Bab I PENDAHULUAN. Bdk Abun Sanda, Pemerintah Blum Adil Pada Rakyatnya Sendiri, Kompas, 14 Desember hl. 1 dan Bdk Sda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hidup Menggereja Kontekstual, (Yogyakarta : 2001), p. 28.

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

UKDW BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Permasalahan. I.1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN. A.1 Latar Belakang Permasalahan

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1.

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Gereja lahir dan bertumbuh tidak terlepas dari hakekatnya untuk melayani sesama

BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN

WARUNG TIBERIAS. (Suatu studi kasus tentang aspek pelayanan diakonia di lingkungan warga jemaat. GKI Salatiga) Skripsi

BAB IV. Diakonia dan Warung Tiberias

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gereja di Papua yang dikenal sebagai Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGELOLA DANA ABADI UMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I. Pendahuluan UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :

BAB I. A. Latar belakang permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Eka Darmaputera, Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia, dalam Eka Darmaputera (peny.), Konteks

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGELOLA DANA ABADI UMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan

I. Pendahuluan 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dilakukan terhadap orang-orang miskin. Pertanyaan yang sangat crucial

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan Umum Gereja Saat Ini

BAB IV ANALISA. sinodal) dan siding majelis jemaat (lingkup jemaat). 2. Hubungan yang dinamis antara majelis sinode dan majelis jemaat.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

BAB I Pendahuluan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4848)

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar belakang masalah Dalam kehidupan sosial, akan terdapat keberagaman di dalam masyarakat. Ada keberagaman golongan, suku, dan agama. Keberagaman bukanlah sebuah keterpisahan tetapi diarahkan kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Menjadi sebuah semangat dalam kebersamaan untuk melakukan perjuangan secara bersama-sama untuk kepentingan bersama. Kebersamaan dalam memperjuangkan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidpan bermasyarakat. Dalam kehidupan sosial masyarakat banyak permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Terjadinya bencana alam, ketidakadilan sosial dalam persamaan hak dan kewajiban dan juga jurang pemisah antara kelas masyarakat, dan masih banyak lagi persoalan sosial. Contoh yang paling dekat dapat dilihat adalah penderitaan yang dialami di Nias, Aceh, Nabire, Jogjakarta dan juga pada saat ini di Sidoarjo yang diakibatkan oleh bencana alam. Bencana yang memaksa banyak orang untuk hidup di bawah bayang bayang maut. Begitu pula bentuk ketidakadlian yang dilakukan oleh pemerintah dan aparat aparat yang bersangkutan, seperti harga minyak tanah yang tidak tetap dan tidak sama di setiap kota yaitu harga minyak tanah di tingkat pengecer yang mestinya hanya Rp 3.000, menjadi Rp 10.000/liter. Begitu pula dengan harga per zak semen yang bisa mencapai Rp.300.000/zak di daerah Papua. 1 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhasil menjaga iklim demokrasi. Namun, dia belum berhasil menciptakan keadilan sosial, pemerataan kesejahteraan. Kebebasan dan keadilan terkesan hanya milik orang kaya dan berkuasa. 2 Oleh karena itu penyusun mencoba untuk melihat kepada realita tentang begaimanakah penanggulangan yang dilakukan terhadap penderitaan yang dialami oleh masyarakat? Begitu pula dengan kemiskinan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Sekretaris Daerah Propinsi (Sekdaprop) Jawa Timur, Soekarwo, mengatakan, sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik pada pertengahan tahun 2005 lalu, angka kemiskinan di 1 Bdk Abun Sanda, Pemerintah Blum Adil Pada Rakyatnya Sendiri, Kompas, 14 Desember 2006. hl. 1 dan 15 2 Bdk Sda 1

Jawa Timur juga naik hingga mencapai 97 persen. 3 Dan juga lumpur panas Sidoarjo yang sangat lambat penyelesaiannya akan menambah kerugian dalam sektor perekonomian khususnya di daerah Sidoarjo, begitu juga dengan penderitaan yang dialami oleh masyarakat yang menjadi korban. 4 Bahwa masih banyak mereka yang hidup di bawah pendapatan minimum. Apakah mereka mendapatkan perhatian yang serius atau hanya sekedar wacana saja? Bahkan masyarakat Sidoarjo bukan hanya menjadi korban tetapi juga menjadi terdakwa atau yang dipersalahkan. Inilah realita kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia, yang di dalamnya juga kekristenan menjadi sebuah unsur yang tak dapat melepaskan diri. Kekristenan harus terbeban dan bertindak terhadap persoalan tersebut sebagai wujud konkret teologi praktis. Kekristenan memiliki tiga tugas panggilan yaitu, koinonia, marturia dan diakonia. Di sini pembicaraan akan dikhususkan pada kegiatan diakonia. Diakonia sebagai kegiatan sosial yang harus terlibat dalam struktur masyarakat dalam memperbaiki keadaan Bangsa Indonesia yang senantiasa mangalami penderitaan. Pelayanan Diakonia terbagi dalam beberapa model, yaitu model karitatif, reformatif dan transformatif. 5 Yang sering terjadi ialah bentuk pelayanan diakonia yang bertujuan ke dalam gereja. Padahal, pada hakekatnya diakonia bersifat sosial, untuk kesejahteraan umum ( dunia ), dan secara khusus melibatkan umat dari agama dan kepercayaan lain, jadi tidak hanya terbatas untuk gereja saja. 6 Begitu pula dalam pelaksanaannya, bahwa akan lebih baik bila dilakukan bukan hanya oleh kalangan gereja saja atau lembaga kristen saja tetapi juga melibatkan lembaga-lembaga lainnya. Maka dengan bentuk pelayanan diakonia yang dilakukan dengan bersama sama maka akan tercipta sebuah kebersamaan dalam penanggulangan penderitaan. Dengan mencoba menerima bahwa keberagaman agama adalah sebuah kenyataan global yang harus di terima, namun tidak dilihat dalam kerangka keterpisahan malainkan sebuah ketergantungan dalam artian tanggung jawab global. 7 Dengan demikian memberikan kekuatan baru bagi semua umat beragama. 3 Bnd Onna, Angka Kemiskinan di Jawa Timur sampai 97%, Kompas, 16 juli 2006 hal 3 4 Bnd, inisial (Ant/prim), Lumpur Panas Makin Mengancam, Pemerintah Belum Mampu Atasi, Kompas, 10 Agustus 2006 5 J.B.Banawiratmo, 2002, Sepuluh Agenda Pastoral Transformatif, Jogjakarta: Kanisius, hal 15 Pembahasannya akan di perluas di bab II 6 Bnd. E.G.Singgih, P.hD, Reformasi dan Transformasi Pelayanan Gereja Menyongsong Abad Ke-21, Jogjakarta: Kanisius, 1997, hal 24-28 7 Joas Adiprasetya,, Mencari Dasar Bersama, BPK Jakarta: Gunung Mulia,,2002, hal 163 2

A.2. Perumusan Masalah Dalam mengamati bentuk pelayanan diakonia, maka penyusun memfokuskan pada Yayasan Pelita Kasih yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat. Sebuah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan oleh Majelis Jemaat GKI Ngupasan pada tanggal 10 September 1986. Lembaga ini di kelola oleh majelis GKI se-jogjakarta, yaitu: GKI Ngupasan, GKI Wongsodirjan, GKI Gondomanan, dan GKI Gejayan melalui dewan Pembina dengan di bantu oleh perangkat organisasi. Yayasan ini memiliki visi dan misi dalam pelayanannya kepada masyarakat. Visi dan misinya 8 dilaksanakan melalui beberapa bidang pelayanan, ada lima bidang pelayanan yaitu : 1. Bidang Anak Asuh 2. Bidang Klinik Holistik 3. Bidang Pendidikan 4. Bidang Pengembangan Maayarakat 5. Bidang Askesos ( Asuransi Kesejahteraan Sosial ) Dengan melihat beberapa bidang pelayanannya, maka penyusun melihat, 1. Bentuk-bentuk pelayanan diakonia yang dilakukan oleh Yayasan Pelita Kasih? 2. Kepada siapa di arahkan pelayanan diakonia? 3. Apakah dalam melaksanakan kegiatan diakonia, Yayasan Pelita Kasih menjalin kerjasama dengan lebaga-lembaga lain? 4. Bagaimana spiritualitas kekristen di wujudkan oleh Yayasan Pelita Kasih? A.3. Batasan Masalah Dalam penulisan ini penyusun membahas tentang makna dan model diakonia di dalam perkembangannya. Perkembangan diakonia dilihat dari pemahaman biblika, sejarah dan modelmodel yang berkembang dan perkembangannya di dalam masyarakat. Penelitian diakonia dalam masyarakat, akan dilakukan di Yayasan Pelita Kasih. Penelitian hanya dilakukan di Yayasan Pelita Kasih, dengan beberapa alasan : 8 Akan dibahas pada bab III 3

Yayasan ini didirikan oleh GKI se-jogjakarta dan dalam perkembangannya tetap berada di bawah pengawasan GKI se-jogjakarta. Secara struktural juga berada di bawah koordinir dari GKI se-jogjakarta. Penyusun meneliti semua bidang-bidang pelayanan yang di laksanakan oleh Yayasan Pelita Kasih. Penilitian ini untuk melihat sejauh mana pelayanan diakonia yang dilakukan oleh Yayasan Pelita Kasih. Penelitian hanya dilakukan dalam satu yayasan saja adalah karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penyusun dan untuk memfokuskan penelitian. B. Rumusan Judul Berangkat dari latar belakang dan rumusan masalah di atas maka judul dari penulisan skripsi ini adalah : Kegiatan Diakonia Oleh Yayasan Pelita Kasih C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah melihat pelayanan diakonia yang dilakukan oleh Yayasan Pelita Kasih. Dari pelayanan diakonia yang dilakukan oleh Yayasan Pelita Kasih, akan didapati makna dan bentuk pelayanan diakonia yang sesungguhnya dan untuk mengetahui kepada siapa pelayananan diakonia itu akan diberikan. Pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat adalah sebuah kegiatan yang sulit. Oleh karena itu, penulisan ini juga akan melihat kerjasama yang dibina dengan lembaga-lembaga lain. Sebagai bagian dari gereja maka penulisan ini juga akan melihat sejauh mana bentuk dan penghayatan spiritualitas yang dibangun oleh Yayasan Pelita Kasih dalam melaksanakan kegiatan diakonia. D. Metode Penulisan D.1. Metode penulisan Metode yang akan digunakan dalam penulisan adalah metode diskriptif analitis. Penulisan akan diawali dengan memaparkan sejarah dan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam kekristenan atau gereja tentang pemaknaan dan bentuk-bentuk diakonia sebagai salah satu tugas panggilan gereja. Pemaparan mengenai perkembangan diakonia adalah sebagai sebuah penilaian yang akan digunakan dalam menganalisa bentuk-bentuk kegiatan diakonia yang dilaksanakan oleh Yayasan Pelita Kasih kepada masyarakat. Sebelum melakukan penilaian terhadap rangkaian kegiatan diakonia dalam Yayasan Pelita Kasih, maka akan diuraikan terlebih dahulu tentang 4

Yayasan Pelita Kasih. Berdasarkan data dan gambaran tentang diakonia di Yayasan Pelita Kasih, maka akan dilakukan penilaian terhadap bidang-bidang diakonia yang telah dilaksanakan. D.2. Metode Penelitian Dalam penelitian skripsi ini akan dilakukan dua pendekatan yaitu: Metode Literatur atau kepustakaandan metode wawancara dan pengumpulan data. Metode literatur dilakukan dengan memakai berbagai sumber litaratur atau kepustakaan tentang diakonia untuk dijadikan sebagai masukan bagi penyusun dalam menyusunan skripsi ini. Adapun sumber kepsutakaan tersebut ada di peroleh dari buku-buku, artikel-artikel dan dokumen-dokumen Yayasan Pelita Kasih. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pihak Yayasan Pelita Kasih dan kepada masyarakat atau anggota Yayasan Pelita Kasih. G. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Pada bagian ini berisi tentang hal-hal yang mendasar meliputi latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, rumusan judul, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Diakonia Sebagai Pelayanan Dari Allah Bagi Manusia Pada bagian ini penyusun akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan diakonia. Yaitu tentang sejarah dan perkembangan diakonia dalam pelayanan gereja di tengah-tengah masyarakat. Perkembangan akan dibahas berdasarkan pada pengertian, karakteristik atau model dan tujuan diakonia. Bab III : Diakonia Yayasan Pelita Kasih di Tengah Masyarakat Pada bagian ini penyusun akan memaparkan tentang Yayasan Pelita Kasih. Beberapa hal yang akan di paparkan adalah tentang sejarah, latar belakang, tujuan, struktur organisasi dan perkembangan-perkembangan dari setiap bidang di Yayasan Pelita Kasih. Bab IV : Penilaian Teologis Terhadap Diakonia Yayasan Pelita Kasih Pada bagian ini, penyusun akan mencoba memberikan penilaian terhadap model pelayanan yang dilakukan di dalam Yayasan Pelita Kasih. Penilaian akan dilakukan berdasarkan kepada makna, bentuk-bentuk diakonia dalam 5

konteks dan perkembangannya. Penilaian akan dilakukan dengan melihat konteks masyarakat dan proses kontekstualisasi dalam pelayanan diakonia yang dilakukan. Bab V : Penutup Pada bagian akhir, penyusun akan merumuskan suatu kesimpulan dari semua yang sudah penyusun paparkan pada bagian sebelumnya. Penyusun akan memberkan saran-saran kepada Yayasan Pelita Kasih dan gereja-gereja atau lembaga-lembaga kristen lainnya. 6