28 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 28-42

dokumen-dokumen yang mirip
Efisiensi Dimensi dan Biaya Atap Baja Rumah Susun C Siwalankerto. Sri Utami Setyowati, Ir., MT

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

CAHYA PUTRI KHINANTI Page 3

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Balok Lentur.

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

V. PENDIMENSIAN BATANG

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALOK ANAK KONSTRUKSI PROPPED PADA BANGUNAN TINGKAT DUA DENGAN VARIASI JARAK BALOK DAN PORTAL DARI SEGI TEKNIK DAN BIAYA

LAMPIRAN I (Preliminary Gording)

Analisis Balok Anak Konstruksi Propped pada Portal Tingkat Dua berdasarkan Variasi Jarak Balok dan Portal (Aspek Tehnis dan Biaya)

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Profil C merupakan baja profil berbentuk kanal, bertepi bulat canai,

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

BAB IV ANALISA STRUKTUR

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

II. KONSEP DESAIN. A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan.

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB 1 PERHITUNGAN PANJANG BATANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA

BAB I. Perencanaan Atap

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

ANALISIS KUDA-KUDA BAJA DENGAN SAP (Structure Analysis Program) 2000 V.11. Ninik Paryati

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Penyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN KUDA KUDA BAJA BENTANG PANJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING )

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Alternatif Rangka Atap..I Gusti Agung Ayu Istri Lestari 95

PERHITUNGAN GORDING DAN SAGROD

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. Analisis Harga Satuan Pekerjaan Kota Bandung. Dinas Tata Kota Propinsi Jawa Barat

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Beban yang diterima gording : - Berat atap = 7,5 x 1.04 x 6 = kg - Berat gording = 4,51 x 6 =

BAB IV ANALISIS A1=1.655 L2=10. Gambar 4.1 Struktur 1/2 rangka atap dengan 3 buah kuda-kuda

TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

BAB 1 PENDAHULUAN...1

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

E. PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 3. PERENCANAAN TRAP TRIBUN DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN KUDA KUDA BAJA 3.1 Diagram Alir Perencanaan Kuda kuda. Mulai. Data perencanaan & gambar rencana

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II TYPE KUDA - KUDA VAULTED PARALLEL CHORD

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

Transkripsi:

8 NEUTRON, VOL.0, NO., PEBRUARI 00: 8-4 ANALISA DIMENSI DAN BIAYA STRUKTUR BAJA M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Perhitungan-perhitungan struktur yang dilakukan dalam penelitian ini disesuaikan dengan peraturan-peraturan yang berlaku seperti SKSNI T-5-99-0,, PPBBI 984, PPIUG 98. Setelah dilakukan analisa ulang terhadap gedung RSUD Surabaya Barat, peneliti mendapatkan pengurangan dari data awal dengan data hasil analisa terhadap dimensi struktur atap. Pada data awal, untuk struktur atap baja, menggunakan WF 50x5x6x9 dengan tegangan ijin < 600 kg/m pada rafternya. Sedangkan untuk gordingnya menggunakan C 50x65x0x, dengan untuk kolom pendek menggunakan WF 00.75.7. dengan tegangan ijin < 600 kg/m, tetapi profil tersebut dipasaran tidak tersedia. Pada rafter dan kolom pendek menggunakan WF 50x5x5x8 dengan tegangan ijin <600 kg/m sedangkan untuk gordingnya menggunakan C 5x50x0x. dengan tegangan ijin < 600 kg/m dan untuk kolom pendek menggunakan WF00.75.6.9. Dari hasi analisa untuk proyek pembangunan Blok A RSUD.Surabaya Barat untuk Kuda-kuda menggunakan WF 50.5.5.8,untuk Gording menggunakan C 50.65.0.., dan untuk Kolom pendek menggunakan WF 00.75.6.9 dengan tegangan ijin lebih kecil dari < 600 kg/m masih aman untuk dipakai. Biaya pelaksanaan untuk rangka atap baja pada proyek pembangunan Blok A RSUD.Surabaya Barat pada data awal sebesar Rp.86,,, setelah dianalisa biaya pelaksanaan proyek untuk rangka atap baja pada proyek pembangunan Blok A RSUD Surabaya Barat sebesar Rp.6,706,0. Kata Kunci: efisiensi, dimensi, atap baja, biaya PENDAHULUAN Latar Belakang Dari data awal pembangunan proyek Blok A RSUD Surabaya barat menggunakan profil rangka atap baja WF dengan model rangka atap perisai. Dari data yang sudah ada peneliti mencoba menganalisa desain profil baja WF dengan menggunakan profil baja WF yang lebih ekonomis dan efisien dengan desain kuda-kuda dan jarak yang sesuai dengan Peraturan Perencanaan bangunan Baja Indonesia (PPBBI 984). Rumusan Masalah ` Akan dilakukan analisa desain dari data awal WF50.5.6.9 (A) yang di gunakan sesuai dengan tabel profil baja tegangan ijinnya memenuhi, tetapi WF50.5.6.9 tidak ada, yang ada dipasaran adalah WF50.5.5.8 (B) sehingga dimensi WF50.5.5.8 tersebut harus dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui kelayakan tegangan ijin tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Tegangan Tegangan Baja: a) Tegangan-tegangan leleh dan tegangan-tegangan dasar dari bermacam-macam baja bangunan. Apabila titik lelehnya tidak jelas, maka tegangan leleh tersebut didefinisikan sebagai tegangan yang menyebabkan regangan tetap sebesar 0, % b) Untuk dasar perhitungan tegangan-tegangan diizinkan pada suatu kondisi pembebanan tertentu, dipakai tegangan dasar yang besarnya dapat dihitung dari persamaan : = :,5...kg/cm

Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja 9 c) Tegangan geser yang diizinkan untuk pembebanan tetap, besarnya sama dengan 0,58 kali tegangan dasar. = 0,58...kg/cm d) Untuk elemen baja yang mengalami kombinasi tegangan normal dan tegangan geser, maka tegangan ideal yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan dasar....kg/cm e) Untuk pembebanan sementara akibat berat sendiri, beban berguna, dan gaya gempa atau gaya angin, maka besarnya tegangan dasar boleh dinaikkan sebesar 0 %. sem =,0...kg/cm Stabilitas Batang Batang Tekan. Batang-batang tekan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga terjamin stabilitasnya ( tidak ada bahaya tekuk ), hal ini harus diperlihatkan dengan menggunakan persamaan : N... kg/cm A Dimana : N = gaya tekan pada batang tersebut. A = luas penampang batang. = tegangan dasar. = faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan ( ) dari macam bajanya. Harga dapat juga ditentukan dengan persamaan : g s g E 0,7.. Dimana : = angka kelangsingan batang s = Jarak antara sumbu- kesumbu dari baut yang berurutan Untuk : 0, 8 maka s Untuk : 0,8 s maka Untuk : s maka,8 s. Kelangsingan pada batang-batang tunggal dicari dengan persamaan : L k i Dimana : Lk panjang tekuk batang tersebut. i = jari-jari kelembaman batang itu. Karena batang-batang mempunyai dua jari-jari kelembaman, umumnya akan terdapat dua harga. Yang menentukan adalah harga yang terbesar. Apab ila dapat dipastikan bahwa bahaya tekuk hanya ada pada satu arah, maka diambil harga untuk arah itu. Stabilitas Balok balok yang dibebani lentur (kip)

0 NEUTRON, VOL.0, NO., PEBRUARI 00: 8-4. Yang dimaksud dengan balok-balok yang penampangnya tidak berubah bentuk, adalah balok-balok yang memenuhi syarat-syarat : h L b 75 Dan,5 t b h b t s Sumber : PPBBI 984 Hal 4 Dimana : h = tinggi balok. b = lebar sayap. t b = tebal badan. L = jarak antara dua titik dimana tepi tertekan dari balok itu ditahan terhadap kemungkinan terjadinya lendutan ke samping.. Tegangan tekan yang terjadi adalah tegangan tekan pada tengah bentang L, dimana L tidak boleh lebih besar dari tegangan kip yang diizinkan.. Pada balok-balok statis tertentu dimana pada perletakan pelat badan balok diberi pengaku samping, maka tegangan kip yang diizinkan dihitung dari: Jika c 50 ; maka : kip Jika 50 c c ; maka : c 50 kip 0, c 50 Jika c c ; maka : c kip 0, 7 c Dimana : c Lh bt s c E 0,6 tegangan dasar. Jika pada balok statis tertentu dimana pada perletakan, pelat badan balok tidak diberi pengaku samping maka tegangan kip yang menentukan adalah kip terkecil dan harus memenuhi : t b kip 0,04.c.c [ ] h. Pada balok-balok statis tak tentu, dimana pada perletakan pelat badan balok diberi pengaku samping, maka tegangan kip yang diizinkan dihitung dari : Jika c 50; maka : kip Jika 50 < c < c ; maka : c 50 kip 0, c 50

Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja Jadi c c ; maka : c kip 0, 7 c Dimana : c = 0, ( + ) ( - ) E = M ki M M jep ka. M adalah momen lentur terbesar akibat gaya-gaya yang berkerja diantara kedua ujung,ujung tadi dengan mengganggap bahwa titik tumpul pada kedua ujung batang itu adalah sendi M ki dan M ka adalah momen pada ujung-ujung bagian balok antara pelatpelat kopel yang jaraknya L. M = momen pada ujung-ujung balok antara pelat-pelat kopel yang jep jaraknya L dengan anggapan bahwa ujung-ujung itu terjepit. 4. Jika pada balok statis tak tentu dimana pada perletakan, pelat badan tidak diberi pengaku samping maka tegangan kip yang menentukan adalah kip terkecil dan harus memenuhi : tb kip 0,04. c. c.[ ] h Pembebanan Beban Mati { PPIUG 98 Pasal.0 () } Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu. Dalam menentukan beban mati struktur bangunan sebagai berikut: Beban mati pada konstruksi atap terdiri dari: berat penutup atap, berat gording, berat sendiri rafter, berat alat penyambung Beban Hidup pada atap gedung (PPIUG 98). Beban hidup, pada atap dan atau bagian atap serta pada struktur tudung (canopy) yang dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebesar 00 kg / m² bidang datar.. Beban hidup pada atap dan atau bagian yang tidak dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil yang paling menentukan diantara dua macam beban berikut : a. Beban terbagi rata per m² bidang datar berasal dari beban air hujan sebesar ( 40-0,8 ) kg / m². Dimana adalah sudut kemiringan atap dalam derajat, dengan ketentuan bahwa beban tersebut tidak perlu diambil lebih besar dari 0 kg / m² dan tidak perlu ditinjau bila kemiringan atapnya adalah lebih besar dari 50º. b. Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran dengan peralatannya sebesar minimum 00 kg.

NEUTRON, VOL.0, NO., PEBRUARI 00: 8-4. Pada balok tepi atau dari atap yang tidak cukup ditunjang oleh dinding atau penunjang lainnya dan pada kantilever harus ditinjau kemungkinan adanya beban hidup terpusat sebesar minimum 00 kg. Beban Angin ( PPIUG 98 Pasal.0 ()) Beban angin ialah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positip dan tekanan negatip (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positip dan tekanan negatip ini dinyatakan dalam kg/ m, ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup yang ditentukan kemudian dengan koefisien-koefisien angin yang ditentukan pula.. Tekanan tiup. a. Tekanan tiup harus diambil minimum 5 kg / m², kecuali yang ditentukan dalam ayat-ayat (a),(c), dan (d ). b. Tekanan tiup di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg / m², kecuali yang ditentukan dalam ayat-ayat ( c ) dan ( d ). c. Untuk daerah-daerah didekat laut dan daerah-daerah lain tertentu, dimana terdapat kecepatan-kecepatan angin yang mungkin menghasilkan tekanan tiup yang lebih besar dari pada yang ditentukan dalam ayat-ayat ( a ) dan ( b ), tekanan tiup ( p ) harus dihitung dengan rumus : V P = ( kg / m ) 6 Dimana V adalah kecepatan angin dalam m / det, yang harus ditentukan oleh instansi yang berwenang. d. Pada cerobong, tekanan tiup dalam kg / m² harus ditentukan dengan rumus (4,5 + 0,6 h), dimana h adalah tinggi cerobong seluruhnya dalam meter, diukur dari lapangan yang berbatasan. e. Apabila dapat dijamin suatu gedung terlindung efektif terhadap angin dari suatu jurusan tertentu oleh gedung-gedung lain, hutan-hutan pelindung atau penghalang-penghalang lain, maka tekanan tiup dari jurusan itu menurut ayat-ayat (a) s/d (d) dapat dikalikan dengan koefisien reduksi sebesar 0,5.. Koefisien angin Sumber: PPIUG 98 Hal :. Gedung tertutup Untuk bidang-bidang luar, koefisien angin (+ berarti tekanan dan - berarti isapan), adalah sebagai berikut : a. Dinding vertikal : di pihak angin +0,9 di belakang angin -0,4 sejajar dengan arah angin -0,4 b. Atap segi tiga dengan sudut kemiringan : Di pihak angin : 65º ( 0,0-0,4 ) 65º 90º +0,9 Dibelakang angin, untuk semua -0,4 c. Atap lengkung dengan sudut pangkal β :

Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja β º : untuk bidang lengkung di pihak angin : pada seperempat busur pertama 0,6 pada seperempat busur kedua -0,7 untuk bidang lengkung dibelakang angin : pada seperempat busur pertama -0,5 pada seperempat busur kedua -0, β > º : untuk bidang lengkung di pihak angin : pada seperempat busur pertama -0,5 pada seperempat b usur kedua -0,6 untuk bidang lengkung di belakang angin : pada seperempat busur pertama -0,4 pada seperempat busur terakhir -0, Catatan : Sudut pangkal adalah sudut antara garis penghubung titik pangkal dengan titik puncak dan garis horisontal. d. Atap segitiga majemuk : Untuk bidang-bidang atap di pihak angin : 65º ( 0, - 0,4 ) 65º 90º +0,9 Untuk semua bidang atap di belakang angin, kecuali yang vertikal menghadap angin, untuk semua -0,4 Untuk semua bidang atap vertikal di belakang angin yang menghadap angin +0,4. Gudang terbuka sebelah PPIUG 98 Hal : 4 Untuk bidang luar, koefisien angin yang ditentukan dalam ayat ( a ) tetap berlaku, sedangkan pada waktu yang bersamaan didalam gedung dianggap bekerja suatu tekanan positip dengan koefisien angin +0,6 apabila bidang yang terbuka terletak di pihak angin dan suatu tekanan negatip dengan koefisien angin -0, apabila bidang yang terbuka terletak di belakang angin. Desain dengan SAP 000 Salah satu program aplikasi yang paling populer dalam dunia disain struktur konstruksi adalah SAP 000. Hal ini tidak lepas dari kemudahan yang ditawarkan software ini yang antara lain dengan menyediakan modus grafis dan sepenuhnya bekerja dalam lingkungan sistem operasi Windows. SAP 000 benar-benar mampu mengambil tugas analisis struktur karena jika kita sudah melakukan input data dengan benar, maka proses analisis akan langsung diambil alih oleh SAP 000 dan prosesnya tergolong sangat cepat (tergantung spesifikasi komputer yang digunakan). Dengan kondisi ini maka asumsi yang disampaikan bahwa tugas utama seorang Teknik semestinya adalah tugas perancangan dan bukan pada proses perhitungan analisis mendapatkan pembenaran. Dengan SAP 000, tugas analisis dari konstruktor bergeser dari menghitung ke analisis hasil output. Fasilitas yang disediakan oleh SAP000 antara lain adalah kemampuannya untuk merancang model struktur dari yang sederhana (sendi-roll) hingga yang rumit seperti frame D, cangkang D, beban bergerak, analisis dinamis dan sebagainya. Khusus

4 NEUTRON, VOL.0, NO., PEBRUARI 00: 8-4 untuk struktur baja, SAP000 menyediakan fasilitas Auto Select yang mampu mendisain profil baja yang paling optimal. Salah satu kelebihan program SAP 000 adalah kita tidak hanya berhenti pada analisis struktur (untuk mengetahui gaya dalam yang timbul) saja, tapi juga bisa melanjutkan ke bagian check/disain struktur untuk mengetahui tegangan yang timbul pada profil (baja). Secara garis besar, perancangan model struktur frame dengan SAP 000 ini akan melalui 7 tahapan yaitu :. Menentukan geometri model struktur.. Mendefinisikan data-data ; - Jenis dan kekuatan bahan. - Dimensi penampang elemen struktur. - Macam beban. - Kombinasi pembebanan.. Menempatkan (assign) data-data yang telah didefinisikan ke model struktur ; - Data penampang. - Data beban. 4. Memeriksa input data. 5. Analisis Mekanika Teknik ( MT ). 6. Disain struktur baja sesuai aturan yang ada. 7. Modifikasi struktur/re-design. Data dan Metode a. Data Awal Bahan Kuda Kuda : Baja WF 50 x 5 x 6 x 9 Bahan Gording : Light Channel C 50x65x0x. Mutu baja : BJ 7 ( σ = 600 kg/cm ) Jenis Bangunan : Konstruksi Tertutup Bahan Penutup Atap : Genteng Tegola Berat Penutup Atap : 8.5 kg/m Bentang Kuda-Kuda : m ; Panjang rafter sisi = 0.68 m Jarak Kuda-Kuda : m Jenis Atap : Perisai Jarak Antar Gording Sudut Miring Atap Atas ( α ) :, m : 54 o Sin α = 0.80 ; Cos α = 0.58 Rencana Beban Angin : 40 kg/m Penggantung Gording : untuk bentang.00 m = buah

Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja 5 Tabel : Rencana Anggaran Biaya NO URAIAN PANJANG ( m) JUMLAH BERAT (kgm) VOLUME I. A. Kuda-kuda WF50x5x6x9,945 4 9,6 467,088 WF50x5x6x9 4, 8 9,6,0,976 WF50x5x6x9 4,64 9,6 866,688 4 WF50x5x6x9 5,695 9,6 464,57 5 WF50x5x6x9,59 9,6 69,064 6 WF50x5x6x9 6,4 9,6 477,774 7 WF50x5x6x9 0,5 9,6 0,5 8 WF50x5x6x9,85 9,6 99,8 9 WF50x5x6x9 9,085 9,6 6896 0 WF50x75x5x7 9,405 4 6,4 WF50x75x5x7 0,47 4 44,858 WF50x75x5x7,06 4 8,868 JUMLAH A 5,08,464 II. B. KOLOM PENDEK WF00x75x7x 0,75 0 49,6 7 JUMLAH B 7 III. C.GORDING 4 C 50x65x0x, 7,09 8 7,5,66,4 JUMLAH C,66,4 IV. D.RG- 5 C50x65x0x,,7 5,5 75,5 6 C50x65x0x, 0,75 5,5 8,5 7 C50x65x0x, 5, 5,5 67, 8 C50x65x0x,,06 5,5 66,58 9 C50x65x0x,, 5,5 667,05 C50x65x0x, JUMLAH D 4,94,05 Total Volume Keseluruhan : A + B + C + D 508.4644 + 7 + 66.4 + 494.05 = 960.9999 x Harga Satuan = 960.9999 x 975 Rp= 86,, Data Rencana Lokasi Jl.Sememi Surabaya Barat Luas Bangunan : 55.8065 M² Kuda-kuda = WF 50.5.6.9 Gording = C 50.65.0., Kolom Pendek = WF 00.75.7. Balok GR- = WF 50.65.0., Mutu Baja Bj 7 Jenis Bangunan Tertutup Genteng tegola,berat = 8.5 kg/m² Bentang Kuda-kuda = m Jarak Kuda-kuda = m Jarak Antar Gording =. m Sudut miring Atas 54º Rencana Beban angin 40 kg/m² PEMBAHASAN

6 NEUTRON, VOL.0, NO., PEBRUARI 00: 8-4 A. Perhitungan Konstruksi Baja Atap Data-data perhitungan Kuda-Kuda ( Data Analisa ) Bahan Kuda Kuda : Baja WF 50 x 5 x 5 x 8 Bahan Gording : Light Channel C 50x65x0x. Mutu baja : BJ 7 ( σ = 600 kg/cm ) Jenis Bangunan : Konstruksi Tertutup Bahan Penutup Atap : Genteng Tegola Berat Penutup Atap : 8.5 kg/m Bentang Kuda-Kuda : m ; Panjang rafter sisi = 0.68 m Jarak Kuda-Kuda : m Jenis Atap : Perisai Jarak Antar Gording Sudut Miring Atap Atas ( α ) :, m : 54 o Sin α = 0.80 ; Cos α = 0.58 Rencana Beban Angin : 40 kg/m Penggantung Gording : untuk bentang.00 m = buah B. Perhitungan Gording Dicoba Lip Channel C 50 x 65 x 0 x. Diperoleh dari tabel Profil Baja Hal : 70 ( Baja Kanal Tipis ) Dengan data data sbb : Berat : 5.50 kg/m I x : 84 cm 4 W x :.0 cm 4 I y : 4. cm 4 W y : 9.7 cm 4 ix i y : 5.94 cm4 :.4 cm4 Pembebanan Akibat Beban Mati : Diperoleh dari tabel PPIUG Hal :,.pasal. Berat sendiri gording = 5.50 kg/m² Berat atap (. x 8.5 ) =.05 kg/m² Usuk reng (. x 40 ) = 5 kg/m² Beban air hujan (. x 0 ) = 6 kg/m² Trekstang Ø 0 + ikatan angin Ø 0 =. kg/m² Berat pengantung langit-langit enternit Dari asbes semen + 7 = 7 kg/m² WD total =.75 kg/m² Pembebanan Akibat Beban Hidup : Diperoleh dari Tabel PPIUG Hal : 7,pasal. Beban terpusat ( P ) = 00 kg/m² Beban hidup = 50 kg/m² WL total = 50 kg/m² Pembebanan Akibat Beban Angin : Diperoleh dari tabel PPIUG Hal :,pasal 4.

Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja 7 Koefisien angin kanan = 0.0 x ( 54 ) 0.4 = 0.68 kg/m² ( Tekan ) Koefisien angin kiri = - 0.0 x ( 54 ) =.08 kg/m² q angin kanan = 0.68 x ( 40 ) x (. ) = 5 kg/m² 5 kg/m²... ok q angin kiri = -0.4 ( 54) (. ) = 8.08 kg/m ² 5 kg/m² Q total angin kanan + kiri = 5 + 8.08 = 6.08 kg/m² Kombinasi Pembebanan : Diperoleh dari tabel SKSNI 5-99-0, Hal :. WD =.75 kg/m². WL = 50 kg/m². W = 6.08 kg/m² = 0.75 x (.. D +.6. L +. ( W ) = 0.75 x (. x.75 ) + (.6 x 50 ) + ( x ( 6.08 ) = 568.78 kg/m² Mmax ( arah x ) = /8. q. l² = /8 x 568.78 x ( 0.8 )² = 8 kgm Mmax ( arah Y ) = /8 x q x l² = /8 x 568.78 x ( )² = 05 kgm Kontrol tegangan Tegangan yang terjadi : Mx My Wx Wy 8 05 =.0 9.7 = 5.78 + 8 = 54 kg/cm < 600 Kg/cm...( OK ) Kontrol lendutan : Lendutan yang terjadi : 4 5 ( q cos) L P cos L x 84 E I 48 E x I x 4 5 (8.0.58).(0.8) 00 0.58.(0.8) x 6 6 84..0 84 48..0 84 = 0.00447 cm 4 5 ( qsin) L Psin L y 84 E I 48 E y 5 84 y I y (05.0.80).() 6..0 4. 4 48 00 0.8.(.) 6..0 4.

8 NEUTRON, VOL.0, NO., PEBRUARI 00: 8-4 = 0.04458 cm tot x y = 0.00447 0.04458 = 0.044 cm ijin L 60 = (0.8) 60 = 0.00 cm > 0.044 cm..( OK ) C. Perhitungan Kuda-Kuda Dicoba WF 50 x 5 x 5 x 8 Diperoleh dari Tabel Profil Baja Hal : Berat : 5.7 kg/m A :.68 cm Ix :.540 cm4 Iy : 55 cm4 Wx : 85cm Wy : 4.4 cm ix : 0,4 cm4 iy :,79 cm4 Pembebanan Akibat Beban Mati : Diperoleh Dari PPIUG Hal :,. tabel. Berat gording ( x8x5.50) = 97 kg m² Berat atap ( x8.5x.5) = 44.5 kg m² Usuk + reng ( x.5x40) = 60 kg m² Beban air hujan ( x0x.5 ) = 8. kg m Berat alat penyambung ( 0%) = 60 kg m² Wdtotal = 9 kg Berat per m = 9 /.5 = 7.5 kg/m Beban dalam arah vertikal = 7.5 / cos 54 0 = 97.4 kg/m Pembebanan Akibat Beban Hidup : Beban terpusat ( P ) = 00 kg/m² Beban hidup = 50 kg/m² WLtotal = 50 kg/m² Pembebanan Akibat Beban Angin Diperoleh dari tabel PPIUG Hal :,pasal 4. Koefisien angin kanan = 0.0 x ( 54 ) 0.4 = 0.68 kg/m² ( Tekan ) Koefisien angin kiri = - 0.0 x ( 54 ) =.08 kg/m²

Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja 9 q angin kanan = 0.68 x ( 40 ) x (. ) = 5 kg/m² 5 kg/m²... ok q angin kiri = -0.4 ( 54) (. ) = 8.08 kg/m ² 5 kg/m² Q total angin kanan + kiri = 5 + 8.08 = 6.08 kg/m² Kontrol Kestabilan kuda-kuda : Dari Output SAP diketahui : N : 40890 Kgm M : 980 Kgm D : 4649 Kgm Stabilitas batang tekan Lk = 0.68 m = 068 cm L k 068 - λ.8 cm iy.79 ω.000 { Tabel PPBBI 984 } Kontrol terhadap tegangan N 40890 Kg σ ω.000 A.68 Cm = 5. Kg / Cm < 600 Kg / Cm ( OK ) Stabilitas terhadap KIP ( Lateral Torsional Buckling ) C h 50 75 = 50 75 tb 5 L b 068.5,5 = 4.44 >,5 h ts 5 0. 8 Penampang tidak berubah bentuk. Lxh 068x5 708.8 bxt.5x0,8 s 6 E,x 0 C 0.6 0.6 86.875 dasar 600 C > C maka : C 86.875 kip 0,7 0,7 600 C 708.8 = 54.95 kg / cm tb kipp 0,04 C C h dasar 0,5 = 0,04708.886.875x 600 5 = 759.6 Kg / cm > 54.95 Kg / cm (OK) Kontrol terhadap tegangan = 9.5

40 NEUTRON, VOL.0, NO., PEBRUARI 00: 8-4 N 40890 Kg σ ω.000 A.68 Cm = 5. Kg / Cm < 600 Kg / Cm ( OK ) d. Perhitungan Kolom Pendek Dicoba WF 00 x75 x 6 x 9 Diperoleh dari Tabel Profil Baja Hal : Dengan data data sbb : Berat A Ix Iy Wx Wy ix iy : 4. kg/m : 5.68 cm :.00 cm4 :79 cm4 : 64 cm : 9.0 cm : 4.5 cm : 88 cm Kontrol Kestabilan Kolom Pendek Dari Output SAP diketahui : N : 8907 Kgm M : 8786 Kgm D : 5048 Kgm Stabilitas batang tekan Lk = 750 mm = 75 cm L k 75 - λ 0.80 cm i min.88 ω.000 { Tabel PPBBI 984 } Kontrol terhadap tegangan N 8907 Kg σ ω.000 A 5.68 Cm = 78.55 Kg / Cm < 600 Kg / Cm (OK) E. Perhitungan Anggaran Biaya Kontruksi Baja (Data Analisa)

Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja 4 Tabel : Analisa Biaya Kontruksi Baja NO URAIAN PANJANG ( m) JUMLAH BERAT (kgm) VOLUME I. A. Kuda-kuda WF50x5x5x8,945 4 5.7 405.546 WF50x5x5x8 4, 8 5.7 888.9 WF50x5x5x8 4,64 5.7 75.496 4 WF50x5x5x8 5,695 5.7 40.65 5 WF50x5x5x8,59 5.7 55.486 6 WF50x5x5x8 6,4 5.7 44.798 7 WF50x5x5x8 0,5 5.7 50.45 8 WF50x5x5x8,85 5.7 86.65 9 WF50x5x5x8 9,085 5.7.4845 0 WF5x60x6x8 9,405. 48.9 WF5x60x6x8 0,47. 6.5804 WF5x60x6x8,06. 7.84 JUMLAH A 4948.44 II. B. KOLOM PENDEK WF00x75x6x 0,75 0 4.4 0.5 JUMLAH B 0.5 III. C.GORDING 4 C 50x65x0x. 7,09 8 5.5 68.07 JUMLAH C 68.07 IV. D.RG- 5 C50x50x0x,,7 4.5 6.787 6 C50x50x0x, 0,75 4.5 96.965 7 C50x50x0x, 5, 4.5 7.04 8 C50x50x0x,,06 4.5 54.59806 9 C50x50x0x,, 4.5 54.708 405.709 F. Total Volume Keseluruhan A + B + C + D 4948.46 + 0.5 + 68.07 + 405.7087 = 846.47 x Harga Satuan = 846.47 x 975 Rp= 6.706.0 KESIMPULAN Pada pekerjaan kontruksi baja pada proyek pembangunan RSUD.Surabaya Barat, terjadi pengefisiensian dimensi profil baja untuk kuda kuda.pada data awal,dimensi profil untuk kuda-kuda baja WF 50x5x6x9.Setelah dilakukan analisa ulang,dimensi profil untuk kuda-kuda dengan menggunakan WF 50x5x5x8, pengefisiensian dimensi profil baja berlaku juga untuk profil gording, dan kolom pendek.berdasarkan analisa teknis WF 50x5x5x8 masih cukup aman untuk digunakan yaitu dengan tegangan yang terjadi kurang dari tegangan ijin (σ actual = 5 kg/cm < σ ijin = 600 kg/m).penefisiensian/ pengurangan dimensi profil berakibat pada besarnya biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Data hasil analisa adalah sebagai berikut: a. menggunakan WF50.5.5.8 (Analisa )

4 NEUTRON, VOL.0, NO., PEBRUARI 00: 8-4 Tegangan ijin WF 50.5.5.8 = 5 kg/m < 600 kg/m... ok Tegangan ijin C 50.65.0., =54 kg/m < 600 kg/m... ok Tegangan ijin WF 00.75.6.9 = 78.55kg/m < 600 kg/m.. ok b.menggunakan WF50.5.6.9 : (Data awal ) Tegangan ijin WF 50.5.6.9 = 0 kg/m < 600 kg/m... ok Tegangan ijin C 50.65.0.. = 58. kg/m < 600kg/m...ok Tegangan ijin WF 00.75.7. = 6, kg/m < 600kg/m...ok.Dari analisa kemudian ditinjau dari segi biaya : a.wf50.5.5.8 =Rp.6,706,0 b.wf50.5.6.9 =Rp.86,706,0 Tabel : Perbandingan Biaya STRUKTUR DATA AWAL BIAYA DATA DATA HASIL BIAYA DATA EFISIENSI AWAL ANALISA ANALISA KUDA-KUDA WF50,5,6,9 WF50,5,5,8 K.PENDEK WF00,75,7, Rp.86,, WF00,75,7, Rp.6,706,0 86% GORDING C 50,65,0,, C 50,65,0,, Daftar Pustaka Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 98),Yayasan Lembaga Penyelidiki Masalah Bangunan, Bandung Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 984), Yayasan Lembaga Penyelidiki Masalah Bangunan, Bandung Santoso H.Ir, Tabel Profil Baja Departeman Pekerjaan Umum, Tata Cara Perhitungan Beton Untuk Bangunan Gedung (SKSNI--99-0)