Merah/Bulan Sabit Merah Internasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

-2- Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi tersebut telah di

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN NASIONAL PMI DI SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang

Perang Solferino. Komite Internasional. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. A. Sejarah Gerakan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PALANG MERAH INDONESIA. BUDI PURWANTO, SSi, MSi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ditetapkan oleh: Musyawarah Nasional XIX Palang Merah Indonesia di Jakarta tanggal Desember 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Presiden No. 246 Tahun 1963 menjadikan PMI sebagai satu-satunya

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KEPALANGMERAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

mei s doc Sejarah Singkat PMI Keppres No. 25 Tahun 1950 Keppres No. 246 Tahun 1963 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

2018, No d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kepalangmerahan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Repub

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang

KENALI PMI. Edisi I. Jakarta: PMI 2009 ISBN: Edisi Pertama: Juli 2009 Hak Merah Indonesia

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan dapat:

BAB II INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS (ICRC)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perwujudan Prinsip Kemanusiaan oleh Anggota Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha.

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG

Kompetensi Pelatihan KBBM-PERTAMA untuk KSR

BAB II ASPEK HUKUM LAMBANG PALANG MERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PALANG MERAH INDONESIA DI KABUPATEN BARITO KUALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN TANDA KECAKAPAN PMR UNTUK MARKAS CABANG PMI

BAB II DATA DAN ANALISA

INDONESIA MEMBUTUHKAN UNDANG-UNDANG KEPALANGMERAHAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

BAB III PERANAN GERAKAN PALANG MERAH

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

PEDOMAN UMUM KORPS SUKARELA PALANG MERAH INDONESIA KOTA YOGYAKARTA. Ditetapkan oleh:

Pengantar Prinsip Kemanusiaan

Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PROTOKOL TAMBAHAN PADA KONVENSI-KONVENSI JENEWA 12 AGUSTUS 1949 DAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERLINDUNGAN KORBAN-KORBAN PERTIKAIAN-PERTIKAIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. International Committee of the Red Cross (ICRC) dalam usahanya menegakkan

A. KEPALANGMERAHAN Sejarah Kepalangmerahan Internasional Jean Henry Dunant (lahir Swiss, 8 Mei 1828)

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENCANANGAN BULAN DANA PMI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. ketika lawan terbunuh, peperangan adalah suatu pembunuhan besar-besaran

PERATURAN DASAR ASSOCIATION OF RESILIENCY MOVEMENT (ARM) MUKADDIMAH

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki fokus dan kepedulian pada bidang-bidang kemanusiaan. Didirikan

LESSONS LEARNED PENATALAKSANAAN MUTU DALAM PELAYANAN UNIT MOBIL BENCANA

untuk peduli terhadap sesamanya.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ICRC. lahir tanggal 8 Mei 1828 di Jenewa. Ayahnya bernama Jean Jacques Dunant,

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STATUS DAN PERKEMBANGAN PERAN ICRC SEBAGAI SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL S K R I P S I SHADRINANINGRUM S. Bagian Hukum Internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peran merupakan suatu sistem kaidah yang berisikan patokan perilaku pada

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 10 TAHUN 2014

PERLINDUNGAN KOMBATAN. Siapa yang boleh dijadikan obyek peperangan dan tidak. Distinction principle. Pasal 1 HR Kombatan..?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hukum Internasional. Pertemuan XXXIV. Malahayati, S.H., LL.M. (c) 2014 Malahayati 1

NASKAH AKADEMIK RUU TENTANG KEPALANGMERAHAN

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Dr. Sumartono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

BAB I PENDAHULUAN. respon terhadap penanggulangan bencana sangat berperan penting.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. individu yang menjalani kehidupan didunia ini. Proses seorang individu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara ialah subjek hukum internasional dalam arti yang klasik,

ANALISIS PERANAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI) KOTA MADIUN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KEDUA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

Haryomataram membagi HH menjadi 2 (dua) atura-aturan pokok, yaitu 1 :

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

Deklarasi Dhaka tentang

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

ISBN : Disusun atas dukungan: International Federation Red Cross and Red Crescent Societies

BAB I PENDAHULUAN. manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Timur merupakan instansi yang

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

2 KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH (ICRC) Didirikan oleh lima warga negara Swiss pada tahun 1863 yaitu (Henry Dunant, Guillaume-Henri Dufour, Gustave

Institute for Criminal Justice Reform

PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG KEPALANGMERAHAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, tidak hanya perusahaan

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

Oleh : Ardiya Megawati E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JUMBARA PMR DAN TEMU KARYA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA TINGKAT DAERAH KALIMANTAN BARAT (JUMTEK 2010 PMI KALBAR) Sungai Ambawang, 5 10 Oktober 2010

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DAN HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 13. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

1. NAMA KEGIATAN Kegiatan lomba kepalangmerahan tingkat Madya dan Wira se-kabupaten Blitar ini kami sebut Satgana Cup III 2014.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Transkripsi:

PMI dan Gerakan Palang Merah/Bulan Sabit Merah Internasional

GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

SEJARAH Pertempuran Solferino 1858 HENRY DUNANT-Menolong korban

UN SOUVENIR DE SOLFERINO (kenangan dari Solferino) 1862 Henry Dunant menulis buku yang mengangkat 2 gagasan : membentuk organisasi sukarela yg disiapkan di masa damai untuk penolong korban perang membuat perjanjian internasional untuk melindungi korban perang

Komite Lima, 9 Februari 1863 Gustave Moynier dr. Louis Appia dr. Theodore Maunoir Jend. Guillame-Henri Dufour Henry Dunant 17 Februari 1863: 1864 dan seterusnya: Pendirian Perhimpunanperhimpunan Nasional: Belgia Swiss Belanda, dll Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera Oktober 1863 Komite Internasional Palang Merah

Konferensi Diplomatik 1864 16 Negara (12 Penandatangan) 1 Konvensi (10 Pasal) Tentara yang terluka dan sakit dirawat tanpa diskriminasi Perlindungan bagi staff, peralatan dan fasilitas medis, yang diidentifikasi dengan sebuah lambang khusus Negara menghargai peraturan yang melindungi korban konflik Konvensi ini membuka jalan bagi perkembangan Hukum Perikemanusiaan Internasional selanjutnya

Komponen Gerakan International Committee of the Red Cross /ICRC (Komite Internasional Palang Merah) International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies (Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah) National Societies (Perhimpunan-Perhimpunan Nasional)

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) ORGANISASI Organisasi internasional swasta, netral dan mandiri, tidak di bawah PBB, berkantor pusat di Jenewa, Swiss. Dewan Eksekutif terdiri dari 25 orang warga Swiss. PERAN Institusi netral. Pelindung (guardian) asas dan pelaksana Konvensi Jenewa 1949. Memiliki Hak Prakarsa DANA Sumbangan dari negara peserta Konvensi Jenewa, Perhimpunan Nasional, Sumbangan UE, sumbangan dari pihak lain.

KEGIATAN BANTUAN DISEMINASI MEMULIHKAN HUBUNGAN KELUARGA KUNJUNGAN TAHANAN

BANTUAN KEMANUSIAAN

MEMULIHKAN HUBUNGAN KELUARGA

KUNJUNGAN TAHANAN

DISEMINASI

1962 : melaksanakan kegiatan P A P U A 1989 : pendirian sub delegasi Saat ini, melanjutkan kegiatan

A C E H 1990: melaksanakan kegiatan 1998: pendirian sub delegasi Saat ini, melanjutkan kegiatan.

Organisasi kemanusiaan terbesar di dunia Berdiri tahun 1919 Beranggotakan 181 Perhimpunan Nasional Lebih dari 60 delegasi di dunia

MISI Meningkatkan derajat hidup masyarakat rentan dengan memobilisasi kekuatan kemanusiaan

KEGIATAN Tanggap Bencana Kesiapsiagaan Bencana Mempromosi kan nilai kemanusiaan dan prinsip Kesehatan dan pelayanan masyarakat Pengembang an kapasitas organisasi

Tanggap Bencana Kesiapsiagaan bencana

Air dan sanitasi

Pengembanga n Organisasi Promosi Nilai Kemanusiaan dan Prinsip

PERHIMPUNAN NASIONAL Palang Merah Bulan Sabit Merah Singa dan Matahari Merah

(Persyaratan) Perhimpunan Nasional Didirikan di satu Negara pihak/peserta Konvensi-Konvensi Jenewa 1949. Satu-satunya Perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah Nasional di negaranya. Diakui oleh pemerintah negaranya. Memakai nama dan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah. Bersifat Mandiri Terorganisasi dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan di seluruh wilayah negaranya. Menerima anggota tanpa membedakan ras, jenis kelamin, kelas, agama atau pandangan politik. Menyetujui Statuta Gerakan. Menghormati Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugasnya sejalan dengan prinsip-prinsip HPI.

Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

PRINSIP DASAR Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

PRINSIP DASAR Kemanusiaan Kesukarelaan Kesamaan Kesatuan Kenetralan Kesemestaan Kemandirian

KEMANUSIAAN Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka didalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abdai bagi sesama manusia. mencegah dan meringankan penderitaan manusia di manapun hal itu ditemukan Memastikan penghormatan terhadap umat manusia Melindungi hidup dan kesehatan Mempromosikan perdamaian abadi di antara semua bangsa

KESAMAAN Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya sematamata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah. Ditujukan kepada korban, orang per orang Tidak diskriminasi berkenaan dengan kebangsaan, ras, kepercayaan, golongan, atau pandangan politik Tindakan harus realistik, cocok-tepat-pantas, pantas, dan proporsional sesuai dengan kebutuhan Prioritas bantuan kepada kasus yang paling mendesak

KENETRALAN Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, Gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama, atau ideologi. Tidak melibatkan diri dalam permusuhan dan pertentangan- pertentangan yang bersifat politik, ras, keagamaan atau masalah-masalah ideologis

KEMANDIRIAN Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip Gerakan ini. Sekalipun merupakan bagian dari pelayanan kemanusiaan dari pemerintah dan tunduk pada undang-undang, undang, harus senantiasa mempertahankan otonominya sehingga dalam keadaan apapun dapat bertindak sesuai prinsip- prinsip Gerakan

KESUKARELAAN Memberikan bantuan atas dasar kesukarelaan, tidak didorong dengan cara apapun oleh keinginan untuk memperoleh keuntungan tertentu

KESATUAN Hanya boleh ada satu perhimpunan nasional di suatu negara Tidak ada diskriminasi dalam perekrutan anggota Melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayahnya

KESEMESTAAN Semua perhimpunan nasional mempunyai status yang setara Tanggung jawab dan kewajiban yang sama dalam membantu satu sama lain, meliputi seluruh dunia

Palang Merah Indonesia (PMI) Suatu perhimpunan sosial kemasyarakatan yang dibentuk masyarakat Indonesia dan dalam melaksanakan tugasnya turut membantu Pemerintah dengan Sukarela di bidang sosial kemanusiaan yang bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya dgn tidak membedakan Agama, Bangsa, suku bangsa,warna kulit, jenis kelamin, golongan dan pandangan politik dibentuk di Jakarta Tanggal 17 September 1945

DIRINTIS oleh PANITIA LIMA : dr R Mochtar dr Bahder Djohan dr Djoehana dr Marzoeki dr Sitanala 17 - September - 1945 PMI terbentuk, pelantikan Pengurus Besar PMI Ketua DRS Moh Hatta.

Satu-satunya perhimpunan yang malaksanakan tugas Kepalangmerahan berdasarkan Kep.Pres.o.25/1950 tanggal 16 Januari 1950 dan berstatus Sebagai Badan Hukum. PMI diakui ICRC / KIPM SE.Nomor : 392 Tanggal : 15 Juni 1950 PMI diakui FEDERASI PALANG MERAH / IFRC Anggota : 68 Tanggal : 16 Oktober 1950

TUGAS KEWAJIBAN PMI Kesiapsiagaan dan Bantuan Penanggulangan Bencana ( KepresRI 246/1963 ) Upaya Kesehatan dan Tranfusi Darah Pendidikan dan Latihan Pembinaan Generasi Muda dalam kepalangmerahan Pembangunan pendidikan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Diseminasi Hukum Perikemanusiaan International Restory Family Link (RFL) Membangun rasa perikemanusiaan dan desiminasi prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah

Visi dan misi PMI Palang Merah Indonesia (PMI) VISI Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan dan memberikan Pelayanan Kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-prinsip prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. MISI 1. Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-prinsip prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 2. Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat. 3. Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat. 4. Pengelolaan transfusi darah secara profesional. 5. Berperan Aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA. 6. Menggerakan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan. 7. Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. 8. Pengembangan dan Penguatan Kapasitas Organisasi di seluruh jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.

Tujuan Jangka Panjang (overall Goal) PMI dapat memenuhi tanggungjawabnya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang paling rentan pada sebelum, sesaat dan sesudah bencana. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan secara merata, terjangkau dan bermutu. PMI memiliki kapasitas untuk memberikan pelayanan sosial yang berkualitas kepada masyarakat rentan diseluruh Indonesia. Terwujudnya komunikasi yang berfungsi baik yangdapat mendukung PMI sebagai organisasi kemanusiaan yang netral dan unggul di Indonesia. PMI memiliki struktur, sistem, keahlian dan kapasitas yang memadai untuk memberikan pelayanan yang bermutu kepada kelompok paling rentan di seluruh Indonesia.

Kegiatan Utama (Core Activities) Pelayanan Penanggulangan Bencana Kesiapsiagaan Bencana (DP) Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (CBDP) Tanggap Darurat Bencana (DR) Pelayanan Sosial Tracing and Mailing Service (TMS) Pelayanan pada Lansia Pelayanan Bagi Anak Jalanan Program Pelayanan Sosial lainnya. Pelayanan Kesehatan upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (CBFA) HIV/AIDS dan NAPZA Sanitasi Air Tanggap Darurat Kesehatan Pelayanan Pos Pertolongan Pertama (PP) dan Perawatan Keluarga (PK). Pelayanan Ambulan. Dukungan Psikologi. Rumah Sakit PMI/ Poliklinik.

Kegiatan Utama (Core Activities) Peningkatan Fungsi/ Peran Komunikasi dan Informasi Diseminasi Prinsip PM dan HPI Promos, Publikasi, Advokasi dan Networking. Dukungan Komunikasi dalam Peningkatan Citra & Pengembangan Sumber Daya PMI. Hubungan Luar Negeri. Pengembangan Organisasi Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Organisasi Penggalian Dana (Fund Raising) Pengembangan Sumber Daya Pembinaan PMR dan Relawan (KSR dan TSR) Pendidikan dan Pelatihan.

Rencana Strategi PMI Bidang Pelayanan Penanggulangan Bencana Tujuan Jangka Panjang : PMI dapat memenuhi tanggungjawab untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat yang paling rentan sebelum, saat dan sesudah bencana. Strategi Prioritas: 1. Kebijakan Manajemen Bencana PMI terimplementasikan di semua level, diawali dari upaya-upaya kesiapsiagaan/ pengurangan resiko, saat maupun setelah terjadi bencana/ konflik yang mencakup segala kegiatan. 2. Pengembangan kapasitas dalam memberikan pelayanan berkesinambungan, sebelum, saat dan sesudah bencana alam dan konflik, dengan sektor lain di level yang berbeda. 3. Mengembangkan dan membina jaringan kerjasama internal dan eksternal dalam lingkup Manajemen bencana.

TERIMA KASIH