BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat yang buta akan informasi. Internet (interconnectionnetworking)

dokumen-dokumen yang mirip
2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunika

KEBIJAKAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM (KPU/USO) ICT DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data

Kontribusi Kemkominfo melalui PROGRAM USO DAN ICT FUND dalam rangka penyediaan TIK di Wilayah Papua dan Papua Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pokok yang dihadapi pendidikan di Indonesia yang. terpenting adalah mengenai : peningkatan mutu, pemerataan kesempatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Universitas Multimedia Nusantara

Manfaat Teknologi Nirkabel bagi Masyarakat. Oleh : Harjoni Desky, S.Sos.I., M.Si Senin, 25 Oktober :26

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

BAB I PENDAHULUAN. secara cepat. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan signifikan. Cara baru tersebut dikenal sebagai pemasaran digital

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan bagian yang amat vital bagi kehidupan seluruh

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 19 / PER/M.KOMINFO / 12 / 2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG BERDAYA SAING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era digital, penggunaan internet menunjang manusia di kegiatan sehari-hari.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Apa saja tahapan-tahapan dalam pelaksanaan program MPLIK?

BAB I PENDAHULUAN. seluler besar yang menggunakan teknologi berbasis GSM yaitu PT.

BAB I PENDAHULUAN. Internet adalah jaringan seluruh dunia dari kom puter-komputer dengan data

Peran RelawanT dalam Mendukung Program Kementerian Kominfo

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 63 juta pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang Dan Objek Kuliah Kerja Praktek (KKP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi mulai dikenal oleh masyarakat, mulai dari radio, televisi, faximile, hand

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak perusahaan sulit mengikuti arus perubahan yang terjadi karena

berkembang dan menjadi sebuah kebutuhan bagi kehidupan masyarakat, sehingga pemenuhan akan kebutuhan informasi menjadi sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah era globalisasi, di tengah maraknya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan pada umumnya sering kita jumpai di sekolah-sekolah maupun di

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung hal tersebut tidak akan bekerja secara optimal, jika tidak ditunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. cepat dimana fasilitas tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekali bagi bangsa Indonesia. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN WARNET AURORA PABELAN KARTASURA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis secara online atau e-commerce yang. akses dalam bertransaksi menjadi pilihan yang efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2016, No Service Obligation sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; c. bahwa d

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Komunikasi

Kebutuhan Membangun SI Koorporasi (Budi Sutedjo, bab 3)

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

oleh perdagangan secara konvensional. 1

Usia Pengguna Internet

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar yang dideklarasikan dalam WSIS untuk mewujudkan masyarakat informasi antara lain diperlukannya peran pemerintah

OPTIMALISASI PENEMPATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN ELEKTRONIK GOVERNMENT

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis kebijakan pajak..., Wiwiet Septiana Rosario, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengoperasikan telepon genggam dengan spesifikasi yang jauh lebih bagus

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wilayah Kabupaten Klaten mencapai 665,56 km 2. Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO

BAB I PENDAHULUAN. menyumbang 56% pengguna internet di dunia. Berdasarkan Asia Top Internet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja PT PLN APJ Yogyakarta dalam memberikan sesuai dengan indikator yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini manusia dihadapkan pada era globalisasi yang merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi informasi (internet). Semakin derasnya arus globalisasi dan semakin pesatnya perkembangan jaringan informasi dan teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat harus ikut terjun ke dalam arus tersebut, agar tidak dikatakan sebagai masyarakat yang buta akan informasi. Internet (interconnectionnetworking) menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit. Melalui sarana internet diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dalam pencarian segala informasi yang dibutuhkan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui aplikasi-aplikasi internet yang dapat bermanfaat di segala bidang. Bahkan, internet sudah banyak digunakan untuk kegiatan bisnis yang telah dimanjakan oleh pemanfaatan teknologi ini baik produsen maupun konsumen. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya website/situs jual beli online. Produsen dapat dengan mudah bertransaksi jual beli dan konsumen pun dapat dengan mudah mencari memilih barang/jasa sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, pelayanan/jasa 1

2 pengiriman juga diuntungkan karena memiliki omset yang terus meningkat dikarenakan banyaknya transaksi jual beli yang membutuhkan pelayanan pengiriman paket barang yang dibeli.selama ini masalah yang muncul adalah kurang meratanya akses internet bagi masyarakat desa atau daerah terpencil sehingga timbul kesenjangan informasi antara masyarakat kota dan desa. Berikut ini merupakan perkembangan penggunaan internet diindonesia dari tahun ke tahun. Gambar 1. Perkembangan Penggunaan Internet Sumber:(http://www.seojakarta.co.id/artikel/indonesi_negara_ke_8_ pengguna_internet_terbanyak_di_dunia. Diunduh pada tanggal 2 September 2014 pukul 16.34 WIB)

3 Pengguna Internet di Indonesia terus bertambah secara drastis dari tahun ke tahun. Indonesia bahkan menduduki peringkat kedelapan pengguna internet terbanyak sedunia setelah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil, Rusia dan Jerman.Dengan penduduk sebanyak 249 juta, pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 22%. Tingginya pemakaian internet di Indonesia didukung dengan perkembangan industri mobile yang tinggi. Mayoritas pemakai internet di Indonesia mengakses situs social media yang beragam seperti Facebook, Twitter, Path dan Kaskus. Dengan adanya social media, berbagi informasi dan berkomunikasi antar sesama pengguna memang jauh lebih mudah. Jumlah pengguna Internet di Indonesia yang semakin berkembang dan mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan dan teknologi, namun masyarakat pedesaan sebagian besar belum dapat menikmati fasilitas jaringan internasional itu. Pengguna internet terkonsentrasi di kota-kota besar dengan penetrasi mencapai 57 persen. Sementara data emarketer pada 2010 ada 65 persen dari 66.778 desa di Indonesia belum bisa mengakses fasilitas telekomunikasi (http://desamembangun.or.id/2013/04/peta-jalan-kebebasan-informasi-diindonesia. Diunduh tanggal 30 Desember 2013 pukul 21.53 WIB). Pendidikan tidak terluput dari peranan Internet, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003)

4 menemukan beberapa tujuan pemanfaatan Teknologi Informasi (Internet), yaitu; a. Memperbaiki competitive positioning b. Meningkatkan brand image c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran d. Meningkatkan kepuasan siswa e. Meningkatkan pendapatan f. Memperluas basis siswa g. Meningkatkan kualitas pelayanan h. Mengurangi biaya operasi i. Mengembangkan produk dan layanan baru (Alavi dan Gallupe, 2003) Saatini banyak sekali institusi pendidikan di Indonesia berinvestasi dan menjual fasilitas Teknologi Informasi Komputer (TIK) untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Oleh karenanya guna mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas maka pemanfaatan TIK di institusi pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus diwujudkan. Bagi Negara, internet juga berperan penting sebagai pendorong majunya sistem pemerintahan yaitu sebagai media penyalur aspirasi masyarakat yang efektif dan efisien. Informasi mengenai kebijakan atau program Pemerintah juga dapat sampai kepada masyarakat dengan baik melalui situs-situs organisasi atau lembaga pemerintahan.pemerintah memiliki kewajiban memberikan pelayanan publik yang merata keseluruh warga negara, sehingga dalam rangka melaksanakan kewajibannya itu pemerintah berusaha memperbaiki pelayanannya dengan menggunakan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang mampu mengelola data secara efektif dan efisien serta menghasilkan informasi

5 yang tepat, cepat dan akurat. Dalam hal tersebut pemerintah mengembangkan pelayanan berbasis elektronik (E-Government). Kesenjangan informasi di masyarakat masih sangat besar dirasakan terutama jika dibandingkan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaaan. Hal ini tidak terlepas dari masih minimnya akses untuk pemerataan informasi, hal yang paling dirasakan adalah posisi geografi Indonesia yang berbukit, serta masih rendahnya sebagian masyarakat dalam hal pendidikan terutama dalam pengetahuan di bidang teknologi. Negara memiliki kewajiban untuk meratakan infrastruktur komunikasi dan teknologi di Indonesia sesuai dengan UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Pasal 2); Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 32/PER/M. Kominfo/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi (Pasal 1, Pasal 2, Pasal 4, Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8); dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010. Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) adalah program Pemerintah yang dilaksanakan oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informasi (BP3TI) Ditjen Penyelenggara Pos dan Kementrian Komunikasi dan Informatika. Program tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, mempercepat pemerataan akses telekomunikasi dan informasi untuk daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan tidak layak secara ekonomidan melayani masyarakat umum yang berada di daerah-daerah kecamatan yang belum terjangkau

6 oleh fasilitas internet. Program MPLIK secara tidak langsung mendukung keberhasilan dalam penerapan E-Government. Program MPLIK diatur dalam pasal 5 peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI No. 48/PER/M.KOMINFO/11/2009 tentang penyediaan jasa akses Internet pada wilayah pelayanan universal telekomunikasi Internet kecamatan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI No. 19/PER/M.KOMINFO/12/2010. Program ini ditargetkan pada tahun 2011 ada 1.907 unit MPLIK tersebar diseluruh Indonesia. Program MPLIK adalah kelanjutan dari program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) yang telah digagas sebelumnya. Kelebihan MPLIK dibanding PLIK ada pada tingkat mobilitas. PLIK ditempatkan pada suatu rumah, koperasi atau tempat usaha sedangkan MPLIK berupa mobil internet keliling yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil atau pelosok dengan mudah. Salah satu daerah yang menjadi sasaran program MPLIK adalah Kabupaten Klaten. Di Kabupaten Klaten, terpasang25 PLIK yang tersebar di berbagai kecamatan dan 7 MPLIK yang berada di perbatasan Kabupaten Klaten yaitu Kecamatan Prambanan, Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Kemalang, Kecamatan Tulung, Kecamatan Gantiwarno, Kecamatan Wonosari dan Kecamatan Karangdowo(http://www.solopos.com/2013/08/04/mobil-internetpengelolaan-tak-sesuai-harapan-434663. Diunduh tanggal 3 Januari 2014 pukul 00.51 WIB).Jumlah MPLIK tersebut harus mampu mengakomodasi

7 seluruh wilayah Kecamatan terpencildi Kabupaten Klaten, sementara jumlah kecamatan di Kabupaten Klaten berjumlah 27. Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi implementor program agar MPLIK dapat terlaksana secara adil dan seimbang. PT BUEPmerupakan pihak ketiga pengelola MPLIK di Kabupaten Klaten. Perusahaan tersebut merupakan anak cabang dari PT Jogja digital di Kabupaten Klaten. Menurut keterangan bapak Sri Dadi sebagai kepala seksi bidang komunikasi dan informasi Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten,mobil internet tersebut dalam pelaksanaan dan pengelolaannya tidak sesuai harapan, karena sudah dua tahun tidak ada laporan baik operasional mobil maupun kegiatan kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten. Pemberian mobil tersebut juga tidak disertai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang jelas sehingga Dishub Klaten hanya berperan melaksanakan uji KIR dan selanjutnya mobil dilimpahkan ke kecamatan sasaran yang dituju (http://www.solopos.com/2013/08/04/ mobil-internet-pengelolaan-tak-sesuai-harapan-434663. Diunduh tanggal 3 Januari 2014 pukul 00.51 WIB). Masalah tersebut tentunya membuat program mobil internet tidak berjalan maksimal karena kurangnya koordinasi atau kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, pihak dinas perhubungan Kabupaten Klaten, dan Jogja Digital selaku perusahaan pengelola mobil internet di Kabupaten Klaten. Koordinasi sangat penting untuk menjaga kesinambungan dan sinergi program kerja.

8 Masalah lain diungkapkan oleh Wulan selaku operator MPLIK di Kecamatan Klaten Utara yaitu koneksi internet atau wi fi yang buruk, padahal antusiasme warga cukup tinggi, sehingga operasional mobil internet lebih difokuskan pada pengenalan teknologi bagi pelajar Sekolah Dasar. Koneksi internet yang kurang baik kadang membuat operator mobil internet merasa tidak enak hati, sehingga mereka biasa menggratiskan. (http://www.solopos.com/2013/09/10/mobil-internet-koneksi-lemotlayanan-mobil-internet-tak-maksimal-445978. Diunduh tanggal 3 Januari 2014 pukul 01.54 WIB). Pengoperasian MPLIK di Kabupaten Klaten banyak difungsikan untuk pembayaran pajak seperti listrik, PLN, PAM, Telkom dan pembayaran pajak secara online bagi masyarakat. Hal ini membantu memudahkan masyarakat daerah dalam melakukan pembayaran listrik namun melenceng dari fungsi dan tujuan utama program MPLIK yaitu sebagai edukasi internet masyarakat di daerah terpencil. Selain itu mobil internet banyak dijumpai di pusat Kota Klaten yang masih banyak terdapat warung internet. Masalah seperti ini timbul karena tidak adanya payung hukum kuat yang mengatur mengenai pengelolaan dan pelaksanaan MPLIK. Permasalahan pada pelaksanaan MPLIK menjadi tanggungjawab implementor program yaitu Dinas Perhubungan dan PT Jogja Digital Kabupaten Klaten. Program yang baru berjalan selama kurang lebih tiga tahun ini seharusnya dapat memberikan manfaat yang besar bagi

9 masyarakat. Permasalahan-permasalahan yang timbul harus segera ditemukan solusinya agar tujuan utama program dapat tercapai secara efektif. Berpangkal dari uraian pernyataan dan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Evaluasi Pelaksanaan Program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan Di Kabupaten Klaten.Peneliti menilai perlu adanya kajian khusus mengenai pelaksanaan program MPLIK di Kabupaten Klatendengan menerapkan indikator-indikator yang terkait. Karena dari pemaparan ini akan diketahui bentuk hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan, untuk dijadikan sebagai suatu acuan dalam perbaikan program MPLIK selanjutnya serta sebagai bentuk antisipasi terhadap permasalahan sama yang akan muncul untuk kedua kalinya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Daerah pelosok, perbatasan atau terpencil di Indonesia masih kesulitan dalam hal akses internet. 2. Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten tidak menerima laporan operasional maupun kegiatan MPLIK. 3. Tidak adanya petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis mengenai pemberian MPLIK.

10 4. Kurangnya payung hukum kuat yang mengatur tentang pelaksanaan program MPLIK. 5. Belum ada evaluasi kebijakan terkait pelaksanaan program MPLIK. C. Pembatasan Masalah Karena banyaknya permasalahan yang muncul dan keterbatasan peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada evaluasi pelaksanaan program MPLIK di Kabupaten Klaten. Penelitian ini difokuskan pada hal tersebut karena peneliti ingin melihat bagaimana pelaksanaan dan sejauh mana keberhasilan program MPLIK yang ada di Kabupaten Klaten. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) di Kabupaten Klaten sudah berjalan dengan baik? 2. Hambatan-hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) di Kabupaten Klaten? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

11 1. Mengevaluasi pelaksanaan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) di Kabupaten Klaten. 2. Mengetahui hambatan yang timbul dalam pelaksanaan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) di Kabupaten Klaten. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu administrasi negara khususnya pelayanan publik. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu acuan atau referensi bagi yang membutuhkan. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai sarana bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari ke dalam suatu permasalahan yang nyata serta penelitian ini digunakan untuk memenuhi tugas akhir skripsi. b. Bagi Instansi Terkait Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten untuk mengevaluasi

12 pelaksanaan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan di Kabupaten Klaten. c. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat terkait dengan evaluasi pelaksanaan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) di Kabupaten Klaten agar masyarakat tahu sejauh mana program tersebut berhasil dilaksanakan di daerah mereka.