Wawan Haryudin dan Sri Suhesti. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor

dokumen-dokumen yang mirip
Karakteristik Empat Aksesi Nilam

KARAKTERISTIK MORFOLOGI, PRODUKSI DAN MUTU 15 AKSESI NILAM Morphological characteristics, production and quality of 15 patchouli accessions

Pertumbuhan, Hasil dan Mutu Minyak Atsiri 16 Aksesi Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Dipanen pada Umur yang Berbeda

TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL DUA KLON TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP DOSIS PEMUPUKAN UREA, SP-36, DAN KCl

Alamat korespondensi :

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Amalia, Nursalam Sirait dan Endang Hadipoentyanti

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU SERAIWANGI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

Kata kunci : Pogostemon cablin, plasma nutfah, morfologi, anatomi produksi, mutu minyak

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG SAWIT SEBAGAI PUPUK ORGANIK UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN NILAM ORGANIK

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

UJI ADAPTASI 4 KLON HARAPAN VANILI DI KABUPATEN SERANG

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

Nasrun, Nurmansyah, Herwita Idris, dan Burhanudin

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

ANALISIS LINTAS BEBERAPA KARAKTER TANAMAN LADA PERDU DI KEBUN PERCOBAAN PAKUWON

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SETEK BERAKAR TERHADAP PERTUMBUHAN NILAM(Pogostemon cablin Benth)

Pertumbuhan, Produktivitas, dan Rendemen Minyak Kelapa Sawit di Dataran Tinggi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGARUH LAMA PENYULINGAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BATANG NILAM (Pogostemon cablin Benth)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

PELAKSANAAN PENELITIAN

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

PENGARUH UMUR BATANG BAWAH DAN KONDISI BATANG ATAS TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN GRAFTING JAMBU METE

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

Mangkurat Banjarbaru 2) Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Effect of Aplication Pogostemon sp Distillation Solid Waste and Phosphorous Fertilizer on Pogostemon sp

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI

ADAPTASI EMPAT KLON HARAPAN VANILI DI KEBUN PERCOBAAN NATAR LAMPUNG

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

KARAKTERISTIK TANAMAN NILAM DI INDONESIA. Amalia Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jln. Tentara Pelajar No. 3 Bogor I.

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

PERBANYAKAN BAHAN TANAM NILAM DENGAN CARA SETEK

Oleh: Totok Agung Dwi Haryanto Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 25 Agustus 2004, disetujui: 27 September 2004)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA AET PEMULIAAN TANAMAN

RESPON BEBERAPA VARIETAS TOMAT DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN TERFERMENTASI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

ERIK SETIAWAN PENGARUH FERMENTASI TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI DARI DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

Agrivet (2015) 19: 30-35

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

PENGARUH PUPUK N DAN POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAHE PADA LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

Transkripsi:

KARAKTER MORFOLOGI, HASIL DAN MUTU LIMA AKSESI NILAM DI TIGA AGROEKOLOGI Morphological Characteristics, Yield and Quality of Five Patchouli Accession Numbers at Three Agroecological Zones Wawan Haryudin dan Sri Suhesti Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 Email : wharyudin@yahoo.com (Makalah diterima 17 November 2013 Disetujui 20 Mei 2014) ABSTRAK Produktivitas nilam Indonesia relatif rendah dan beragam antar sentra produksi. Dalam rangka meningkatkan produktivitas nilam Indonesia, Balittro melakukan beberapa kegiatan pemuliaan nilam hasil eksplorasi dan diperoleh 25 aksesi. Dari 25 aksesi tersebut sudah dikarakterisasi, evaluasi dan seleksi terpilih lima aksesi nilam yang berpotensi produksi dan mutu tinggi sehingga dilakukan penelitian di tiga lokasi yang berbeda. Penelitian dilakukan di tiga agroekologi yaitu Bogor, Subang dan Sukabumi mulai Maret Desember 2011, dengan tujuan untuk mengetahui karakter morfologi, hasil dan mutu lima aksesi nilam di tiga agroekologi. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) 5 ulangan dan 5 perlakuan. Perlakuan tersebut adalah 5 aksesi nilam yaitu : GR3, GR4, PWK 1, BRS, CLP dan varietas Sidikalang sebagai kontrol. Parameter yang diamati adalah karakter pertumbuhan, hasil dan mutu. Karakter pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang primer, sekunder dan jumlah daun. Karakter komponen hasil yaitu bobot basah dan bobot kering dan karakter mutu yaitu kadar minyak atsiri dan kadar patchouli alcohol. Data dianalisis secara statistik. Apabila hasil uji Anova nyata, maka akan diteruskan dengan uji lanjut DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara sifat genetik tanaman dan lingkungan tempat tubuh, terutama pada karakter pertumbuhan dan produksi yaitu karakter berat basah, berat kering, jumlah daun, jumlah cabang primer, jumlah cabang sekunder, lebar tajuk utara selatan dan barat timur, diameter batang dan lebar daun. Tinggi tanaman, tebal daun, panjang tangkai daun, dan panjang daun stabil, ditunjukkan dengan tidak nyatanya interaksi genotipe dengan lingkungan. Karakter mutu di tiga lokasi sangat bervariasi, di lokasi Bogor kadar minyak atsiri tertinggi pada aksesi PWK (2,45%) dengan patchouli alcohol 35,39 %. Sukabumi kadar minyak tertinggi pada aksesi CLP (2,03%) kadar patchouli alcohol 39,70. Di Subang kadar minyak atsiri aksesi PWK (2,56%) dengan kadar patchouli alcohol 39,70%. Kata kunci: Pogostemon Cablin, Karakter, Morfologi, Hasil, Mutu, Agroekologi ABSTRACT Patchouli productivity in Indonesia is relatively low and varies between production centers. In order to increase patchouli productivity in Indonesia, Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute (Balittro) has done several patchouli breeding activities from exploration results and obtained 25 accessions. The 25 accessions are characterized, evaluated, and selected, resulting in five accessions which are potential to be producetive and high quality, therefore the research was done in three different locations. It was done in three agro-ecological zones i.e. Bogor, Subang and Sukabumi starting March-Desember 2011, with the aim of knowing the morfology characteristics, result, and quality of the five accessions. The experiment was arranged in a Randomized complete Block Design with 5 replications and 5 reatments. The treatments were 5 patchouli accessions i.e: GR 3, GR 4, PWK 1, BRS, CLP, and Sidikalang variety as a control. The observed parameters were growth characteristics, yield and quality. The characteristics of growth included plant height, diameter of stem, number of primary and secondary branches and number of leaves. The characteristics of yield components were fresh and dry weight of herbs and quality characteristics were volatile oil content and concentration of patchouli alcohol. Results showed that there was interaction between the nature of plant genotype and environment, especially on the growth characteristics and yield i.e. fresh and dry weight, number of leaves, number of primary and secondary branches, width of canopy and width of leaves. There was no genotype interaction in plant height, leaf thickness, length of petiole and leaf length. Essential oil contents within three locations varied. The highest essential oil content was ; at Bogor, PWK accession with essential oil contens of 2.45 % and patchouli alcohol 35.39 %. At Sukabumi, CLP accession with essential oil content is 2.03 % and patchouli alcohol 38,03 %. At Subang, PWK accession essential oil content is 2.56 % and patchouli alcohol 39,70 %. Key words: Pogostemon Cablin Benth, Morphology, Yield, Quality, Agroecology 29

Informatika Pertanian, Vol. 23 No.1, Juni 2014 : 29-34 PENDAHULUAN Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman atsiri yang banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan industri. Volume ekspor minyak nilam Indonesia pada tahun 2006 mencapai 4.984 ton dengan nilai US $ 4.950 dan import pada tahun 2004 mencapai 1.112 ton dengan nilai US$ 3.814 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007). Produktivitas nilam di Indonesia relatif rendah dan beragam antar sentra produksi dengan kisaran antara 5-20 ton terna segar/ha dan sekitar 97 kg minyak nilam/ha (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2002), jauh di bawah potensi hasil nilam yang mencapai 42 ton terna segar/ha (Dhalimi et al., 1998). Indonesia memasok 80-90 % kebutuhan minyak nilam dunia. Areal pengembangan nilam di Indonesia tersebar di provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bengkulu (Mulyodihardjo, 1990). Sejak tahun 1998, pengembangan nilam meluas ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bahkan di beberapa tahun terakhir ini nilam telah menyebar ke beberapa daerah di Kalimatan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pada tahun 2007 luas areal pertanaman nilam sekitar 22.150 ha, dengan produksi 2.546 ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007). Varietas unggul nilam yang sudah dilepas sampai saat ini sebanyak lima varietas yaitu Sidikalang, Tapak Tuan, Loukseumawe, Patcolina 1 dan Patcolina 2. Lima varietas tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dengan kisaran produksi tanaman segar 64,67 80,37 ton/ha, produksi minyak 464,42 583,26 kg/ha, kadar minyak atsiri 2,0 3,87% dan kadar patchouli alcohol 34,46 35,90%. Dalam rangka meningkatkan produktivitas nilam di Indonesia, Balittro melakukan beberapa kegiatan pemuliaan nilam, sehingga sampai saat ini diperoleh 81 aksesi plasma nutfah nilam hasil eksplorasi, somaklonal dan fusi protoplas (Haryudin dan Hadipoentyanti, 2012). Hasil eksplorasi ke daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh diperoleh 25 aksesi nilam. Dua puluh lima aksesi tersebut sudah di karakterisasi terhadap karakter pertumbuhan, produksi dan mutu minyaknya, diperoleh lima belas aksesi yang mempunyai potensi produksi dan mutu minyak tinggi. Dari hasil karakterisasi dan evaluasi terhadap karakter morfologi, hasil dan mutu 15 aksesi nilam tersebut, diperoleh lima aksesi nilam yang berpotensi produksi dan mutu yang tinggi dengan produksi terna segar mencapai 440,1 738,7 gram per pohon, kadar minyak atsiri 2,0 3,31 % dan kadar patchouli alcohol 50,02 59,60 %. (Haryudin dan Suhesti, 2013). Nilam mampu tumbuh baik pada ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut (dpl), namun semakin tinggi tempat, semakin panjang umur panen. Sebaliknya peningkatan suhu tanah dan udara berpengaruh terhadap percepatan sistem metabolisme tanaman sehingga mempercepat pertumbuhan dan umur panen tanaman (Rosman et al., 2003). Menurut Nuryani et al. (2003), lingkungan tumbuh sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman dan kadar minyak. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimum dengan produksi dan mutu yang tinggi diperlukan areal dengan agroekologi yang sesuai, oleh karena itu dilakukan penelitian di tiga agroekologi yang berbeda pada lima aksesi nilam tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi, hasil dan mutu lima aksesi nilam di tiga agroekologi yang berbeda. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di 3 agroekologi yaitu Bogor (300 m dpl, suhu 21,8 30 0C, kelembapan 55 70 % dan curah hujan 3.500 4.000 mm/tahun), Sukabumi (500 m dpl, suhu 23 33 0C dan kelembapan 85 89% dan curah hujan 2.000 4000 mm/tahun) dan Subang (700 m dpl, 23-33 0C, kelembapan 72 91 % dan curah hujan 1.600 3.000 mm/tahun) dari Maret sampai Desember 2011. Bahan tanaman yang digunakan adalah 5 aksesi nilam yaitu : GR 3 asal Garut Jawa Barat, GR 4 asal Garut Jawa Barat, PWK 1 asal Purwekerto Jawa Tengah, BRS asal Brebes Jawa Tengah dan CLP asal Cilacap Jawa Tengah dan satu varietas unggul sebagai kontrol (pembanding) yaitu Sidikalang. Ke lima aksesi tersebut pada tahap evaluasi dan karakterisasi memiliki keunggulan pada bobot segar terna 440,1 738,9 gram per pohon, kadar minyak atsiri 2,17 3,31% dan kadar patchouli alcohol 51,77 59,60%. Bahan tanaman diambil dari pohon induk masing-masing aksesi, dengan cara setek pucuk 3-4 ruas. Setek kemudian disemai di pollybag yang berukuran 20 cm x 10 cm berisi media campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 kemudian disungkup dengan plastik tranparan. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 ulangan, jarak tanam 80 cm x 40 cm, jumlah tanaman per petak 40 tanaman. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang dengan dosis 1 kg per tanaman, sedangkan pupuk anorganik (NPK) dengan dosis sesuai standar operasional prosedur (SOP) nilam (Anonimous, 2008). Pengamatan dilakukan pada tanaman berumur 4 bulan setelah tanam (bst), parameter yang diamati adalah karakter pertumbuhan yaitu: tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang primer dan sekunder, jumlah daun, tebal daun, panjang tangkai daun, panjang daun dan lebar daun. Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang utama dekat permukaan tanah sampai pada ujung daun paling atas. Diameter batang diukur dari 30

Karater Morfologi, Hasil dan Mutu Lima Aksesi Nilam di Tiga Agroekologi (Wawan Haryudin dan Sri Suhesti) pangkal batang utama pada ruas pertama. cabang primer dihitung pada cabang yang tumbuh pada batang utama, sedangkan cabang sekunder dihitung cabang yang tumbuh pada cabang sekunder. Pengamatan pada daun diambil daun yang sudah dewasa yaitu daun ke 5 dari pucuk. tajuk diukur dari masing-masing arah angin yaitu Timur Barat dan Utara Selatan. Pengamatan terhadap komponen hasil dan mutu dilakukan pada saat panen yaitu umur 5 BST. Komponen hasil yang diamati adalah bobot segar dan bobot kering tanaman. Pengamatan terhadap karakter kualitatif mengacu kepada Tjitrosoepomo (1988) dan Harris (1954). Analisa mutu yang diamati adalah kadar minyak atsiri dan kadar patchouli alcohol, sampel diambil tiap aksesi gabungan dari masing-masing ulangan di tiap lokasi. Data dianalisis dengan analisa gabungan antar lokasi (Anova), apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT 5%. Yijk = µ + Li + Bj (Li) + Gk + Li*Gk + Eijk µ = Rerata Li = Lokasi Bj (Li) = Blok dalam lokasi Gk = genotipe Li*Gk = interaksi lingkungan dengan genotipe Eijk = error HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis gabungan di tiga agroekologi pada berbagai karakter pertumbuhan dan hasil yaitu karakter berat basah, berat kering, jumlah daun, jumlah cabang primer, jumlah cabang sekunder, lebar tajuk, diameter batang dan lebar daun sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara sifat genetik tanaman dan lingkungan tumbuh (Finlay dan Wilkinson, 1993), yang ditunjukkan adanya interaksi genotipe dan lingkungan yang sangat nyata, sedangkan pada karakter tinggi tanaman, tebal daun, panjang tangkai daun, dan panjang daun tidak dipengaruhi oleh lingkungan (Tabel 1). Karakter Pertumbuhan Tanaman Hasil penelitian di tiga agroekologi terhadap karakter, jumlah daun, tebal daun, jumlah cabang primer, jumlah cabang sekunder, diameter batang, panjang tangkai daun dan lebar daun menunjukkan tidak berbeda nyata. Sehingga kelima aksesi yang ditanam mempunyai pertumbuhan cenderung sama. Warna daun tua dan daun muda pada bagian permukaan atas dan bawah hijau sampai hijau kekuningan (Tabel 2). Tabel 1. Interaksi Genotipe 5 Aksesi Nilam di Tiga Agroekologi Sumber Keragaman Bobot Basah Bobot Kering Tinggi Tanaman Tebal Primer Sekunder Tajuk Diameter Batang Tangkai Lokasi 2,82 ** 1,52 ns 3,70** 2,02 * 2,81 ** 0,72 ns 0,85 ns 2,88 ** 1,25 ns 3,20 ** 1,86 ns 1,46 ns Blok (Lokasi) 79,90** 115,87** 13,39 ** 3,21 ns 11,7** 8,42** 13,85** 15,48** 2,27 ns 28,53** 186,1** 9,61** Genitipe 7,60** 8,20** 1,24 ns 1,15* 0,91 ns 0,87 ns 1,27 ns 1,61 ns 0,78 ns 1,41 ns 2,78 ns 1,41 ns Interaksi G x L 5,19** 4,67** 1,72 ns 13,87** 0,67 ns 3,53** 13,11** 3,56** 4,42** 1,56 ns 1,14 ns 2,64** Galat/Error 49,30 12,64 2,70 48,82 0,008 1,28 6,53 6,79 0,64 0,18 0,28 0,42 Tabel 2. Karakter Morfologi 5 Aksesi Nilam No. Aksesi Tebal daun (mm) tangkai daun daun Warna daun tua Warna daun muda Atas Bawah Atas Bawah GR3 230,6 a 0,25 a 1,94 a 4,7 b 4,2 a Yellow Green G 147 A Yellow Green G 147 B Green G 143 A Green G 143 D GR4 227,5 a 0,26 a 2,37 a 5,1 ab 4,7 a Green G 137 C Green G 143 A Green G 143 C Green G 137 B BRS 301,7 a 0,26 a 2,28 a 5,5 a 4,8 a Green G N 137 C Green G 143 A Green G 143 A Green G 143 A CLP 202,5 a 0,26 a 2,02 a 5,1 ab 4,7 a Green G N 137 B Green G 143 B Green G 143 C Green G 143 C PWK 213,3 a 0,24 a 1,97 a 4,8 b 4,6 a Green G N137 C Green G 143 B Green G 143 C Green G 143 C SDK (Kontrol) 151,2 a 0,25 a 2,01 a 4,9 ab 3,7 a Green G N137 A Green G 138 A Yellow Green G 144 A KK 21,43 13,78 22,08 11,69 18,87 Rata2 284,9 0,27 2,7 6,7 4,9 *)Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan Green G 143 C 31

Informatika Pertanian, Vol. 23 No.1, Juni 2014 : 29-34 Karakter Morfologi Batang Batang utama berbentuk bulat dengan warna batang tua coklat dan hijau kekuningan sampai ungu. Warna cabang tua coklat sedangkan warna cabang muda hijau kekuningan sampai ungu. Bentuk cabang primer dan sekunder bulat dengan warna coklat dan hijau. Karakter tinggi tanaman, jumlah cabang primer dan sekunder dan diameter batang tidak berbeda nyata dengan semua aksesi. tajuk aksesi BRS berbedanyata dengan Gr3, PWK tetapi tidak berbedanyata GR4, CLP dan Sidikalang (Kontrol) (Tabel 3). tajuk aksesi BRS (61,2 cm) berbeda nyata dengan CLP dan Sidikalang (Kontrol) dan tidak berbeda nyata terhadap aksesi lainnya (Tabel 3). Karakter Produksi dan Mutu Bobot basah dan bobot kering menunjukan adanya variasi antar genotipe. Bobot basah tertinggi terdapat pada aksesi BRS berbeda nyata dengan Sidikalang (kontrol), CLP dan GR3, tetapi tidak berbeda nyata dengan GR4 dan PWK. Bobot kering tertinggi terdapat aksesi BRS berbeda nyata dengan Sidikalang (kontrol) dan semua aksesi lainnya (Tabel 4). Dari ke lima aksesi yang di uji BRS mempunyai hasil yang lebih tinggi, hal ini disebabkan BRS memiliki karakter jumlah cabang sekunder dan jumlah daun lebih tinggi dibandingkan dengan aksesi lainnya. Karena karakter jumlah cabang dan jumlah daun sangat mempengaruhi terhadap hasil bobot basah dan bobot kering. Tabel 3. Karakter Morphologi Batang dan Percabangan 5 Aksesi Nilam No. Aksesi Tinggi Tanaman Primer Sekunder Tajuk Diameter Batang (mm) Warna Batang Tua GR3 40,7 a 14,50 a 29,57 a 48,6 ab 8,06 a brown N199 c GR4 46,6 a 15,51 a 29,91 a 51,7 ab 8,85 a BRS 47,7 a 15,13 a 34,79 a 61,2 a 9,49 a CLP 42,4 a 14,67 a 24,76 a 45,3 b 8,56 a PWK 43,2 a 15,83 a 24,35 a 52,1 ab 8,93 a Sidikalang (Kontrol) 42,5 a 12,23 a 15,73 a 41,4 b 7,69 a CV 16,49 19,12 23,35 18,03 15,68 Mean 45,2 17,8 43,4 62,6 9,4 Warana Batang Muda Yellow Green G 148 A Parple Group N 79 A Parple Group N 79 A Parple Group N 79 A Green G N 137 C Green G N 137 C Warna Tua brown N199 c *)Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan Warna Muda Yellow Green G 148 A Purple Group N 79 A Purple Group N 79 A Purple Group N 79 A Green G N 137 C Green G N 137 C Tabel 4. Rerata Bobot Basah dan Kering pada 5 Aksesi Nilam di Tiga Agroekologi Berbeda Genotipe Bobot Basah Bobot Kering GR3 227,06 b 64,57 bc GR4 280,87 ab 75,19 b BRS 307,71 a 90,87 a CLP 235,11 b 70,60 b PWK 250,43 ab 69,04 b Sidikalang 164,43 c 52,45 c *) Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan 32

Karater Morfologi, Hasil dan Mutu Lima Aksesi Nilam di Tiga Agroekologi (Wawan Haryudin dan Sri Suhesti) Hasil uji lanjut menunjukkan pengaruh lokasi dan varietas yang diuji terhadap produksi bobot basah dan bobot nilam. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara agroekologi setempat terhadap karakter produksi bobot basah dan kering. Menurut Rosman et al. (1998) pertumbuhan, produksi dan mutu minyak nilam sangat dipengaruhi oleh lingkungan biotik maupun abiotik khususnya suhu, curah hujan, intensitas cahaya dan kesuburan lahan. Karakter bobot basah dan kering di tiga agroekologi sangat bervariasi. Bobot basah dan kering tertinggi di lokasi Bogor pada aksesi GR4 dan BRS. Hal ini kemungkinan lokasi Bogor memiliki agroklimat yang sesuai terhadap aksesi GR4 dan BRS. Serta memiliki tinggi tempat, curah hujan dan kesuburan tanah yang lebih baiak sehingga dapat mempengaruhi terhadap hasil terna basah dan kering (Gambar 1). Kadar minyak atsiri dan kadar patchouli alcohol lima aksesi nilam di tiga agroekologi bervariasi. Kadar minyak atsiri yang ditanam di Bogor tertinggi pada aksesi PWK 1 terkecil pada aksesi BRS, Sukabumi tertinggi pada aksesi CLP terendah pada aksesi BRS dan Subang tertinggi pada aksesi PWK terendah pada aksesi BRS. Kadar patchouli alcohol di Bogor tertinggi pada aksesi GR3 terendah pada aksesi BRS, Sukabumi tertinggi pada aksesi GR 4 terendah pada aksesi BRS. dan Subang tertinggi pada aksesi GR 4 dan terendah pada aksesi BRS. Sehingga ke empat aksesi yaitu GR3, GR4, CLP dan PWK 1 mempunyai kadar minyak atsiri diatas 2 % dan kadar patchouli alcohol di atas SNI yaitu 30% (Tabel 5). Berdasarkan rerata pada tiap lokasi, lokasi Bogor dan Subang merupakan lokasi yang sesuai, karena pada lokasi tersebut kadar minyak atsiri di atas 2 % dan patchouli alcohol diatas 30%. Karakter mutu lainnya seperti berat jenis, warna, indeks bias, kelarutan dalam alkohol sudah memenuhi SNI kecuali pada putaran optik sedikit lebih rendah dari SNI (Tabel 6). Gambar 1. Histogram bobot basah dan kering lima aksesi nilam di tiga agroekologi Tabel 5. Rendemen dan Kandungan Patchouli Alcohol 5 Aksesi Nilam di 3 Agroekologi No. Kadar minyak atsiri BOGOR SUKABUMI SUBANG Patchouli Alcohol Kadar minyak Atsiri Patchouli Alcohol Kadar minyak Atsiri Patchouli Alcohol GR3 2,35 35,48 1,70 39,32 2,37 38,42 GR4 2,24 31,41 1,59 40,73 2,34 41,06 BRS 1,90 22,09 0,96 28,10 1,67 28,51 CLP 2,44 34,94 2,03 38,03 1,88 34,48 PWK 2,45 35,39 1,33 38,50 2,46 39,70 Sidikalang (Kontrol) 2,32 36,00 1,98 31,02 2,20 40,06 Rerata 2,28 32,55 1,5 35,95 2,1 37,03 33

Informatika Pertanian, Vol. 23 No.1, Juni 2014 : 29-34 Tabel 6. Karakter Mutu Minyak 5 Aksesi Nilam di Tiga Agroekologi Mutu Minyak Nilam AKSESI GR3 GR4 BRS CLP PWK SDK Persyaratan (SNI 06-2385-2006) Berat jenis 25 0 /25 0 C 0,94 0,95 0.97 0,93 0,94 0,95 0,950-0,97 Warna Kuning Kuning kecoklatan Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning muda-coklat, kemerahan Indek bias 25 0 c 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,507-1,515 Putaran optik -42 0,6-39 0 7-40 0 48-40 0 37-40 0 36-38 0 18 (-) 48 0 (-) 65 0 Kelarutan dalam alkohol 90% 1:10 Bilangan ester 5,48 13,71 19,23 11,03 15,12 10,98 Maks 20,0 Bilangan asam 12,98 17,22 61,07 5,39 10,47 12,43 Maks 8,0 Larut jernih, atau opalesensi ringan dengan perbandingan vol KESIMPULAN Dari lima aksesi nilam yang di uji menunjukkan adanya interaksi antara genetik tanaman dan lingkungan tempat tumbuh, terutama pada karakter berat basah, berat kering, jumlah daun, jumlah cabang primer dan sekunder, lebar tajuk utara selatan dan barat timur, diameter batang dan lebar daun. Sedangkan karakter tebal daun, panjang tangkai daun, dan panjang daun tidak di pengaruhi oleh lingkungan. Karakter bobot segar dan bobot kering tertinggi terdapat pada aksesi GR4 dan BRS dengan kadar minyak atsiri rata-rata 2,06% dan rata-rata kadar patchouli alcohol 37 % diatas SNI. Bogor dan Subang merupakan lokasi yang sesuai, karena pada lokasi tersebut menghasilkan produksi terna yang tinggi, kadar minyak atsiri di atas 2 % dan patchouli alcohol diatas 30%. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih di sampaikan kepada Kementerian Riset dan Teknologi yang telah membiayai penelitian ini melalui program insentif dan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2008. Standar Prosedur Operasional (SPO) Nilam. Budidaya Tanaman Nilam. Direktorat Budidaya Tanaman Semusim. Direktorat Jenderal Perkebunan. Kerjasama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 41 hlm. Dhalimi, A., Anggraini, dan Hobir. 1998. Sejarah dan Perkembangan Budidaya Nilam di Indonesia. Monograf Nilam. Monograf 5: 1-9. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. 2002. Nilam. Statistik Perkebunan Indonesia 2000-2002. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta. 23 hlm. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistik Perkebunan Indonesia. The Crop Estate Statistics of Indonesia 2006 2008. Nilam (Patchouli). Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta. 21 hlm. Finlay, K.W and G.N. Wilkinson. 1993. The Analysis of Adaptation in Plant Breeding Programme. Aust. J. Agric. Res. 14: 742-754. Harris, J.G. 1954. Plant Identification Terminology: An illustrated glossary. Spring Lake Publishing. Spring Lake Utah.198 p. (alk.papper). Haryudin, W dan E. Hadipoentyanti. 2012. Plasma Nutfah Tanaman Nilam. Bunga Rampai Inovasi Tanaman Atsiri Indonesia. IAARD Press. Hlm. 1-6. Haryudin, W dan S. Suhesti. 2013. Karakter Morfologi, Produksi dan Mutu Aksesi Nilam Genjah. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Tanaman Atsiri. Solok, 11-12 Juli 2012. IAARD Press. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hlm. 1-9. Mulyodihardjo, S. 1990. Program Pengembangan Tanaman Atsiri di Sumatera. Prosiding Komunikasi Ilmiah Pengembangan Atsiri di Sumatera. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Hlm. 22-33. Nuryani, Y., Hobir dan C. Syukur. 2003. Status Pemuliaan Tanaman Nilam (Pogostemon cablin benth.). Perkembangan Teknologi TRO 15(2) : 57 67. Rosman, R., Emmyzar, dan P. Wahid. 1998. Karakteristik Lahan dan Iklim Untuk Pewilayahan Pengembangan. Monograf Nilam. Monograf 5 : 57 67. Tjitrosoepomo, G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 266 hlm. 34