BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 HASIL PENELITIAN. Hasil rata rata pengukuran kekerasan pada spesimen adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengenal Xylitol Gula Langka yang Menyehatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

KARAKTERISTIK GIGI YANG TERPAPAR ASAM SUNTI (Averrhoa bilimbi L)

Fase pembentukan gigi ETIOLOGI Streptococcus mutans,

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut dengan asupan nutrisi (Iacopino, 2008). Diet yang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. karies gigi (Anitasari dan Endang, 2005). Karies gigi disebabkan oleh faktor

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. protein, berbagai vitamin dan mineral (Widodo, 2003). Susu adalah cairan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi gula adalah masalah utama yang berhubungan dengan. dan frekuensi mengkonsumsi gula. Makanan yang lengket dan makanan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cukup tinggi. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, indeks DMF-T Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

Gambar 1. Kelenjar saliva 19

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karies. Hal ini dipengaruhi oleh morfologi dan kandungan mineral penyusun gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prevalensi yang terus meningkat akibat fenomena perubahan diet (Roberson dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permukaan gigi yang tidak bersifat self cleansing (membersihkan gigi), self cleansing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. alat Micro Vickers Hardness Tester. Alat tersebut bekerja dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. DMF-T Indonesia menurut hasil Riskesdas pada tahun 2013 adalah 4,6% yang

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

BAB 4 METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK. Kontrol. Perlakuan larutan remineralisasi + Xylitol 20%

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian tentang perbedaan status karies pada anak Sekolah Dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, usia, ras, ataupun status ekonomi (Bagramian R.A., 2009). Karies

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kavitas oral ditempati oleh bermacam-macam flora mikroba, yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. minuman yang sehat bagi tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 1

Nadia Fitri Hapsari*, Ade Ismail**, Oedijono Santoso***

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD

Gambar 1. Cengkeh kering 5

BAB 5 HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

Transkripsi:

5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. EMAIL 2.1.1. Komposisi Email Email yang berasal dari lapisan epitel ektodermal adalah lapisan terluar gigi yang hanya menyelubungi mahkota gigi, dan merupakan struktur terkeras dari tubuh. 20 Email mengandung lebih sedikit bahan organik dibanding jaringan lain dalam tubuh, 96% nya terdiri dari bahan inorganik, sedangkan 4% sisanya terdiri dari air dan materi organik fibrosa. 9 Komponen inorganik email terdiri dari PO 4, Ca, CO 3, Na, dll. Persentase kandungan kalsium dalam email adalah 35,8 %, sedangkan kandungan fosfatnya berjumlah 17,4 %. 37 Kalsium dan fosfat membentuk kristal hidroksiapatit (Crystals of hydroxyapatite, (Ca 10 (PO 4 ) 6(OH) 2) yang juga ditemukan pada tulang, kartilago terkalsifikasi, dentin dan cementum. Materi organik email tidak mengandung kolagen, melainkan suatu protein bermolekul tinggi yaitu enamelin yang terdiri dari asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamat. 19 Enamelin mengelilingi kristal, mengisi ruangan yang ada di antara kristal-kristal tersebut, dan terus menetap pada email yang telah dewasa. 9 2.1.2. Struktur Email Enamel Rod (Batang Email) Unit dasar email disebut enamel rod, berdiameter 4-8µm, merupakan massa kristal-kristal hidroksiapatit yang terkemas rapat dalam pola terorganisir. 20,21 Arah kristal hidroksiapatit yang menyusun batang email mempengaruhi beberapa sifat email, seperti kekuatan, daya tahan terhadap asam, dan lain-lain. 23 Pada potongan melintang, batang email terlihat seperti lubang kunci, dimana kepalanya mengarah ke mahkota gigi, sedangkan bagian bawahnya mengarah ke akar gigi. Batang email berjalan dari perlekatan email- Fakultas Kedokteran Gigi

6 dentin (Dentinoenamel Junction atau DEJ) sampai ke permukaan gigi dengan interrod substance di antaranya. Kristal-kristal pada batang email dan interrod enamel dipisahkan oleh sarung batang (Rod Sheath). 22 Pembatas atau sarung ini mengandung lebih banyak protein email. Setiap batang dibentuk oleh satu ameloblas. Ameloblas berbentuk silindris tinggi, puncaknya (ke arah dentin) memanjang sebagai prosesus Tomes. Gambar 2.1. Batang email dari permukaan email dengan etsa asam. Gambar diambil dengan SEM. (http://www.iob.uio.no) Striae of Retzius (Garis Retzius) Merupakan garis pertumbuhan incremental atau bertambah. Secara longitudinal terlihat sebagai pita-pita gelap yang merefleksikan bidang berbentuk email yang berturut-turut. Secara melintang terlihat seperti cincin konsentris. Struktur dari garis Retzius ini masih belum jelas. Garis ini terlihat secara jelas pada gigi permanen, tetapi kurang jelas pada gigi susu setelah lahir dan jarang pada gigi susu sebelum lahir. 9 Bands of Hunter-Schreger (Garis Hunter-Schreger) Merupakan fenomena optis yang disebabkan pergantian arah batang-batang email. Garis ini terlihat sebagai garis terang gelap. 9 Fakultas Kedokteran Gigi

7 Gambar 2.2. Line of Retzius dan Dentino Enamel Junction 2.1.3. Sifat Fisik Email Berdasarkan penelitian Cuy dkk dan Braly dkk, sifat fisik email berkaitan dengan susunan kimiawi email dan derajat mineralisasinya. 41 Besarnya jumlah mineral pada email berpengaruh pada kekuatannya, membuat email bersifat sangat keras. Kekerasannya sangat tinggi, kekuatan tarik rata-rata 100 kg/cm, tahanan kompresi mencapai 2110-3500 kg/cm. 24 Semakin kearah dentin, kekerasan email semakin berkurang. Selain itu, sifat fisik email juga dipengaruhi struktur mikro dan orientasi batang email. Kekerasan dan modulus elastis lebih rendah pada indentasi uji kekerasan yang dibuat tegak lurus terhadap sumbu batang email. Kekerasan dan modulus elastis semakin meningkat dari DEJ ke arah permukaan gigi. 41 Kekerasan email juga dipengaruhi faktor usia, dimana email orang muda lebih lunak daripada orang tua. Adanya difusi ion-ion pada saliva ke dalam email juga dapat meningkatkan kekerasannya. 25 Terdapat dua proses terkait usia yang mempengaruhi email, yang pertama yaitu berkurangnya matriks berprotein disepanjang batas batang karena maturasi dan konsumsi bahan-bahan yang menurunkan ph mulut. Kedua, pajanan terus-menerus terhadap ionion mineral dan fluoride dalam lingkungan mulut dapat meningkatkan penggantian matriks oleh fluoroapatit, menyebabkan Fakultas Kedokteran Gigi

email. 41 Faktor-faktor seperti ph, lingkungan cair, dan temperatur 8 peningkatan kepadatan jaringan serta penurunan permeabilitas juga mempengaruhi sifat-sifat fisik, misalnya modulus elastis, kekerasan, serta kekasaran permukaan dari email. 40 Email bersifat semitranslusen, dan warna normalnya bervariasi dari dari kuning terang sampai putih keabu-abuan. Hal ini dipengaruhi oleh variasi ketebalan email yang merefleksikan warna dentin di bawahnya. Email paling tebal terdapat pada cusp dan tertipis terdapat pada bagian cemento-enamell junction (CEJ). 9 2.2. DEMINERALISASI DAN REMINERALISASI 2.2.1. Demineralisasi Demineralisasi merupakan proses hilangnya ion-ion mineral dari email gigi. Kandungan mineral utama dari email adalah hydroxyapatite (HA) yang terdiri dari Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2. Sejumlah ion mineral dapat hilang dari hidroksiapatit tanpa merusak integritas strukturalnya. Email yang terdemineralisasi lebih peka terhadap panas, dingin, tekanan, serta rasa sakit dibanding email normal. 26 Pada lingkungan netral, HA seimbang dengan lingkungan saliva yang tersaturasi dengan ion Ca 2+ dan PO 3-4. HA reaktif terhadap ion hidrogen dengan ph 5.5 yang merupakan ph kritis untuk HA. H + bereaksi dengan kelompok fosfat dalam lingkungan saliva yang dekat dengan permukaan kristal secara cepat. Proses itu dapat dideskripsikan sebagai konversi PO 3-4 menjadi HPO 2-4 dengan tambahan H + dan pada waktu yang sama H + disangga (mengalami buffering). HPO 2-4 kemudian tidak dapat berkontribusi terhadap keseimbangan HA normal sehingga kristal HA larut. Hal ini disebut dengan demineralisasi. 1 Reaksi yang terjadi pada demineralisasi email adalah sebagai berikut: 27 Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 + 8H + 10 Ca 2+ - + 6HPO 4 + 2H 2 O Fakultas Kedokteran Gigi

9 2.2.2. Remineralisasi Remineralisasi merupakan proses pengembalian ion-ion mineral ke dalam struktur hidroksiapatit. 26 Ion-ion yang hilang pada proses demineralisasi dapat dikembalikan apabila ph dinetralkan serta terdapat ion Ca 2+ dan PO 3-4 yang cukup di lingkungan. Dissolusi produk apatit dapat mencapai netralitas melalui buffering, sedangkan ion Ca 2+ dan PO 3-4 pada saliva dapat menghambat proses pelarutan melalui common ion effect. Hal ini mengakibatkan pembangunan kembali partly dissolved apatite crystals dan disebut dengan remineralisasi. Interaksi ini dapat ditingkatkan dengan keberadaan ion fluoride pada daerah reaksi. 1 Beberapa kondisi yang diperlukan dalam remineralisasi gigi adalah tingkat kalsium dan fosfat yang cukup tinggi, ph yang cukup tinggi, matriks organik dan inorganik yang tepat untuk pertumbuhan kristal, adanya faktor-faktor salivary nucleating, serta kontrol terhadap Statherin dan berbagai faktor-faktor penghambat pertumbuhan kristal lainnya. 36 2.2.3. Reaksi Progresif Ion Asam dengan Apatit Seiring dengan penurunan ph, ion asam akan bereaksi dengan fosfat pada saliva, plak atau kalkulus, sampai ph kritis (ph ±5.5) untuk penguraian HA tercapai. Penurunan ph lebih lanjut akan menghasilkan interaksi lanjutan antara ion asam dengan kelompok fosfat dari HA yang mengakibatkan pelarutan sebagian atau keseluruhan dari kristalit permukaan. Dalam proses ini fluoride yang disimpan akan dilepaskan dan bereaksi dengan produk penguraian ion Ca 2+ dan HPO 2-4, membentuk Flourapatite (FA) atau fluoride enriched apatite. Apabila ph turun sampai kurang dari 4.5 yang merupakan ph kritis untuk pelarutan FA, maka FA akan terurai. Jika ion asam dinetralisir, dan ion Ca 2+ serta HPO 2 4 dikembalikan, proses pengembalian atau remineralisasi dapat terjadi. 1 Fakultas Kedokteran Gigi

10 2.2.4. Kemungkinan Sequelae Sequelae yang terjadi bergantung pada kekuatan asam yang ada, frekuensi dan durasi produksi serta potensi remineralisasi pada setiap situasi. 1 Kemungkinan sequelae antara lain: - Email menjadi lebih matang, sehingga menjadi lebih tahan asam - Karies kronik dapat berkembang, karena adanya demineralisasi lambat dengan remineralisasi yang aktif (subsurface lesion) - Dapat terjadi karies rampant, akibat dari demineralisasi yang cepat dengan remineralisasi yang tidak adekuat - Erosi dapat tejadi, dikarenakan demineralisasi yang sangat cepat tanpa remineralisasi sama sekali. Gambar 2.3. Proses demineralisasi dan remineralisasi. Gambar 2.4. Siklus demineralisasi dan remineralisasi Fakultas Kedokteran Gigi

11 2.3. KEKERASAN GIGI Email gigi adalah jaringan yang paling termineralisasi dari tubuh manusia. Material inorganik dari email sebagian besar terdiri dari kalsium fosfat yang berhubungan dengan hexagonal hydroxyapatite dengan formula Ca 10 (PO 4 ) 6 2(OH). Analisa X-ray EnergyDispersive Spectroscopy (EDS) dari email dan dentin juga mengindikasikan keberadaan sejumlah kecil elemen lain seperti Na, Cl, dan Mg. 10 Ion-ion fluoride, fosfat dan kalsium yang terdapat dalam lingkungan sekitar gigi memiliki sifat-sifat yang potensial untuk terjadinya peningkatan kekerasan kembali, dimana penambahan konsentrasi ion-ion fosfat dan kalsium meningkatkan kapasitas pengerasan email kembali. 30 Kalsium termasuk logam alkali tanah sehingga bersifat keras, fungsi utama kalsium adalah untuk memberikan kekerasan dan kekuatan pada tulang dan gigi. 31,32,35 Uji kekerasan sangat penting pada eksperimen demineralisasi dan remineralisasi. Kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan benda padat terhadap penetrasi, sedangkan dalam kedokteran gigi kekerasan permukaan umumnya diukur berdasarkan ketahanannya terhadap indentasi. Pada dasarnya, uji kekerasan menggunakan ujung indenter kecil yang diaplikasikan ke permukaan yang akan diukur dengan beban tertentu. Kemudian hasil indentasi diukur dengan mikroskop. Semakin keras bahan tersebut, semakin kecil indentasi yang dihasilkan. 33 Terdapat tiga tipe indenter yang biasa digunakan untuk menguji kekerasan bahan dental, yaitu Brinell, Vickers, dan Knoop. Uji Brinell bermanfaat untuk menguji kekerasan bahan-bahan logam, menggunakan satuan Brinell Hardness Number (BHN). Uji Knoop mengunakan diamond indenter, kemudian sumbu panjang indentasi diukur dan didapatkan Knoop Hardness Number (KHN). 33 Metode Vickers menggunakan indenter berbentuk pyramid-diamond dengan sudut antara permukaan pyramid 136. Ini akan menghasilkan jejas berbentuk belah ketupat. Uji kekerasan metode Vickers ini menggunakan beban yang kecil dan menghasilkan indentasi kecil dengan kedalaman Fakultas Kedokteran Gigi

12 kurang dari 19µm, sehingga dapat digunakan mengukur kekerasan area yang kecil. Satuannya adalah Vickers Hardness Number (VHN). 29,33 Knoop (KHN) dan Vickers (VHN) telah memperlihatkan jumlah atau nilai yang hampir sama. Kekerasan rata rata dari email dan dentin berkisar antara 270 350 KHN (atau 250 360 VHN) dan 50 70 KHN. Standard deviasi (SD) untuk nilai ini menunjukkan variasi yang luas dan signifikan, walaupun variasi pada dentin jarang disebutkan. Sebagai contoh, Craig dan Peyton melaporkan kekerasan email pada kisaran 344 ± 49 418 ± 60 VHN dan Love berkisar antara 263 ± 26 327 ± 40 VHN. Kekerasan email oklusal bervariasi dari 359 424 VHN, dan email servikal 227 342 VHN. Variasi ini bisa jadi disebabkan oleh faktor-faktor seperti gambaran histologis, komposisi kimia, preparasi spesimen, serta load dan reading error pada indentation length (IL). 10 Perbedaan VHN antara email dan dentin merupakan hasil dari perbedaan kandungan material organik dan inorganik. VHN yang ditemukan pada email dan dentin tidak dipengaruhi oleh keberadaan elemen minor seperti Na, Cl dan Mg, tetapi dipengaruhi oleh persentase mineralisasi jaringan. 2.4. XYLITOL Xylitol merupakan gula alkohol dengan 5 karbon ((CHOH) 3 (CH 2 OH) 2 ). 28 Telah digunakan sejak awal tahun 1960an sebagai terapi infus pasca operasi, pasien luka bakar dan syok, diet pasien diabetes, dan yang terkini sebagai pemanis dalam produk yang bertujuan meningkatkan kesehatan mulut. 12 Xylitol adalah pemanis alami yang menyehatkan gigi. Xylitol memiliki rasa semanis gula tebu (sukrosa), namun kandungan kalorinya 40% lebih rendah dan lebih lambat diserap oleh tubuh sehingga sangat aman bagi penderita diabetes. Xylitol bermanfaat untuk menekan jumlah bakteri Mutans S. sebagai salah satu kuman penyebab karies gigi, menghambat pertumbuhan plak, menekan keasaman plak, dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi (remineralisasi). 18 Fakultas Kedokteran Gigi

13 2.4.1. Profil Kimia Xylitol termasuk golongan gula alkohol alami tipe pentitol. Xylitol mengandung 5 atom karbon dan 5 kelompok hidroksil. Oleh karena itu, Xylitol juga dapat disebut sebagai pentitol. Xylitol termasuk ke dalam non-glucose polyalcohol (polyols) yang tidak menegaskan diri sebagai gula yang biasanya terdiri dari pemanis karbohidrat (sukrosa, corn syrup, invert sugar, D-fructose, D-glucose, dan lain-lain). 36 Polyols dapat dibentuk dan dikonversi menjadi gula (seperti aldoses dan ketoses). Xylitol dan sebagian besar polyols lain menunjukkan sifat dental yang menarik, yaitu dapat membentuk tipe kompleks tertentu dengan kalsium dan kation polyvalent tertentu lainnya, contohnya adalah kompleks Ca-xylitol pada rongga mulut dan usus. Kompleks tersebut dapat berperan dalam remineralisasi dan demineralisasi lesi karies dentin dan email yang terlihat pada subjek yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi xylitol. Gula alkohol dapat membentuk kompleks dengan Ca dan kation logam tertentu lainnya, sehingga mungkin mempengaruhi metabolisme kation-kation tersebut dalam rongga mulut, karena itu beberapa gula alkohol dapat berperan terhadap reaksi remineralisasi fisiologis dimana garam kalsium fosfat didepositkan dalam daerah yang kekurangan kalsium. Dalam sudut pandang kedokteran gigi, peran xylitol serta polyol lainnya adalah sebagai stabilisator kalsium saliva dan ion fosfat. Xylitol mungkin menstabilisasi sistem kalsium fosfat pada saliva dengan cara yang sama seperti peptida saliva (seperti statherin). 12 Xylitol dua kali lebih manis dari sorbitol. Saat dimakan dalam bentuk padatan atau kristal (seperti pada permen karet), xylitol memberikan sensasi segar dan dingin karena high endothermic heat solution yang dimilikinya. Kandungan kalori xylitol kira-kira hampir sama dengan gula, namun jika dikonsumsi sebagai bagian diet campuran, dapat memberikan kalori yang lebih rendah dari gula. Fakultas Kedokteran Gigi

14 2.4.2. Sifat Metabolik Xylitol merupakan produk alami yang biasa terjadi pada metabolisme glukosa manusia dan hewan, serta metabolisme beberapa tanaman dan mikroorganisme. Xylitol mempunyai steady-state concentration yang rendah di dalam darah manusia. Ekskresi xylitol dalam urin kira-kira 0.3 mg per jam. Pada manusia, xylitol dan sorbitol yang dicerna diabsorbsi melalui dinding usus dengan laju yang sama dan lebih lambat dibandingkan D-glucose dan D-fructose. Setelah adaptasi yang baik, xylitol dapat diadministrasikan pada subjek manusia dengan jumlah 200 g atau lebih per hari tanpa terjadi diare. Kuantitas dental yang efektif bervariasi antara 1 20 g per hari, terutama 6 7 g. 34 Terdapat perbedaan kecil antara xylitol endogen dengan yang dikonsumsi dari luar tubuh. Xylitol endogen merupakan produk fisiologis intermediat dari D-xylulose dan L-xylulose. Reaksi ini bertempat di mitokondria dan dikatalisasi oleh enzim spesifik untuk xylitol. Sedangkan xylitol eksogen memasuki sirkulasi portal dan liver dimana xylitol mengalami dehidrogenasi di dalam sitoplasma sel liver oleh enzim non-specific polyol dehydrogenase yang dapat pula berperan pada sorbitol. Xylitol dalam jumlah relatif besar bisa didapatkan dari buah plum, raspberries, dan kembang kol (0.3 0.9 g per 100 g dry matter, jumlah bergantung kepada musim dan varietas tanaman). Xylitol sebagai pengganti gula memiliki keuntungan fisiologis berikut ini: 12 - Xylitol mempunyai rasa enak dan rasa manis yang menyamai sukrosa. - Dengan dosis xylitol yang benar, toleransi karbohidrat meningkat. - Xylitol dengan dosis kecil menstabilkan situasi metabolik pada diabetes tidak stabil - Xylitol mempunyai sifat antiketogenik - Xylitol mempunyai sifat non dan anti kariogenik. Fakultas Kedokteran Gigi

fosfat. 42 Xylitol dalam larutan remineralisasi dapat mencegah 15 2.4.3. Efek Xylitol Terhadap Gigi Xylitol diklaim mempunyai efek cariostatik dan anticariogenik. Hal ini berkaitan dengan sifat xylitol hanya dapat difermentasi oleh beberapa strain bakteri S. Mutans tertentu, yang sangat jarang, sehingga dapat dianggap bahwa xylitol tidak dapat difermentasi. 34 Ini terjadi karena keberadaan hidrogen ekstra pada molekulnya. Oleh sebab itu, xylitol tidak akan memproduksi asam pada plak, sehingga level ph mulut akan tetap netral. 39 Xylitol dalam konsentrasi tinggi diketahui membentuk kompleks dengan Ca 2+, masuk ke email yang terdemineralisasi dan berperan dalam transport ion-ion terlarut dari lesi ke larutan demineralisasi. 38 Eva Söderling et al (1984) membuktikan bahwa xylitol berpengaruh signifikan dalam menghambat pembentukan endapan garam kalsium fosfat. Penghambatan ini menyebabkan ion-ion kalsium dan fosfor tetap dalam keadaan bebas sehingga remineralisasi dapat terjadi. Hal ini berlawanan dengan sifat gula (glukosa, sorbose) pada umumnya yang cenderung memungkinkan terjadinya pengendapan garam kalsium dekalsifikasi dengan menghambat pemindahan ion-ion kalsium dan fosfat terlarut dari lesi. Xylitol bertindak sebagai pembawa ion kalsium, menyuplai lapisan dalam dan tengah email dengan ion-ion kalsium dari larutan remineralisasi, sehingga meningkatkan remineralisasi dengan menyediakan kalsium yang dibutuhkan untuk perbaikan kristal. 15 Xylitol mengurangi pembentukan plak dan perlekatan bakteri (antimikrobial), menghambat demineralisasi email (mengurangi produksi asam), serta mempunyai efek penghambatan langsung pada Streptococcus mutans. 39 Manfaat xylitol: - Membantu mengurangi perkembangan kavitas karies gigi - Melawan fermentasi bakteri oral - Mengurangi formasi plak Fakultas Kedokteran Gigi

16 - Meningkatkan laju aliran saliva dalam rangka membantu remineralisasi - Sebagai komplemen fluoride. Xylitol sekarang tersedia dalam berbagai bentuk seperti permen karet, mint, tablet yang dapat dikunyah, lozenges, pasta gigi, obat kumur, obat batuk, dan produk nutraceutical. 14 2.5. KERANGKA TEORI Karbohidrat ASAM Ion Ca, P, dan F GIGI DEMINERALISASI REMINERALISASI Karbohidrat KEKERASAN EMAIL Gambar 2.5. Diagram Kerangka Teori Fakultas Kedokteran Gigi