32 Media Bina Ilmiah ISSN No

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

Studi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25

Analisis Profil Baja Kastilasi. Ni Kadek Astariani

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

BAB II STUDI PUSTAKA

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Balok Lentur Pertemuan - 6

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Balok Lentur.

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALOK ANAK KONSTRUKSI PROPPED PADA BANGUNAN TINGKAT DUA DENGAN VARIASI JARAK BALOK DAN PORTAL DARI SEGI TEKNIK DAN BIAYA

Analisis Balok Anak Konstruksi Propped pada Portal Tingkat Dua berdasarkan Variasi Jarak Balok dan Portal (Aspek Tehnis dan Biaya)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. gabungan dengan variasi jarak sambungan las sebesar 3h, 4h, dan 5h yang

3.1 Tegangan pada penampang gelagar pelat 10

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

ABSTRAK. Kata Kunci : Gedung Parkir, Struktur Baja, Dek Baja Gelombang

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BALOK PELAT BERDINDING PENUH (GIRDER PLATE BEAM)

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan perkuatan tulangan transversal dan cover plate yang dibebani arah aksial,

KATA PENGANTAR. telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin-

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

ANALISIS TATA LETAK STIFFENER TERHADAP TEKUK LOKAL BAJA

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

STUDI KEKUATAN SAMBUNGAN BATANG TARIK PELAT BAJA DENGAN ALAT SAMBUNG BAUT

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB II DASAR TEORI. baja yang dipakai adalah Baja Karbon (Carbon Steel) dengan sebutan Baja ASTM

ANALISIS SAMBUNGAN ANTARA RIGID CONNECTION DAN SEMI-RIGID CONNECTION PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM PORTAL BAJA

Struktur Baja 2. Kolom

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

BAB III METODE PERANCANGAN

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PENGEMBANGAN TABEL BAJA UNTUK PROFIL GANDA SEBAGAI ALAT BANTU DESAIN KOMPONEN STRUKTUR BAJA

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

PERBANDINGAN BIAYA STRUKTUR BAJA NON-PRISMATIS, CASTELLATED BEAM, DAN RANGKA BATANG

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

LENDUTAN PELAT LANTAI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI FLOOR PLATES DEFLECTION OF A RECTORATE BUILDING AT ISLAMIC UNIVERSITY "45" BEKASI

LAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN

BAB III METODE PENELITIAN

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

ANALISA SISTEM PENGAKU (STIFFENER) PADA GELAGAR PELAT GIRDER PENAMPANG - I

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

FUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN ALBOIN FERDINAND ARIADY TAMBUN

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

DESAIN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANG 80 METER BERDASARKAN RSNI T ABSTRAK

PENINJAUAN STABILITAS PROFIL PADA ELEMEN PEMIKUL LENTUR BERDASARKAN METODA LRFD

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL BIASA DAN PROFIL KASTELA PADA PROYEK GEDUNG PGN DI SURABAYA.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR M. FAUZAN AZIMA LUBIS

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

Transkripsi:

32 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 OPTIMASI TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU PADA PROFIL BAJA IWF 300 X 150 Oleh : Ni Kadek Astariani Universitas Ngurah Rai Denpasar Abstrak: Penggunaan profil wide flange konvensional sudah tidak ekonomis lagi untuk struktur dengan bentang panjang,. Baja kastilasi menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut karena dapat mengurangi berat total material konstruksi tanpa pengurangan daya dukung yang berhubungan dengan penurunan harga struktur baja secara keseluruhan. Pada penelitian ini dicoba menganalisa profil baja IWF 300x150. Pada profil ini diberi pengaku badan dengan tebal pelat 8 mm dan lebar 100 mm.jadi tinggi lubang optimum yang didapat adalah 340 mm untuk panjang bentang 6 meter dengan q u sebesar 36,79 kg/cm dan untuk panjang bentang 12 mm tinggi lubang optimum adalah 460 mm dengan q u sebesar 9,43 kg/cm. Kata kunci : pengaku,baja kastilasi, profil IWF Pendahuluan Penggunaan baja dengan bentuk penampang diprofil (mis. profil WF) merupakan salah satu material konstruksi suatu bangunan yang telah digunakan secara luas. Profil wide flange (I) ini sering digunakan untuk struktur bangunan baik untuk balok maupun kolom. Untuk struktur dengan bentang panjang, penggunaan profil wide flange konvensional sudah tidak ekonomis lagi. Baja kastilasi menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut karena dapat mengurangi berat total material konstruksi tanpa pengurangan daya dukung yang berhubungan dengan penurunan harga struktur baja secara keseluruhan. Adapun pembuatan baja kastilasi dapat dilakukan dengan memotong profil baja searah sumbu batang sehingga didapatkan dua bagian profil tersebut yang sama, kemudian kedua bagian profil tersebut disambung pada bagian punggungnya dengan las, maka didapatkan profil baru dimana beratnya sama dengan profil sebelumnya tetapi lebih tinggi. Dengan meninggikan profil baja tersebut dapat meningkatkan inersia baja tersebut sehingga dapat memperkecil tegangan yang terjadi. Perubahan tinggi lubang badan pada balok mempengaruhi pada luas badan dan makin tinggi profil dibuat, makin besar lubang pada lubang pada badan yang diperlukan, hal ini berakibat luas bidang badan penampang balok berkurang sehingga kapasitas geser berkurang pula. Dalam perhitungan nantinya lubang badan harus diperhitungkan. Gaya geser dan lendutan mempengaruhi dalam menganalisa tinggi lubang badan yang akan dibuat. Gaya geser mempengaruhi kapasitas geser profil dalam memikul beban yang bekerja sedangkan lendutan membatasi besarnya beban yang diterima oleh profil baja hal ini mengakibatkan hasil yang Volume 7, No. 4, Juli 2013 didapatkan untuk tinggi lubang badan bervariatif. Tinggi lubang optimum didapatkan bila kapasitas geser profil baja lebih kecil dari gaya geser akibat beban yang dipikul oleh profil baja tersebut. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, tulisan ini akan menganalisa berapa tinggi lubang badan (Ds) optimum yang disertai dengan penambahan pengaku badan sehingga didapatkan profil baja kastilasi yang memenuhi tegangan serta stabilitas penampang Metode Perhitungan a. Data data perhitungan Data-data dalam perhitungan adalah sebagai berikut: Mutu profil baja yang digunakan adalah BJ 37 yang mempunyai sifat mekanis Tegangan leleh baja : f y = 240 MPa Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa b. Anggapan anggapan Dasar/Asumsi Asumsi-asumsi yang digunakan dalam studi ini adalah : 1. Bahan atau material balok bersifat sama di semua penampang. 2. Dalam menghitung besarnya beban, berat sendiri profil untuk sementara diabaikan 3. Pengaruh suhu diabaikan 4. Lubang pada pelat badan berbentuk segienam c. Perhitungan Mekanika Perhitungan ini menggunakan peraturan LRFD (Load and Resistance Faktor Design) dengan langkah dasar adalah sebagai berikut : 1. Tentukan ukuran profil WF 2. Tentukan tinggi lubang pada badan balok (Ds) http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 33 3. Periksa kelangsingan pada penampang balok (λ < λ p ) Pada Flens Pada Web Bila tidak memenuhi maka kecilkan tinggi lubang (Ds) 4. Hitung kuat lentur nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral 5. Hitung besarnya beban merata (q u ) yang diterima balok 6. Control lendutan ( L L/240) dengan metoda elastic, bila tidak memenuhi beban merata (q) diperkecil berdasarkan persamaan L = L/240, kemudian hitung M u dari beban merata yang didapat dengan terlebih dahulu merubah q ke q u dengan mengalikan suatu faktor suatu faktor beban 7. Hitung panjang pengelasan = 8. Periksa gaya geser pada tampang kritis (V ux φ V n ) sejarak 1,5 L w dari tumpuan. Setelah semua balok profil baja kastilasi dianalisa, hasil perhitungan dibuatkan dalam bentuk tabel profil baja kastilasi. Hasil Dan Pembahasan a. Perhitungan Balok Baja Kastilasi dengan Pengaku Badan Profil baja I WF yang sudah dirubah menjadi balok baja kastilasi diperkaku pada badan dengan menambahkan pelat di bagian badannya untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pengaku terhadap kekuatan balok kastilasi tersebut. Data profil balok baja kastilasi C 310 x 150 Gambar 2. Profil baja kastilasi dengan pengaku badan Profil Baja Kastilasi C 300 x 150 Dc = 300 mm t f = 9 mm t w = 6,5 mm B = 150 mm b f = B/2 = 75 mm r = 9 mm Gambar 3 Penampang melintang profil baja kastilasi dengan pengaku badan Gambar 1 Diagram Alir (flow chart) Analisis Tinggi Lubang Badan 1. Ukuran pelat pengaku badan Tebal pelat pengaku harus lebih besar dari setengah tebal sayap. Diambil tebal pelat penebal sayap (t s ) 8 mm. 0,56! Lebat pelat pengaku (b s ) b s = 0,56.8%129,34,, " diambil lebar pelat pengaku = 100 mm 2. Tinggi lubang badan (Ds) Ds = 2 x (A (2 x t f + 2 x D tee ) Nilai D tee bervariasi, untukbaja I WF 300 x 150 dimulai dengan D tee = 116 mm dan untuk nilai D tee selanjutnya nilai D tee awal dikurangi 5 mm. Untuk nilai D tee = 116 mm, tinggi lubang adalah : Ds = 2 x (300 ( 2 x 9 + 2 x 116) = 100 mm 3. Tinggi profil baja kastilasi Dc = (2 x t f ) + (2 x D tee ) + Ds = (2 x 9) + (2 x 116) + 100 = 350 mm http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 4, Juli 2013

34 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 4. Periksa kelangsingan penampang (λ < λ p ) Pada flens = -. " (penampaang kompak) Pada web = 8,33 < 10,973 = 0.0 =,- " 62,462 < 108,444 (penampang kompak) 5. Inersia profil baja kastilasi I br = (2x(1/12 x 150 x 9 3 + 150 x 9 x (175 ½ x 9) 2 + (1/12 x 6,5 x 332) 2 = 98329849,33 mm 4 I br = 9832,99 cm 4 I lb = (1/12 x 6,5 x 100 2 ) = 5416,67 mm 4 = 54,17 cm 4 I x = I br - I lb = 9778,82 cm 4 S x = I x / 0,5 Dc = 9778,82 / (0,5x35) = 558,79 cm 3 I y = 2 x (1/12 x 9 x 150 3 ) + 1/12 x (332 100) x 6,5 3 = 5067809,417 mm 4 = 506,78 cm 4 6. Modulus penampang plastis profil baja kastilasi 1 2 %34 565789:4 ;<=>? @ A54 B 5? @ AC 1 2 % D951505350:9E=>? 0-2. = 623214 mm 3 = 623,21 cm 3 A56,55? 0-2. AC 7. Momen Ultimit Pemeriksaan panjang bentang I y = 506,78 cm 4 A n = 2 x (9 x 150) + 232 x 6,5 = 4208 mm 2 = 42,08 cm 2 r y = F % -, %3,479, G ", L p = 1,76. R y. 176,30 9,! = 1,76 x 3,47 x " % Jadi L r (483,88) L (600), ini termasuk bentang panjang M n = M cr M p M n = M p M p = Z x. f y = 623,21 x 2400 = 1495704 kg/cm 2 M u φ b M n M u = 0,9.1495704 = 1346133,6 kgcm 8. Besarnya beban merata yang dipikul profil baja kastilasi M u = 1/8 x q u x L 2 q u = 8 x M u / L 2 = 8 x 1346133,6 / 600 2 = 29,91 kg/cm φq = q u q = q u /φ = 29,91 /1,7 = 17,60 kg/cm 9. Kontrol lendutan L L/240 5 384 5[.\" ].^ \ 240 5517,605600 " 3845200000059778,82 600 240 1,52 cm 2,5 cm (lendutan memenuhi syarat) 10. Panjang pengelasan (Lw) Dalam menentukan panjang pengelasan kita anggap bahwa profil tersebut adalah penampang tersusun yang dibentuk dengan menggunakan sarana penyambung las. L r = r y.? I J A 1=1=L.MN fl = f y f r K X 1 = O P Q!.R.S.G X 2 = 4.? P Q R A. T F fl = 2400 0,3.2400 = 1680 kg/cm 2 G = E / 2(1+µ) = 2.10 6 / (2x(1+0,3)) = 770000 kg/cm 2 3 J = 1/3 (2A.t f + h.t 3 w ) = 1/3 (2.150.9 3 + 332.6,6 3 ) = 94137,67 mm 4 = 9,41 cm 4 C w = F.U V X 1 = % -,.0-V 98229,35 XY/9, X 2 = 4.? --,. O --,...,.- A.? 0-7,43.10 6 cm 4 /kg 2 %158368,75 9,. W...,".", A = L r = 3,32.?..,0- A 1=1=7,43.10.1680 = 483,88 cm Volume 7, No. 4, Juli 2013 % Gambar 4. Panjang pengelasan (Lw) profil kastilasi dengan pengaku badan Direncanakan banyaknya lubang pada badan balok adalah 10 buah untuk setengah bentang balok. Panjang pengelasan (Lw) adalah : 3.\`=0,5\`%0,5 \ 30.Lw + 0,5 Lw = 300 30,5 Lw = 300 Lw = 9,836 cm Panjang pengelasan (Lw) di sepanjang setengah bentang balok Panjang pengelasan sepanjang balok (L tot ) Gaya geser yang terjadi pada bidang kontak antara kedua pelat tersebut dianggap terjadi di tengah bentang yang diakibatkan oleh momen lentur. Besarnya gaya geser tersebut adalah : http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 35 a b % c b.1 % 1346133,6.639,46 ^ 9832,99 %87541,90 XY φ y R nw = 0,9.t c.f y = 0,9 x 0,5 x 2400 = 1404 kg/cm L tot = % -",. %62,359, "" Kontrol panjang pengelasan (Lw) 3.\`=0,5\` > L tot 30,5 x 9,836 > 62,35 299,998 cm > 62,35 cm ( panjang pengelasan Lw memenuhi syarat) Tabel 1. Profil baja kastilasi dar profil baja I WF 300x150, L = 6 m, f y = 240 MPa, t s = 8 mm, b s = 100 mm 11. Periksa gaya geser pada tampang kritis Gambar 5. Gaya geser yang terjadi pada tampang kritis profil baja kastilasi dengan pengaku Gaya geser yang terjadi pada tampang kritis pada jarak 1,5 Lw dari tumpuan sebesar Vux. Vu = ½ x q u x L = ½ x 29,91 x 600 = 8973 kg Vux = db27,-2e,-2eb;,-2e 8531,71 XY %.027,-2,-2.,0;,-2 789:8f/4 B ;1,10g X h.] ; X M h %5= 5 i? k l A k n = 5 (asumsi tidak ada pengaku vertikal) 350:100 6,5 1,10g 55200000 240 38,46 71 Vn = 0,6. f y. A w = 0,6 x 2400 x (35-10) x 0,65) = 23400 kg Vux φ Vn 8531,71 0,9 x 23400 8531,71 kg 21060 kg (kapasitas geser profil baja kastilasi memenuhi) Untuk perhitungan balok baja kastilasi dengan tinggi lubang badan lainnya dibuatkan dalam tabel. % Dari Tabel 1 pada saat tinggi lubang ditambah menjadi 360 mm perhitungan dihentikan, karena gaya geser Vn = 10108,80 kg, sedangkan gaya geser pada tampang kritis sejauh 1,5Lw adalah Vux = 10571,39 kg, sehingga kapasitas geser profil baja kastilasi tidak memenuhi. http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 4, Juli 2013

36 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 Tabel 2. Profil baja kastilasi dar profil baja I WF 300x150, L = 12 m, f y = 240 MPa, t s = 8 mm, b s = 100 mm meter tinggi lubang badan optimum adalah 460 mm dengan q u sebesar 9,43 kg/cm. Penutup a. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tinggi lubang badan pada profil baja kastilasi dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Tinggi lubang optimum dipengaruhi oleh kapasitas geser profil baja kastilasi pada tampang kritis yaitu 1,5Lw dari tumpuan. 2. Kapasitas geser profil baja semakin kecil dengan pertambahan tinggi lubang badan, akibat luas badan profil baja berkurang. 3. Lendutan membatasi besarnya beban merata yang dapat dipikul oleh profil baja kastilasi artinya control lendutan 1/240 L memperkecil beban merata. 4. Pemberian pengaku pada badan meningkatkan kapasitas geser profil baja kastilasi tersebut. Pada profil baja kastilasi yang diberi pengaku badan dengan tebal pelat 8 mm dan lebar 100 mm, tinggi lubang badan optimum yang didapat adalah 340 mm untuk panjang bentang 6 meter dengan q u sebesar 36,79 kg/cm dan untuk panjang bentang 12 meter tinggi lubang badan optimum adalah 460 mm dengan q u sebesar 9,43 kg/cm. Dari Tabel 2 pada saat tinggi lubang ditambah menjadi 480 mm perhitungan dihentikan, karena gaya geser Vn = 5054,40kg, sedangkan gaya geser pada tampang kritis sejauh 1,5Lw adalah Vux = 5375,65 kg, sehingga kapasitas geser profil baja kastilasi tidak memenuhi. b. Pembahasan Hasil Perhitungan Pada profil baja kastilasi yang diberi pengaku badan dengan tebal pelat 8 mm dan lebar 100 mm, tinggi lubang badan optimum yang didapat adalah 340 mm untuk panjang bentang 6 meter dengan q u sebesar 36,79 kg/cm dan untuk panjang bentang 12 b. Saran Saran-saran yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan tinggi lubang badan optimum profil baja kastilasi adalah sebagai berikut : 1. Dalam menentukan tinggi lubang badan optimum yang lebih akurat, penambahan tinggi lubang badan diatur sedemikian rupa sehingga gaya geser akibat beban merata yang dipikul oleh profil baja tersebut mendekati kapasitas geser profil baja. 2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih variatif, bentuk lubang dapat dibuat dengan ukuran yang berbeda misalnya berbentuk bulat, begitu pula dengan jenis perletakan dan pembebanannya. Daftar Pustaka Anonim, 2000, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, Penerbit Laboratorium Mekanika Struktur Pusat Penelitian Antar Universitas Ilmu Rekayasa Institut Teknologi Bandung, Bandung. Anonim, 2000, Kursus Singkat Perencanaan Struktur Baja dengan Metoda LRFD, Penerbit Laboratorium Mekanika Struktur Pusat Volume 7, No. 4, Juli 2013 http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 37 Penelitian Antar Universitas Ilmu Rekayasa Institut Teknologi Bandung, Bandung. Gunawan T. dan Margaret S., 1998, Teori Soal dan Penyelesaian Konstruksi Baja I Jilid I, Delta Group Jakarta. Rene Amon, Bruce Knobloch, Atanu Mazubder, 1996, Perencanaan Konstruksi Baja untuk Insinyur dan Arsitek 1, PT. Pradnya Paramita. Salmon, Charles G. dan Johnson E, 1992, Struktur Baja dan Desain dan Perilaku 1 dan 2 edisi ketiga, terjemahan Ir. Mc. Prihminto Widodo, PT. Gramedis Pustaka Utama, Jakarta. Schodek, Daniel, 1995, Struktur, terjemahan Ir. Bambang Suryoatmono, M.Sc., PT. Eresco. Spiegel, Leonard dan Limbrumer, George F., 1991, Desain Baja Struktural Terapan, terjemahan Ir. Bambang Suryoatmono, M.Sc., PT. Eresco. http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 4, Juli 2013