MEMBANGUN MASYARAKAT YANG CERDAS, MANDIRI, DAN SEJAHTERA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

Pelatihan Ulangan Umum

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

REALISASI PROGRAM DAN PENCAPAIAN PENINGKATAN PROSPEK USAHA

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

Foto: Kahar. Buruh Menggugat

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VII TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM MISYKAT

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

B A B 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. asli Dayak. Istilah Dayak tersebut digunakan untuk menyebut orang non-

Bab. Penggunaan Uang. kompetensi dasar. Mengetahui penggunaan uang sebagai alat pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB III PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

V. TINJAUAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan emas semakin lama disimpan harganya semakin tinggi. Perlahan tapi

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

BAB III HASIL PENELITIAN TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Orde Baru terjadi kegoncangan ekonomi dan politik. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

Di Rusun Mereka "Dimanja", di Perahu Mereka Menderita...

Contoh Proposal Bisnis Nasi Goreng admin5.0contoh Proposal Bisnis Nasi Goreng

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR INFORMAN. Pendidikan : SMP Suku bangsa : Batak Toba Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga : Lingkungan XXIV Kelurahan Pulo Brayan Kota

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BAB III PRAKTIK GADAI KTP DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

taman, dua petugas penyapu jalan utama, dan dua petugas UPS Mutu Elok.

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. misal; asuransi syari ah, pegadaian syariah, reksadana syari ah, pasar modal

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA

BAB III PRAKTIK KASUS PEMANFAATAN JAMINAN UTANG PIUTANG YANG DI MANFAATKAN PIUTANG DI DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB V PENUTUP. dari 10 tahun di PT. Kertas Blabak. Desas-desus adanya pemutusan hubungan

KALAU BISA EMPAT,KENAPA HARUS SATU?

BAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH

BAB III POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

KESIMPULAN DAN SARAN. Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan perguruan tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

MEMBANGUN MASYARAKAT YANG CERDAS, MANDIRI, DAN SEJAHTERA BIDANG KEGIATAN: 1. PEMBUATAN SANITASI: 2 MCK, 1 TEMPAT CUCI & PENAMPUNGAN AIR 2. PENDIRIAN USAHA BERSAMA PENJUALAN SEMBAKO 3. PELATIHAN PENGURUS USAHA BERSAMA Diusulkan Oleh: Adiba Zahara (Relawan/Pelaksana 1) Rudi Marhazi (Relawan/Pelaksana 2) Pendamping Endy Sjaiful Alim (Dosen) Kelurahan Tanah Tinggi DKI Jakarta 2012 P2KDKI-BUMN 1

PROPOSAL P2K DKI JAKARTA A. JUDUL MEMBANGUN MASYARAKAT YANG CERDAS, MANDIRI, DAN SEJAHTERA B. LATAR BELAKANG MASALAH Rumah-rumah di RT 07 RW 07 Kelurahan Tanah Tinggi bertumpukan tak beraturan. Mereka tidak memiliki sanitasi yang layak dan 70% warganya tidak memiliki MCK. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki kamar mandi yang tidak ada WC. Mereka perlu berjalan sekitar 100 meter untuk menuju MCK umum terdekat. Bahkan ada 4 rumah disana yang memiliki kamar mandi tanpa WC yang digunakan bersama-sama meski keadaannya sudah sangat tidak layak. Yang memprihatinkan adalah saluran air tempat tersebut sudah lama mampet dan air kotornya menjadi selalu tergenang dan yang lebih mengkhawatirkan adalah tempat ini masih dijadikan tempat mencuci bahan makanan oleh beberapa pedagang. Kesehatan warga selama ini dikatakan jarang ada warga yang menderita penyakit serius. Kebanyakan dari mereka hanya menderita penyakit kulit seperti gatal-gatal dan sebagainya. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sanitasi yang tidak layak. Efek jangka panjang dari sanitasi yang buruk ini dikhawatirkan akan mencemari makanan yang dijual oleh pedagang, jika makanan yang dijual sudah tidak dipercaya oleh pembeli makan akan berakibat kepada matinya ekonomi warga yang berprofesi sebagai pedagang. Perekonomian warga seperti sudah dijelaskan diawal, hampir seluruh warga RT 07 berprofesi sebagai pedagang, sisanya adalah pekerja serabutan dan menjadi penjahit. Mereka berdagang makanan siap saji seperti nasi uduk, gado-gado, lauk-pauk, siomay, kue-kue, dan sebaginya. Gambaran umum untuk warga RT 07 adalah mereka sudah mandiri secara ekonomi terbukti bahwa mereka sudah memiliki usaha masing-masing meski hanya pada skala mikro. Pada hari II kami berada dilokasi, kami menemukan ada seseorang yang menagih utang pada beberapa warga, warga menyebutnya sebagai Bank Keliling (Banke). Bank keliling ini meminjamkan uang kepada warga dalam jumlah kecil, hanya sebesar 200-500 ribu. Namun P2KDKI-BUMN 2

banke ini mengenakan bunga yang sangat tinggi, sebesar 20 % dalam tempo singkat hanya 12hari untuk 100.000 yang dipinjam dengan bunga 20.000 dan dibayar 10.000 perharinya. Praktek banke ini sangat mengkhawatirkan dapat dilihat bagaimana seorang pedagang kecil harus bekerja keras berdagang dan keuntungannya diambil oleh rentenir. Masalah penganguran juga menjadi masalah yang mengkhawatirkan karena berdampak pada ekonomi mereka yang pada akhirnya memaksa mereka untuk membiasakan diri hidup jauh dari kesejahteraan. C. PERUMUSAN MASALAH Setelah Sembilan hari melakukan pemetaan sosial di wilaya RT 07 kami menemukan banyak persoalan yang satu sama lain saling berkaitan. Permasalahan tersebut memang tidak dapat kami selesaikan seluruhnya. Namun yang paling memungkinkan dibantu adalah: 1. Kekurangan sanitasi berupa MCK dan tempat penampungan air. 2. Praktik rentenir 3. Pengangguran D. TUJUAN 1) Memenuhi kebutuhan sanitasi berupa 2 ruang MCK, 1 tempat cuci, dan 1 tempat penampungan air untuk mengurangi risiko berkurangnya tingkat kesehatan warga yang selama ini menganggu produktifitas mereka. 2) Mencegah praktik rentenir dengan membuka wadah usaha bersama penjualan sembako yang bekerja sama dengan koperasi besar milik BUMN. Sekaligus mengurangi jumlah tenaga kerja pengangguran. 3) Mengadakan pelatihan bagi pengurus usaha bersama tersebut agar tercipta kapabilitas dan profesionalitas kerja mereka. P2KDKI-BUMN 3

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN 1) Sanitasi =Kesehatan warga & penghematan biaya untuk MCK 2) Usaha Bersama Sembako= Sembako berkualitas yang pembayarannya dapat dicicil 3) Pekerjaan untuk Pengangguran F. KEGUNAAN 1) Kegunaan pembuatan sanitasi: Flow chart sebelum pembuatan sanitasi Sanitasi tidak layak dan tidak ada WC Kesehatan terganggu= biaya kesehatan mahal = pendapatan berkurang Asumsi 100 orang warga pergi ke MCK umum setiap hari dengan membayar Rp 1000/org Berjalan sekitar 100 meter= menghabiskan waktu= mengurangi produktifitas Mengeluarkan Rp 100.000 untuk 100 orang setiap harinya = mengurangi keuntungan = mengurangi kemampuan menabung untuk pendidikan Setelah pembuatan sanitasi Sanitasi layak dan memenuhi kebutuhan 1. Risiko terganggunya kesehatan dapat berkurang 2. Berkurangnya biaya untuk kebutuhan ke MCK 3. Bertambahnya pendapatan 4. Bertambahnya kemampuan menabung untuk hal lain termasuk pendidikan 5. Ekonomi meningkat 6. Pendidikan meningkat P2KDKI-BUMN 4

2) Kegunaan pembuatan Usaha Bersama Penjualan Sembako: Flow chart setelah ada Usaha Bersama Kebutuhan sembako warga = warga dapat mencicil pembelian Menyerap pengangguran 5-10 orang USAHA BERSAMA PENJUALAN SEMBAKO PROFIT 1. Kebutuhan sembako warga untuk berdagang terpenuhi 2. Pengangguran berkurang 3. Praktik rentenir berkurang 4. Ekonomi warga meningkat karena tidak lagi diserap rentenir 5. Pendapatan bertambah 3) Kegunaan pelatihan pengurus usaha bersama: Pelatihan pengurus usaha bersama 1. Kemampuan tejamin 2. Profesionalitas terjamin 1. Produktifitas meningkat 2. Profit usaha meningkat 3. Ekonomi masyarakat berkembang P2KDKI-BUMN 5

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Seperti sudah dijelaskan di latar belakang bahwa kondisi sanitasi RT 07 RW 07 kelurahan Tanah tinggi sangat memprihatinkan. Dimana hampir 70% warganya tidak memiliki MCK pribadi. Mereka mengabiskan minimal Rp 1000/hari untuk setiap orang pergi ke MCK umum yang jaraknya 100 meter dari tempat tinggal. Dapat dibayangkan jika dalam satu hari 100 orang menghabiskan Rp 100.000 hanya untuk pergi ke MCK maka dalam satu bulan mereka menghabiskan uang Rp 3.000.000. Lain halnya jika ada MCK yang khusus untuk mereka, uang yang akan mereka keluarkan hanya untuk biaya listrik dan kebersihan saja. Jadi pendapatan mereka dapat bertambah karena menekan biaya untuk ke MCK. Selain masalah sanitasi, ada beberapa masalah lain diantaranya adalah masalah pengangguran. Sebenarnya, profesi mayoritas dari warga adalah sebagai pedagang. Mereka berdagang makanan siap saji seperti nasi uduk, gado-gado, kue, nasi rames, siomay sampai warung. Profesi lain yang ada di wilayah ini adalah penjahit, tukang ojek, karyawan swasta, buruh, kuli cuci. Dari obrolan dengan beberapa orang warga pedagang, untung bersih mereka sebenarnya tidak lebih dari Rp 50.000/hari karena mereka harus membayar listrik dan air. Yang patut diapresiasi dari mereka adalah etos kerja yang baik. Beberapa pedagang sudah bangun sebelum subuh untuk berbelanja bahan dagangan. Namun yang mengkhawatirkan adalah mereka kerap kali meminjam uang kepada rentenir pada saat pasang surut usaha mereka dengan jumlah pinjaman kecil namun dipungut bungan besar yakni 20% dalam tempo singkat. Wadah usaha bersama inilah yang diharapkan menjadi pengentas masalah rentenir agar keuntungan dagang warga bisa benar-benar terserap untuk kebutuhan mereka dan menambah pendapatan yang dapat digunakan untuk tabungan pendidikan. H. METODE PELAKSANAAN 1) Pembuatan Sanitasi berupa 2 (Dua) ruang MCK dan 1(Satu) tempat cuci P2KDKI-BUMN 6

Pembuatan MCK ini akan melibatkan seluruh warga sehingga menimbulkan sense of belonging diantara mereka agar mereka menjaga selalu apa yang mereka bangun dengan kerja keras mereka. 2) 1(Satu) tempat penampungan air yang digunakan untuk keperluan MCK. Tempat yang akan dibuatkan MCK dulunya adalah bekas rawa, sehingga banyak air yang terkandung dibawahnya. Jadi mereka hanya memerlukan mesin penyedot air dan menampungnya tanpa memerlukan pemasangan air dari PAM. 3) Pendirian Usaha Bersama Penjualan Sembako. Usaha ini akan dilakukan bersama-sama warga dibawah tanggung jawab Ketua RT dan Tokoh Masyarakat setempat. Usaha ini akan bertempat di ruko kosong milik bapak Asnawan M.S. Usaha ini direncanakan akan menyerap tenaga kerja minimal 5 orang yang diambil dari warga RT 07 yang selama ini menganggur. Usaha ini kedepannya diprediksi berhasil karena warga RT 07 yang mayoritas adalah pedagang akan terus membeli sembako dengan jumlah yang lebih banyak. Agar warga tidak lagi mengutang kepada rentenir, usaha ini akan membolehkan warga mencicil pembayarannya jika ada warga yang tidak mampu membayar langsung. 4) Pelatihan pengurus usaha bersama. Pelatihan ini akan melibatkan pembicara yang kompeten dalam bidang penjualan sembako serta pelatihan tentang pencegahan korupsi yang akan mengundang pembicara dari organisasi anti korupsi. IX. JADWAL KEGIATAN Terlampir X. RANCANGAN BIAYA Terlampir P2KDKI-BUMN 7

K. PENUTUP Demikian proposal program P2K DKI Jakarta kami buat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Atas kekurangannya kami mohon maaf. Terima Kasih. P2KDKI-BUMN 8