, dan untuk kategori rendah berjumlah 1 responden dengan prosentase 1,61%, dari total responden penelitian sebanyak 62 orang. Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang dari keseluruhan respoden yang menjadi subjek penelitian memiliki tingkat kecerdasan emosional yang sedang, dengan prosentase sebesar 67,75%, hal ini mengindikasikan bahwa siswa MTs Sunan kalijogo cukup mampu mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman, 2003:512). Pada kategori tinggi berjumlah 19 orang atau 30,64%. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa mampu untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri,

68 mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Sedangkan untuk kategori rendah berjumlah 1 orang dengan prosentase 1,61%, hal ini mengindikasikan bahwa mereka kurang mampu mengenali emosi yang merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi (Goleman,2003:512). Pada anak yang tingkat kecerdasan emosional rendah seperti tersebut di atas menurut para ahli, disebabkan karena dua faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal, kaitannya dengan faktor internal, banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang apa yang disebut teori dominasi otak. Temuan tersebut pada dasarnya menunjukkan bahwa masingmasing belahan otak kiri dan otak kanan memiliki fungsi yang berbeda. Faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan emosi adalah faktor eksternal yaitu yang datang dari luar individu. Sepanjang perkembangan sejarah manusia menuujukkan seseorang sejak kecil mempelajari keterampilan sosial dasar maupun emosional dari orang tua dan kaum kerabat, tetangga, teman bermain, lingkungan pembelajaran disekolah dan dari dukungan sosial lainnya (Goleman,2003:57). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu mengenali atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi (Goleman,2003:512). Kecerdasan emosional menghadirkan kemampuan untuk merasa, menilai, dan mengekspresikan emosi secara akurat dan adaptif, kemampuan untuk mengenal dan memahami emosi, kemampuan untuk mengakses perasaan ketika melakukan aktivitas kognitif dan melakukan penyesuaian, dan untuk mengatur emosi diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk

69 mengolah/memproses emosi, mencari informasi tentang emosi dan digunakan untuk memandu aktivitas kognitif seperti problem solving dan memusatkan energi untuk bertindak dan menyelesaikan masalah tersebut (Junaedi, 2012:31). Orang yang memiliki kecerdasan emosi memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari suasana hati yang tidak mengenakkan seperti marah, khawatir dan kesedihan. Hal ini akan membuat seseorang menjadi terkendali dan dengan terkendalinya emosi sama terkendalinya dorongan hati. Demikian orang yang cerdas emosinya akan dapat menjalani kehidupan dengan tentram, bahagia dan wajar, karena dia dapat mengenali dan mengelola emosi diri sehingga perilakunya dapat terkendali dan emosinya memberi makna yang lebih baik (Musthofa,2007:49). Penelitian yang dilakukan Goodman juga menunjukkan bahwa pada anak sehat dengan IQ yang lebih rendah lebih banyak memiliki masalah perilaku dibandingkan dengan anak yang mempunyai IQ lebih tinggi (Putri,2012:9). 2. Tingkat Prestasi Belajar Pada Siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang Berdasarkan hasil penghitungan norma kategorisasi data yang diperoleh dari variabel tingkat prestasi belajar pada Siswa MTs Sunan Kalijogo, dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi prestasi belajar pada kategori tinggi 11 responden atau 17,7%. sedangkan pada kategori sedang sebanyak 26 responden atau 42%. Dan pada kategori rendah terdapat 25 orang atau 40,3%. Dari responden yang berjumlah 62 orang. Sesuai dengan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar prestasi belajar pada Siswa MTs Sunan Kalijogo memiliki tingkat prestasi belajar yang sedang dengan nilai prosentase 42 % dari 62 responden yang menjadi subjek penelitian. Dengan data tersebut mengindikasikan bahwa siswa MTs Sunan Kalijogo sudah mampu

70 memahami pelajaran dengan baik meskipun belum mampu mengaplikasikan mata pelajaran dengan baik. Disamping itu dalam penelitian ini juga diketahui bahwa 17,7%. Dari jumlah responden memiliki tingkat prestasi belajar pada kategori tinggi, responden pada kategori ini dapat dideskripsikan bahwa mereka memiliki kemampuan mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori rendah diketahui sebanyak 40,3%. Ini mengindikasikan bahwa siswa MTs Sunan Kalijogo kurang mampu memahami dan mengaplikasikan mata pelajaran yang telah dipelajari disekolah. 3. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang Berdasarkan hasil penelitian diatas. Diperoleh nilai P = 0,000 dimana P < 0,05 dan koefisien korelasi sebesar 0,440. Hasil ini menunjukkan bahwa Hipotesis terdapat hubungan signifikan antara Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar pada Siswa MTs Sunan Kalijogo terbukti memiliki hubungan yang positif. Berdasarkan dari latar belakang penelitian ini dan dari teori yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa MTs Sunan Kalijogo, maka dapat dibuktikan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Penelitian tentang kecerdasan emosional telah banyak diteliti diantara penelitian antara kecerdasan emosional dengan koping adaptif, secara umum terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan kemampuan koping adaptif. Semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, maka akan semakin tinggi pula kemampuan coping adaptifnya (Ridwan,2010:19).

71 Penelitian lain juga menyatakan bahwa terdapat hubungan dengan arah positif antara kecerdasan emosional dengan strategi coping stres ( Suseno,2009). Selain itu penelitian terdahulu yang meneliti tentang variabel yang sama yaitu pada penelitian (Setyowati,2010), Hal ini juga menjelaskan bahwa kecerdasan emosional juga berhubungan dengan strategi koping stres, dimana siswa dengan koping stres yang baik dapat menghadapi setiap kesulitan sehingga dapat meningkatkan Prestasi Belajar. Sebenarnya anak berbakat secara psikologis lebih mantap dibandingkan dengan anakanak lain pada umumnya. Sebagai contohnya, riset dari Knepper dan kawan-kawan yang menemukan bahwa anak berbakat yang rata-rata berusia 11 tahun memiliki kemampuan kognitif yang superior. Hal ini secara signifikan berhubungan dengan peningkatan keterampilan interpersonal karena mereka memiliki kemampuan coping yang lebih baik. Selain itu, pada remaja ditemukan bahwa anak berbakat tidak hanya secara emosional stabil, tetapi juga lebih mandiri secara sosial, lebih aktif dan lebih imajinatif daripada anak-anak sebayanya (Hawadi,2004:186). Orang yang memiliki kecerdasan emosional akan lebih memiliki harapan yang lebih tinggi karena ia tidak terjebak di dalam kecemasan dan depresi. Dengan harapan yang tinggi tersebut ia akan mampu memotivasi diri, mencari berbagai altenatif jalan dalam mencapai tujuan, menumbuhkan kepercayaan diri, bersikap luwes dan flesibel serta memiliki keberanian untuk memecahkan masalah (Musthofa,2007:49-50). Dengan demikian, sifat optimisme yang merupakan sikap pendukung bagi seseorang tidak terjatuh dalam keputusasaan bila menghadapi kesulitan dan kegagalan karena dia melihat kesulitan sebagai sesuatu yang dapat diperbaiki sehingga dia menyingkapinya dengan respon yang aktif dan tidak putus harapan, merencankan suatu kegiatan dan mendayagunakan

72 kemampuan yang dimiliki untuk mengatasi kesulitan dan bangkit dari kegagalan atau mencari pertolongan (Musthofa,2007:50). Selain itu, beberapa studi juga menegaskan terpisahnya kecerdasan emosional dari kecerdasan akademis, dan menemukan kecilnya hubungan atau tiadanya hubungan antara nilai tes prestasi akademis atau IQ dan perasaan sejahtera emosional seseorang, sebab orang yang mengalami amarah atau depresi yang hebat masih bisa merasa sejahtera bila mereka mempunyai kompensasi berupa saat-saat menyenangkan atau membahagiakan (Goleman,2003:78). Dari hasil survey besarbesaran di Amerika terhadap orang tua dan guru menunjukkan bahwa anak-anak generasi sekarang lebih sering mengalami masalah emosi daripada generasi terdahulu. Rata-rata, anak-anak sekarang tumbuh dalam kesepian dan depresi, lebih mudah marah dan lebih sulit diatur, lebih gugup dan cenderung cemas, lebih impulsive dan agresif. Tanda-tanda paling jelas mengenai penurunan ini terlihat dari bertambahnya kasus kaum muda yang mengalami masalah-masalah seperti putus asa terhadap masa depan dan keterkucilan, penyalahgunaan obat bius, kriminalitas dan kekerasan, depresi atau masalah makan, kehamilan tidak diinginkan, kenakalan dan putus sekolah (Goleman,2003:78). Hasil beberapa penelitian yang telah dipaparkan di atas membuktikan bahwa kecerdasan emosional mampu memberikan dampak positif bagi pengembangan psikologis anak yang berkaitan dengan pencapaian kesuksesan seseorang maupun kemampuan interaksi dengan lingkungan sosialnya. Dalam penelitian ini juga terbukti bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan positif dengan Prestasi Belajar. Artinya, jika kecerdasan emosional tinggi, maka prestasi belajar pada semua mata pelajaran tinggi dan sebaliknya.

73 Prestasi belajar bisaanya ditunjukkan dalam bentuk huruf atau angka, yang tinggi rendahnya menunjukkan seberapa jauh siswa telah menguasai bahan yang telah diberikan. Presatasi belajar juga dipengaruhi oleh perilaku siswa, kerajinan dan keterampilan atau sikap tertentu yang dimiliki siswa tersebut, yang dapat diukur dengan standar nilai tertentu oleh guru yang bersangkutan agar mendekati nilai rata-rata.