ABSTRACT. Keywords : Occupational Safety and Health (K3), individual characteristics, knowledge attitudes, behaviors

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR PRESDIPOSING DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI DIPO LOCOMOTIF PT. KAI DAOP IV SEMARANG 2013

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan permasalahan yang dipandang sangat diperhatikan berbagai organisasi

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR FAKTOR DETERMINAN UNSAFE ACTION KARYAWAN DI UNIT PAPER MILL 5/6/9 BAGIAN PRODUKSI 5/6 PT. BARUTAMA KUDUS 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN UDINUS DENGAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA MAINTENANCE DI PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN SAFETY HELMET PADA PEKERJA PT. WIJAYA KUSUMA CONTRACTORS PROYEK DR

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel Ilmiah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

EVALUASI IMPLEMENTASI KARTU OBSERVASI BAHAYA EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF OBSERVATION CARD DANGER

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

ABSTRAK. Kata Kunci : Psychological contract, transactional, relational, balanced. viii Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

!r'""':rr.::.'f\t. :.AFt,"if TESIS

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BATIK DI KAMPUNG BATIK KLIWONAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

PENYAKIT KULIT AKIBAT KERJA PADA PEMULUNG DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR SUWUNG DENPASAR SELATAN TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

i Universitas Kristen Maranatha

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ASERTIF MAHASISWA KEPERAWATAN S1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO ANGKATAN 2014

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME)

HUBUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D III KEBIDANAN DALAM MATA KULIAH ASKEB IV DI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

Universitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI AFEKTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTIONS DENGAN PERSON ORGANIZATION FIT SEBAGAI PEMODERASI

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

KAJIAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU, PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN KERETA API INDONESIA (KAI) TERHADAP PENERAPAN K3 DAOP AREA IV BAGIAN DIPO LOC SEMARANG TAHUN 2013 Dio Cahya Pranajaya*), MG Catur Yuantari**), Eni Mahawati**) * ) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro ** ) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No 5-11 Semarang E-mail : emgeceye@yahoo.com ABSTRACT Background : Occupational Safety and Health (K3) is a thought and effort to ensure the integrity and perfection, both physical and spiritual. The purpose of this study was to analyze the relationship between individual characteristics, knowledge and attitudes of employees Kereta Api Indonesia (KAI) for the application of Part IV Area K3 Daop Dipo Loc Semarang 2013. Method : This research is explanatory research with cross sectional approach. The sample in this study was the total population of the maintenance department at PT. KAI Dipo Area IV some 21 people. Data analysis using the Spearman Rank test. Result : The results showed the lowest employee age is 19 years old, the highest age is 39 years old and an average age of the employees are 27 years old. Employee education (95.2%) were SMU / equivalent. Lowest working period of 2 years, and the highest 16-year average of 4.40 years. Knowledge of as many employees (61.9%) in the sufficient category. Employee attitudes as much (61.9%) in the sufficient category. While the behavior of employees in applying K3 as many (47.6%) in the sufficient category. There is no relationship between age, education, work period, knowledge and attitudes to applying K3. Employees knowledge and attitudes that enough is not necessarily followed by consistent behavior. Conclusion : Based on the results of the study suggested the company to create a standard operating procedure (SOP) for the implementation of Occupational Safety and Health (K3) so that the health and safety culture has increased. Keywords : Occupational Safety and Health (K3), individual characteristics, knowledge attitudes, behaviors

PENDAHULUAN Perkretaapian di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan negeri ini. Di zaman penjajahan Belanda perkretaapian termasuk dari sedikit perusahaan besar dan vital terkonsentrasinya masa buruh pribumi dan karena itu perkretapian tidak hanya berperan sebagai sarana transportasi dalam lalu lintas ekonomi, tetapi juga merasuk dalam pertumbuhan sosial dan politik. Pertumbuhan industri dan perkebunan meningkat pesat namun hasil dari industri dan perkebunan tidak mampu distribusikan dengan maksimal karena kendala transportasi yang saat itu masih menggunakan kereta yang bertenaga hewan ternak. 1 Menurut Mangkunegara keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah. Keutuhan dan kesempurnaan tersebut ditujukan secara khusus terhadap tenaga kerja dan manusia pada umumnya, sehingga menghasilkan suatu hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur. 2 Perhatian pemerintah terhadap permasalahan tersebut ditunjukkan dengan adanya peraturan perundangan mengenai K3 yaitu Undang-Undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970, serta standar ILO tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kehutanan yang harus dipatuhi. Selain itu Undang-Undang No. 23/1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja. 3 Kecelakaan suatu kejadian yang tidak pernah kita duga, tidak pernah kita harapkan. kecelakaan bisa terjadi dimanapun, apakah sumber kecelakaan dari diri sendiri ataupun dari orang lain semuanya merupakan sumber kecelakaan yang sebelumnya tidak pernah kita rencanakan, siapa yang mau celaka. Kecelakaan kerja merupakan hal yang tidak dapat dihindari lagi kalau tidak adanya kehati-hatian dalam bekerja, pekerja harus mematuhi

petunjuk keselamatan kerja, apalagi karyawan yang berhubungan langsung dengan alat produksi itu akan berbahaya terhadap keselamatanya. 4 PT. Kereta Api (Persero) bertanggung jawab menjaga keselamatan dan kenyamanan bukan hanya tenaga kerjanya sendiri tetapi juga masyarakat luas yakni penggunaan jasa kereta api. Untuk itu diperlukan tenaga kerja yang sehat dan selamat sesuai motto PT. Kereta Api (Persero) yaitu utamakan keselamatan dan pelayanan. 5 Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan pada peneliti di PT. KAI Dipo Semarang, perusahaan ini bergerak dibidang pemeliharaan lokomotif yaitu perawatan mesin lokomotif secara berkala. Di dalam Dipo ini bahaya yang potensial terjadi yaitu kecelakaan kerja yang disebabkan mesin atau peralatan kerja, misalnya : terjepit, terpotong, terjatuh dan lainlain. Juga adanya risiko gangguan pernafasan akibat terpapar debu dan asap. Berdasarkan pengamatan, peneliti mengetahui adanya karakteristik individu, pengetahuan dan sikap karyawan terhadap penerapan K3 PT. KAI di bagian Dipo Loc Area IV Semarang serta para karyawan dalam waktu bekerja. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis yang bersifat Explanatory Research dengan metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study yaitu variabel yang diteliti diamati sekaligus dalam waktu yang sama. Sedangkan metode penelitian adalah wawancara dimana peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian pemeliharaan lokomotif Dipo Area IV semarang yaitu sebanyak 21 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi karyawan bagian pemeliharaan Dipo Area IV yaitu sebanyak 21 orang. Metode dalam pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Total Sampling. Data dikumpulkan dengan cara kuesioner dan pengamatan. Kuesioner yaitu serangkaian pernyataan berkaitan tentang pengetahuan, sikap, dan penerapan K3.

HASIL Tabel 1. Analisis Deskripsi Umur dan Masa kerja Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Data Terendah Tertinggi Mean SD Umur 19 39 26,95 6,712 Masa Kerja 2 16 4,40 4,306 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata umur karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) adalah 26,95 tahun. Menunjukkan bahwa hampir sebagian responden merupakan pekerja yang masih tergolong produktif. Rata - rata masa kerja karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) adalah 4,40 tahun. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Pendidikan Jumlah Persentase SMU/Sederajat 20 95,2 Perguruan Tinggi 1 4,8 Total 21 100,0 Berdasarkan tabel 2 pendidikan diatas, diketahui sebanyak 20 responden (95,2%) berpendidikan SMU/sederajat. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase Baik 5 23,8 Cukup 13 61,9 Kurang 3 14,3 Total 21 100,0 Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan Dipo menjawab pernyataan pengetahuan cukup sebanyak 61,9%.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Kategori Sikap Jumlah Persentase Baik 3 14,3 Cukup 13 61,9 Kurang 5 23,8 Total 21 100,0 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan Dipo menjawab pernyataan sikap cukup sebanyak 61,9%. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kategori Penerapan K3 Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Kategori Penerapan K3 Jumlah Persentase Baik 6 28,6 Cukup 10 47,6 Kurang 5 23,8 Total 21 100,0 Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan Dipo menjawab pernyataan penerapan k3 cukup sebanyak 47,6%. Tabel 6. Hasil Tabulasi Silang antara Kategori Pengetahuan dengan Katergori Penerapan K3 Kategori Penerapan K3 Baik Cukup Kurang Total F F F F Pengetahuan Baik 0 0,0 4 80 1 20 5 100,0 Pengetahuan Cukup 6 46,2 4 30,7 3 23,1 13 100,0 Pengetahuan Kurang 0 0,0 2 66,6 1 33,4 3 100,0 Berdasarkan tabel 6, hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan penerapan K3. Hasil pengetahuan karyawan menerapkan K3 bahwa penerapan K3 karyawan baik sebagian besar karyawan memiliki pengetahuan cukup yaitu (46,2%) dan penerapan K3 karyawan kurang sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu (33,4%).

Tabel 7. Hasil Tabulasi Silang antara Kategori Sikap dengan Katergori Penerapan K3 Kategori Sikap Kategori Penerapan K3 Baik Cukup Kurang F F F F Total Sikap Baik 1 33,4 2 66,6 0 0,0 3 100,0 Sikap Cukup 4 30,7 5 38,6 4 30,7 13 100,0 Sikap Kurang 1 20 3 60 1 20 5 100,0 Berdasarkan tabel 7, dari hasil tabulasi silang antara sikap dengan penerapan K3. Sikap karyawan menerapkan K3, bahwa penerapan K3 karyawan baik sebagian besar karyawan memiliki sikap baik yaitu (33,4%) dan penerapan K3 karyawan cukup sebagian besar karyawan memiliki sikap kurang yaitu (60%). Tabel 8 Hasil Uji Korelasi No Hipotesis P-value Kesimpulan 1. Hubungan pengetahuan dengan penerapan K3 0,900 Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan K3 2. Hubungan sikap dengan penerapan K3 0,624 Tidak ada hubungan antara sikap dengan penerapan K3 3. Hubungan umur dengan 0,286 Tidak ada hubungan antara penerapan K3 4. Hubungan pendidikan dengan penerapan K3 5. Hubungan masa kerja dengan penerapan K3 umur dengan penerapan K3 0,188 Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan penerapan K3 0,579 Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan penerapan K3 Dari hasil analisis Rank Spearman dengan tingkat signifikansi 95% didapatkan pengetahuan (p-value 0,900), sikap (p-value 0,624), umur (p-value 0,286), pendidikan (p-value 0,188), dan masa kerja (p-value 0,579) dimana nilai p-value tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, umur, pendidikan, dan masa kerja dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang.

PEMBAHASAN Hubungan antara umur karyawan terhadap penerapan K3 Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang. Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI). Hasil ini sesuai dengan temuan Yusuf yang menyatakan tidak ada hubungan antara umur dengan kepatuhan standar operasional prosedur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian responden merupakan pekerja yang masih tergolong produktif. Tenaga kerja muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, kreatif. Namun, lebih cepat bosan, kurang bertanggung jawab dan cenderung absensi. Tenaga kerja yang umumnya lebih tua biasanya bekerja lebih ulet, tanggung jawabnya besar serta absensinya rendah. 6 Seperti menurut (Potter & Perry) pertumbuhan dan perkembangan umur produktif ditandai oleh perkembangan gaya hidup personal yang meningkat, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, terdapat komitmen yang tinggi dan memiliki kompetensi, seorang berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat, membuat keputusan tentang karir, pernikahan serta peran sebagai orang tua dan memperoleh pengalaman hidup. Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan peneliti bahwa tidak ada hubungan umur terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini disebabkan karena dalam pelaksanaan kinerja tidak harus dilihat dari umur melainkan dari tindakan atau keterampilan dalam mematuhi aturan yang ada. Hubungan antara pendidikan karyawan terhadap penerapan K3 Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI). Hal ini sejalan dengan teori dalam Notoadmojo bahwa tidak ada hubungan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam responden antara lain pendidikan. Hal ini erat kaitannnya dengan jumlah responden yang

mayoritas pendidikan SMU/Sederajat sehingga tidak bisa dengan jelas dibandingkan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perguruan tinggi yang hanya satu responden. Menurut pendapat Smet pendidikan SMA/Sederajat lebih baik dalam penerapan keselamatan dan kesehatan keja (K3) dibandingkan dengan perguruan tinggi, karena sesuai dengan bidangnya dalam menjalankan prosedur yang ada. Pendidikan SMU/Sederajat sebanyak 20 responden (95,2%) menunjukan persentase yang tinggi disebabkan oleh ilmu yang diperoleh saat berada di bangku sekolah spesifik diterapkan pada pekerjaannya. Hal ini disebutkan dengan teori psikologi kognitif mengenai pendidikan. Pendidikan akan bernilai transfer positif jika ilmu yang diperoleh selama mengenyam pendidikan diterapkan dalam melakukan pekerjaan, sedangkan akan bernilai transfer negatif jika ilmu yang didapat tidak diterapkan secara spesifik dalam melakukan aktivitas pekerjaannya. Variasi pendidikan tidak signifikan karena hanya 1 responden yang menganyam pendidikan perguruan tinggi dari jumlah responden adalah 21 orang. Hubungan antara masa kerja karyawan terhadap penerapan K3 Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI). Temuan yang sama juga diperoleh oleh Dewiyani yang menyatakan masa kerja tidak berhubungan dengan kepuasaan kerja. Hal ini berkaitan dengan masa kerja responden yang rata rata masa kerja 4 tahun yang masih belum lama bekerja. Biasanya seseorang yang belum lama bekerja berkaitan dengan pengalaman bekerja yang dimiliki. Zakaria menyatakan bahwa karyawan yang lebih lama masa kerjanya cenderung memiliki harapan yang tinggi terhadap kariernya. Jika harapan tersebut tepenuhi maka meningkatnya masa kerja meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Jika harapan tidak terpenuhi maka cenderung menurunkan keselamatan dan kesehatan (K3).

Dari hasil temuan bahwa masa kerja yang belum lama bekerja belum dapat menambah pengetahuan dan kemahiran dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Semakin lama bekerja meningkat pengakuan dan reward yang diterima sehingga penerapan keselamatan dan kesehatan kerja meningkat. Masa kerja akan memberi pengaruh positif pada kinerja apabila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dan terampil dalam melaksanakan tugasnya sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul perasaan terbiasa dengan keadaan dan menyepelekan pekerjaan. 7 Hubungan antara pengetahuan karyawan terhadap penerapan K3 Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI). Hasil uji ini kurang sejalan dengan hasil penelitian Pun dan Hui yang menyimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan, yang merupakan sumber informasi suatu pengetahuan, memiliki kaitan yang erat dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Berdasarkan penelitian Rooke & Clark 8 yang menyimpulkan bahwa pengetahuan K3 dapat menciptakan penerapan K3 yang baik. Meskipun demikian, hasil uji ini membuktikan bahwa pengetahuan K3 dari tenaga kerja saja belum cukup untuk menggambarkan kondisi penerapan K3 suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena pengetahuan K3 yang baik, belum tentu diikuti oleh perilaku yang sejalan dalam berperilaku baik dalam penerapan K3. Safety talk atau Bicara tentang keselamatan pada karyawan akan menambah pengetahuan karyawan tentang bahaya kecelakaan kerja yang ada dilingkungan dipo loc kereta api. Sehingga safety talk ini dapat membantu karyawan dalam menghindari kecelakaan kerja yaitu dengan selalu memakai APD untuk meminimalkan kecelakaan kerja.

Hubungan antara sikap karyawan terhadap penerapan K3 Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI). Hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Ferdinand siahaan yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna sikap terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan komitmen kerja. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sikap K3 karyawan saja tidak cukup untuk menunjukkan keberhasilan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) suatu perusahaan. Hal ini karena sikap yang positif terhadap K3 belum tentu disertai dengan tindakan yang sejalan dalam membentuk suatu sistem yang baik dalam penerapan manajemen K3, sejalan dengan pendapat Gerungan 9 Safety talk atau Bicara keselamatan kerja sebelum melakukan pekerjaan dapat dilakukan pada saat apel pagi setiap hari. Safety talk atau Bicara keselamatan akan mengubah sikap karyawan untuk berperilaku lebih aman dalam berkerja dengan mendapat informasi keselamatan kerja. Masalah keselamatan kerja harus dijelaskan kepada karyawan sebelum mereka melakukan pekerjaan dan bimbingan pada harihari permulaan bekerja. Terutama bagi karyawan baru yang kurang berpengalaman. Safety talk mengingatkan kembali karyawan dan akan mengubah perilaku karyawan untuk bekerja secara aman. Hubungan antara sikap dengan perilaku tidak sepenuhnya bernilai positif. Artinya sikap yang positif tidak selalu disertai dengan perilaku yang mendukung. Sikap merupakan faktor predisposing (yang ada dalam setiap individu) yang mengawali terjadinya perilaku walaupun belum tentu perilaku yang dihasilkan bernilai positif. 10 SIMPULAN 1. Rata rata umur karyawan KAI Dipo Loc Semarang adalah 27 tahun. 2. Pendidikan karyawan KAI Dipo Loc Semarang diketahui (95,2%) berpendidikan SMU/sederajat.

3. Rata rata masa kerja karyawan KAI Dipo Loc Semarang adalah 4,40 tahun. 4. Berdasarkan hasil frekuensi pengetahuan karyawan diketahui ada (23,8%) pengetahuan baik, (61,9%) orang berpengetahuan cukup serta (14,3%) berpengetahuan kurang. 5. Berdasarkan hasil frekuensi sikap karyawan diketahui ada (28,6%) orang dengan sikap baik, (47,6%) orang dengan sikap cukup dan (23,8%) sikap kurang. 6. Berdasarkan hasil frekuensi penerapan K3 karyawan diketahui ada (14,3%) orang dengan penerapan baik (61,9%) orang dengan penerapan cukup dan (23,8%) penerapan kurang. 7. Tidak ada hubungan antara umur dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang (pvalue 0,286). 8. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang (pvalue 0,188). 9. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang (pvalue 0,579). 10. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang (p-value 0,900). 11. Tidak ada hubungan antara sikap dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang (pvalue 0,624). SARAN 1. Bagi Perusahaan Perlu diadakan safety talk setiap sebelum melakukan pekerjaan. Masalah keselamatan kerja harus dijelaskan kepada karyawan sebelum mereka melakukan pekerjaan dan bimbingan pada hari-hari permulaan bekerja. Terutama bagi karyawan baru yang kurang berpengalaman. Safety talk mengingatkan kembali karyawan untuk bekerja secara aman.

2. Bagi Karyawan KAI Dipo Loc Semarang Mematuhi standar K3 yang ada di perusahaan demi keselamatan saat bekerja. Terutama dalam pemakaian alat pelindung diri (APD). DAFTAR PUSTAKA 1. Joko Suyanto. PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO), UPT LOK SMC. DAOP IV SM. 2012. 2. Anonim. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Definisi, Indikator Penyebab Dan Tujuan Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja. http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/10/kese hatan-dan-keselamatan-kerjak3.html. diakses tahun 2012. 3. ILO. Standar ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan Kehutanan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 2002. 4. Ilham Rudy Saputro. Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Karyawan Dilihat Dari Sisi Psikologis. 2012. 5. Dwi Cahyaningrum. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT KAI (PERSERO) Daerah Operasi IV Semarang. Skripsi : Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang. 2003. 6. Masibuan Malayu SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. 2002. 7. Tulus, M.A. Manajemen Sumber Daya Manusia. Balai Pustaka. Jakarta. 1992. 8. Rooke, J. dan L. Clark. Learning, Knowledge, and an Authority on Site: A Case Study of Safety Practice. Building Research and Information, 33 (6): 561-570. 2005. 9. Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Refika Aditama. Bandung. 2004. 10. Herlinda L. Hubungan Antara Karakteristik Individu, Pengetahuan dan Sikap Operator Mesin Winding Unit Spinning VI Dengan Kepatuhan Terhadap Instruksi Kerja Di Perusahaan Tekstil Semarang. Skripsi : Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang. 2010.

BIODATA SINGKAT PENULIS Nama : Dio Cahya Pranajaya Tempat, Tanggal Lahir : Pangkalan Bun, 01 Desember 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Kristen Protestan Nomor Telepon : 085727835049 Alamat : Jalan Pakunegara No.16 Pangkalan Bun