BAB III METODE PENELITIAN. korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Di dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

1 Terkadang, saya begitu ingin memukul teman saya Bila saya tidak setuju dengan teman saya, saya akan langsung membantahnya.

BAB III METODE PENELITIAN. dimanipulasi atau diubah ubah. Dengan teknik regresi linier sederhana, peneliti

Kuesioner Minuman keras

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (2005)

BAB III METODE PENELITIAN

Petunjuk pengisian Anda akan diminta untuk mengisi 2 (dua) bagian, yaitu:

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasi. Menurut. menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan variabel lain berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui perbedaan gejala stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. dan siswa perempuan kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional; yaitu mencari korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN PADA TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP MARDI RAHAYU UNGARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. langsung berbagai hal yang berhubungan dengan kompetensi profesional guru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penilitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Menurut Azwar

BAB III METODE PENELITIAN. dukungan sosial dan variabel kepercayaan diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan suatu peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data numerical atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terikat. Yaitu Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar. kelas VII Di SMP Pendowo Ngablak yang berjumlah 39 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara variabel satu dengan variabel lainnya Azwar (1998).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN

2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan. variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih variabel (Arikunto,1998). Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Dalam penelitian ini diupayakan memastikan signifikansi hubungan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif. Penelitian ini dilakukan di SMP Mardi Rahayu Ungaran. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Menurut Arikunto (1998) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Slameto (2003) populasi adalah keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan oleh peneliti melalui penelitiannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran berjumlah 134 siswa. 3.2.2 Sampel 49

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi. Sejalan dengan Sugiyono, Slameto (2003) menyebutkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran yang berjumlah 134 siswa orang yang merupakan sampel total. 3.3 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) adalah himpunan sejumlah gejala yang mempunyai berbagai aspek atau unsur yang mengetahui atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat (Y) adalah himpunan sejumlah gajala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi untuk menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel yang lain yang disebut variabel bebas (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah perilaku agresif. 3.4 Definisi Operasional 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi Berisi Kekerasan 50

Intensitas menonton tayangan televisi berisi kekerasan adalah banyaknya kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam televisi yang dilakukan oleh remaja. Untuk mengetahui intensitas atau banyaknya kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan yang dilakukan oleh remaja diukur melalui aspek frekuensi atau keseringan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam televisi serta tingkat adegan kekerasan yang muncul pada tayangan. Makin tinggi skor yang diperoleh subyek berarti semakin tinggi intensitas subyek menonton tayangan televisi berisi kekerasan, dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subyek berarti semakin rendah pula intensitas subyek menonton tayangan televisi berisi kekerasan. 2. Perilaku Agresif Menurut Buss & Perry (1992) perilaku agresif adalah perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Perilaku agresif diukur berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner perilaku agresif yang dilakukan oleh sampel penelitian (30 siswa), dengan ketentuan semakin tinggi skor yang diperoleh berarti semakin tinggi tingkat perilaku agresif siswa, dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah tingkat perilaku agresif siswa. Pengukuran perilaku agresif dapat diidentifikasi melalui aspek agresi verbal, agresi fisik, kemarahan, dan 51

permusuhan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner perilaku agresif yang disusun oleh Buss dan Perry (1992). 3.5 Alat Ukur Penelitian Data yang dikumpulkan meliputi data yang terkait dengan variabel perilaku agresif dan intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi. 1. Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi Pengukuran intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi disusun oleh penulis berdasarkan teori Bandura mengenai kekerasan. Kuesioner ini untuk mengetahui intensitas atau banyaknya kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan yang dilakukan subyek melalui aspek frekuensi atau keseringan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam televisi dan tingkat kekerasan pada tayangan serta. Kuesioner terdiri dari dua aspek yaitu tingkat keseringan atau frekuensi dan tingkat kekerasan pada adegan tayangan yang diterima oleh subyek. Masing-masing aspek dinilai dengan skala Likert dari 1 hingga 5. Untuk pertanyaan pertama, angka 1 mewakili tidak pernah (0%), angka 2 mewakili jarang (25%), angka 3 mewakili mewakili kadang-kadang (50%), angka 4 mewakili sering (75%), dan angka 5 mewakili sangat sering (100%). Untuk pertanyaan kedua, angka 1 mewakili sangat tidak keras (0%), angka 2 mewakili tidak keras (25%), angka 3 mewakili sedang (50%), angka 4 mewakili keras (75%), dan angka 5 mewakili sangat keras (100%). Rating tersebut kemudian dijumlahkan dari 52

masing-masing pertanyaan yang berisi 15 judul tayangan televisi, hasil tersebut kemudian dijumlahkan dari kedua pertanyaan. Selanjutnya, jumlah yang telah dihitung adalah sebagai nilai intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi. Tabel 3.1 Indikator Empirik Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi Sub Konsep Indikator Judul Tayangan Frekuensi diterima oleh subjek dari tayangan kekerasan pada televisi Intensitas adegan kekerasan yang diterima oleh subjek dari tayangan kekerasan pada televisi Lama menonton tayangan... Menurut saya tayangan... yang biasa saya tonton menunjukka n adeganadegan yang keras 1. Tom and Jerry 2. Crayon Shinchan 3. Doraemon 4.Scooby Doo Where Are You 5. Box Office Movie RCTI 6. Bioskop TransTV 7. Tutur Tinular 8. Dragon Ball Z Kai 9. Spongebob Squarepants 10. Reportase Sore TransTV 11. Ultraman Mebius 12. Naruto Shippuden 13. Fathiyah 14. Tendangan Si Madun 15. Ben 10 Ultimate Alien 1 1. Tom and Jerry 2. Crayon Shinchan 3. Doraemon 4.Scooby Doo Where Are You 5. Box Office Movie RCTI 6. Bioskop TransTV 7. Tutur Tinular 8. Dragon Ball Z Kai No Item F Un F 1-15 1-15 53

2. Kuesioner Perilaku Agresif 9. Spongebob Squarepants 10. Reportase Sore TransTV 11. Ultraman Mebius 12. Naruto Shippuden 13. Fathiyah 14. Tendangan Si Madun 15. Ben 10 Ultimate Alien 1 Data tentang perilaku agresif subjek diperoleh dengan menggunakan laporan diri tentang perilaku (Behavioral Self-report). Subjek diminta untuk mengisi kuesioner perilaku agresif ( agression questionnaire ) yang disusun oleh Buss dan Perry (1992). Kuesioner ini adalah perangkat yang umum digunakan untuk mengukur perilaku agresif (Krahe, 2005). Kuesioner ini juga telah digunakan oleh Anderson & Dill (2000) dalam penelitian mengenai perilaku agresif. Kuesioner disadur dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan beberapa penyesuaian bahasa. Perilaku agresif diukur melalui 4 aspek, yakni: agresi fisik, agresi verbal, kemarahan dan permusuhan. Indikator empirik pengukuran konsep perilaku agresif dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Indikator Empirik Kuesioner Perilaku Agresif No Item Konsep Sub Konsep Indikator Item F Un F Perilaku Agresi Fisik, Terkadang saya agresif Yakni Memukul merasa begitu ingin 1 54

adalah kecender ungan perilaku atau perilaku yang niatnya untuk menyakit i orang lain, baik secara fisik maupun psikologis tindakan agresi yang menyakiti individu lain secara fisik memukul teman. Bila teman saya mencari masalah dengan saya, saya dapat saja memukulnya. Saya akan balas memukul bila dipukul. Menurut saya memukul orang lain adalah tindakan yang salah, apapun alasannya. Saya sering ringan tangan. Saya pernah terlibat perkelahian fisik. 5 9 19 13 24 Perkelahian Melakukan kekerasan Mengancam Merusak barang Bila ada teman yang menyakiti atau mengancam saya, maka saya akan berkelahi dengannya. Bila saya harus menggunakan kekerasan untuk mendapatkan hak-hak saya, maka saya akan melakukan kekerasan. Saya pernah mengancam teman saya untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Saya pernah merusak barang yang ada disekitar saya ketika saya marah. 21 17 26 28 55

Agresi verbal, yakni respon vokal yang menyampaika n stimulus yang menyakiti mental dalam bentuk penolakan dan ancaman Kemarahan, yakni emosi negatif yang disebabkan oleh harapan yang tidak terpenuhi dan bentuk ekspresinya dapat menyakiti orang lain serta diri sendiri Membantah Bertengkar mulut Berterus terang apabila jengkel Pendapat harus diterima Marah Bila saya tidak setuju dengan teman saya, saya akan langsung membantahnya. Menurut temanteman, saya senang membantah. Saya sering bertengkar mulut dengan teman saya (misal : mengejek, membantah) Ketika saya jengkel pada seseorang, saya akan mengatakannya dengan terus terang. Saya membantah teman-teman yang tidak setuju dengan saya. (Pendapat saya harus diterima). Saya mudah marah, tetapi mudah pula melupakan kemarahan saya. Menurut beberapa teman, saya mudah marah. Saya heran karena sering kali merasakan kepahitan ( marah ) atas hal-hal tertentu. 2 18 6 10 14 3 15 16 Kadang saya merasa begitu marah 11 sehingga saya merasa akan meledak. Saya sering tidak dapat mengendalikan kemarahan saya. 22 56

Permusuhan, yakni tindakan yang mengekspresik an kebencian, permusuhan, antagonisme, ataupun kemarahan yang sangat kepada pihak lain Menunjukkan perasaan terpukul Tidak mudah marah Saat saya terpukul (sedih, kecewa), saya menunjukkan perasaan saya kepada teman-teman saya. Saya adalah orang yang tenang (tidak mudah marah). Merasa iri Saya sering merasa iri. 4 Merasa hidup adil tak Teman tidak mau bermain bersama Merasa dibicarakan kejelekanny a Merasa curiga Merasa ditertawakan Saya merasa hidup saya tidak adil. Teman-teman tidak mau bermain dengan saya. Saya tahu, temanteman sering membicarakan kejelekan saya tanpa sepengetahuan saya. Saya curiga bila ada orang asing yang sangat ramah. Kalau teman saya berbuat baik pada saya, pasti mereka punya maksud tertentu. Terkadang saya merasa teman teman mentertawakan saya tanpa sepengetahuan saya. 8 12 20 23 27 7 25 29 57

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu penulis melakukan uji coba instrument untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrument yang digunakan sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Uji coba dilaksanakan di SMP Mardi Rahayu pada kelas VIII D pada hari Sabtu, 28 April 2012. Menurut Arikunto (1998) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Alat ukur dikatakan valid bila mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cermat. Suatu alat tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut, (Azwar, 2004). Selain valid syarat alat ukur yang baik adalah reliabel. Reliabilitas (Azwar, 2004) adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan dan kuesioner perilaku agresif menggunakan alat ukur SPSS for windows versi 16.0 dengan menggunakan corrected item to total correlation. 58

Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memilki coefisien corrected item to total correlation 0,20 dengan kategori sebagai berikut: 0,00 0,20 : tidak valid 0,21 0,40 : validitas rendah 0,41 0,60 : validitas sedang 0,61 0,80 : validitas tinggi 0,81 1,00 : validitas sangat tinggi Sedangkan untuk menentukan tingkat reabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Goerge & Mallery (1995) sebagai berikut : α 0,7 : tidak adapat diterima ( unacceptable) 0,7 α 0,8 : dapat diterima (acceptable) 0,8 α 0,9 : dikatakan bagus ( good) α 0,9 : sangat bagus ( excellent) Uji coba kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan kuesioner perilaku agresif dilakukan terhadap 30 siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran. Pemilihan responden uji coba instrumen didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai ada tidaknya permasalahan siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu 59

Ungaran terkait dengan hubungan intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif siswa. Setelah diujikan terhadap 30 siswa, kemudian dilakukan rekapitulasi selanjutnya dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0 yang hasilnya terlampir pada lampiran. 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi Item-item kuesioner perilaku agresif mempunyai koefisien corrected item to total correlation terendah 0,301 dan tertinggi 0,740 yang kemudian hasil rekapitulasi uji coba angket karakteristik dirangkum dalam tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3 Rekapitulasi uji validitas item intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan 30 item Item Corrected item to total correlation Keterangan 1 0,679 Valid 2 0,534 Valid 3 0,533 Valid 4 0,407 Valid 5 0,352 Valid 6 0,301 Valid 7 0,475 Valid 8 0,585 Valid 9 0,494 Valid 10 0,399 Valid 11 0,307 Valid 12 0,456 Valid 60

13 0,446 Valid 14 0,352 Valid 15 0,533 Valid 16 0,566 Valid 17 0,576 Valid 18 0,502 Valid 19 0,316 Valid 20 0,588 Valid 21 0,436 Valid 22 0,493 Valid 23 0,577 Valid 24 0,503 Valid 25 0,480 Valid 26 0,646 Valid 27 0,560 Valid 28 0,323 Valid 29 0,445 Valid 30 0,740 Valid Dari tabel 3.3 di atas terlihat dari 30 item pada kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh Corrected item to total correlation (besarnya nilai r) 0,2. Dikemukakan oleh Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,2. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,0 0,2. Ada 8 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,2 0,4. Ada 19 61

item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,41 0,6. Ada 3 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 0,8. Dan tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid. Untuk reliabilitas kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dinyatakan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.4 Reliabilitas kuesioner Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.904 30 Tabel 3.4 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,904. Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reabilibilitas yang sangat bagus ( excellent ). Untuk itu, kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang disusun oleh penulis dapat digunakan. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif Item-item kuesioner perilaku agresif mempunyai koefisien corrected item to total correlation terendah 0,236 dan tertinggi 0,726 62

yang kemudian hasil rekapitulasi uji coba angket karakteristik dirangkum dalam tabel 3.5 berikut ini. Tabel 3.5 Rekapitulasi uji validitas item perilaku agresif dengan 29 item Item Corrected item to total correlation Keterangan 1 0,534 Valid 2 0,710 Valid 3 0,327 Valid 4 0,316 Valid 5 0,418 Valid 6 0,350 Valid 7 0,493 Valid 8 0,362 Valid 9 0,461 Valid 10 0,337 Valid 11 0,610 Valid 12 0,527 Valid 13 0,563 Valid 14 0,623 Valid 15 0,348 Valid 16 0,618 Valid 17 0,569 Valid 18 0,236 Valid 19 0,284 Valid 20 0,471 Valid 21 0,462 Valid 22 0,726 Valid 23 0,448 Valid 24 0,511 Valid 25 0,508 Valid 26 0,709 Valid 27 0,464 Valid 28 0,535 Valid 29 0,237 Valid 63

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,0 0,2. Ada 9 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,2 0,4. Ada 14 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,41 0,6. Ada 6 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 0,8. Dan tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid. berikut ini: Untuk reliabilitas kuesioner perilaku agresif dinyatakan dalam tabel Tabel 3.6 Reliabilitas kuesioner perilaku agresif Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.903 29 Tabel 3.6 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,903. Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reabilibilitas yang sangat bagus ( excellent ). Untuk itu, kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang disusun oleh penulis dapat digunakan. 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk melihat analisis deskriptif dan analisis korelasi hubungan antara intensitas menonton tayangan kekerasan 64

pada televisi dengan perilaku agresif dengan menggunakan teknik korelasi Kendall's tau_b, karena skala datanya adalah ordinal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi jadi tidak harus normal. Cara penghitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. 65