MODUL 4 TIMER DAN COUNTER PADA PLC SIEMENS CPU1215C AC/DC/RELAY

dokumen-dokumen yang mirip
Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN

BASIC PLC TWIDO BASIC INSTRUCTION SET TIMER COUNTER

MODUL 3 PEMROGRAMAN LADDER, PENGALAMATAN DAN AKSES DIGITAL I/O PADA PLC SIEMENS CPU1215C AC/DC/RELAY

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

Modul Training PLC untuk Semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Timer : teori dan aplikasi. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

TK3434 Sistem PLC. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan. Nama : Kelas :

Pertemuan PLC Addressing & Basic Instruction (Omron, Siemens, Schneider) Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

Pertemuan ke-11 P PLC LC Timer & C t oun er

MODUL 6 APLIKASI TERMOMETER DENGAN SENSOR LM35 PADA CPU1215C AC/DC/RELAY

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

BAB I Pendahuluan. Praktikum Programmable Logic Controler

BAB IV INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI

TE Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC

Gambar 2.1. Diagram pewaktuan Timer dengan ON-delay Ladder Diagram dari fungsi pewaktuan (on-delay) ditunjukkan dalam gambar 2.2. berikut ini.

BAB III LANDASAN TEORI. mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe

OMRON PCM1A. Programmable Logic Controller (PLC) ( Instruksi Dasar Pemrograman dengan Ladder Diagram )

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

BAB II LANDASAN TEORI

Buku Instruksi Outseal PLC 1.0.1

TM PLC & Otomasi (Praktikum PLC) Petunjuk Praktikum PLC

Daftar Isi. Judul 1. Daftar Isi 2. Bab1 Pendahulua Instruksi-instruksi Dasar 4

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

Pemrograman Programmable Logic Controller

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V2.75)

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian

TE Otomasi Sistem dengan PLC (Prak. PLC) Petunjuk Praktikum PLC

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut:

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

Setelah Selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat membuktikan fungsi-fungsi khusus dalam pemrograman Programmable Logic Controller (PLC)

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

Penggunaan PLC di industri dimaksudkan untuk menggantikan penggunaan rangkaian relay dan timer. Keuntungan penggunaan PLC antara lain :

Teknik Otomasi [PengenalanPLC]

Abstrak. Achmad Ulul Azmy - L2F Halaman 1

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. Teknologi yang sangat membantu dalam kehidupan manusia adalah sistem

Implementasi Automatic Transfer Switch Berbasis PLC pada Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

Pemrograman Programmable Logic Controller

Otomasi Sistem dengan PLC

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

Laporan Sementara Praktikum PLC Percobaan 1 Kelas: Kelompok: d.1. Sketsa Tata Letak Konfigurasi PLC yang digunakan untuk Praktikum:

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

ZELIO LOGIC. Smart Relay

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

Materi. Siswa Mampu :

Belajar Mudah Pemrograman PLC menggunakan The LogixPro PLC Simulator

COUNTER ASYNCHRONOUS

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

Modul Belajar Mudah. Zelio Logic. Programmable Logic Controller (PLC) Menggunakan Zelio Smart Relay. Teknik Elektro STT DR. KHEZ. MuDaqien Purwakarta

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA PEMROGRAMAN PADA PLC DAN SOFTWARE WONDERWARE. 4.1 Membuat Program Dalam Bentuk Ladder Pada PLC LS Glofa

TUGAS AKHIR. Aplikasi PLC Web Server Dan Pengendali PID Pada Sistem Kontrol Coal Crushing Plant

Abstrak. Arbye S L2F Halaman 1

Lembaran Laporan Sementara Praktikum PLC (V3.00)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

OMRON PCM1A. Programmable Logic Controller (PLC) ( Instruksi Dasar Pemrograman dengan Ladder Diagram )

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

Teknik Pemrograman PLC

REGISTER DAN COUNTER.

Gambar 2.1 Blok Diagram Programable Controller

Bab 3 PLC s Hardware

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. fitur yang sangat kompleks. GX Developer merupakan software buatan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

ANALISA RANGKAIAN ALAT PENGHITUNG JUMLAH MOBIL PADA PELATARAN PARKIR. Noveri Lysbetti Marpaung

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

Mengendalikan Pintu Otomatis Menggunakan PLC Siemens LOGO 230 RC

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

Fungsi-fungsi Khusus

WORKSHOP PLC & PNEUMATIK MODUL PRAKTIKUM WORKSOP PLC & PNEUMATIK

IMPLEMENTASI AUTOMATIC TRANSFER SWITCH BERBASIS PLC PADA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS LAMPUNG

PENGENDALIAN PINTU GERBANG OTOMATIS BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) SKRIPSI JONATHAN H

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

COUNTER ASYNCHRONOUS

Transkripsi:

1. Tujuan Percobaan MODUL 4 TIME DAN COUNTE PADA PLC IEMEN CPU1215C AC/DC/ELAY Memahami Fungsi Timer dan Counter Memahami dan mampu membuat timer dan counter pada ladder diagram Mampu membuat aplikasi ladder diagram dengan timer dan counter 2. Dasar Teori a. Timer (pewaktuan) Di dalam banyak aplikasi kontrol, pengontrolan waktu adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. ebagai contoh, sebuah motor atau pompa yang dikontrol untuk beropersi selama interval waktu tertentu, atau diaktifkan setelah beroperasi selama periode waktu tertentu. Contoh lain, adalah pengaturan waktu nyala/padam dari suatu lampu lalulintas. Itulah sebabnya PLC dilengkapi dengan timer untuk mendukung kebutuhan tersebut. Timer mengukur (atau menghitung) waktu dengan menggunakan piranti clock internal CPU. Pada PLC iemens 7-1200 series, penulisan instruksi timer ini harus ditautkan dengan sebuah timer IEC sebagai tempat penyimpanan data timer. Timer IEC adalah sebuah struktur tipe data yang dapat dideklarasikan sebagai berikut: Dideklarasikan sebagai sebuah data block dari sistem data bertipe IEC_TIME (sebagai contoh MyIEC_TIME ) Dideklarasikan sebagai sebuah tag lokal dengan tipe IEC_TIME pada section tatic dari sebuah blok (contohnya #MyIEC_TIME) PLC iemens 7-1200 series mendukung beberapa tipe timer, diantaranya yang sering digunakan seperti berikut: i. Pulse Timer (TP) Timer ini menghasilkan pulsa dengan lebar waktu tertentu. imbol TP pada ladder diagram dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.1. 1

Gambar 4.1 Pulse timer Instruksi ini mulai dijalankan ketika hasil dari operasi logika menghasilkan kondisi yang berubah dari 0 ke 1 (sinyal tepi positif). TP akan aktif ketika instruksi dijalankan. Output Q akan di-set selama waktu yang telah ditentukan, apapun kondisi masukannya saat ini. Bahkan ketika terjadi sinyal positif lagi tidak mempengaruhi keluaran Q selama TP masih dalam durasi waktu yang aktif akibat terpicu oleh sinyal tepi positif sebelumnya. User dapat mengetahui waktu tundaan yang sedang berjalan melalui output ET. Nilai timer dimulai dari T#0s dan berakhir saat nilai timer mencapai nilai preset-nya (PT). aat durasi PT tercapai dan sinyal pada masukan timer bernilai 0 maka keluaran ET akan di-reset. Parameter-parameter pada timer TP ditunjukkan oleh Tabel 4.1. Parameter Deklarasi Tipe data (7-1200) Tabel 4.1 Parameter Timer TP Area memori IN Input BOOL I, Q, M, D, L, P Masukan tart PT Input TIME I, Q, M, D, L, P Durasi pulsa. Keterangan Nilai PT harus positif. Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Operand yang di-set selama PT ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai timer saat ini ii. Timer On Delay (TON) Timer On Delay akan mengubah/me-et nilai output (Q) menjadi ON setelah waktu tundaan tertentu. imbol TON pada ladder diagram dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.2. 2

Gambar 4.2 Timer On Delay Intruksi ini digunakan untuk menunda keluaran Q dengan pengaturan waktu PT. Instruksi TON dimulai ketika hasil dari operasi logika pada masukan berubah dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif). Pewaktuan PT mulai aktif ketika instruksi dijalankan. Ketika durasi PT selesai, output Q bernilai 1. Output Q akan tetap bernilai 1 selama kondisi masukan tetap 1. Ketika kondisi sinyal pada masukan berubah dari 1 menjadi 0, output Q akan di-reset. Timer akan berjalan lagi jika terjadi sinyal tepi positif yang baru pada masukan timer. Nilai timer yang sedang berjalan dapat dilihat pada ET. Nilai timer dimulai dari T#0s dan berakhir saat durasi waktu PT tercapai. Output ET akan reset segera setelah kondisi sinyal pada masukan bernilai 0. Parameter-parameter pada timer TON ditunjukkan oleh Tabel 4.2. Parameter Deklarasi Tipe data (7-1200) Tabel 4.2 Parameter timer TON Area memori IN Input BOOL I, Q, M, D, L Masukan tart PT Input TIME I, Q, M, D, L, atau konstanta Keterangan Durasi waktu tunda. Nilai PT harus positif. Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Output yang di-set jika PT tercapai ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai Timer saat ini iii. Timer Off Delay (TOF) Intruksi ini digunakan untuk menunda keluaran Q dengan pengaturan waktu PT. imbol TOF pada ladder diagram dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.3. 3

Gambar 4.3 Timer Off Delay Output Q di-set ketika hasil dari operasi logika pada input menghasilkan perubahan sinyal dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif). Ketika sinyal pada masukan kembali ke 0 (sinyal tepi negatif), timer yang dikonfigurasi pada PT mulai bekerja. Output Q akan tetap set selama durasi waktu PT masih berjalan. Ketika durasi PT tercapai, output Q di-reset. Jika kondisi sinyal masukan berubah menjadi 1 sebelum durasi waktu PT tercapai, timer akan di-reset. Kondisi sinyal output Q akan tetap bernilai 1. Nilai timer yang sedang berjalan dapat dilihat pada keluaran ET. Nilai timer dimulai dari T#0s dan berakhir saat durasi waktu PT tercapai. Ketika durasi waktu PT telah tercapai, output ET bertahan pada nilai yang muncul saat itu hingga masukan IN berubah kembali ke 1. Jika input IN berubah ke 1 sebelum PT tercapai, output ET di-reset kembali ke nilai T#0s. Parameter-parameter pada timer TON ditunjukkan oleh Tabel 4.3. Parameter Deklarasi Tipe data (7-1200) Tabel 4.3 Parameter Timer Off Delay Area memori IN Input BOOL I, Q, M, D, L Masukan tart PT Input TIME I, Q, M, D, L, atau konstanta Keterangan Durasi waktu tunda. Nilai PT harus positif. Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Output yang di-reset jika PT tercapai ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai Timer saat ini b. Counter (pencacah) ebuah counter (piranti pencacah/penghitung) memungkinkan dilakukannya pencacahan/perhitungan terhadap sejumlah sinyal input. Hal ini dapat terjadi di dalam 4

situasi di mana, misalnya, dari sekian banyak barang yang bergerak di atas sebuah ban berjalan, sejumlah tertentu di antaranya harus dibelokkan dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak. Contoh lain, jumlah putaran suatu batang poros, atau jumlah orang yang melewati suatu pintu harus dihitung. Counter-counter yang digunakan di dalam penerapan semacam ini tersedia sebagai komponen yang built-in di dalam PLC. etiap penggunaan instruksi counter pada PLC iemens 7-1200 series harus ditautkan dengan sebuah IEC counter sebagai penyimpan data instruksi. ebuah IEC counter merupakan sebuah struktur dengan salah satu tipe data berikut: Dideklarasikan sebagai sebuah data block dari sistem data bertipe IEC_COUNTE (sebagai contoh MyIEC_COUNTE ) Dideklarasikan sebagai sebuah tag lokal dengan tipe IEC_COUNTE pada section tatic dari sebuah blok (contohnya #MyIEC_COUNTE) Berbeda dengan timer, pada counter memiliki tipe data instruksi yang bisa dipilih oleh usir. Tipe data tersebut menentukan batas cacahan minimal dan maksimal. etiap counter dapat menggunakan tipe data 3 byte (tipe data Int atau UInt), 6 byte (Int atau UInt), serta 12 bytes (DInt atau UDInt). Jenis counter yang dapat digunakan pada PLC iemens 7-1200 series adalah sebagai berikut: i. Pencacah Naik (Counter Up CTU) Counter ini akan mencacah naik satu jika kondisi pada masukannya terjadi perubahan dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif). imbol CTU dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Counter Up 5

Instruksi CTU digunakan untuk menaikkan satu nilai pada keluaran CV. Ketika kondisi sinyal pada masukan CU berubah dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif) maka instruksi akan dikerjakan dan nilai pencacah akan dinaikkan satu. Nilai counter akan dinaikkan setiap kali terdeteksi sinyal tepi positif hingga nilai counter mencapai nilai tertingginya. aat counter mencapai nilai tertinggi, kondisi sinyal pada masukan CU tidak lagi berpengaruh pada counter. tatus counter terlihat pada keluaran Q. Keadaan pada Q ditentukan oleh parameter PV. Jika nilai counter pada saat ini lebih besar atau sama dengan nilai PV maka output Q di-set menjadi 1. elain keadaan tersebut output Q bernilai 0. User dapat memilih PV sebagai sebuah parameter maupun sebagai konstanta. Kondisi pada CV akan di-reset menjadi 0 dan disimpan pada memori ketika keadaan sinyal pada masukan berubah menjadi 1. elama masukan bernilai 1, keadaan sinyal pada CU tidak berpengaruh pada counter. Parameter-parameter yang terdapat pada instruksi CTU ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Parameter CTU Parameter Deklarasi Tipe data CU Input BOOL Input BOOL PV Input Integers Area memori (7-1200) I, Q, M, D, L or constant I, Q, M, D, L, P, or constant I, Q, M, D, L, P, or constant Keterangan Masukan pencacah Masukan reset Nilai yg ditentukan untuk me-set Q Q Output BOOL I, Q, M, D, L tatus pencacah CV Output Integers, CHA, WCHA, DATE I, Q, M, D, L, P Nilai pencacah sekarang ii. Pencacah Turun (Counter Down CTD) Counter ini akan mencacah turun satu jika kondisi pada masukannya terjadi perubahan dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif). imbol CTD dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.5. 6

Gambar 4.5 Counter down Instruksi CTD digunakan untuk mengurangi satu nilai pada keluaran CV. Ketika kondisi sinyal pada masukan CD berubah dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif) maka instruksi akan dikerjakan dan nilai pencacah akan dikurangi satu. Nilai counter akan dikurangi setiap kali terdeteksi sinyal tepi positif pada masukan CD, hingga nilai counter mencapai nilai terendahnya. aat counter mencapai nilai terendah, kondisi sinyal pada masukan CD tidak lagi berpengaruh pada counter. tatus counter terlihat pada keluaran Q. Jika nilai counter pada saat ini lebih kecil atau sama dengan 0 maka output Q di-set menjadi 1. elain keadaan tersebut output Q bernilai 0. User dapat memilih PV sebagai sebuah parameter maupun sebagai konstanta. Nilai keluaran CV akan diisi dengan nilai PV dan disimpan pada memori jika keadaan sinyal pada masukan LD berubah dari 0 menjadi 1. elama masukan LD bernilai 1, keadaan sinyal pada CD tidak berpengaruh pada counter. Parameter-parameter yang terdapat pada instruksi CTD ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Parameter CTD Parameter Deklarasi Tipe data CD Input BOOL LD Input BOOL PV Input Integers Area memori (7-1200) I, Q, M, D, L or constant I, Q, M, D, L, P, or constant I, Q, M, D, L, P, or constant Keterangan Masukan pencacah Masukan load Nilai yg ditentukan untuk mengatur CV dengan LD=1 Q Output BOOL I, Q, M, D, L tatus pencacah 7

CV Output Integers, CHA, WCHA, DATE I, Q, M, D, L, P Nilai pencacah sekarang iii. Pencacah Naik Turun (Counter Up Down CTUD) Pencacah ini akan menaikkan atau mengurangi satu saat terjadi perubahan kondisi dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif) pada masukan CU atau CD. imbol CTUD dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Counter up down Instruksi counter up down digunakan untuk menaikkan atau mengurangi nilai keluaran CV. Jika kondisi pada masukan CU berubah dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif), nilai counter ditambahkan satu dan disimpan pada CV. Jika kondisi pada masukan CD berubah dari 0 menjadi 1 (sinyal tepi positif), nilai counter saat ini pada CV dikurangi satu. Jika pada satu siklus program terjadi sinyal tepi positif pada CU dan CD, nilai keluaran CV tidak akan berubah. Nilai counter dapat terus bertambah hingga mencapai nilai batas tertinggi dari tipe data instruksi yang dipilih. Ketika batas tertinggi tercapai, nilai counter tidak akan bertambah lagi meski terjadi tepi sinyal positif pada CU. Hal yang sama terjadi pada nilai counter ketika telah mencapai batas terbawah. Ketika kondisi sinyal masukan CD berubah menjadi 1, nilai counter pada keluaran CV akan diganti dengan nilai parameter PV dan disimpan pada edge memory bit. elama kondisi LD tetap 1 maka keadaan apapun di CU dan CD tidak berpengaruh pada 8

instruksi ini. Counter akan bernilai 0 dan tersian pada edge memory bit ketika kondisi pada masukan berubah dari 0 menjadi 1. elama bernilai 1, perubahan pada CU, CD dan LD tidak akan berpengaruh pada instruksi ini. tatus counter up dapat dilihat pada keluaran QU. Jika nilai counter saat ini lebih besar atau sama dengan nilai parameter PV, keluaran QU di-set bernilai 1. elain kondisi tersebut, keluaran QU bernilai 0. PV selain sebagai variabel dapat juga ditetapkan sebagai sebuah konstanta. tatus counter down dapat dilihat pada keluaran QD. Jika nilai counter saat ini lebih kecil atau sama dengan nol, keluaran QD di-set bernilai 1. elain kondisi tersebut, keluaran QD bernilai 0. Parameter-parameter yang terdapat pada instruksi CTUD ditunjukkan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Parameter CTUD Parameter Deklarasi Tipe data CU Input BOOL CD Input BOOL Input BOOL LD Input BOOL PV Input Integers Area memori (7-1200) I, Q, M, D, L or constant I, Q, M, D, L or constant I, Q, M, D, L, P, or constant I, Q, M, D, L, P, or constant I, Q, M, D, L, P, or constant Keterangan Count up input Count down input eset input Load input Value at which the output QU is set. / Value to which the CV output is set with LD = 1. QU Output BOOL I, Q, M, D, L Up-counter status QD Output BOOL I, Q, M, D, L Down-counter status CV Output Integers, CHA, WCHA, DATE I, Q, M, D, L, P Current counter value c. Timer dan Counter di TIA Portal Timer dapat ditambahkan ke dalam ladder diagram menggunakan simbol LAD (ladder) maupun FBD-nya (finction block). Khusus counter hanya disediakan simbol FBD 9

saja. Berikut langkah-langkah menambahkan timer (simbol FBD) dan counter pada TIA Portal: i. Menambahkan Timer On Delay (TON) pada ladder diagram Buka TIA Portal, pilih dan buka blok (OB/FB/FC) yang akan ditambahkan timer Pilih instruksi TON di panel instruksi (sebelah kanan layar) pada bagian Timer operations. Drag and drop ke network 1 pada layar kerja, lihat Gambar 4.7. Gambar 4.7 Memilih intruksi TON etelah instruksi di-drop ke network 1, muncul jendela untuk mendeklarasikan data block timer, gunakan nama default atau berikan nama lain, klik OK. Lihat Gambar 4.8. 10

Gambar 4.8 Mendeklarasikan data block timer Definisakan parameter masukan PT dan keluaran ET (opsional), lihat Gambar 4.9 Gambar 4.9 Mendifinisikan parameter timer Keluaran Q (status timer) dapat dimanfaatkan untuk alur program. Untuk mengakses bit Q, definiskan sebuah instruksi bit dan pilih "IEC_Timer_0_DB".Q sebagai tag-nya. Contoh lihat Gambar 4.10. 11

Gambar 4.10 Memanfaatkan status timer Q Instruksi TP, TOF ditambahkan ke ladder diagram dengan cara yang sama dengan TON ii. Menambahkan Counter UP (CTU) pada ladder diagram Buka TIA Portal, pilih dan buka blok (OB/FB/FC) yang akan ditambahkan counter Pilih instruksi CTU di panel instruksi (sebelah kanan layar) pada bagian Counter operations. Drag and drop ke network 1 pada layar kerja, lihat Gambar 4.11. Gambar 4.11 Memilih intruksi CTU 12

etelah instruksi di-drop ke network 1, muncul jendela untuk mendeklarasikan data block counter, gunakan nama default atau berikan nama lain, klik OK. Lihat Gambar 4.12. Gambar 4.12 Mendeklarasikan data block counter Definisikan parameter masukan PV dan (opsional) serta keluaran CV (opsional), lihat Gambar 4.13 Gambar 4.13 Mendifinisikan parameter counter Berbeda dengan timer, pada counter perlu dideklarasikan tipe data instruksi. Lihat Gambar 4.14. 13

Gambar 4.14 Mendeklarasikan tipe data instruksi Keluaran Q (status counter) maupun nilai counter CV dapat dimanfaatkan untuk alur program. Contoh lihat Gambar 4.15. Gambar 4.15 Memanfaatkan status dan nilai counter Instruksi CTD, CTUD ditambahkan ke ladder diagram dengan cara yang sama dengan CTU 3. Kebutuhan Peralatan Modul Power upply satu buah Modul Lampu (merah, kuning, hijau) satu buah Modul ensor Fotoelektrik (Omron E3F3-61) satu buah PLC iemens CPU-1215C (tipe AC/DC/elay) satu unit Komputer dengan TIA Portal satu unit 14

4. Pelaksanaan dan Hasil a. Percobaan I aplikasi timer Peringatan! esiko tersengat listrik dan hubungan arus pendek, pastikan semua perangkat terangkai dengan baik dan benar. Jika perlu, lakukan tes program tanpa memasang perangkat pada keluaran PLC. Buatlah rangkaian dari skematik berikut: Gambar 4.16 kematik percobaan 1 aplikasi timer Konfigurasi masukan digital tipe sinking dengan tiga input berupa push button 15

Tabel 4.7 Konfigurasi masukan digital Push button Masukan digital Fungsi PB01 DI a.1 Mengaktifkan fungsi TP PB02 DI a.2 Mengaktifkan fungsi TON PB03 DI a.3 Mengaktifkan fungsi TOF Keluaran digital (relai) terhubung dengan tiga buah lampu. Tabel 4.8 Konfigurasi keluaran digital Lampu Keluaran digital (relai) ED DQ a.1 YELLOW DQ a.2 GEEN DQ a.3 Buat Project baru, tambahkan tiga blok Function baru: Blok FC1 beri nama LAB01_TP Blok FC2 beri nama LAB01_TON Blok FC3 beri nama LAB01_TOF Buatlah diagram tangga pada blok OB1, FC1 hingga FC3 sebagai berikut: LIHAT LAMPIAN 1 Compile program dan download ke PLC. Amati dan analisa program tersebut. Apa yang terjadi pada lampu ED saat PB01 ditekan? Apa yang terjadi pada lampu GEEN saat PB02 ditekan? Apa yang terjadi pada lampu YELLOW saat PB03 ditekan? b. Percobaan II aplikasi counter dengan detektor fotoelektrik Peringatan! esiko tersengat listrik dan hubungan arus pendek, pastikan semua perangkat terangkai dengan baik dan benar. Jika perlu, lakukan tes program tanpa memasang perangkat pada keluaran PLC. 16

Buatlah rangkaian berdasarkan skematik berikut: Gambar 4.17 kematik percobaan 2 aplikasi counter Konfigurasi masukan digital tipe sourcing dengan tiga buah input Tabel 4.9 Konfigurasi masukan digital Perangkat Digital input Fungsi PB01 DI a.1 Mengaktifkan fungsi counter up PB02 DI a.2 Mengaktifkan fungsi counter down OMON E3F3-61 DI a.4 Mendeteksi obyek Keluaran digital (relai) terhubung dengan tiga buah lampu 17

Tabel 4.10 Konfigurasi keluaran digital Lampu Keluaran digital (relai) ED DQ a.1 YELLOW DQ a.2 GEEN DQ a.3 Buat Project baru, tambahkan empat blok Function baru: Blok FC1 beri nama LAB02_CT_EL Blok FC2 beri nama LAB02_CTU Blok FC3 beri nama LAB02_CTD Blok FC4 beri nama LAB02_DEC_TO_BIN Buatlah diagram tangga pada blok OB1, FC1 hingga FC4 sebagai berikut: LIHAT LAMPIAN 2 Compile program dan download ke PLC Amati dan analisa program tersebut Catatan : Lampu ED, GEEN, YELLOW merepresentasikan angka dalam format biner. ED sebagai MB dan GEEN sebagai LB. Blok Fungsi LAB02_DEC_TO_BIN digunakan untuk mengubah angka desimal ke biner. Tekan PB01, amati perubahan pada lampu saat terdeteksi obyek oleh sensor! Blok FC berapa yang aktif dan jelaskan mekanisme kerjanya! Tekan PB02, amati perubahan pada lampu saat terdeteksi obyek oleh sensor! Blok FC berapa yang aktif dan jelaskan mekanisme kerjanya! 5. Pembahasan Tuliskan pembahasan dari percobaan yang telah dilakukan pada buku catatan praktikum. 6. Kesimpulan Berikan kesimpulan mengenai percobaan yang telah dilakukan. 18

7. eferensi Eko Putra, Agfianto. 2007. PLC: Konsep, Pemrograman dan Aplikasi Omron ysmac dan ZEN. Gava Media Yogyakarta. https://duniaengineering.wordpress.com/2008/10/17/komponen-pada-plc/ http://www.mikroe.com/old/books/plcbook/chapter4/chapter4.htm https://www.academia.edu/5652397/bab_5_pemrograman_plc CE Training Curriculum for Integrated Automation olutions Totally Integrated Automation (TIA) Edition 09/2012 IMATIC 7-1200 Easy Book (A5E02486774-AG) January 2015 IMATIC 7-1200 Programmable controller ystem Manual (A5E02486680-06) April 2015 Wicaksono, Handy. Dasar-dasar Pemrograman PLC. Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra 19

Totally Integrated Automation Portal Program blocks Main [OB1] Main Properties General Name Main Number 1 Type OB Language LAD Numbering automatic Information Title "Main Program weep Author Comment (Cycle)" Family Version 0.1 User-defined ID Name Data type Default value Comment Input Temp Initial_Call Bool Initial call of this OB emanence Bool =True, if remanent data are available Constant Network 1: %FC1 "LAB01_TP" EN ENO Network 2: %FC2 "LAB01_TON" EN ENO Network 3: %FC3 "LAB01_TOF" EN ENO 20

Totally Integrated Automation Portal Program blocks LAB01_TP [FC1] LAB01_TP Properties General Name LAB01_TP Number 1 Type FC Language LAD Numbering automatic Information Title Timer Pulse Author helmy Comment Ladder diagram untuk fungsi Timer Pulse Jika PB01 ditekan, ED akan menyala selama nilai PT (detik) Family Version 0.1 User-defined ID Name Data type Default value Comment Input Output InOut Temp Constant eturn LAB01_TP Void Network 1: TIME PULE %I0.1 "PB01" %I0.1 "PB01" P %M0.0 "PB01_M" %M0.1 "tart_tp" "PB01" %I0.1 Bool "PB01_M" %M0.0 Bool "tart_tp" %M0.1 Bool Network 2: 21

Totally Integrated Automation Portal %DB1 "TM_01" %M0.1 "tart_tp" %M0.1 "tart_tp" P %M0.2 "tart_tp_m" t#10s IN PT TP Time Q ET %MD2 "TM_01_Value" "TM_01".Q %Q0.1 "ED" "TM_01".Q %M0.1 "tart_tp" "ED" %Q0.1 Bool "tart_tp" %M0.1 Bool "tart_tp_m" %M0.2 Bool "TM_01".Q Bool "TM_01_Value" %MD2 Time 22

Totally Integrated Automation Portal Program blocks LAB01_TON [FC2] LAB01_TON Properties General Name LAB01_TON Number 2 Type FC Language LAD Numbering automatic Information Title Timer On Delay Author helmy Comment Ladder diagram untuk fungsi Timer On Delay Jika PB02 ditekan, YEL LOW akan menyala setelah nilai PT (detik) Family Version 0.1 User-defined ID Name Data type Default value Comment Input Output InOut Temp Constant eturn LAB01_TON Void Network 1: TIME ON DELAY %I0.2 "PB02" %I0.2 "PB02" P %M0.3 "PB02_M" %M0.4 "tart_ton" %Q0.2 "YELLOW" "PB02" %I0.2 Bool "PB02_M" %M0.3 Bool "tart_ton" %M0.4 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool Network 2: 23

Totally Integrated Automation Portal %DB2 "TM_02" %M0.4 "tart_ton" %Q0.2 "YELLOW" TON Time t#10s IN PT Q ET %MD6 "TM_02_Value" "TM_02".Q "TM_02".Q P %M0.6 "TM_02_M" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.2 "YELLOW" %M0.4 "tart_ton" "tart_ton" %M0.4 Bool "TM_02".Q Bool "TM_02_M" %M0.6 Bool "TM_02_Value" %MD6 Time "YELLOW" %Q0.2 Bool 24

Totally Integrated Automation Portal Program blocks LAB01_TOF [FC3] LAB01_TOF Properties General Name LAB01_TOF Number 3 Type FC Language LAD Numbering automatic Information Title Timer Off Delay Author Helmy Comment Ladder diagram untuk fungsi Timer Off Delay Jika PB03 ditekan, GEEN akan mati setelah nilai PT (detik) Family Version 0.1 User-defined ID Name Data type Default value Comment Input Output InOut Temp Constant eturn LAB01_TOF Void Network 1: %I0.3 "PB03" %I0.3 "PB03" P %M0.7 "PB03_M" %M1.0 "tart_tof" %Q0.3 "GEEN" "GEEN" %Q0.3 Bool "PB03" %I0.3 Bool "PB03_M" %M0.7 Bool "tart_tof" %M1.0 Bool Network 2: 25

Totally Integrated Automation Portal %DB3 "TM_03" %M1.0 "tart_tof" %M1.0 "tart_tof" P %M1.2 "tart_tof_m" t#10s IN PT TOF Time Q ET %MD10 "TM_03_Value" "TM_03".Q %Q0.3 "GEEN" %Q0.3 "GEEN" %M1.0 "tart_tof" "GEEN" %Q0.3 Bool "tart_tof" %M1.0 Bool "tart_tof_m" %M1.2 Bool "TM_03".Q Bool "TM_03_Value" %MD10 Time 26

Totally Integrated Automation Portal Program blocks Main [OB1] Main Properties General Name Main Number 1 Type OB Language LAD Numbering automatic Information Title "Main Program weep Author Comment (Cycle)" Family Version 0.1 User-defined ID Name Data type Default value Comment Input Temp Initial_Call Bool Initial call of this OB emanence Bool =True, if remanent data are available Constant Network 1: %FC1 "LAB02_CT_EL" EN ENO Network 2: %M0.1 "CTU_EL" %FC2 "LAB02_CTU" EN ENO "CTU_EL" %M0.1 Bool Network 3: %M0.2 "CTD_EL" %FC3 "LAB02_CTD" EN ENO "CTD_EL" %M0.2 Bool Network 4: 27

Totally Integrated Automation Portal %FC4 "LAB02_DEC_TO_BIN" EN ENO 28

Totally Integrated Automation Portal Program blocks LAB02_CT_EL [FC1] LAB02_CT_EL Properties General Name LAB02_CT_EL Number 1 Type FC Language LAD Numbering automatic Information Title elect Counter Author Helmy Comment Blok ini berfungsi untuk memilih operasi counter Family Version 0.1 User-defined ID PB01 ditekan --- Counter Up PB02 ditekan --- Counter Down Name Data type Default value Comment Input Output InOut Temp Constant eturn LAB02_CT_EL Network 1: Void %I0.1 "PB01" %I0.1 "PB01" P %M0.0 "PB01_M" %M0.1 "CTU_EL" "CTU". MOVE EN ENO 0 IN OUT1 "CTU".CV %M0.2 "CTD_EL" "CTD_EL" %M0.2 Bool "CTU".CV Int "CTU". Bool "CTU_EL" %M0.1 Bool "PB01" %I0.1 Bool "PB01_M" %M0.0 Bool Network 2: 29

Totally Integrated Automation Portal %I0.2 "PB02" %I0.2 "PB02" P %M0.3 "PB02_M" %M0.2 "CTD_EL" "CTD". MOVE EN ENO 7 IN OUT1 "CTD".CV %M0.1 "CTU_EL" "CTD".CV Int "CTD". Bool "CTD_EL" %M0.2 Bool "CTU_EL" %M0.1 Bool "PB02" %I0.2 Bool "PB02_M" %M0.3 Bool 30

Totally Integrated Automation Portal Program blocks LAB02_CTU [FC2] LAB02_CTU Properties General Name LAB02_CTU Number 2 Type FC Language LAD Numbering automatic Information Title Counter Up Author helmy Comment Blok ini berfungsi untuk melaksanakan operasi Counter Up Family Version 0.1 User-defined ID Name Data type Default value Comment Input Output InOut Temp Constant eturn LAB02_CTU Network 1: Void %I0.4 "ENO" "CTU".QU %DB4 "CTU" CTU Int CU Q false 7 PV CV %MW2 "CTU_Value" "CTU".QU Bool "CTU_Value" %MW2 Int "ENO" %I0.4 Bool Network 2: %MW2 "CTU_Value" MOVE EN ENO IN OUT1 %MW4 "CT_Value" "CT_Value" %MW4 Int "CTU_Value" %MW2 Int 31

Totally Integrated Automation Portal Program blocks LAB02_CTD [FC3] LAB02_CTD Properties General Name LAB02_CTD Number 3 Type FC Language LAD Numbering automatic Information Title Counter Down Author Helmy Comment Blok ini berfungsi untuk melaksanakan operasi Counter Down Family Version 0.1 User-defined ID Name Data type Default value Comment Input Output InOut Temp Constant eturn LAB02_CTD Network 1: Void %I0.4 "ENO" "CTD".QD %DB5 "CTD" CTD Int CD Q false 0 LD PV CV %MW6 "CTD_Value" "CTD".QD Bool "CTD_Value" %MW6 Int "ENO" %I0.4 Bool Network 2: %MW6 "CTD_Value" MOVE EN ENO IN OUT1 %MW4 "CT_Value" "CTD_Value" %MW6 Int "CT_Value" %MW4 Int 32

Totally Integrated Automation Portal Program blocks LAB02_DEC_TO_BIN [FC4] LAB02_DEC_TO_BIN Properties General Name LAB02_DEC_TO_BIN Number 4 Type FC Language LAD Numbering automatic Information Title Decimal to Binary Author Helmy Comment Convert Counter Value in Decimal to Binary Format Family Version 0.1 User-defined ID Name Data type Default value Comment Input Output InOut Temp Constant eturn LAB02_DEC_TO_BIN Network 1: Void %MW4 "CT_Value" == Int 7 %Q0.1 "ED" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.3 "GEEN" "CT_Value" %MW4 Int "GEEN" %Q0.3 Bool "ED" %Q0.1 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool Network 2: 33

Totally Integrated Automation Portal %MW4 "CT_Value" == Int 6 %Q0.1 "ED" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.3 "GEEN" "CT_Value" %MW4 Int "GEEN" %Q0.3 Bool "ED" %Q0.1 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool Network 3: %MW4 "CT_Value" == Int 5 %Q0.1 "ED" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.3 "GEEN" "CT_Value" %MW4 Int "GEEN" %Q0.3 Bool "ED" %Q0.1 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool Network 4: %MW4 "CT_Value" == Int 4 %Q0.1 "ED" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.3 "GEEN" "CT_Value" %MW4 Int 34

Totally Integrated Automation Portal "GEEN" %Q0.3 Bool "ED" %Q0.1 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool Network 5: %MW4 "CT_Value" == Int 3 %Q0.1 "ED" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.3 "GEEN" "CT_Value" %MW4 Int "GEEN" %Q0.3 Bool "ED" %Q0.1 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool Network 6: %MW4 "CT_Value" == Int 2 %Q0.1 "ED" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.3 "GEEN" "CT_Value" %MW4 Int "GEEN" %Q0.3 Bool "ED" %Q0.1 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool Network 7: 35

Totally Integrated Automation Portal %MW4 "CT_Value" == Int 1 %Q0.1 "ED" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.3 "GEEN" "CT_Value" %MW4 Int "GEEN" %Q0.3 Bool "ED" %Q0.1 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool Network 8: %MW4 "CT_Value" == Int 0 %Q0.1 "ED" %Q0.2 "YELLOW" %Q0.3 "GEEN" "CT_Value" %MW4 Int "GEEN" %Q0.3 Bool "ED" %Q0.1 Bool "YELLOW" %Q0.2 Bool 36