BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi. Oleh karena itu, bahasa

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Oleh karena itu, memahami kosakata adalah hal yang terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. bagian-bagian kalimat digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan kalimat pasif bahasa Indonesia. Penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendampingi numeralia atau preposisi dalam kalimat. Adverbia dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia seperti halnya air, karena dengan bahasa lah kita dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Menurut Syamsuddin (1986:2) bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, juga sebagai alat untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Dengan dasar pemikiran seperti itu maka jelaslah penting bagi kita sebagai manusia untuk mempelajari bahasa. Baik itu bahasa ibu, maupun bahasa asing. Dalam bahasa apapun kita akan mengenal kelas kata. Adapun jenisjenisnya seperti kata kerja atau yang dikenal dengan verba, benda atau nomina, numeralia atau kata bilangan, adjektiva, adverbia, dan lain sebagainya. Masingmasing kelas kata tersebut memilki fungsi dan perananan yang sangat penting demi terciptanya sebuah komunikasi yang lancar dan alamiah. Meskipun telah memahami berbagai macam kelas kata, kita pasti tidak akan luput dari kekeliruan yang membuat terhambatnya sebuah komunikasi. Bagi pembelajar bahasa, terutama pembelajar bahasa asing kerap kali dibuat bingung dengan banyaknya kata yang memiliki arti yang sama (sinonim) ketika diterjemahkan ke dalam bahasa ibu. Hal ini kemudian menjadi masalah yang mempengaruhi para pembelajar untuk bisa memahami bahasa asing yang sedang mereka dalami. Dan karena kesalahan tersebut bisa saja terjadi kesalahpahaman. Begitu pun halnya dengan para pembelajar bahasa Jepang yang kerap kali dipusingkan dengan hal tersebut. Semua ini dikarenakan banyaknya kata-kata dalam bahasa Jepang ketika diterjemahkan kedalam bahasa ibu (dalam hal ini bahasa Indonesia) mengandung makna yang sama. Karena itu para pembelajar

2 bahasa Jepang sering terjebak dalam kesalahan penggunaan kata-kata tersebut. Semua ini diakibatkan karena ketidak pahaman pembelajar terhadap kata-kata yang memiliki makna yang sama dalam bahasa ibu, sehingga ketika membuka kamus bahasa Indonesia-Jepang, lalu menemukan kata yang bermakna sama pembelajar akan memilih salah satunya tanpa mengetahui benar tidaknya penggunaannya di dalam sebuah kalimat. Kekeliruan seperti ini terjadi dalam berbagai kelas kata, termasuk kelas kata adverbia. Adverbia (Fukushi) adalah kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbia yang lainnya, tidak dapat berubah, dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan pembicara (Matsuoka, 2000 : 344 dalam Sujianto). Selain itu adverbia (fukushi) pun dapat menerangkan nomina. Contoh kalimat ber-adverbia: 1) コンサートがまもなく始まる (Hitoko,S et.al, 2010:62) Konser akan segera dimulai. 2) それはすぐに終わります (http://ejje.weblio.jp) Itu akan segera berakhir. 3) テントをはったらさっそく森へ水をくみに出かけた (Haruhiko:356) Setelah memasang tenda,(dia)segera pergi ke hutan untuk mengumpulkan air. 4) 直ちに出発する (Haruhiko:356) Segera berangkat (departure)

3 Dilihat dari contoh diatas dapat kita pahami bahwa adverbia (fukushi) memiliki peranan besar. Banyak dari kata-kata yang termasuk kelas kata ini memiliki arti yang sama. dan membuat para pembelajar merasa kebingungan dan merasa kesulitan dalam penggunaannya dikarenakan ketidaktahuan pembelajar yang diakibatkan oleh kurangnya referensi atau kurang jelasnya penjelasan dari pengajar, tidak adanya penjelasan yang rinci dalam buku pelajaran dan kamus yang digunakan, atau masih sulitnya buku-buku tentang kata-kata sinonim yang beredar di Indonesia, dan lain sebagainya. Jika kita melihat kembali contoh di atas, adverbia(fukushi) yang digunakan dalam kalimat tersebut sepintas memiliki makna yang sama jika kita menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Namun jika ditelaah dari kontekstual kalimat pastilah terdapat perbedaan yang nantinya dapat menjadi petunjuk bagi pembelajar untuk menghindari kesalahan penggunaan fukushi, terutama fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini. Keempat fukushi tersebut kerap muncul dalam buku-buku pelajaran yang digunakan oleh para pembelajar, dan dalam nichijyou nihonggo(bahasa Jepang sehari hari). Jika para pembelajar nantinya berhadapan langsung dengan para penutur asli, tetapi tidak mengetahui penggunaan dari keempat fukushi tersebut, maka akan menjadi masalah yang berujung pada kesalahpahaman, sehingga permasalahan tersebut harus ditindak lanjuti dengan penelaahan penggunaan keempat fukushi tersebut sesuai dengan makna dan kalimat yang umumnya digunakan. Maka, berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tentang penggunaan fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini dan mengadakan penelitian dengan judul: ANALISIS PENGGUNAAN MAMONAKU, SUGU, SASSOKU, TADACHINI SEBAGAI SINONIM.

4 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Dalam situasi seperti apakah penggunaan mamonaku, sugu, sassoku dan tadachini? Secara lebih khusus, perumusan masalah yang akan diteliti terdapat dalam beberapa pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimanakah penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini dalam sebuah kalimat? 2. Dapatkah fungsi Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini saling menggantikan dalam sebuah kalimat? 3. Apakah persamaan makna Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini? 4. Apakah perbedaan makna Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini? Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas,maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu dengan hanya meneliti keempat fukushi tersebut dari sudut semantik (makna) dan sintaksis (gramatikal) yang berdasarkan pada konteks penggunaannya pada data dalam konteks bahasa Jepang. Adapun literatur yang digunakan berupa buku-buku pelajaran, lirik lagu, kamus, karya ilmiah, contoh-contoh kalima dari internet, dan lain sebagainya. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pada kondisi seperti apakah penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini.

5 2. Mengetahui apakah fungsi Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat. 3. Mengetahui tentang persamaan makna Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini. 4. Mengetahui tentang perbedaan makna Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini akan membahas makna dari keempat fukushi di atas dari sudut semantik (makna) dan sintaksis (gramatikal) dan berdasarkan pada data dalam konteks bahasa Jepang. Hasil dari penelitian ini berupa pendeskripsian masing-masing kata, pola kalimat dan situasi penggunaannya. Dengan demikian hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan terutama di bidang linguistik, mengurangi kesalahan para pembelajar dalam pemakaian kata-kata yang bersinonim dan dapat menjawab kebingungan pembelajar terhadap penggunaan fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini. Bagi pengajar dan calon peneliti hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi (terutama bagi calon peneliti) yang relevan dalam penelitian di masa yang akan datang. Dan bagi penulis sendiri diharapkan penelitian ini menjadi jawaban atas permasalahan yang dialami oleh penulis sendiri, selain itu juga sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.

6 1.5 Definisi Operasional Dalam upaya menghindari adanya penafsiran berbeda terhadap fokus penelitian, berikut ini dikemukakan definisi operasional yang akan digunakan dalam menjelaskan berbagai permasalahan yang akan dikaji yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penyelidikan terhadap sebuah peristiwa atau kejadian (karangan,perbuatan,dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,duduk perkaranya,dsb) 2. Penggunaan Penggunaan berasal dari kata guna. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses,cara,menggunakan sesuatu. 3. Fukushi (Matsuoka,2000 : 344 dalam Sujianto) Fukushi adalah kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbia yang lainnya, tidak dapat berubah,dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan pembicara. Adapun fukushi yang menjadi objek penelitian ini adalah: a. Mamonaku Memiliki arti segera dalam Bahasa Indonesia. Namun di dalam penggunaannya dalam kalimat Bahasa Jepang, mamonaku menggambarkan suatu kejadian yang tidak lama lagi akan terjadi, atau suatu perbuatan yang tidak lama lagi akan dilakukan. Dengan kata lain masih terdapat rentan waktu hingga suatu kejadian ataupun perbuatan terlaksana.

7 b. Sugu Dalam Bahasa Indonesia pun dipadankan dengan kata segera. Tetapi dalam penggunaannya dalam kalimat Bahasa Jepang, sugu menggambarkan suatu kejadian akan terjadi atau perbuatan akan dilaksanakan tanpa adanya rentan waktu. c. Sassoku Sama seperti sugu, sassoku pun dipadankan dengan kata segera dalam Bahasa Indonesia, dan dalam kalimat bahasa Jepang menggambarkan suatu kejadian akan terjadi atau perbuatan akan dilaksanakan tanpa adanya rentan waktu. d. Tadachini Sama seperti sugu dan sassoku, tadachini pun memiliki padanan kata segera dalam Bahasa Indonesia, dan dan dalam kalimat Bahasa Jepang menggambarkan suatu kejadian akan terjadi atau perbuatan akan dilaksanakan tanpa adanya rentan waktu. 4. Sinonim (Tokugawa,1970:3 dalam Wulandari) menyebutkan bahwa sinonim merupakan kata-kata yang mengandung makna pusat yang sama namun berbeda dalam nilai rasa. Atau bisa dikatakan sinonim adalah kata-kata yang mempunyai denotasi yang sama namun berbeda dalam konotasi. Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai arti yang sama atau mirip. 1.6 Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran realitas pada objek yang diteliti. Karena data-data yang dihasilkan berupa data-data hasil dari analisis

8 dan pengkajian penulis maka metode ini dirasakan cocok untuk digunakan dalam penelitian ini. Untuk analisis digunakan teknik subtitusi (pergantian) agar dapat diketahui bisa tidaknya suatu kata digunakan pada suatu kalimat tertentu. Teknik subtitusi adalah salah satu teknik analisis berupa penggantian unsur satuan lingual pada data. Unsur yang diganti adalah unsur yang menjadi bahan analisis. Dengan teknik ini pada akhirnya bisa diketahui mengapa suatu kata bisa digunakan pada sebuah kalimat sedangkan sinonimnya tidak bisa. Dengan demikian akan diperoleh tentang kejelasan perbedaan dan persamaan makna dari kata tersebut. 1.7 Objek Penelitian Objek penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang mengandung fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini yang diambil dari berbagai sumber yang dianggap relevan. 1.8 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data jitsurei dan sakurei. Jitsurei adalah contoh penggunaan yang berupa kalimat dalam teks konkret seperti dalam tulisan ilmiah, surat kabar, novel-novel, dan sebagainya. Sedangkan sakurei adalah contoh penggunaan yang dibuat oleh peneliti sendiri yang tingkat kebenarannya diterima oleh umum (penutur asli). (Sutedi 2011:4). 1.9 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan hal penting dalam sebuah penelitian. Yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah segala alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki, suatu permasalahan dalam penelitian dengan tujuan memecahkan permasalahan- permasalahan tersebut

9 secara objektif. Dalam penelitian ini instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dan studi literatur. 1.10 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Arikunto (2002:135) mengatakan Dokumentasi asal katanya dokumen, yang berarti barang-barang yang tertulis. Dalam melaksanakan teknik dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dokumen dan lain sebagainya. Untuk pengolahan data akan dipakai teknik pengolahan data kualitatif dengan melalui tiga langkah kerja yakni : 1. Mengumpulkan data Data data penelitian diperoleh dari berbagai macam sumber yang dianggap relevan dalam membantu pemecahan masalah penelitian ini. Misalnya data yang bersumber dari buku pelajaran, kamus, jurnal, surat kabar, dialog dalam acara televisi atau sebuah film. Data tersebut termasuk dalam data konkrit (jitsurei) Selain itu data data penelitian pun diperoleh dari data hasil buatan penulis sendiri dengan catatan sebelum dimasukan sebagai data penelitian, data hasil buatan penulis tersebut diperiksa kebenarannya terlebih dahulu (sakurei). 2. Melakukan analisis Setelah data data yang dibutuhkan telah tersedia, kemudian dilakukan analisis terhadap data data tersebut.analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mencari persamaan dan perbedaan dari setiap objek penelitian ini. Mula mula dilakukan dengan cara pengelompokkan data sesuai dengan objek yang diteliti, kemudian data tersebut diteliti satu persatu, kemudian data data

10 tersebut dibandingkan satu sama lainnya, lalu salah satu bagian dari data tersebut digantikan satu sama lainnya. 3. Membuat generalisasi (menyimpulkan) Setelah melakukan analisis terhadap data data penelitian, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.dengan tujuan kesimpulan tersebut merupakan jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.