Lampiran 1. Appendix I. Analisa Lingkungan Bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif

BAB 2 KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1.1 LATAR BELAKANG. Periklanan. Arsitektur BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Ekonomi Kreatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO EKONOMI KREATIF KOTA DEPOK 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan Industri Kreatif dalam Mendukung Pariwisata Aceh 1

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

Analisis Pengembangan Program Bisnis Industri Kreatif Penerapannya Melalui Pendidikan Tinggi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

Industri Kreatif Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terdapat satu hal yang belakangan ini sering didengungkan, baik

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan pasar di industri fashion yang semakin ketat secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekonomi Industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi. Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF

mutualisme begitupun dengan para pelaku industri marmer dan onix di Tulungagung, Jawa Timur. Tentunya dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha lainnya. Menurut Porter dalam Solihin (2012 :42), intensitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

1.4 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN

BAB II. KOTA MEDAN dan EKONOMI KREATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Industri Kreatif Indonesia pada Tahun Seni Pertunjukan. 2 Seni Rupa. 3 Televisi dan Radio.

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia selama 10 tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Di

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri. Tidak hanya mengandalkan bidang industri sebagai sumber ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG EKONOMI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban Di Kota Palembang

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan

FUNDAMENTAL. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Robby, S.Sos, MM & ADVERTISING

BAB 1 LATAR BELAKANG

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

Transkripsi:

Lampiran 1 Appendix I Analisa Lingkungan Bisnis

APPENDIX 1 Analisa Lingkungan Bisnis Trend Lingkungan Bisnis 1.1 Perkembangan industri kreatif di indonesia berkembang cukup pesat. Memasuki catur wulan pertama di tahun 2012, geliat industri kreatif di Indonesia semakin menunjukan perkembangan yang signifikan. Bahkan sekarang ini sebagian orang mulai memprediksikan pertumbuhan industri kreatif bisa melonjak cukup tinggi yakni hingga mencapai tiga kali lipat dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Kondisi ini bisa kita lihat dari pertumbuhan industri kreatif yang semakin hari semakin aktif, sehingga angka penyerapan tenaga kerja serta kapasitas daya cipta di negara kita mulai merangkak naik dan memberikan dampak yang cukup positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan, 14 sektor yang berada di bawah lingkup industri kreatif sekarang ini mulai berkembang semakin mantap dan memberikan sumbangan cukup besar terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), terhitung sejak 5 tahun terakhir ini. Kemunculan para pekerja kreatif dan maraknya beragam jenis peluang usaha kreatif di kalangan masyarakat, diyakini bakal menjadi kekuatan ekonomi alternatif bagi negara kita yang ketersediaan sumber daya alamnya saat ini kian menipis.

Sejak tahun 2007 yang lalu, kegiatan ekspor di 14 sektor industri kreatif selalu menunjukan lonjakan yang cukup hebat. Pada tahun 2010 silam bahkan sektor tersebut bisa memberikan kontribusi sebesar 7,29% terhadap PDB. (Sumber :BISNIS UKM geliat industry kreatif di tahun 2012 ; 03 April 2012, http://bisnisukm.com/geliat-industri-kreatif-di-tahun-2012-semakin-mantap.html) Melihat besarnya potensi yang tersimpan pada sektor industri kreatif, tentunya diperlukan dukungan dari pihak terkait untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem industri kreatif. Misalnya saja seperti pembebasan bea pajak bagi bahan baku ataupun peralatan kerja yang dibutuhkan pelaku industri kreatif, memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk mendapatkan berbagai macam dokumen pendukung atau surat izin usaha, serta membukakan jalan bagi para pengusaha untuk mendapatkan calon investor guna meningkatkan modal usaha. Sesuai dengan target pemerintah Indonesia yang berusaha menjadi salah satu negara yang masuk dalam 10 kekuatan ekonomi dunia di tahun 2025. Kedepannya diharapkan pemerintah bisa menjembatani para pelaku industri kreatif, sehingga bisa bergerak lebih bebas dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dalam hal di atas DonKen ingin mencoba menjadi bagian dari salah satu target pemerintah untuk mendorong perekonomian indonesi, dengan menawarkan kuliner yang unik dan selalu inovatif. 2.1 Gaya hidup (life style) yang berubah.

Belakangan ini banyak masuknya makanan makanan dari Negara lain yang sudah mulai masuk ke Negara Indonesia, hal ini tidak lepas dari kemajuan teknologi dan komunikasi yang menyebabkan kebudayaan mudah masuk ke negeri ini. Sekarang rakyat Indonesia sudah mulai menggemari masakan khas Negara Asia hingga Eropa,hal ini tidak luput dari gaya hidup yang berubah, sebagian besar makanan pun dianggap hal yang bisa meningkatkan derajat manusia, karena apabila seseorang telah bisa dan gemar meyantap masakan Negara lain bisa dipastikan bahwa mereka bisa disebut manusia modern. Product khas Negara lain mulai masuk pada abad 20-an dimana para usaha franchise dari Mcdonald, KFC, Pizza Hut hingga Dunkin donuts sudah memasuki pasar Indonesia,lalu pada zaman globalisasi ini mulai lah masakan khas Negara lain yang baru seperti Sushi, Dorayaki, Takoyaki dan minuman dingin hingga teh sudah banyak beredar di negeri ini. Masakan Negara lain ini pun sudah banyak digemari oleh sebagian rakyat indonesia dan sudah dijadikan gaya hidup. Maka dari itu DonKen senantiasa akan memenuhi permintaan para konsumen akan kuliner khas Negara lain, dengan produk yang cocok dengan konsumen, dan pula memberikan pelayanan yang baik sehingga dapat menjadi bagian gaya hidup para konsumen. 3.1 Bandung sebagai Kota Kreatif Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia adalah:

1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan. 2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior). Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan. 3. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal). 4. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan. 5. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

6. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film. 7. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi. 8. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. 9. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan. 10. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film. 11. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya. 12. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

13. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen. 14. Kuliner: kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan passar internasional. Studi dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi selengkap mungkin mengenai produk-produk makanan olahan khas Indonesia, untuk disebarluaskan melalui media yang tepat, di dalam dan di luar negeri, sehingga memperoleh peningkatan daya saing di pasar ritel modern dan pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia. Hanya saja, kurangnya perhatian dan pengelolaan yang menarik, membuat keunggulan komparatif tersebut tidak tergali menjadi lebih bernilai ekonomis. (Sumber : www.depdag.go.id) Menilik ke belakang, perkara kreatifitas kaum muda di Bandung bukan terjadi pada masa sekarang saja. Pada tahun 1960an berlanjut pada 1970an bermunculan berbagai bentuk kegiatan dan produk seni budaya yang dapat dikategorikan sebagai bentuk-bentuk yang baru (kreatif) untuk ukuran Indonesia pada masa itu. Berbagai bentuk ekspresi seni rupa, teater, sastra, musik, bahkan iptek menandai bangkitnya generasi muda Bandung yang kemudian diadopsi oleh kota-kota lain. Kegiatan pasar seni, puisi mbeling Remi Sylado, musik Rollies, Trio Bimbo, teaternya Suyatna Anirun, dan sebagainya mewarnai kreasi-kreasi kesenian dan budaya generasi muda Bandung

masa itu, yang kemudian mengilhami kreatifitas serupa di kota-kota besar lain di Indonesia. Merespons perkembangan paradigma Industri Kreatif dewasa ini, pemerintah kota Bandung dengan sigap mengadopsi istilah kreatif ini pada fenomena masyarakat kotanya. Pemerintah kota Bandung belum lama ini memproklamasikan Bandung sebagai Kota Kreatif (Creative City). Pada pertengahan tahun lalu misalnya, digelar "Helarfest 2008" selama satu bulan penuh yang mengakomodasi 33 kegiatan kreatif dalam berbagai bentuk dan komunitasnya. Lalu banyak juga acara untuk mewadahi para pengusaha muda untuk menunjukan usaha mereka. Kegiatan lokal-nasional tersebut jelas terkait dengan aspirasi kota Bandung sebagai kota kreatif. Menurut informasi dalam blog (http://bandungcreativecityblog.wordpress.com) tercatat milyaran rupiah dihasilkan dari penjualan atau transaksi dagang selama 3 hari itu; suatu jumlah yang cukup fantastis. Selama 30 hari itu kota Bandung dimeriahkan oleh semangat generasi muda yang memperlihatkan dirinya dalam kreatifitas dan produktifitas yang turut menggerakkan roda perekonomian. DonKen adalah salah satu industri kreatif di bidang kuliner, selain memasarkan produk Negara khas Jepang, DonKen pula memberikan produk unik yang cocok bagi para konsumen Indonesia, dengan cara memadukan masakan khas Indonesia dengan masakan khas Negara lain. 4.1 Kemajuan bidang teknologi

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e- life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e- laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika. Para Pelaku usaha juga sekarang sudah banyak yang menggunakan teknologi untuk mengembangkan usaha nya, baik dari sisi produk hingga promosi yang dilakukan secara kreatif dan unik, karena dengan menggunakan teknologi promosi yang dilakukan akan lebih besar jangkauanya, karena dengan teknologi ini tidak mengenal waktu, jarak dan wilayah, maka dari itu sekarang para pelaku usaha harus bisamengikuti perkembangan teknologi yang ada, karena apabila para pelaku usaha tidak mengikuti perkembangan

teknologi, bisa dipastikan pelaku usaha tersebut akan tergeser dengan para pesaing baru yang lebih bisa memanfaatkan teknologi ini. DonKen yang bergerak di bidang kuliner akan memanfaatkan teknologi untuk melakukan kegitan promosi yang attraktif dan inovatif, sehinnga konsumen akan lebih mengenal lebih jauh terhadap DonKen, selain itu dengan memanfaatkan teknologi DonKen akan dapat menjaga hubungan jangka panjang dengan konsumen.

Lampiran 2 Appendix II Analisa Industri dan Bisnis

APPENDIX 2 Analisis Industri dan Bisnis Berikut ini adalah tabel menganalisis pasar lebih luas, baik pesaing secara langsung (direct competitor) atau tidak langsung (indirect competitor). Tabel Competitior MARKET TYPE Market definition Competitor Customer needs satisfied Product form Kuliner Warjo, Baso asli wonogiri, Makan enak, kenyang, nyaman dan murah. Lotek ibu Esih, Seblak dahsyat. Product makanan Warjo, Memenuhi keinginan untuk category Baso asli wonogiri, makan Lotek ibu Esih, Seblak dahsyat Generic product cemilan Seblak dahsyat Cemilan yang mengenyangkan dengan harga murah

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa DonKen memiliki competitive advantage yaitu produk yang ditawarkan berkualitas dan harga yang ditawarkan terjangkau oleh konsumen. MARKET SIZE AND TRENDS (Ukuran Pasar dan Trend) Target Pasar DonKen adalah para mahasiswa dan karyawan yang berada di sekitaran Jl. Tamansari bawah Bandung, Jumlah mahasiswa dan karyawan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Bandung Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa dan karyawan yang berada di Jl. Tamansari bawah No. Nama Institusi Jumlah 1 Universitas Islam Bandung 1250 Orang 2 Universitas Pasundan Bandung 913 Orang 3 Sanbe Farma 1013 Orang 4 Bank BJB 107 Orang 5 Lain - Lain 532 Orang

JUMLAH 3815 Orang Sumber : Data Olahan Sendiri Dapat dilihat dari data pada tabel diatas bahwa jumlah mahasiswa dan karyawan yang terdapat pada Jl. Tamansari bawah Bandung adalah sebesar 3815 Orang, hal ini dapat dikatan merupakan pasar yang potensial. Market Characteristic Target Pasar DonKen adalah mahasiswa dan karyawan dan secara detail target pasar DonKen yaitu : Gender : Pria dan Wanita Usia : 18 30 tahun Penentuan Target ini berdasarkan lokasi usaha tersebut berada. Industry Characteristic DonKen dapat digolongkan kedalam usaha kuliner khas Jepang yang mempunyuai ciri ciri siklus hidupnya tidak dapat diprediksi dengan akurat, variasi produk yang semakin banyak dan produk mudah ditiru dan persaingan yang sangat ketat. Pada usaha kuliner ini yang sangat berpengaruh yaitu cita rasa yang dapat diterima oleh para konsumen, selain itu tempat usaha pun bisa dijadikan indicator sebagai tolak ukur kenyamanan dan kepuasan para konsumen. Selain itu usaha kuliner mudah dimasuki pesaing baru, hal ini dapat menjadi ancaman DonKen tersendiri untuk selalu waspada terhadap persaingan, menurut hasil observasi yang dilakukan bahwa sekarang para pelaku usaha kuliner sudah mulai berkembang sangat pesat, dan menggunakan dengan baik teknologi sebagai ajang media promosi, selain dari itu pelaku usaha kuliner sudah banyak yang kreatif untuk sekedar

menambahkan atau merubah product yang sudah ada menjadi lebih unik, hal ini menjadi keunikan tersendiri pada usaha kuliner. Selain hal di atas dari sisi konsumen dapat dikatakan sangat aktif, dikarenakan sekarang konsumen sudah mulai dapat menerima makanan unik khas negara lain dan bisa dikatakan sudah menjadi fashion bagi beberapa orang. Customer Purchase Behaviour Menurut hasil observasi perilaku pembelian dapat disimpulkan bahwa : Dalam lokasi tersebut banyak konsumen yang berprofesi sebagai mahasiswa yang rata rata belum berpenghasilan, selain itu konsumen dengan profesi mahasiswa lebih sering diam di tempat tongkronganya masing masing, yang dimana mereka jarang sekali untuk makan di tempat mereka membeli makanan, mereka lebih senang makanan dikirim ataupun dibawa ke tempat tongkronganya. Industry success factor Berdasarkan hasil observasi dan melakukan obrolan kecil dengan pihak pihak yang berpengalaman dalam usaha kuliner, dapat disimpulkan kunci sukses dalam dunia kuliner adalah sebagai berikut : a. Mental, merupakan bagian yang penting dalam usaha kuliner/bisnis lainnya, karena tanpa adanya mental yang kuat, maka mau sepintar ataupun sepandai apapun pasti tanpa adanya mental yang kuat semua akan sia sia, dan jangan cepat putus asa terus berusaha. b. Ide, merupakan bahan baku dalam usaha apapun, dengan ide yang kreatif dan berinovasi maka produk baru akan lahir, dan membuat konsumen menjadi aware terhadap produk baru

c. Produk andalan, dengan adanya produk andalan dalam usaha kuliner akan me-reminded para konsumen, setelah produk andalan sudah dikenal maka produk line yang lain pun bisa ditawarkan terhadap konsumen.

Lampiran 3 Appendix III Analisa Pesaing

APPENDIX 3 Analisis Pesaing Dalam usaha kuliner ini DonKen memiliki beberapa pesaing, dan DonKen memilih pesaing yang lokasinya berdekatan, pesaing tersebut adalah sebagai berikut : 1. WARJO Gambar tempat usaha Warjo Warjo adalah usaha yang bergerak dibidang yang sama yaitu kuliner, berdiri sejak tahun 2005, nama pendiri tersebut yaitu Asep. Warjo berada tidak jauh dengan DonKen, dan produk yang ditawarkan adalah: a. Nasi goreng Produk yang pertama adalah nasi goreng, sama seperti halnya dengan nasi goreng biasa, nasi yang di goreng dan menggunakan campuran minyak b. Mie kuah dan goreng

produk mie ini menggunakan mie indomie yang biasa kita sering temukan. c. Aneka minuman dingin. Minuman yang ditawarkan berupa minuman sachetan, seperti nutrisari, pop ice, torabika dll Contoh gambar produk Warjo : Gambar Produk Warjo Dilihat dari segi produknya, Warjo memang mudah dikenali oleh para konsumen, dikarenakan nasi dan mie adalah makanan sehari hari rakyat indonesia, maka dari itu produk tersebut mudah dikenali oleh para konsumen. Soal harga yang di berikan Warjo adalah kisaran antara Rp. 2.000 Rp.10.000 Warjo memiliki pelayanan yang lumayan baik dengan para konsumen karena di dukung oleh tempat yang memadai dan produk yang ditawarkan pun cukup bervariasi dan

terjangkau oleh kalangan mahasiswa. Tetapi pengaturan manajemaen yang kurang efektif dikarenakan yang mengatur semua hanya sang pemilik dan tidak adanya delivery order. Warjo tidak memiliki pegawai dan sang pemilik yang melayani konsumen maka dari itu kapasitas produksi tidak bisa menampung banyak dan menciptakan konsumen harus menunggu lama. Warjo memiliki kemampuan dalan mengatur keuangan dengan baik, hanya saja dalam pengaturannya masih menggunakan secara manual dalam sistem pengorganisasian keuangannya, sehingga kurang efektif dalam manajemen keuangannya. Seperti halnya competitor yang lain Warjo belum mempunyai kegiatan promosi yang berarti dan hanya menggandalkan banner serta WOM, tetapi Warjo sudah cukup dikenal Karena Warjo memang sudah cukup lama berada di pasar tersebut. 2. BASO ASLI WONOGIRI

Gambar tempat usaha Baso Asli Wonogiri Baso Asli wonogori sama seperti halnya Warjo, usaha ini mempunyai tempat yang lumayan memadai, produk yang ditawarkan adalah a.mie baso, produk yang sudah dikenal oleh semua orang yaitu mie baso. b Mie ayam variasi dari mie baso biasa mie ini menggunakan ayam sebagai pelengkap. c.aneka minuman dingin, sama seperti Warjo, Baso asli wonogiri menawarkan minuman botolan dan sachetan. Harga yang ditawarkan berkisar Rp. 2.000 Rp.10.000 Dan ini adalah salah satu contoh produk Baso Asli Wonogiri :

Gambar Produk Baso Asli wonogiri Usaha ini berdiri sejak tahun 2006 dan didirikan oleh sepasang suami istri yaitu mas Yono dan Mba Lestari. Produk usaha ini mudah dikenali karena baso adalah makan khas Indonesia, harga yang diberikan pun cukup kompetitif, dan sama seperti halnya Warjo tidak adanya delivery service. Baso asli wonogiri memiliki satu orang pegawai dan dibantu oleh sang pemilik secara bergantian, usaha ini sudah memiliki cabang di daerah gegerkalong Bandung, dan untuk produksi,baso asli Wonogiri mampu memenuhi keingingan konsumen.

Baso Asli wonogiri tidak melakukan kegiatan promosi sama halnya dengan Warjo hanya menggandalkan banner dan WOM, lalu tidak adanya penawaran penawaran yang menarik untuk para konsumenya agar menjadi loyal. Baso asli wonogiri sudah memiliki system keuangan yang baik, karena sekarang sudah adanya cabang di daerah gegerkalong, maka dari itu system keuanganya sudah baik, tetapi masih secara manual belum komputerisasi 3. LOTEK IBU ESIH Gambar tempat usaha Lotek ibu Esih Lotek Ibu Esih berdiri sejak tahun 2005 dan didirikan oleh Ibu Esih, usaha ini sama seperti halnya DonKen, usaha ini mempunyai tempat yang kurang memadai, produk yang ditawarkan adalah

a.lotek, b.rujak, c.kupat tahu d.aneka minuman dingin harga yang ditawarkan berkisar Rp. 1.000 Rp. 10.000 salah satu contoh gambar produk yang ditawarkan Gambar Produk Lotek Ibu Esih Produk tersebut mudah dikenali dan service yang diberikan sama seperti halnya Warjo dan Baso asli wonogiri tidak adanya delivery service.

Lotek ibu Esih memiliki satu orang pegawai dan dibantu oleh sang pemilik secara bergantian, usaha ini sudah berdiri lama di dalam pasar tersebut, jadi untuk produksi sudah dapat memenuhi keinginan konsumen Lotek ibu Esih tidak melakukan kegiatan promosi sama halnya dengan Warjo dan Baso asli wonogiri hanya menggandalkan banner dan WOM, lalu tidak adanya penawaran yang menarik untuk para konsumenya agar menjadi loyal. Lotek ibu Esih sudah memiliki system keuangan yang baik, tetapi masihsecara manual dan belum terkomputerisasi sama halnya seperti Warjo dan Baso Asli wonogiri 4. SEBLAK DAHSYAT

Gambar tempat usaha Seblak Dahsyat Seblak Dahsyat berdiri sejak tahun 2009 dan didirikan oleh Pak Iwan, usaha ini mempunyai tempat yang kurang memadai, produk yang ditawarkan adalah a.seblak, b.lumpia, c.makroni d.aneka minuman dingin, harga yang berkisar antara Rp. 2.000 Rp.10.000 contoh gambar produk seblak iwan dahsyat : Gambar Produk Seblak Dahsyat Produk tersebut mudah dikenali dan adanya service yang diberikan yaitu delivery service. Seblak Dahsyat memiliki dua orang pegawai dan termasuk baru dalam pasar tersebut sama halnya seperti DonKen, tetapi usaha ini adalah cabang baru yang pusatnya

berada di Jl. Hassanudin sehingga pengoperasiannya sudah baik dan kapasitas produk sudak dapat memenuhi konsumen. Seblak Dahsyat mempunyai kegatan promosi yang cukup efektif yaitu menyebarkan flyer mengunakan banner dan WOM. Seblak Dahsyat sudah mempunyai system keuangan yang sangat baik dan terkomputerisasi, karena usaha ini adalah franchise.