Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

(Family therapy perspective) 1. Keluarga antara 2. Terbentuknya keluarga baru perkawinan (baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

Chairul Huda Al Husna

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes

Mei Vita Cahya Ningsih, S.Kep.,Ns.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengguna Narkoba. Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang

Oleh : DODIET ADITYA SETYAWAN NIP Mata Kuliah. Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

By :

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

Lampiran 1 Kriteria keluarga sejahtera BKKBN

Konsep Keluarga. Firdawsyi Nuzula, S.Kp Prodi DIII Keperawatan

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA ANAK RETARDASI MENTAL SEDANG FAMILY SOCIAL SUPPORT TO CHILDREN WITH MODERATE MENTAL RETARDATION

BAB II LANDASAN TEORI

PERAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DALAM MENCEGAH RELAPS. Oleh : Bambang Jarot Suryono

Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92

TINJAUAN PUSTAKA. A. Aktualisasi Diri Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

5. Menggambarkan hubungan implementasi perawat terhadap respon pasien dengan masalahnya.

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan, para orang tua pun menginginkan anak-anaknya mendapat

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEFINISI KELUARGA

BAB II TINJUAN PUSTAKA. saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama.

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

O-o-O. pamphlet. Kawi Boedisetio

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ketertarikan aturan dan

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja

Tata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya. Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA

BAB II TINJAUAN TEORI. Menurut Nursalam dan Efendi, F. (2006) pendidikan adalah sebuah proses dalam

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. terkait fisik tetapi juga masalah kesehatan jiwa masyarakat. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

DUKUNGAN KELUARGA PADA IBU NIFAS DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO Kadarwati 1) Dewi Susilowati 2)

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri

Konsep Keluarga Sejahterah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

O-o-O. pamphlet. Kawi Boedisetio

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MERAWAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Seluruh ayggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian. 6. Paling kurang satu orang aggota keluarga berumur 15 tahun ke atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. a. Pengertian Dukungan Sosial Orang Tua

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, dan keinginan. Definisi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

Konsep kebutuhan mencintai dan dimiliki. Niken Andalasari

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

Transkripsi:

Pertemuan II KONSEP DASAR KELUARGA Oleh : DODIET ADITYA SETYAWAN NIP. 197401121998031002 Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas I Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta 1

(Bag. 2) Outline : 1. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan 2. Peranan Keluarga 3. Tahap Perkembangan Keluarga 4. Keluarga Sejahtera 5. Dukungan Sosial Keluarga A. TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN S esuai dengan Fungsi Keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, maka keluarga juga mempunyai Tugas dalam Bidang Kesehatan yang harus dilakukan sebagaimana yang dikemukakan oleh Freeman (1981), yang antara lain adalah : 1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, oleh karena itu perlu mencatat dan memperhatikan segala perubahan yang terjadi dalam keluarga. 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. 3. Memberikan perawatan kepada anggota keluaraganya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri. Tugas ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama agar masalah yng lebih parah tidak terjadi. 4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. 2

B. PERANAN KELUARGA PERAN adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam situasi social tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan yang akan dicapai. PERAN KELUARGA adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Sehingga Peranan Keluarga menggambarkan seperangkat perrilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 pasal 5 menyebutkan : Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Dari pasal tersebut jelaslah bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing yang antara lain adalah : 1. AYAH Ayah sebagai pimpinan keluarga mempunyaiperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. 2. IBU Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga serta sebagai anggota masyarakat atau kelompok tertentu. 3. ANAK Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual. 3

C. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DUVALL (1985) Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu : 1) Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas Perkembangan Keluarga pada Tahap idi adalah : Membina hubungan intim yang memuaskan. Menetapkan tujuan bersama. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social. Mendiskusikan rencana memiliki anak (atau KB). Persiapan menjadi orang tua. Memahami Pre Natal Care. 2) Keluarga dengan Anak Pertama < 30 bln (Child Bearing) Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang kemungkinan akan menimbulkan krisis keluarga. Adaptasi perubahan anggota keluarga terhadap peran, interaksi, seksual dan kegiatan2 lainnya. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. Membagi peran dan tanggung jawab. Memberikan bimbingan sebagai orang tua terkait pertumbuhan dan perkembangan anak. Konseling KB Post Partum Menata ruang untuk anak. Menata ulang biaya/dana Child Bearing Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin. 3) Keluarga dengan Anak Pra Sekolah Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga. Membantu anak bersosialisasi. Beradaptasi dengan kebutuhan anak pra sekolah. 4

Merencanakan kelahiran/kehamilan berikutnya. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak. Pembagian tanggung jawab. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang anak. 4) Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 th) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektualnya. Menyediakan aktivitas untuk anak. Menyesuaikan pada aktivitas kominitas dengan mengikutsertakan anak. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga. 5) Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 th) Pengembangan terhadap remaja dengan memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda yang mulai memiliki otonomi. Memelihara komunikasi terbuka. Memelihara hubungan ntim dalam keluarga. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. 6) Keluarga dengan Anak Dewasa Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan merelakan kepergiannya. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. Mempertahankan keintiman. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat. Manata kembali fasilitas dan sumber daya yang ada pada keluarga. 5

Berperan sebagai suami-istri, kakek ataupun nenek. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anakanaknya. 7) Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family) Tugas perkembangan keluarga pada masa ini adalah : Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu santai. Memulihkan hubungan antara generasi muda-tua. Kekakraban dengan pasangan. Memelihara hubungan/komunikasi/kontak dengan anak dan keluarga. Persiapan menghadapi masa tua/pensiun. 8) Keluarga Lanjut Usia Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup. Menefrima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat. Melakukan life review masa lalu. D. KELUARGA SEJAHTERA Menurut A. Mungit (1996) yang dimaksud dengan Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Selaras dengan pengertian tersebut, maka keluarga di Indonesia dikelompokkan menjadi 5 tahap, yaitu : 1) Keluargaa Pra Sejahtera Merupakan keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara keseluruhan, yaitu : a. Melaksanakan ibadah menurut agamanya oleh masing-masing anggota keluarga. 6

b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih. c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktifitas di rumah, bekerja, sekolah dan bepergian. d. Lantai rumah terluas bukan lantai tanah. e. Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB, dibawa ke sarana kesehatan. 2) Keluarga Sejahtera I Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan Sosial-Psikologisnya, yaitu : a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur. b. Sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu keluarga, keluarga menyediakan daging/ikan/telur. c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian tiap tahunnya. d. Luas lantai rumah paling kurang 8 m 2 untuk tiap penghuni rumah. e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat. f. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas berpenghasilan tetap. g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca dan menulis huruf latin. h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini. i. Bila jumlah anak hidup 2 atau lebih, keluarga masih dalam pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil). 3) Keluarga Sejahtera II Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial-psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, yang antara lain adalah : a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama. b. Sebagian dari penghasilannya dapat disisihkan untuk tabungan keluarga. c. Biasanya makan bersama paling kurang sehari sekali dan kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga. d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. 7

e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang sekali dalam 6 bulan. f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/tv/majalah. g. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai kondisi daerah. 4) Keluarga Sejahtera III Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial, psikologis dan pengembangan keluarga (No. 1-21) telah terpenuhi, namun kepedulian sosial belum terpenuhi, yaitu : a. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial kemasyarakatan dalam bentuk materiil. b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat. 5) Keluarga Sejahtera III Plus. Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan pengembangannya serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi. (Kebutuhan dari No. 1-23 terpenuhi). E. DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DUKUNGAN SOSIAL (Social Support) merupakan informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimanya (Kuntjoro, 2002) DUKUNGAN SOSIAL menurut Cohen & Syjme (1996) adalah Suatu keadaaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya 8

sehingga seseortang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya. Sedangkan Friedman (1998) mendeskripsikan DUKUNGAN SOSIAL sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Jenis-Jenis Dukungan Keluarga terdiri atas 4 (Empat) macam, yaitu : 1. Dukungan Instrumental Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. 2. Dukungan Informasional Keluarga berfungsi sebagai diseminator atau penyebar informasi. 3. Dukungan Penilaian (Appraisal) Keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber serta validator identitas keluarga. 4. Dukungan Emosional Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Menurut House (1994), Setiap bentuk Dukungan Sosial Keluarga mempunya ciri-ciri antar lain : 1. Informatif Yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, yang meliputi pemberian nasihat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yg dibutuhkan. 2. Perhatian Emosional Dukungan ini berupa dukungan rasa simpati dan empati, cinta kasih, kepercayaan dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang sedang menghadapi permasalahan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada rang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati dan empati terhadap permasalahan yang sedang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. 3. Bantuan Instrumental Bantuan ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya atau 9

menolong secara langsung kesulitan yang sedang dihadapi. Misalnya dengan menyediakan peralatan yang lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan, dsb. 4. Bantuan Penilaian Merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Dan penilaian yang diharapkan dalam hal ini tentunya adalah penilaian yang bersifat positif. F. KOMPONEN-KOMPONEN DALAM DUKUNGAN SOSIAL Kuntjoro (2002) mengemukakan 6 Kompoen Dukungan Sosial yang disebut dengan The Social Provision Scale, yaitu : 1. Kerekatan Emosional (Emotional Attachment) 2. Integrasi Sosial (Social Integration) 3. Adanya Pengakuan (reassurance of worth) 4. Ketergantungan yang dapat diandalkan (Reliable Reliance) 5. Bimbingan (Guidance) 6. Kesempatan untuk Mengasuh (Opportunity for Nurturance) Keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh Positif dari Dukungan Sosial Keluarga adalah kemampuan penyesuaian terhadap permasalahanpermasalahan dalam kehidupan yang penuh dengan stress. -----oo0oo----- Referensi : 1. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, oleh : Setiadi, Cetakan pertama Tahun 2008 ; Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. 2. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, oleh : Nasrul Effendi, Edisi kedua, Tahun 1998 ; Penerbit EGC, Jakarta. 10