PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN"

Transkripsi

1 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI JEMAAT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort 53 BNKP. Pada persidangan majelis sinode tersebut telah ditetapkan Program Umum Pelayanan BNKP (PUPB), masa pelayanan 2012 s/d PUPB tersebut merupakan pedoman dalam penyusunan dan penjabaran progran di semua aras (Sinodal Resort Jemaat). Untuk menjabarkan program dimaksud, maka Majelis Sinode BNKP telah memberikan mandat kepada BPHMS-BNKP untuk memberikan petunjuk teknis penyusunan Program yang dapat digunakan oleh resort dan jemaat. Petunjuk Teknis (Juknis) penyusunan program ini hanya dibatasi bagi jemaat yang adalah basis pelayanan, sedangkan Juknis untuk resort dan sinodal disusun tersendiri. Dengan adanya Juknis ini, maka diharapkan seluruh jemaat akan menyusun program pelayanannya, baik program 5 (lima) tahun yang disebut Rencana Strategi Pelayanan (Renstrapel) Lima Tahun, maupun program tahunan yang merupakan penjabaran dari Renstrapel. 2. Keberadaan, Fungsi dan Tugas Jemaat Peraturan BNKP No 04/BPMS-BNKP/2008 tentang jemaat, pada pasal 3 dijelaskan bahwa kedudukan, fungsi dan tugas jemaat di BNKP, sebagai berikut: (1) Jemaat adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus Kristus. (2) Jemaat adalah wujud kesatuan BNKP yang hadir untuk menjalankan misinya di tempat tertentu dan merupakan persekutuan dari keseluruhan anggota BNKP di tempat itu. (3) Jemaat berfungsi sebagai wadah untuk mewujudkan tri-tugas panggilan gereja kepada seluruh warga BNKP dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Program Umum Pelayanan BNKP (4) Jemaat mempunyai tugas: a. Memberitakan Injil, menghayati dan mengamalkan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. b. Mempersiapkan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan peribadatan jemaat. c. Memberdayakan seluruh anggota jemaat serta kelompok/ lingkungan pelayanan dalam jemaat sebagai pelaku pembangunan jemaat untuk memanfaatkan karunia yang ada pada setiap anggota demi pembangunan jemaat. d. Mewujudkan pembinaan kepemimpinan dan pelayanan yang efektif demi pengembangan jemaat. e. Mewujudkan pelayanan yang holistik kepada seluruh anggota gereja dan masyarakat. Berdasarkan pasal 3 peraturan BNKP No 3/BPMS-BNKP/2008 tersebut, sangat jelas bahwa JEMAAT adalah basis pelayanan di BNKP. Dengan kata lain bahwa subjek dan objek utama dalam penjabaran Program Umum Pelayanan BNKP adalah JEMAAT. Oleh karenanya, sangatlah penting dan strategi peranan jemaat dalam mewujudkan visi dan misi BNKP yang telah dirumuskan dalam PUPB, yakni: BNKP teguh dalam persekutuan dan menjadi berkat bagi dunia.

2 3. Penyusunan dan Pengesahan Program Pelayanan Untuk mewujudkan fungsi dan tugas Jemaat sebagaimana dikemukakan di atas, maka peranan Majelis Jemaat sangatlah penting. Dalam Peraturan BNKP nomor 4/BPMS- BNKP/2008, pasal 10, ditegaskan bahwa Majelis jemaat bertugas: 1) Merumuskan dan menetapkan visi dan misi pelayanan jemaat, berpedoman pada visi dan misi BNKP sebagai arah bersama. 2) Menetapkan program kerja jemaat dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat (APBJ). 3) Merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja jemaat dengan mengacu pada visi dan misi pelayanan jemaat. 4) Membentuk dan memberdayakan lingkungan pelayanan, komisi-komisi dan pos pelayanan dalam jemaat untuk meningkatkan kehidupan persekutuan dan karya jemaat. 5) Menjabarkan pelaksanaan program Resort dan Sinodal. 6) Menetapkan langkah-langkah pemilihan Satua Niha Keriso, anggota Majelis Jemaat, dan Badan Pekerja Majelis Jemaat dengan berpedoman pada ketentuan dan peraturan yang berlaku. 7) Menetapkan langkah-langkah penyelesaian masalah-masalah jemaat. 8) Membahas dan menerima laporan pertanggung jawaban Badan Pekerja Majelis Jemaat. 9) Memperhatikan, mengawasi dan memelihara ajaran (doktrin) BNKP serta memampukan anggota jemaat untuk melaksanakannya. Dari uraian tugas dan tanggung-jawab Majelis Jemaat tersebut di atas, maka merupakan kewajiban Majelis Jemaat menetapkan Program Pelayanan di Jemaat. 4. Rencana Strategi Pelayanan dan Program Tahunan 5. Penjabaran Program Tahunan Pelayanan di Jemaat 5.1.Tahun Program dan Anggaran a. Tahun Program dan Anggaran di BNKP adalah mengikuti kalender masehi, yang dimulai dari bulan Januari dan berakhir pada bulan Desember. b. Program dan Anggaran di Jemaat sudah harus mendapat pengesahan oleh BPMR selambat-lambatnya bulan Februari setiap tahunnya. c. Untuk memenuhi jadwal pengesahan program dan anggaran tersebut di atas, maka BPMJ wajib menyiapkam dan membawakan draft program dan anggaran pada sidang Majelis Jemaat selambat-lambatnya bulan desember setiap tahun untuk pembahasan dan penetapan. 5.2.Penyusun Program dan Anggaran a. Merupakan tanggung-jawab Badan Pekerja Majelis Jemaat menyusun draft program dan anggaran untuk seterusnya dibawa dalam persidangan majelis jemaat untuk pembahasan dan penetapan. b. Badan Pekerja Majelis Jemaat dapat melibatkan warga jemaat yang memiliki kapasitas bersama-sama dengan BPMJ dalam penyusunan draft program dan anggaran, dan dapat juga membentuk tim penyusun draft Program dan APBJ. c. Draft Program dibuat menurut model terlampir, sedangkan APBJ disusun menurut model yang telah ada dalam peraturan No 5/BPMS BNKP/ Penetapan Program dan Anggaran Pada persidangan Majelis Jemaat di bulan Desember setiap tahunnya, majelis jemaat wajib melakukan pembahasan atas draft program dan anggaran yang telah dipersiapkan oleh BPMJ, untuk seterusnya ditetapkan sebagai sebuah Rancangan Program dan APBJ.

3 5.4.Pengesahan Program dan Anggaran a. Program Pelayanan di Jemaat merupakan dasar dari penyusunan APBJ, oleh karenanya mengacu pada peraturan BNKP No 5/BPMS-BNKP/2008, pasal 7 ayat 1, maka program dan anggaran hanya dapat diberlakukan setelah mendapat pengesahan dari BPMR. b. Pada bulan Januari setiap tahun, BPMJ mengirimkan kepada BPMR Rancangan Program dan APBJ yang telah dibahas dan ditetapkan oleh majelis jemaat untuk mendapat pengesahan. c. BPMR wajib mengoreksi dan mengesahkan program dan anggaran jemaat serta mengembalikannya ke jemaat selambat-lambatnya akhir Februari setiap tahunnya. d. Rancangan Program dan Anggaran yang telah disahkan oleh BPMR selanjutnya disebut sebagai Program dan APBJ jemaat, yang merupakan pedoman dalam melaksanakan seluruh aktifitas untuk tahun berkenan. 5.5.Model Renstralpel dan Program Tahunan sebagaimana terlampir. 6. Penutup Demikian petunjuk teknis penyusunan program pelayanan di jemaat dibuat dan dikeluarkan oleh BPHMS-BNKP sebagai bahan dan dasar penyusunan program di seluruh jemaat di BNKP. Diharapkan seluruh jemaat di BNKP dapat memulai menyusun program dan anggarannya dengan mempedomani peraturan dan petunjuk teknis yang ada di BNKP, dengan visi yang sama adalah BNKP teguh dalam persekutuan dan menjadi berkat bagi dunia. Semoga Tuhan memberkati kita semua, baik pelayan maupun warga jemaat. Dikeluarkan di Gunungsitoli Pada tanggal September 2012 BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE PDT. DR. TUHONI TELAUMBANUA, M.SI EPHORUS PDT. DORKAS O. DAELI, MTH SEKUM

4 CONTOH: RENCARA STRATEGI PELAYANAN (RENSTRAPEL) DI JEMAAT 2012 S/D Pendahuluan 2. Gambaran Umum Jemaat 3. Kondisi dan Permasalahan (Bisa menggunakan model SWOT) 4. Visi 4.1.Visi BNKP : Teguh Dalam Persekutuan dan Menjadi Berkat bagi Dunia 4.2.Visi Jemaat : Prioritas Program 5.1. BIDANG PROGRAM MARTURIA BANGUN SPRITUAL PROGRAM UTAMA PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DURASI (TAHUN) Pengadaan Konfessi BNKP Penelitian dan pengkajian hal-hal yang berkaitan dengan pokok-pokok konfessi dalam bingkai kontekstualisasi KETERANGAN Tata Ibadah yang Penelitian dan pengkajian Tata Ibadah BNKP dan

5 aktual dan kontekstual Pembinaan Warga Gereja (PWG) merangcang-bangun Tata Ibadah yang sesuai dengan konteks BNKP Pengadaan Model-model PWG Pelaksanaan PWG Pelayanan Pastoral Pemberdayaan Pelayan untuk memiliki minat dan ketrampilan Pengadaan Balai Layanan Pastoral dan Rehabilitasi Pemberitaan Firman Khotbah/PA Evangelisasi Pekabaran Injil. Sarana Prasarana Pembangunan Gedung Gereja, Gedung Sekolah Minggu, gedung serba guna, dan ruang konsistori. Pengadaan alat-alat musik

6 5.2. BIDANG PROGRAM DIDASKALIA BANGUN SUMBER DAYA PROGRAM UTAMA PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DURASI (TAHUN) Bina Pelayan 1. Bina Pendeta 2. Bina Guru Jemaat 3. Bina Evangelis 4. Bina Diaken 5. Bina Majelis Jemaat, BPMJ, BPP dan Unit Pelayanan Bina Profesi 1) Bina warga yang melayani sebagai Pegawai Negeri Sipil, Legislatif dan para politikus. 2) Bina warga yang menekuni bidang ekonomi 3) Bina warga yang berstatus Penatua Adat Bina Teologi Kaum Pengajaran Teologi bagi Awam Kaum Awam Pendidikan Formal Pemberantaran Buta Aksara Gerakan Pendidikan Anak Usia Dini oleh Resort dan Jemaat-Jemaat Peningkatan Mutu Sekolahsekolah Asuhan BNKP Pendirian Perguruan Tinggi KETERANGAN

7 Program Beasiswa (selain STT-BNKP Sundermann) Memberikan Beasiswa untuk pendidikan, baik formal maupun pendidikan nonformal BIDANG PROGRAM KOINONIA TATA DAN TEGUHKAN PERSEKUTUAN PROGRAM UTAMA Persekutuan keluarga, lingkungan, dan Jemaat Penataan Organisasi Penataan Administrasi dan Manajemen Gereja Persekutuan Pelayan PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DURASI (TAHUN) Pemberdayaan keluarga bersekutu dalam ibadah (kebaktian keluarga, perayaan hari-hari besar gerejani, dan bulan keluarga). Penguatan solidaritas dan soliditas Lingkungan, serta jemaat Penguatan persekutuan lintas jemaat Pemantapan dan penjabaran peraturan pelaksanaan Tata Gereja. Program pelatihan PME (Planning, Monitoring and Evaluation) di semua aras Persekutuan melalui Rapat/ sidang KETERANGAN

8 Persekutuan dalam kegiatan gerejani dan kegiatan sosial kemasyarakatan Persekutuan Oikumenis Dialog dan Kerukunan Hubungan Gereja dan Negara Persekutuan melalui Konven Program Cinta BNKP melalui: - Pencitraan BNKP keluar dan kedalam - Penyusunan profile BNKP - Program yang memihak warga Terlibat secara proaktif dalam gerakan oikumeni. Interfaith Dialog Membangun persekutuan melalui peranan: Konseptual; Partisipatif; Pastoral dan peran Profetis 5.4. BIDANG PROGRAM DIAKONIA PERANGI KEMISKINAN DAN BERDAYAKAN MASYARAKAT PROGRAM UTAMA PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DURASI (TAHUN) Pelayanan Diakoni Kharitatif Pengembangan Panti Asuhan Pelayanan Panti Jompo Pengembangan Orangtua asuh Pengembangan Asrama KETERANGAN

9 Pelayanan Diakoni Reformatif Pembangunan Comunitas Basis melalui Mikro Kredit Pengembangan Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Pengembangan Training Center for Diakoni Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pelayanan HIV-AIDS Penanggulangan Bahaya Narkoba dan Miras Pelayanan Diakoni Transformatif Pelayanan Pembangunan dan Politik Pengembangan Program Perdamaian, Keadilan dan Keutuhan Ciptaan (JPIC) Pengurangan Resiko Bencana 5.5. BIDANG PROGRAM OIKONOMIA UPAYAKAN KEMANDIRIAN PROGRAM UTAMA PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DURASI (TAHUN) Penatalayanan Persembahan dan Persepuluhan Program Pelaksanaan penataran bagi pelayan Program Menentukan tematema khotbah/pa tentang persembahan selama 2 bulan dalam setahun KETERANGAN

10 Penatalayanan Administrasi dan Manajemen Keuangan Program Pelatihan Pengelolaan keuangan Kemandirian Dana Dana Abadi Dewan Penyantun Penatalayanan dan Program pengurusan Pendayagunaan sertifikat tanah-tanah BNKP Asset di BNKP disemua aras Program pemanfaatan tanah-tanah dan bangunan yang belum dikelola disemua aras Program renovasi Kios Fotuaria BNKP Mencari dan meningkatkan kemitraan untuk pengembangan usahausaha BNKP Kesejahteraan Pensiun Pelayan Bantuan Kesehatan Penatalayanan Kemitraan Perumahan Mengembangkan jejaring 6. Penutup

11 CONTOH : PROGRAM TAHUNAN DI JEMAAT 1. Pendahuluan (Pendahuluan program pelayanan adalah semacam pengantar atau penjelasan tentang pentingnya penyusunan rencana program tahunan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan.) Contohnya sbb: Penyusunan program tahunan jemaat adalah suatu hal yang sangat perlu mengingat gereja adalah sebuah organisasi yang memiliki visi, misi, struktur dan kepengurusan tersendiri. Penyusunan program tahunan jemaat sangat diperlukan untuk menjamin tercapainya visi dan misi Gereja serta menjamin bahwa seluruh kegiatan-kegiatan gereja berjalan secara teratur, terarah, efisien, efektif dan relevan. Penyusunan program tahunan ini didasarkan pada kondisi dan pergumulan jemaat BNKP dan program-program yang dicanangkan diharapkan dapat menjawab pergumulan-pergumulan tersebut. Demikianlah program tahunan jemaat BNKP disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan. Tuhan memberkati kita semua. 2. Kondisi dan Permasalahan 3. Visi : BNKP Teguh Dalam Persekutuan dan Menjadi Berkat bagi Dunia 4. Prioritas Program 4.1. BIDANG PROGRAM MARTURIA BANGUN SPRITUAL KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN (PERBULAN) keterangan

12 4.2. BIDANG PROGRAM DIDASKALIA BANGUN SUMBER DAYA KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN (PERBULAN) keterangan BIDANG PROGRAM KOINONIA TATA DAN TEGUHKAN PERSEKUTUAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN (PERBULAN) keterangan BIDANG PROGRAM DIAKONIA PERANGI KEMISKINAN DAN BERDAYAKAN MASYARAKAT KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN (PERBULAN) keterangan

13 4.5. BIDANG PROGRAM OIKONOMIA UPAYAKAN KEMANDIRIAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN (PERBULAN) keterangan PENUTUP

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI RESORT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 03/BPMS-BNKP/2008 tentang R E S O R T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU)

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN JEMAAT DAN RESORT BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 05/BPMS-BNKP/2008 tentang KEUANGAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 05/BPMS-BNKP/2008 tentang KEUANGAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 05/BPMS-BNKP/2008 tentang KEUANGAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP : Luk.19:8-9; Mat.6:19-21,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI PELAYANAN BNKP ARAS SINODAL

RENCANA STRATEGI PELAYANAN BNKP ARAS SINODAL RENCANA STRATEGI PELAYANAN ARAS SINODAL 2012 S/D 2017 1. Dasar 1) Tata Gereja 2) Program Umum Pelayanan (2012-2017) 3) Peraturan 01/BPMS-/2007 2. Kondisi dan Permasalahan 2.1. Bahwa sebagai persekutuan

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian 1:26; I Petrus

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend. BAB V PENUTUP Setelah melalui tahap pembahasan dan analisis, maka selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP)

TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) MUKADIMAH Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi, telah menyatakan kasih- Nya yang begitu besar kepada dunia ini, dengan mengaruniakan Anak-Nya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG PENGESAHAN PROGRAM UMUM GNKP-INDONESIA TAHUN 2014 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Menimbang KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja MAJELIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang yang menulis dan meneliti tentang sumber daya manusia. Cardoso (2003) mengatakan salah satu sumber daya yang terdapat

Lebih terperinci

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) Nomor. Tahun 2016 Tentang : Pengelolaan Keuangan Sentralisasi HKI Dengan Kasih dan Karunia Tuhan Jesus Kristus, Pucuk Pimpinan Huria Kristen Indonesia, M e n i m

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya. Karena itu organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo Sekitar tahun 1963 setelah keluarga dalam jemaat menjadi ± 10 keluarga, maka dipilihlah anggota Majelis jemaat, lalu dimintakan

Lebih terperinci

Lampiran 2: Pedoman penyusunan Jadwal Kegiatan Tahunan (JKT) Waktu Pelaksanaan

Lampiran 2: Pedoman penyusunan Jadwal Kegiatan Tahunan (JKT) Waktu Pelaksanaan Lampiran 2: Pedoman penyusunan Jadwal Kegiatan Tahunan (JKT) No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Bulan Anggaran 1 2 3 4 Diketahui/disyahkan BPMJ /BPHMS Ditetapkan di Pada tanggal Komisi / Departemen Ketua

Lebih terperinci

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) 35 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih,

Lebih terperinci

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) Oleh David Sarman H Pardede Nim

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA 2.1. Manajemen Asset Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan menyelesaikan persoalan bersama-sama dengan orang lain dimana memahami bahwa setiap aktivitas

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang. diambil kemudian menjadi dasar penyusunan

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang. diambil kemudian menjadi dasar penyusunan BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil kemudian menjadi dasar penyusunan implikasi baik dari aspek teoritis maupun praktis. 5.1

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Bab ini merupakan pembahasan mengenai analisa suatu studi tentang peranan penatalayanan gereja di dalam usaha pencapaian kemandirian gereja dalam bidang dana di GPIB Kasih Karunia

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN SATUA NIHA KERISO MEWUJUDKAN JEMAAT MISIONER DI BNKP

KEPEMIMPINAN SATUA NIHA KERISO MEWUJUDKAN JEMAAT MISIONER DI BNKP KEPEMIMPINAN SATUA NIHA KERISO MEWUJUDKAN JEMAAT MISIONER DI BNKP Disajikan pada Penataran Pelayan Jemaat BNKP RESORT 34 NIAS UTARA Jumat s/d Sabtu 17-18 Oktober 2014 Oleh : Pdt. Dr. Etiknius Harefa, MTh,

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: BAB V PENUTUP Pada bagian ini penulisan akan dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. 5.1.KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Gereja adalah persekutuan orang percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 12/BPMS-BNKP/2012 tentang TERTIB PENGGEMBALAAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 12/BPMS-BNKP/2012 tentang TERTIB PENGGEMBALAAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menimbang Mengingat PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 12/BPMS-BNKP/2012 tentang TERTIB PENGGEMBALAAN Dengan kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 I. Dasar Pelaksanaan Tata Gereja GPIB tahun 2015 1. Tata Dasar, Bab IV ttg Penatalayanan Gereja 2. Peraturan

Lebih terperinci

PROGRAM KOMISI PELAYANAN PEMUDA SINODE GMIM TAHUN 2015 HASIL SIDANG MAJELIS SINODE TAHUNAN KE- 27 di Wilayah KAWANGKOAN TAHUN 2014

PROGRAM KOMISI PELAYANAN PEMUDA SINODE GMIM TAHUN 2015 HASIL SIDANG MAJELIS SINODE TAHUNAN KE- 27 di Wilayah KAWANGKOAN TAHUN 2014 1. BidangMisi&Oikumene PROGRAM KOMISI PELAYANAN PEMUDA SINODE GMIM TAHUN HASIL SIDANG MAJELIS SINODE TAHUNAN KE- 27 di Wilayah KAWANGKOAN TAHUN 2014 1 Ibadah Agung Paskah& HUT Meningkatkan Pemahaman tentang

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Jakarta, 22 Agustus 2017 Nomor Lamp Perihal : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Kepada Yth. : Seluruh Majelis Jemaat GPIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. rekomendasi yang relevan dengan penelitian ini.

BAB V PENUTUP. rekomendasi yang relevan dengan penelitian ini. BAB V PENUTUP Deskripsi dan analisis yang telah dilakukan dalam tesis ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana pelayanan pastoral BNKP menggumuli dan menanggapi berbagai dinamika perubahan

Lebih terperinci

PANDUAN PERAYAAN ADVEN NATAL TAHUN BARU DI BNKP

PANDUAN PERAYAAN ADVEN NATAL TAHUN BARU DI BNKP PANDUAN PERAYAAN ADVEN NATAL TAHUN BARU DI BNKP 2013/2014 1. DASAR PERAYAAN 1.1. Adven: a. Dalam tradisi Tahun Gereja, perayaan Natal diawali dengan perayaan Adven. Tidak biasa dan tidak dilakukan perayaan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (10/2), mencatat ekonomi Indonesia tumbuh

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BAB I PEMBUKAAN Mahasiswa Kristen Institut Teknologi Bandung sebagai bagian dari umat Allah di Indonesia memiliki tugas dan tanggung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam mempertahankan eksistensi sebuah organisasi keagamaan (gereja) bukanlah tanpa perjuangan. Perjuangan tersebut sangat memerlukan daya agar tetap bertahan (survive) ditengah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 MAKNA KONGRES Kongres MPK adalah kegiatan lima tahunan yang dilakukan oleh MPK bersama anggota-anggota dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Upaya Majelis Sinode GMIT untuk merumuskan pedomanan penilaian kinerja bagi pendeta GMIT, adalah bagian dari tanggungjawab Majelis Sinode, untuk menata GMIT dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat yang didapat dari penelitian ini. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota GKPS adalah orang-orang yang terdaftar di jemaat GKPS terdiri dari: a. Anggota Baptis b. Anggota Sidi c. Anggota Siasat d. Anggota Persiapan. Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian BAB III Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB 1. Sejarah Singkat GPIB GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016 JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA (1946-2016) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016 PROPOSAL Jl. I Dewa Nyoman Oka 22 Kotabaru Yogyakarta 55224 Tlp. 548740; 513080; Fax. (0274) 548740 Website: hkbpjogja.org Email:

Lebih terperinci

PEMBARUAN DATABASE SEKOLAH-SEKOLAH ANGGOTA PERSETIA FORM A

PEMBARUAN DATABASE SEKOLAH-SEKOLAH ANGGOTA PERSETIA FORM A Jl. Proklamasi 7, Jakarta 00, Indonesia [] Nama Sekolah: STT GKST TENTENA Berdiri sejak tahun: 99 Narasi singkat : STT GKST adalah milik GKST. Lembaga ini lahir dari Sekolah Guru Injil + 00 tahun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I ORGANISASI PASAL 1 Wilayah Pelayanan Wilayah pelyanan yang dimaksud adalah wilayah pelayanan PP. Kristiyasa yang tidak harus sama dengan pembagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Kerangka Teori. Gereja, dalam ekklesiologi, dipahami sebagai kumpulan orang percaya yang dipanggil untuk berpartisipasi dalam perutusan Kristus yaitu memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46. BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh

Lebih terperinci

Lampiran Verbatim Wawancara NARASUMBER I: DAVID TUERAH Wawancara dengan mantan ketua pemuda GPIB Kasih Karunia Medan David Tuerah, 15 Maret 2012

Lampiran Verbatim Wawancara NARASUMBER I: DAVID TUERAH Wawancara dengan mantan ketua pemuda GPIB Kasih Karunia Medan David Tuerah, 15 Maret 2012 Lampiran Verbatim Wawancara NARASUMBER I: DAVID TUERAH Wawancara dengan mantan ketua pemuda GPIB Kasih Karunia Medan David Tuerah, 15 Maret 2012 : Bung pernah mendengar kata penatalayanan? Bung David :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus BAB V KESIMPULAN 5.1. Refleksi Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus hadir dalam tiga kesempatan yang berbeda: (1) Yesus membangkitkan anak Yairus (Matius 9:18-26, Markus

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FUNGSI PELAYANAN PASTORAL PENDETA BAGI WARGA JEMAAT. 4.1 Analisa Panca Pelayanan GMIT Menggunakan Teori Pastoral.

BAB IV ANALISA FUNGSI PELAYANAN PASTORAL PENDETA BAGI WARGA JEMAAT. 4.1 Analisa Panca Pelayanan GMIT Menggunakan Teori Pastoral. BAB IV ANALISA FUNGSI PELAYANAN PASTORAL PENDETA BAGI WARGA JEMAAT 4.1 Analisa Panca Pelayanan GMIT Menggunakan Teori Pastoral. Dari temuan-temuan yang telah penulis simpulkan pada bab 3, maka pada bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan

Lebih terperinci

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL Sinode Gereja Kristen Immanuel BANDUNG 2017 DAFTAR ISI Halaman I. 1 PEMBUKAAN Pembukaan...

Lebih terperinci

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina GKI Pasteur Penatalayanan Bina MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA Siapakah Majelis Jemaat Fungsi Majelis Jemaat Struktur organisasi Majelis Jemaat - Tugas tiap bagian Majelis Jemaat 1 PENDAHULUAN Pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan Gereja X Bandung di Wilayah Jawa Barat tidak terlepas dari sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja lahir dan bertumbuh tidak terlepas dari hakekatnya untuk melayani sesama

BAB I PENDAHULUAN. Gereja lahir dan bertumbuh tidak terlepas dari hakekatnya untuk melayani sesama BAB I PENDAHULUAN 1. Latarbelakang permasalahan Gereja lahir dan bertumbuh tidak terlepas dari hakekatnya untuk melayani sesama dalam arti menjawab pergumulan yang sedang dihadapi oleh manusia. Gereja

Lebih terperinci

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website:

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website: GKIm Jemaat Ka Im Tong - Bandung Jl. HOS Cokroaminoto No. 63 Bandung 40172 Telp. (022) 6011677, 6014982, 6120373, 6120374 Fax. (022) 6120372 GKIm Jemaat Hosanna Jl. Dr. Djundjunan No. 141 Bandung 40162

Lebih terperinci

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3.1 Selayang Pandang Gereja Kristen Sumba Gereja Kristen Sumba adalah gereja yang berada di pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lebih terperinci

PANGGILAN MAJELIS JEMAAT DAN KELUARGA

PANGGILAN MAJELIS JEMAAT DAN KELUARGA 1 PANGGILAN MAJELIS JEMAAT DAN KELUARGA Materi Pembinaan Majelis Jemaat dan Keluarga di Presentasikan di Jemaat GMIST Nasaret Bahoi, Jumat, 05 Nopember 2010 Oleh : Pdt. Yohan Brek, M.Teol I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

UKDW. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

UKDW. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1931, Sinode GKJ resmi menjadi organisasi gereja yang mandiri dari bayang-bayang kewenangan zending. Pada masa ini terlihat bahwa corak yang ada dalam praktik-praktik

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB

Lebih terperinci

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147 IV. PERAN MAJELIS JEMAAT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBERDAYAAN WARGA JEMAAT 4.1 Pemberdayaan sebagai Pembangunan Gereja Dalam Tata Gereja GKI Pemberdayaan berarti memampukan, memberi kesempatan, dan mengijinkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pada umumnya dipahami bahwa warga gereja terdiri dari dua golongan, yaitu mereka yang dipanggil penuh waktu untuk melayani atau pejabat gereja dan anggota jemaat biasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia

BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP 2.1. Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia 2.1.1. Pengertian Gereja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gereja adalah rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja merupakan lembaga keagamaan yang ada dalam dunia ini. Sebagai sebuah lembaga keagamaan tentunya gereja juga membutuhkan dana untuk mendukung kelancaran

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja di Papua yang dikenal sebagai Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP)

BAB I PENDAHULUAN. Gereja di Papua yang dikenal sebagai Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja di Papua yang dikenal sebagai Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) mulai disebut sebagai suatu gereja mandiri yaitu melalui sidang sinode umum yang

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT (PPMJ) GPIB JEMAAT ZEBAOTH BOGOR

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT (PPMJ) GPIB JEMAAT ZEBAOTH BOGOR GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT (PPMJ) GPIB JEMAAT ZEBAOTH BOGOR MAJELIS JEMAAT GPIB Jemaat ZEBAOTH Bogor ALAMAT PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016 I. VISI MENJADI TELADAN DALAM PELAYANAN PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN II. MISI 1. Menjaga karya dan kemampuan 2. Menjaga iman 3. Menjaga kesehatan 4. Menjaga kebugaran

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagai jemaat dewasa di GKJ, pasti mengenal tentang istilah pamerdi. 1 Jemaat awam menganggap bahwa pamerdi adalah semacam perlakuan khusus yang diberikan kepada

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

Jadwal Rapat Koordinasi Pengur

Jadwal Rapat Koordinasi Pengur Jadwal Rapat Koordinasi Pengur No Bulan Hari/Tanggal 1 Maret Minggu, 22 Maret 2015 2 Mei Minggu, 17 Mei 2015 3 Juli Minggu, 19 Juli 2015 4 Septembar Minggu, 20 September 2015 5 Nopember Minggu, 22 November

Lebih terperinci

DR. ASROPI, SIP, MSI SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, JAKARTA

DR. ASROPI, SIP, MSI SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, JAKARTA DR. ASROPI, SIP, MSI 081386099760 SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, JAKARTA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG 24 25 OKTOBER 2016 KEBIJAKAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bagian Pertama PEMBUKAAN

DAFTAR ISI. Bagian Pertama PEMBUKAAN DAFTAR ISI Bagian Pertama PEMBUKAAN Bagian Kedua ATURAN Bab I Ketentuan Umum Bab II Nama, Tempat, dan Pendirian Bab III D a s a r Bab IV Kesaksian Bab V Peribadahan Bagi Tuhan Bab VI Oikumene Bab VII Maksud

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

I.1. PERMASALAHAN I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. PERMASALAHAN I.1.1. Latar Belakang Masalah Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya tidak hanya untuk diucapkan, melainkan juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam

Lebih terperinci