PERATURAN DASAR ASSOCIATION OF RESILIENCY MOVEMENT (ARM) MUKADDIMAH
|
|
- Hengki Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERATURAN DASAR ASSOCIATION OF RESILIENCY MOVEMENT (ARM) MUKADDIMAH Kami, putera dan puteri Ibu Pertiwi, memegang teguh kuasa kemanusiaan sebagai dasar kami berbakti dan mendermakan jiwa raga kami untuk kebaikan, kemajuan, dan kesejahteraan seluruh umat manusia tanpa memandang asal-usul kebangsaan dan kewarganegaraan, agama dan kepercayaan, keyakinan politik, dan jenis kelamin. Kami, putera dan puteri Ibu Pertiwi, tegar berdiri menjunjung kejujuran dan cinta kasih dalam menjalankan tugas suci kemanusiaan. Kami, putera dan puteri Ibu Pertiwi, tegap melangkah mempertinggi kemampuan dan pengetahuan dengan tunduk menghormat pada kuasa kenyataan dan ilmu pengetahuan. Kami, putera dan puteri Ibu Pertiwi, berkumpul dan berhimpun dalam organisasi Association of Resiliency Movement. BAB I TENTANG ORGANISASI Pasal 1 Nama dan Tempat Kedudukan Organisasi ini bernama Association of Resiliency Movement yang selanjutnya disingkat dengan ARM, berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki tempat kedudukan di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, didirikan pada tanggal 10 Februari 2015, di Yogyakarta untuk waktu yang tidak ditentukan. Penyebutan dalam Bahasa Indonesia adalah Perhimpunan Gerakan Ketangguhan, dengan singkatan PGK. Selanjutnya dalam peraturan dasar ini disebut dengan Perhimpunan. Pasal 2 Tujuan dan Asas (1) Tujuan Perhimpunan adalah terwujudnya gerakan ketangguhan dari segenap rakyat untuk mengatasi berbagai permasalahan akibat bencana alam maupun bukan-alam melalui sebuah organisasi yang profesional, tangguh, dan mumpuni dengan berbagai rangkaian pekerjaan kemanusiaan yang terintegrasi. (2) Asas organisasi adalah: a. Kemanusiaan; b. Kerakyatan; c. Demokrasi; d. Kesetaraan; 1
2 e. Kesejahteraan Umum; f. Solidaritas. Pasal 3 Sifat dan Bentuk (1) Organisasi bersifat terbuka dan demokratis. (2) Organisasi berbentuk perkumpulan. Pasal 4 Identitas Organisasi (1) Lambang organisasi adalah segitiga yang terbentuk dari citra 3 (tiga) tangan yang saling menggenggam berwarna biru dengan latar belakang lingkaran berwarna merah dan terdapat tulisan melingkar di luar lingkaran yang berbunyi Association of Resiliency Movement. Makna 3 (tiga) tangan saling menggenggam berwarna biru adalah 3 (tiga) kekuatan gerakan ketangguhan yaitu: penyintas, relawan, dan rakyat secara umum. Makna lingkaran merah adalah persatuan bulat dalam tekad untuk kemajuan. (2) Bendera organisasi berbentuk persegi panjang dengan perbandingan ukuran lebar dan panjang adalah 1 : 2, dengan lambang ditempatkan di tengah-tengahnya dengan ukuran yang proporsional dengan ukuran bendera. (3) Identitas organisasi berupa lambang dan bendera, beserta atribut lainnya digunakan dalam tanda stempel, surat menyurat, tanda pengenal keluar, seragam resmi operasi, dan hal-hal resmi lainnya. BAB II TENTANG STRUKTUR ORGANISASI Pasal 5 Prinsip Dasar Struktur Organisasi Struktur organisasi disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) Pemilihan badan pimpinan dan pengambilan keputusan-keputusan dijalankan dengan tata cara yang demokratis; (2) Badan pimpinan di setiap tingkatan menjalankan gaya kepemimpinan kolektif dengan memadukan pertanggungjawaban kolektif dan individual pada kehidupan reguler organisasi dan menjalankan gaya kepemimpinan taktis dalam operasi kemanusiaan; (3) Partisipasi dan kebebasan berpendapat diberikan dengan luas dan disatukan dengan ketaatan pada keputusan yang diambil melalui tata cara demokratis; (4) Kedudukan anggota di hadapan organisasi adalah sama. 2
3 Pasal 6 Kepemimpinan Organisasi (1) Kepemimpinan organisasi berada di tangan permusyawaratan anggota dalam wujud: Rapat Umum Anggota untuk seluruh jajaran organisasi dan di tingkat pusat, sedangkan untuk tingkat cabang berada dalam Rapat Pleno Anggota. (2) Struktur organisasi pusat memiliki daerah tanggung jawab meliputi seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan manca negara. (3) Struktur organisasi cabang memiliki daerah tanggung jawab meliputi wilayah setingkat kabupaten/kota dan antar-kabupaten/kota. Pasal 7 Organisasi Pusat (1) Struktur organisasi ditingkat pusat berturut-turut sebagai berikut: Rapat Umum Anggota, Dewan Nasional, dan Dewan Eksekutif Nasional. (2) Rapat Umum Anggota diselenggarakan sekali dalam 3 (tiga) tahun oleh Dewan Nasional dengan syarat-syarat dan ketentuan yang diputuskan oleh rapat pleno Dewan Nasional sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum penetapan waktu Rapat Umum Anggota. (3) Rapat Umum Anggota bertugas untuk memutuskan: a. Peraturan Dasar Organisasi; b. Garis Umum Usaha Organisasi; c. Memeriksa laporan Dewan Nasional dan Ketua Umum organisasi; d. Memilih Ketua Umum, para wakil ketua, Sekretaris Umum, para wakil sekretaris, Bendahara, dan para anggota pleno Dewan Nasional; e. Menetapkan kebijakan-kebijakan tertentu yang sebelumnya telah diusulkan oleh setiap jajaran organisasi dan/atau anggota dan diterima oleh Dewan Nasional sebagai mata acara dalam Rapat Umum Anggota. (4) Tata cara dan kepemimpinan dalam Rapat Umum Anggota akan ditentukan oleh keputusan rapat pleno Dewan Nasional. (5) Dalam keadaan organisasi tidak dapat menyelenggarakan Rapat Umum Anggota, maka rapat pleno Dewan Nasional dapat menggantikan kedudukan dan kekuatannya dalam tempo maksimum 1 (satu) tahun sampai diselenggarakannya Rapat Umum Anggota. (6) Dalam masa antara 2 (dua) Rapat Umum Anggota, organisasi dipimpin oleh Dewan Nasional yang menyelenggarakan rapat pleno sekali dalam 1 (satu) tahun dan dalam kepemimpinan harian organisasi akan diampu oleh Dewan Eksekutif Nasional yang terdiri dari Ketua Umum, para wakil ketua, Sekretaris Umum, para wakil sekretaris, dan Bendahara. (7) Rapat pleno Dewan Nasional bertugas untuk memutuskan: a. Memeriksa laporan Dewan Eksekutif Nasional; b. Menetapkan program tahunan untuk seluruh organisasi; c. Menetapkan arahan umum untuk Dewan Eksekutif Nasional; 3
4 d. Menetapkan kebijakan-kebijakan khusus. (8) Kepemimpinan harian organisasi dilaksanakan oleh Dewan Eksekutif Nasional. Ketua Dewan Eksekutif Nasional juga berfungsi sebagai juru bicara resmi organisasi dan memiliki kekuasaan untuk menunjuk perwakilannya. (9) Dewan Eksekutif Nasional harus menyelenggarakan rapat-rapatnya secara reguler dan insidental. (10) Dewan Eksekutif Nasional dapat membentuk satuan-satuan kerja pembantu dalam bentuk departemen, biro, atau divisi. Kepemimpinan di masing-masing satuan kerja bersifat mutlak di bawah Dewan Eksekutif Nasional. Pasal 8 Organisasi Cabang (1) Struktur organisasi di tingkat cabang terdiri dari Rapat Pleno Anggota dan Dewan Eksekutif Cabang. (2) Rapat Pleno Anggota diselenggarakan sekali dalam setahun oleh Dewan Eksekutif Cabang dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan Dewan Eksekutif Cabang sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari sebelum waktu pelaksanaan. (3) Rapat Pleno Anggota bertugas untuk: a. Memeriksa laporan Dewan Eksekutif Cabang; b. Mendiskusikan arahan umum Dewan Nasional dan Dewan Eksekutif Nasional; c. Menetapkan program tahunan di tingkat cabang; d. Memilih anggota Dewan Eksekutif Cabang yang terdiri dari ketua, para wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. (4) Dalam keadaan di antara 2 (dua) Rapat Pleno Anggota, kepemimpinan harian organisasi dilaksanakan oleh Dewan Eksekutif Cabang. (5) Dewan Eksekutif Cabang boleh membentuk satuan kerja pembantu dalam bentuk departemen, biro, atau divisi. Pasal 9 Organisasi Operasional (1) Dalam menjalankan misinya, dewan eksekutif harus membentuk organisasi operasional yang bersifat sementara sebagai pengendali operasi dalam jangka waktu dan petunjuk umum misi yang ditentukan oleh dewan eksekutif yang membentuknya. (2) Organisasi operasional dipimpin oleh seorang komandan operasi dibantu sekurang-kurangnya 2 (dua) orang wakil komandan operasi, yang semuanya ditunjuk oleh dewan eksekutif yang membentuknya. Kendali operasi sepenuhnya di tangan komandan operasi dan para wakilnya. 4
5 (3) Dalam waktu yang ditentukan komandan operasi wajib memberikan laporan dan menjawab permintaan keterangan tentang jalannya operasi kepada dewan eksekutif yang membentuknya. (4) Komandan operasi dan para wakilnya memiliki kewenangan membentuk satuan tugas pengampu bidang-bidang kerja khusus yang ditentukan oleh petunjuk misi dan situasi obyektif di lapangan. Masing-masing pimpinan satuan tugas bertanggung jawab dan mengikuti instruksi komandan operasi. (5) Dalam menjalankan tugas operasionalnya, komandan operasi dapat mengerahkan sumber daya organisasi yang telah dialokasikan oleh dewan eksekutif pembentuknya. (6) Pada akhir pelaksanaan misi, komandan operasi harus menyampaikan laporan lengkap ke hadapan dewan eksekutif pembentuknya, dan bersedia menerima setiap kritik, masukan, saran, dan arahan. BAB III TENTANG KEANGGOTAAN Pasal 10 (1) Anggota organisasi adalah setiap orang tanpa memandang kewarganegaraan, suku bangsa, jenis kelamin, keyakinan agama dan kepercayaan, dan afiliasi politik, yang telah memenuhi syarat-syarat yang digariskan dalam ayat (2) pasal ini. (2) Syarat-syarat keanggotaan: a. Sekurang-kurangnya berusia 18 (delapan belas) tahun; b. Mengerti dan menerima dengan sukarela prinsip-prinsip dasar, Peraturan Dasar, dan Kode Perilaku; c. Mendaftar dengan sukarela pada organisasi; d. Mengikuti dengan sukarela Pendidikan dan Pelatihan Dasar; e. Membayar iuran pangkal. (3) Kartu Anggota dikeluarkan/diterbitkan oleh Dewan Eksekutif Nasional dengan pengaturan penggunaan dan jangka waktu yang ditetapkan oleh Dewan Eksekutif Nasional. (4) Masa keanggotaan berakhir karena: a. Meninggal dunia b. Mengundurkan diri c. Diberhentikan karena melanggar disiplin organisasi (1) Hak Anggota adalah sebagai berikut: Pasal 11 Hak dan Kewajiban Anggota a. Berhak ikut serta berperan aktif dalam setiap kegiatan organisasi; 5
6 b. Berhak dipilih dan memilih; c. Berhak mengikuti pendidikan ketrampilan yang diadakan oleh Perhimpunan; d. Menggunakan sumber daya dan kekayaan Perhimpunan sesuai dengan keputusan Perhimpunan. (2) Kewajiban Anggota adalah sebagai berikut: a. Wajib mentaati Prinsip-prinsip Dasar, Kode Perilaku, dan Peraturan Dasar Organisasi; dan keputusan-keputusan organisasi lainnya; b. Membayar uang pangkal dan uang iuran; c. Mengikuti dengan aktif setiap kegiatan dan pertemuan Perhimpunan. BAB IV PROGRAM ORGANISASI Pasal 12 Garis Organisasi Garis organisasi merupakan jenjang landasan aturan dalam pelaksanaan setiap kegiatan Perhimpunan, berturut-turut terdiri dari: a. Peraturan Dasar; b. Kode Perilaku; c. Keputusan Rapat Umum Anggota; d. Keputusan Rapat Pleno Dewan Nasional; e. Keputusan Dewan Eksekutif Nasional; f. Keputusan Rapat Pleno Cabang; g. Keputusan Dewan Eksekutif Cabang. Lingkup kegiatan Perhimpunan adalah: Pasal 13 Lingkup Kegiatan a. Pekerjaan kemanusiaan dalam bencana alam maupun bencana bukan-alam yang terdiri dari pekerjaan-pekerjaan untuk menghadapi dan mengurangi resiko bencana, pekerjaan-pekerjaan darurat, dan pekerjaan-pekerjaan untuk pemulihan dan pembangunan-ulang. b. Detail pekerjaan-pekerjaan tersebut meliputi pendidikan dan pelatihan, pembangunan organisasi ketangguhan, pengembangan produksi ekonomis berbasis lokal, dan pekerjaan lain yang dibutuhkan dan sesuai dengan misi kemanusiaan Perhimpunan. c. Perhimpunan juga melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk intern Perhimpunan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, pengembangan wawasan, peningkatan kemampuan dan keterampilan bagi anggota Perhimpunan agar menunjang misi kemanusiaan Perhimpunan. 6
7 Pasal 14 Kendali Kegiatan (Command and Control) (1) Kendali kegiatan-kegiatan Perhimpunan secara umum berada di tangan badanbadan pimpinan Perhimpunan sesuai dengan struktur organisasi Perhimpunan. (2) Pelimpahan wewenang kendali kegiatan dapat dilakukan oleh badan pimpinan Perhimpunan kepada badan yang ditunjuk melalui tata cara pengambilan keputusan seperti yang diatur dalam Peraturan Dasar pada kegiatan yang bersifat tertentu dan khusus. Pasal 15 Kegiatan Reguler (1) Kegiatan reguler adalah kegiatan Perhimpunan yang bersifat rutin dan terusmenerus dengan dasar rencana kerja yang ditetapkan oleh struktur organisasi Perhimpunan yang bertanggung jawab. (2) Kendali kegiatan reguler Perhimpunan langsung berada di tangan badan-badan pimpinan Perhimpunan. Pasal 16 Keadaan Darurat (1) Kegiatan darurat adalah kegiatan yang dilakukan Perhimpunan dalam penanganan bencana alam dan bencana bukan-alam pada masa darurat, dan kegiatan Perhimpunan karena menghadapi keadaan-keadaan memaksa seperti yang diatur oleh Pasal 24 Peraturan Dasar Perhimpunan. (2) Kendali kegiatan darurat dalam penanganan bencana alam dan bencana bukanalam sebagai misi kemanusiaan perhimpunan dilakukan oleh organisasi operasional Perhimpunan di bawah bimbingan badan pimpinan Perhimpunan yang membentuknya. (3) Kendali keadaan darurat karena keadaan memaksa berada di tangan Dewan Nasional dan/atau Dewan Eksekutif Nasional dengan ketentuan-ketentuan pedoman kerja sesuai Pasal 24 Peraturan Dasar Perhimpunan. BAB V DISIPLIN ORGANISASI Pasal 17 Kode Perilaku (1) Kode Perilaku adalah penuntun moral setiap anggota Perhimpunan tanpa kecuali dalam menjalankan misi kemanusiaan Perhimpunan dan kehidupan umum bermasyarakat dan menyintai alam semesta. (2) Kode Perilaku diatur dalam peraturan terpisah. (3) Pelanggaran terhadap Kode Perilaku termasuk dalam pelanggaran disiplin Perhimpunan dengan tata cara penerapan yang diatur dalam Peraturan Dasar Perhimpunan. 7
8 Bentuk-bentuk tindakan disipliner adalah: a. Peringatan; Pasal 18 Tindakan Disipliner b. Peringatan Keras diikuti dengan penugasan ulang; c. Penangguhan atau penskorsan; d. Penurunan jabatan dan/atau kedudukan; e. Pemecatan. Pasal 19 Prinsip dan Tata Cara Pemeriksaan dan Pemberlakuan Tindakan Disipliner Penerapan tindakan disipliner akan diatur dengan proses sebagai berikut: a. Setiap pelanggaran akan dilaporkan kepada struktur organisasi Perhimpunan sesuai tingkat di mana anggota Perhimpunan yang dipersangkakan melakukan pelanggaran tergabung. Seterusnya akan diadakan tindakan penyelidikan dengan mengundang anggota Perhimpunan yang dipersangkakan melakukan pelanggaran untuk menjelaskan peristiwa dan latar belakangnya, dan tindakan penyelidikan lain yang diperlukan untuk mengumpulkan informasi dengan lengkap. b. Setiap struktur organisasi Perhimpunan yang berwenang seperti tersebut di atas berhak membentuk badan khusus untuk penyelidikan atau pemeriksaan pelanggaran disiplin secara ad hoc yang akan membantu dalam memutuskan dugaan pelanggaran disiplin. c. Tindakan disipliner akan diputuskan oleh Komisi Etik atau badan ad hoc yang dibentuk oleh badan pimpinan Perhimpunan yang memeriksa dugaan pelanggaran disiplin. Bila tindakan disipliner yang diambil termasuk dalam pelanggaran berat dengan bentuk pemecatan, maka strutur organisasi Perhimpunan yang lebih tinggi harus dengan segera memeriksa dan/atau memberikan persetujuan. d. Tata cara pembentukan Komisi Etik dan/atau badan ad hoc sebagaimana dimaksud Pasal 19 huruf c di atas, ditentukan melalui keputusan rapat struktur organisasi Perhimpunan di atasnya. e. Setiap tindakan disipliner yang telah diputuskan, akan diterapkan kepada anggota yang melakukan pelanggaran disiplin melalui struktur organisasi Perhimpunan di mana anggota tersebut tergabung. f. Anggota yang telah diputuskan bersalah melakukan pelanggaran disiplin diperbolehkan melakukan upaya banding pada struktur organisasi Perhimpunan yang lebih tinggi. 8
9 BAB VI KEKAYAAN DAN PENDANAAN ORGANISASI Pasal 20 Pengelolaan Kekayaan (1) Semua kekayaan Perhimpunan dari berbagai sumber harus dipergunakan untuk menjalankan kegiatan Perhimpunan serta membiayai kegiatan sosial lainnya. (2) Kekayaan pribadi anggota Perhimpunan dan/atau pribadi di luar Perhimpunan yang telah diserahkan melalui tata cara hibah dan/atau perbuatan hukum yang memiliki kekuatan seperti hibah akan menjadi kekayaan Perhimpunan. (3) Dewan Nasional dan/atau Dewan Eksekutif Nasional memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur tata cara pengelolaan kekayaan dan keuangan. Pasal 21 Pemeriksaan dan Pelaporan Kekayaan (1) Setiap badan pimpinan Perhimpunan harus membuat perencanaan anggaran belanja dan pendapatannya, pelaporan penggunaan anggaran, dan bukti-bukti penggunaan anggaran di intern Perhimpunan sebagai bagian dari laporan pekerjaan. (2) Dewan Eksekutif Nasional dan Dewan Eksekutif Cabang harus melaporkan penggunaan dana yang dikelola oleh Perhimpunan secara berkala kepada publik melalui media massa dan saluran publikasi Perhimpunan. (3) Perhimpunan akan menerima dan membantu pemeriksaan kekayaan oleh badan pemerintah Republik Indonesia dan/atau badan pemeriksa independen bila dibutuhkan sesuai dengan perintah peraturan perundang-undangan sebagai tanggung jawab Perhimpunan kepada publik. Pasal 22 Sumber-sumber Kekayaan Perhimpunan (1) Iuran anggota adalah kewajiban setiap anggota Perhimpunan dengan jumlah dan tata cara pengutipan yang ditentukan oleh Dewan Eksekutif Nasional dan Dewan Eksekutif Cabang. (2) Perhimpunan diperbolehkan menerima sumbangan, hadiah, dan hibah dari pihak ketiga tanpa syarat tertentu yang harus dipenuhi Perhimpunan dan tidak menyalahi Garis Organisasi seperti yang diatur dalam Bab Peraturan Dasar (3) Perhimpunan melalui Dewan Eksekutif Nasional dan/atau Dewan Eksekutif Cabang sebagai representasi Perhimpunan dengan mandat kuasa dari Dewan Nasional dan/atau Rapat Pleno Cabang diperbolehkan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk pekerjaan kemanusian dan sosial lainnya sesuai dengan Garis Organisasi yang diatur dalam Pasal 12 Peraturan Dasar ini. (4) Perhimpunan diperbolehkan mendirikan Badan Usaha Perhimpunan dengan tujuan keuntungan yang sepenuh-penuhnya digunakan dalam pembiayaan seluruh kegiatan Perkumpulan, dengan pengaturan yang ditentukan oleh Dewan Nasional dan/atau Dewan Eksekutif Nasional. 9
10 BAB VI PENUTUP Pasal 23 Amandemen Perubahan terhadap ini Peraturan Dasar hanya dapat dilakukan dalam Rapat Umum Anggota yang dihadiri oleh 50% + 1 anggota yang memenuhi ketentuan acara Rapat, dan keputusan tersebut disetujui oleh setidaknya 75% peserta rapat. Pasal 24 Keadaan-keadaan Memaksa Bila terjadi keadaan-keadaan memaksa; seperti terjadinya bencana di tempat kedudukan kantor pusat Perhimpunan, situasi perang dan huru-hara akibat keresahan sosial di dalam negeri, dan terjadinya wabah penyakit yang meluas (outbreak), dan lain-lain keadaan yang mengakibatkan Perhimpunan tidak dapat menjalankan organisasi dan kegiatannya secara normal; maka Dewan Nasional akan merumuskan langkah-langkah sebagai pedoman kerja dan mengatasi keadaan tersebut. Ditetapkan dalam workshop dan Rapat Umum Anggota I, Pada tanggal 10 Februari 2015, Di Yogyakarta. 10
A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH
A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan
Lebih terperinciHalaman PEMBUKAAN
Halaman - 1 - PEMBUKAAN 1. Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia melalui perjuangan yang luhur telah mencapai Kemerdekaannya yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam
Lebih terperinciANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB
ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB BAB I NAMA, BENTUK, SIFAT, ASAS, VISI, MISI, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA Organisasi ini bernama NINJA OWNERS CLUB, yang dapat disingkat dengan nama N O C. Pasal 2
Lebih terperinciPENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,
AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciAD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN
AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang
Lebih terperinciASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)
ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat
Lebih terperinciKETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017
KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia
Lebih terperinciIAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG
Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR
ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini
Lebih terperinciBAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU
ANGGARAN DASAR SAREKAT HIJAU INDONESIA PEMBUKAAN Krisis berbangsa dan bernegara yang dialami Indonesia, terjadi hampir di seluruh bidang kehidupan. Krisis ini menyebabkan tidak terpenuhinya hak-hak sosial,
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinci2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg
No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN
Lebih terperinciPEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU
PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR: 01/PED/I.0/B/2017 TENTANG LAZISMU Bismillahirrahmanirrahim PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA
Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)
1 ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) MUKADDIMAH Bahwa sesungguhnya kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan menyampaikan dan memperoleh informasi, serta kemerdekaan berserikat adalah
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016
ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 BAB I KEANGGOTAAN DAN PERSYARATANNYA Pasal 1 Ketentuan Umum Anggota Akuntan
Lebih terperinciAIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Sadar akan kedudukan tugas kewajiban dan tanggung jawab sebagai organisasi yang bergerak di bidang pembinaan dan pengembangan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2
1 ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BAB I NAMA, BENTUK dan LAMBANG Pasal 1 Organisasi ini bernama Aliansi Jurnalis Independen, disingkat AJI. AJI berbentuk perkumpulan. Pasal 2 Pasal 3 AJI berlambangkan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran
Lebih terperinciBab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.
1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan
Lebih terperinciAnggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) Daftar isi ANGGARAN DASAR... 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA... 6 STRUKTUR ORGANISASI... 10 ANGGARAN DASAR
Lebih terperinciANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PEMBUKAAN Kegiatan panjat tebing di Indonesia merupakan wujud nyata dari dinamika warga negara Indonesia yang dengan sadar menghimpun dirinya dalam berbagai
Lebih terperinciPROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan jiwa korps bagi anggota Korps
Lebih terperinciANGGARAN DASAR FORUM LINGKAR PENA. Pasal 1 Nama, Kedudukan dan Wilayah Gerak. Pasal 2 Azas. Pasal 3 Waktu Berdiri
ANGGARAN DASAR Pasal 1 Nama, Kedudukan dan Wilayah Gerak (1) Organisasi ini bernama Forum Lingkar Pena dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga disebut sebagai FLP. (2) FLP pertama
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciMUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)
MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN
ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan
Lebih terperinci:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:
1 :: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota dan Warga [1] Keanggotaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia terdiri dari
Lebih terperinciAnggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH
Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat
Lebih terperinciANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU
ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Indonesian Association for Public Administration (IAPA)
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap
Lebih terperinciANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA
ANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA Pada hari ini, Selasa tanggal 7 Januari 2014 di Sinema Hall, Gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Jl. Rasuna Said, Jakarta. Diadakan Rapat Umum Anggota Sinematografer
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keamanan dalam negeri
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I NAMA dan KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Organisasi ini bernama Asosiasi Dewan Editor Indonesia yang disingkat ADEI (2) ADEI adalah organisasi non-pemerintah, non-partisan dan non-profit,
Lebih terperinciPERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION
PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION Mitra Matraman, Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A2/18, Jakarta 13150. Telp. 85918064, Fax 85918065
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 BAB I IDENTITAS ORGANISASI Pasal 1 Identitas Organisasi Identitas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW
ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN RUMAH TANGGA Nusantara Corruption Watch (NCW) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Persyaratan
Lebih terperinciMUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:
MUKADDIMAH Dalam rangka menunjang pencapaian sasaran pembangunan pertanian (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Teknologi Pertanian), diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018 BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN PERTAMA ANGGOTA HMTI UGM Pasal 1 Anggota HMTI UGM adalah mahasiswa
Lebih terperinciDRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN RUMAH TANGGA halaman 1 dari 14 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB
Lebih terperinciKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua Kwartir Nasional
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DEWAN PERWALIAN DAN PENGAWASAN HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA ITB 2011-2012 MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya informatika sebagai ilmu
Lebih terperinciLembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI. Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan
ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan 1. Organisasi ini bernama Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat selanjutnya disebut LP2M 2. Bentuk organisasi ini adalah Perkumpulan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciIKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR
IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciKEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama
ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Serikat ini bernama Serikat Pekerja PT Indosat (Persero) Tbk disingkat SP Indosat. Pasal 2 Sifat
Lebih terperinciDitetapkan oleh: Musyawarah Nasional XIX Palang Merah Indonesia di Jakarta tanggal Desember 2009
Ditetapkan oleh: Musyawarah Nasional XIX Palang Merah Indonesia di Jakarta tanggal 21-23 Desember 2009 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PALANG MERAH INDONESIA Hasil MUNAS PMI XIX PEMBUKAAN Dengan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 1. Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciPasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2017 BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN PERTAMA ANGGOTA HMTI UGM Pasal 1 Anggota HMTI UGM adalah mahasiswa
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciPemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN PERDA KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2015 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Pemerintah Desa adalah kepala Desa yang dibantu oleh perangkat
Lebih terperinciPANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PANITIA PEMILIHAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua, Menimbang : a. bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak
Lebih terperinciPERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017 1. Beberapa ketentuan dalam Bab II Bagian Kedua Paragraf 1 Pasal
Lebih terperinciANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE
Halaman 1 dari 24 ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA bahwa pembangunan nasional adalah merupakan suatu manifestasi dari rasa syukur kepada
Lebih terperinciKODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: IJ/65/2006
KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: IJ/65/2006 DEPARTEMEN AGAMA R.I. INSPEKTORAT JENDERAL 2006 PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang
Lebih terperinciIKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)
IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN DASAR halaman 1 dari 10 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN DASAR P E M B U K A A N
Lebih terperinciMUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa
MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)
LAMPIRAN KEPUTUSAN NOMOR:005 RUA I/IKADIKTIRA/XII/2012 TENTANG BIDANG ORGANISASI ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN BAB I IDENTITAS ORGANISASI Pasal 1 Nama, bentuk dan lambang 1. Organisasi
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Sesuai dengan Pasal 13 Anggaran Dasar, pendaftaran untuk menjadi anggota diajukan secara
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH
ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat-Syarat Keanggotaan 1. Yang menjadi anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah
Lebih terperinciAnggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB
0 AD/ART ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Mahasiswa Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung adalah bagian dari civitas akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, mahasiswa Teknik
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen
No.932, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIN. Intelijen Negara. Kode Etik. PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK INTELIJEN NEGARA DENGAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006
ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 MENIMBANG : a. Bahwa Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris telah disahkan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH
ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga negara berkewajiban mengisi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci