BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

KONSEPSI SAKIT DAN PENGOBATAN TRADISIONAL PADA IBU DAN ANAK DALAM KEBUDAYAAN JAWA

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu

I. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan. merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

Eksistensi Dukun dalam Era Dokter Spesialis

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan

BAB I PENDAHULUAN. setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Budaya atau kebiasaan terkait kehidupan bermasyarakat di Kebar

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN. (Informed Concent)

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dan doa-doa, manuk mira, dan boras pirma tondi oleh amang, inang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha menghindari diri dengan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya tidak hanya mampu menyelaraskan diri dengan alam dan

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN [LN 1992/100, TLN 3495]

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. program Millennium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dari negara

BAB IV PENUTUP. penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB V PENUTUP. Misi ini berkaitan dengan program-program lain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Indonesia penyakit malaria masih merupakan penyakit infeksi

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA

Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan tidak dapat di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat hidup seseorang berdasarkan kondisi fisik ataupun mental manusia. Kebutuhan kesehatan individu dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan memiliki cara, pola, tindakan, dan perilaku yang berbeda-beda. Pemeliharaan kesehatan merupakan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pengetahuan kesehatan yang tepat dapat mengurangi resiko permasalahan kesehatan, sehingga dampak penyakit dapat dihindari. Penyakit merupakan suatu keadaan atau kondisi tubuh di mana terdapat kerusakan organ tubuh, karena ada kerusakan, dengan sendirinya timbul rasa sakit. Rasa sakit akibat kerusakan organ disebut gejala penyakit, sedangkan adanya kerusakan organ yang biasanya perlu dideteksi (ditemukan) oleh dokter disebut tanda penyakit (Daldiyono dalam Sudarma 2008 : 106). Sakit adalah suatu kondisi tubuh dengan kesehatan yang terganggu, sehingga tubuh dan pikiran dalam keadaan tidak normal. Faktor sosial dan budaya pada masyarakat sangat dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi manusia dengan lingkungannya. Arti sakit dapat berbeda-beda

sesuai pengalaman dan pengetahuan berdasarkan pola pikir manusia dari konstruksi yang berdasarkan pada suku, ras, budaya ataupun agama. Budaya merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit dirubah. Budaya, norma dan adat istiadat dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam hubungan sosial. Kebudayaan terjadi turuntemurun akibat proses internalisasi dari suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi, dan perilaku manusia. Hubungan antara kebudayaan dengan pengetahuan sakit sangatlah erat sebagai kebiasaan dan keyakinan budaya yang dianut sebagai pengetahuan kesehatan. Masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat yang sangat kental. Adat istiadat suku Jawa masih sering digunakan dalam berbagai kegiatan kesehatan melalui pengobatan tradisional. Adat istiadat ini adalah sebuah budaya dan kebiasaan yang telah turun-temurun dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa, bahkan di masyarakat terdapat keharusan untuk melalukannya. Adat istiadat ini dilakukan mulai dari hamilnya seorang wanita yang mengandung bayi, pernikahan, dan kematian. Pengobatan tradisional merupakan suatu tindakan yang dilakukan masyarakat dalam menciptakan proses kesehatan melalui perawatan, cara, tindakan, pemakaian obat, yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku. Pada umumnya mereka hafal dalam ingatan dan dipraktekkan secara berulang-ulang setiap dibutuhkan untuk mengobati penyakit. Ragam pengobatan tradisional Jawa seperti dukun, meracik dan meramu obat sendiri, mencari penyembuhan dengan doa, melalui primbon, dan ritual persembahan.

Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki berbagai keanekaragaman pengetahuan ragam pengobatan, salah satunya seperti pengobatan tradisional yang terdapat di hampir semua wilayah di Indonesia. Daerah-daerah yang terkenal dengan pengobatan tradisional antara lain Riau, Sumatera Utara, Jawa, Madura, Kalimantan, Surakarta, Sulawesi, Papua dan sebagainya. Pengetahuan ilmu pengobatan tradisional di Indonesia sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, dan sudah terkenal pandai meracik obatan-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, akar-akaran, bahan dari hewani dan bahan lainnya untuk di racik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Pengetahuan tersebut diwariskan secara turun-temurun melalui tradisi lisan atau tulisan. Jumlah dan ragam pengobatan tradisional yang tercatat di Indonesia sesuai data Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 berdasarkan keputusan menteri kesehatan Nomor: 1076/Menkes/SK/VII/2003 yakni yang berdasarkan metode pengobatan yaitu keterampilan, ramuan obat, tenaga dalam, dan supra natural atau ajaran agama. Pengobatan tradisional dalam kebudayaan Jawa banyak sekali dipengaruhi kegiatan supranatural yang bersifat irasional. Berbagai ritual dan mantera-mantera yang dilakukan sering sekali dihubungkan dengan makhluk-makhluk gaib. Konsep sakit irasional berarti sesuatu yang mempengaruhi semua hal, yang melampaui kekuasaan manusia, dan yang berada di luar jalur yang normal dan wajar. Dalam budaya Jawa, terutama masyarakat yang masih menjalankan budaya tradisionalnya. Dukun dalam kasus ini sebagai penolong, penasehat, dan sebagai seorang yang dapat menyembuhkan sakit dan penyakit pada masyarakat yang berkaitan dengan

pengalaman supranatural. Secara garis besar dalam kebudayaan Jawa dukun dapat dibagi atas : 1. Dukun pijat, yang bekerja menyembuhkan penyakit yang disebabkan karena kurang berfungsinya urat-urat dan aliran darah (salah urat), sehingga orang yang merasa kurang sehat atau sakitpun perlu diurut supaya sembuh. 2. Dukun sangkal putung atau patah tulang, misalnya akibat jatuh dari pohon, tergelincir atau kecelakaan. 3. Dukun petungan, yakni dukun yang dimintai nasehat tentang waktu yang sebaiknya dipilih melakukan sesuatu usaha yang penting seperti saat memulai menanam padi, mulai panen, atau mengawinkan anak. Nasehat yang diberikan berupa perhitungan hari mana yang baik, dan mana yang tidak baik menurut numerologi Jawa. 4. Dukun bayi, yakni mereka yang banyak memberi pertolongan pada waktu kelahiran atau dalam hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan persalinan. 5. Dukun prewangan, yakni dukun yang dianggap mempunyai kepandaian magis sehingga dapat memberi pengobatan ataupun nasehat dengan menghubungi alam gaib (mahluk-makluk halus), atau mereka yang melakukan white magic3 atau black magic4 untuk maksud baik dan maksud jahat (Anggorodi, 2009:10) dalam (Sutrisni, 2012) Dukun mendapat kepercayaan memiliki keterampilan menolong masyarakat secara tradisional dan agar memperoleh kesehatan khususnya pada ibu dan anak. Dukun dalam penjelasan diatas adalah dukun bayi yang merupakan profesi seseorang yang dalam aktivitasnya menolong proses persalinan seseorang, merawat bayi mulai

dari memandikan, menggendong, belajar berkomunikasi dan lain sebagainya. Dukun bayi biasanya juga selain dilengkapi dengan keahlian, juga dibantu dengan berbagai mantra khusus yang dipelajarinya dari pendahulu mereka. Adanya proses pendampingan bayi dilakukan dukun bayi tersebut berjalan sampai dengan bayi berumur 2 tahunan. Konsep pengobatan tradisional pada ibu dan anak terlihat pada gejala yang dialami oleh ibu dalam masa kehamilan. Kebudayaan Jawa memiliki mitos kesehatan terhadap kehamilan. Penduduk Desa Tanah Tinggi memiliki banyak mitos atau larangan seputar kehamilan yang masih dijalankan. Mitos ini berkaitan dengan makanan, keseharian, tindak tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian ibu hamil ataupun calon bayi. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat dari nenek moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan. Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos bermacam-macam. mitos kehamilan tetap dilakukan agar si ibu hamil maupun suaminya dapat menjaga kehamilan dengan baik, sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Mitos ini berkaitan dengan kebiasaan, konsumsi bahan makanan, dan sebagainya. Pola kebiasaan pada kebudayaan khususnya kebudayaan Jawa pada masa kehamilan sangat erat hubungannya dengan sakit dan penyakit.. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah hasil dari sosialisasi orang terdahulu terhadap kekhawatiran individu masyarakat yang masih memiliki pola pikir yang sederhana. Pengetahuan dan pengalaman kehamilan dipengaruhi oleh kondisi yang bersifat irasional.

Salah satu ritual masa kehamilan dalam kebudayaan Jawa yaitu Tingkeban. ritual ini dilaksanakan pada usia kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan pertama kali. Dalam upacara ini sang ibu yang sedang hamil di mandikan dengan air kembang setaman dan disertai doa yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan agar selalu diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat. Hakekat dasar dari semua tradisi Jawa adalah suatu ungkapan syukur terhadap keselamatan dan kenteraman yang diungkapkan dalam bentuk lambang-lambang yang masing-masing mempunyai makna. Masyarakat Jawa masih mengenal apa yang disebut sebagai sajen atau sesaji, dan masih ada yang meneruskan tradisi tersebut. Namun tradisi sesaji pada masyarakat Jawa, dianggap sebagai, mistis, irasional, dan segala jenis sebutan lain yang berkesan negatif terhadap tradisi sesaji. Sesaji adalah wujud dari sistem religi masyarakat Jawa sebagai bentuk lain dari doa agar selalu diberi keberkahan dan keselamatan. Masyarakat Jawa juga memiliki fenomena jimat sebagai suatu benda atau sejenisnya yang disakralkan oleh pembuatnya atau pemakainya. jimat berasal dari tumbuh-tumbuhan, batu, air, hewan, manusia, dan bahan lainnya yang sengaja dibuat oleh manusia atau tercipta oleh proses alam bahkan ada juga dari alam gaib. Kebiasaan menggantung jimat pelindung pada pintu dan tempat lain yang dipercaya bisa membawa keberuntungan dan penangkal maupun mengusir roh-roh jahat. Jimat sering digunakan oleh orang dalam hal mistis yang tidak rasional. Keberadaan jimat di tengah-tengah masyarakat cukup dikenal dan dalam praktiknya juga telah melebur pada setiap sisi kehidupan. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya berbagai macam dukun yang mengeluarkan jimat.

Pengobatan tradisional pada masyarakat Jawa di Desa Tanah Tinggi memiliki proses penyembuhan penyakit sendiri. Artinya Proses penyembuhan penyakit dilakukan dengan cara meracik dan mengolah bahan yang berasal dari tanaman, hewani, bahan mineral, air dan bahan lain sebagai pengobatan atau perawatan untuk menjaga kesehatan. Pada umumnya mereka hafal dalam ingatan dan dipraktekkan secara berulang-ulang untuk mengobati penyakit. Ramuan-ramuan tersebut digunakan juga untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri. Kemahiran meracik bahan-bahan tersebut diwariskan oleh nenek moyang terdahulu secara turun-temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini merupakan warisan budaya, yang membantu masyarakat sebagai penyedia informasi tentang obat-obatan, proses pembuatan dan cara mengkonsumsi pada pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional merupakan suatu cara yang sudah lama digunakan oleh masyarakat desa untuk mencari kesehatan. Pemahaman dan pengetahuan mereka terhadap penyakit dan sakit mempunyai fungsi sebagai cara untuk mencegah dan mengatasi penyakit sehingga menjadi suatu identitas sosial dan budaya yang mereka miliki sekian lama dan bertahan hingga sekarang. Wilayah pedesaan merupakan suatu kawasan teritorial yang masih banyak memiliki budaya yang masih kental dan murni, yang masih idientik dengan kearifan lokal yang meliputi berbagai situasi dan kondisi yang telah menjalani kebudayaan sekian lama dan menjadi warisan budaya. Desa Tanah Tinggi merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Air Putih

Kabupaten Batubara. Penduduk di desa ini mayoritas suku Jawa dan juga bermatapencaharian sebagai petani. Penduduk desa ini merupakan salah satu bukti nyata dalam mempercayai pengobatan tradisional khususnya pada ibu dan anak yang dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa yang telah lama ada sebagai pemenuhan kebutuhan kesehatan. Kehidupan kesehatan masyarakat di desa ini pada ibu dan anak masih sering menggunakan jasa dukun ataupun ritual-ritual kebudayaan Jawa. Hal ini dilakukan berdasarkan ajaran dari leluhur terdahulu dari generasi ke generasi yang masih melekat terhadap kebudayaan-kebudayaan yang masih ada. Fenomena tentang penggunaan jasa dukun dan ritual kebudayaan masih terlihat dengan jelas dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan dukun serta ritual-ritual adat di masyarakat masih sangat dipercaya sebagai pemberi kekuatan spiritual bagi ibu yang hamil dan proses persalinan yang ada terjadi dengan alasan kepercayaan, mitos, dan budaya yang dijalankan selama ini. Masyarakat pedesaan merupakan komposisi masyarakat yang masih bersifat sederhana, masyarakat memiliki peran sosial dalam menjaga kelestarian budaya. Pengobatan tradisional merupakan usaha yang diciptakan untuk menekan resiko sakit. Hal ini didasari nilai-nilai, kearifan lokal, pengetahuan, pengalaman, serta pencitraan terhadap suatu pengobatan yang mereka gunakan selama ini. Pengobatan tradisional merupakan hasil dari kontruksi kebudayaan yang masih digunakan oleh masyarakat, sehingga perannya mensosialisasikan ilmu pengetahuannya masih berlanjut sampai sekarang dan turun temurun.

1.2. Perumusan Masalah Masyarakat perdesaan memiliki arti sakit yang sangat sederhana, bahwa pengetahuan sakit memiliki berbagai pranata budaya yang telah ada dari generasi-ke generasi lain dan berlanjut sampai sekarang. Kehidupan yang terjadi pada masyarakat suku Jawa, dapat dikatakan bahwa ada beberapa nilai kepercayaaan masyarakat dan cara pandang terhadap sakit dan pengobatan tradisional terhadap kesehatan ibu dan anak. Pengetahuan tentang aspek budaya merupakan hal penting diketahui oleh masyarakat untuk memudahkan dalam melakukan pendekatan tentang nilai-nilai sosial dan budaya. Pengetahuan tentang sakit berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat desa yang sederhana. Masyarakat desa khususnya suku Jawa masih bersifat tradisional memiliki nilai-nilai dan pemahaman tentang sakit dan cara pengobatan khususnya pengobatan tradisional pada ibu dan anak yang masih sederhana dan digunakan sampai sekarang. Dari penjelasan di atas dapat dipaparkan bahwa perumusan masalahnya antara lain : Bagaimanakah konsepsi sakit dan pengobatan tradisional pada ibu dan anak dalam kebudayaan Jawa? 1.3. Tujuan Penelitian Secara teoritis, penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut: 1. Untuk memahami konsep sakit pada masyarakat desa berdasarkan kebudayaan Jawa. 2. Untuk mengetahui peran kebudayaan Jawa dalam memahami konsep sakit pada masyarakat desa.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam dunia pendidikan terutama perkembangan sosiologi khususnya sosiologi kesehatan dan sosiologi pedesaan. Dalam penelitian ini peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan, meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui penelitian. Penelitian ini sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati bagaimana nilai-nilai, pengetahuan, dan kebudayaan yang ada pada masyarakat dapat ditelaah secara lebih dalam sebagai pengembangan ilmu pengetahuan. 1.4.2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi instansi terkait di bidang pelayanan kesehatan di pedesaan. Penelitian ini diharapkan Sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah sebagai informasi yang dapat dijadikan acuan sebagai penyesuaian layanan kesehatan menjadi lebih baik, efektif dan efisien sehingga kualitas kesehatan di pedesaan dapat ditingkatkan. 1.5. Defenisi konsep 1.5.1. Pengobatan tradisional Pengertian pengobatan tradisional adalah suatu jenis dan bentuk pengobatan yang menggunakan pola pengetahuan serta kebiasaan yang didasari oleh pengalaman dan pola perilaku yang sudah membentuk suatu kebiasaan yang sudah ada sejak

dahulu yang di wariskan oleh satu generasi ke generasi yang lain dan berupa ilmu pengobatan, kearifan lokal, dan keahlian dalam menyembuhkan penyakit dan tata cara pengobatannya dilakukan dengan cara yang sederhana dan tradisional. Pengobatan tradisional dalam penelitian ini yaitu pengobatan yang dilakukan oleh dukun pada saat membantu dan mengobati ibu pada kehamilan hingga masa persalinan dan pada anak yang masih berusia dibawah sepuluh tahun yang dilakukan oleh dukun secara sederhana seperti metode pembacan mantera dan doa-doa tertentu, dan berdasarkan pada pola dan syarat tertentu sesuai dengan kebudayaan Jawa. Ada pula pola pengobatan pijatan, pengurutan, pemberian jamu atau ramuan tertentu, memberikan nasehat yang berhubungan dengan kesehatan kehamilan dan pasca persalinan, pembacaan doa-doa terhadap bagian tubuh tertentu pada saat ibu dan dan anak. 1.5.2. Kebudayaan Pengertian kebudayaan dalam penelitian ini adalah kebudayaan yang berupa tradisi dan adat istiadat yang didapatkan oleh manusia yang turun-temurun dari generasi ke generasi yang tetap dijalani hingga sekarang, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti yang disebabkan oleh kematian dan kelahiran. Dalam penelitian ini kebudayaan sebagai salah satu sarana yang dapat menjelaskan gejala-gejala sakit yang sering dialami masyarakat yang memiliki konsep yang hanya dapat dijelaskan dengan keteraturan sosial yang ada pada masyarakat desa melalui pengalaman dan kejadian yang dialaminya secara langsung dalam kehidupan masyarakat desa pada masa sekarang ini.

1.5.3. Obat tradisional Obat tradisional adalah ramuan obat yang merupakan hasil meramu dari bahan-bahan yang berasal dari bahan kayu-kayuan, daun-daunan, hewani, rempahrempah sebagai obat sebagai untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Obat tradisional ini seperti jamu untuk ibu melahirkan serta ramuan obat yang dilakukan untuk kesehatan pada anak-anak seperti, obat lulur luka atau obat untuk pembengkakan, obat penambah stamina, ramuan untuk perawatan sebelum dan sesudah sakit dan lain sebagainya. 1.5.4. Dukun Kampung Dukun kampung dalam penelitian ini adalah seseorang yang diyakini sebagai orang yang dapat menyebuhkan gejala-gejala sesuatu yang bersifat magis dan sakral dalam areal kebudayaan Jawa yang berupa norma adat dan istiadat secara turuntemurun berperan sebagai orang yang dapat menyembuhkan sakit dalam konteks pengalaman kebudayaan yang dialami oleh masyarakat. 1.5.5. Dukun Bayi Dukun bayi merupakan orang yang membantu serta mengobati wanita dalam proses persalinan ataupun pasca persalinan. Pengobatannya dilakukan secara sederhana yaitu secara pemijatan dan membacakan doa kepada ibu yang sedang bersalin. Dukun bayi juga dapat mengobati gangguan-gangguan yang diyakini sebagai gangguan roh halus dan gaib terhadap ibu dan anak-anak.

1.5.6. Sakit Sakit merupakan hilangnya keseimbangan dalam tubuh seperti keadaan berasa tidak nyaman dan selalu ada perasaan mengganggu dalam tubuh sehingga jiwa dan raga manusia mengalami sesuatu yang lain karena menderita sesuatu penyakit. Sakit dalam penelitian ini adalah sakit diartikan sebagai sesuatu gejala yang dapat diteliti secara klinis dan ilmiah semata, sakit menjelaskan juga yang bersifat non rasional yang menampilkan pendekatan terhadap nilai-nilai budaya yang sudah melekat khususnya pada kebudayaan Jawa. Sakit dalam penelitian ini adalah sesuatu gejala yang terjadi pada pada ibu dan anak-anak yang tidak dapat dijelaskan dengan ilmu kedokteran pada umumnya. 1.5.7. Penyakit Penyakit merupakan suatu gejala dalam tubuh karena adanya gangguan ataupun kerusakan organ-organ tubuh manusia baik secara lahir dan batin. Penyakit dapat diartikan sebagai suatu hal yang tidak lazim, dikarenakan penyakit tidak semuanya dapat diobati dengan menggunakan obat semata, melainkan ada sesuatu hal yang lain yang mengganggu, seperti gangguan yang bersifat magis dan supranatural yaitu gangguan roh halus (hantu). 1.5.8. Ibu Ibu adalah orang yang memiliki pengalaman spiritual yang berhubungan dengan pengetahuan sakit yang dialaminya secara langsung dan memahaminya dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan adat budaya dalam melakukan dan menemukan pengalaman kesehatan, kehamilan, dan persalinan dengan cara yang

tradisional yang menggunakan jasa dan bantuan kepada dukun kampung ataupun dukun bayi selama masa kehamilan sampai masa melahirkan serta menggunakan pengobatan tradisional, baik digunakan sendiri atau untuk keluarganya. 1.5.9. Anak Anak dalam penelitian ini adalah anak yang baru lahir atau anak usia balita yang mengalami sakit yang bersifat supranatural atau bersifat magis. Anak disini adalah anak yang pernah menggunakan jasa dukun dalam pengalamannya mengenai sakit ataupun masih sering mengikuti adat istiadat Jawa pada masa kelahirannya dan kehidupannya sehari-hari.