RUAS JALAN ANDI MALLOMBASANG DAN JALAN USMAN SALENGKE SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik Perencanaan Prasarana, Universitas Hasanuddin. Teknik Transportasi Pascasarjana, Universitas Hasanuddin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN TEKNIK ANALISIS PENENTUAN INTENSITAS BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Jalan Ahmad Yani, frontage road, Jalan layang tol,kinerja, travel time.

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN

KINERJA RUAS JALAN KORIDOR JALAN TJILIK RIWUT AKIBAT TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KORIDOR BERDASARKAN KONTRIBUSI VOLUME LALU LINTAS

BAB IV PENENTUAN INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

PENGARUH KEBERADAAN PARKIR DAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP BIAYA KEMACETAN DAN POLUSI UDARA DI JALAN KOLONEL SUGIONO MALANG

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

ANALISA HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALU LINTAS DAN PRESENTASE PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS JALAN A. A. MARAMIS KOTA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

Laporan Survey RLL Traffic Counting Jalan Kertajaya Indah

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

Pengendalian Jenis Kegiatan pada Koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard Surabaya

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

PENGARUH PUSAT HIBURAN HERMES PLACE POLONIA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN W. MONGONSIDI

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

Kata kunci: Kinerja ruas jalan, Bangkitan perjalanan, SMK Ganesha Ubud.

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB II STUDI PUSTAKA

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya

BAB 2 TINJAUAN TEORI

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR

E:mail :

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS ATAS DIBANGUNNYA CITIMALL DI JALAN GATOT SUBROTO KABUPATEN KETAPANG

PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP KINERJA JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

DAFTAR PUSTAKA A. Buku Teks B. Disertasi/Tesis/Tugas Akhir

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

EVALUASI KINERJA JALAN DI BANDA ACEH DAN PENERAPAN MANAJEMEN LALU LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS PERSIMPANGAN SEPANJANG Jl. A. YANI SISI BARAT AKIBAT PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

EVALUASI KINERJA JALAN DAN TARIKAN PERGERAKAN KENDARAAN PADA PASAR MODERN LAMBARO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG

PENGARUH MANUVER PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS ABSTRAK

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Transkripsi:

BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS TERHADAP TATA BANGUNAN DAN TINGKAT PELAYANAN (LoS) DI RUAS JALAN ANDI MALLOMBASANG DAN JALAN USMAN SALENGKE SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Iyan Awaluddin Staf Pengajar Teknik PWK UIN Alauddin iyan.awaluddin@uin-alauddin.ac.id ABSTRAK Kondisi kapasitas jalan yang cenderung tetap berbanding terbalik dengan tingkat pertumbuhan kendaraan yang terus bertambah setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) tingkat bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh tata bangunan di ruas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke Sungguminasa, (2) tingkat pelayanan jalan (LoS) akibat tarikan dan bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh tata bangunan dan (3) beberapa alternatif penanganan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat pelayanan (LoS). Penelitian ini dilaksanakan di ruas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke Sungguminasa Kabupaten Privinsi Sulawesi Selatan. Metode analisis yang digunakan adalah analisa kuantitatif yang meliputi perkiraan trip attraction masing-masing guna lahan, identifikasi LoS dengan menghitung perkiraan peningkatan volume kendaraan dan volume per capacity ratio (VCR) tahun 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh tata bangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap volume kendaraan yaitu proporsi Traffic Through yang lebih tinggi daripada proporsi Trip Attraction dengan proporsi 78% dan 22% pada tahun 2013 serta 82% dan 18% pada tahun 2018. Tingkat pelayanan jalan (LoS) pada hari kerja rendah jika dibandingkan dengan tingkat pelayanan jalan pada hari libur. Alternatif penganan yang dapat dilakukan dan memberikan dampak siknifikan terhadap peningkatan tingkat pelayanan (LoS) yaitu melakukan pelebaran jalan sekaligus menghilangkan hambatan samping. Kata Kunci : bangkitan, pergerakan, tata bangunan A. PENDAHULUAN Kemacetan lalu lintas tidak muncul dengan sendirinya, ketersediaan infrastruktur jalan (prasarana transportasi) yang kurang memadai/tidak sesuai fungsinya dan rekayasa serta manajemen lalu lintas yang kurang optimal, tingginya tingkat urbanisasi, sistem angkutan umum perkotaan yang tidak efisien dan tingkat pertumbuhan prasarana transportasi yang tidak bisa mengejar laju tingkat pertumbuhan kebutuhanakan transportasi merupakan beberapa faktor utama penyebab kemacetan lalu lintas (Jinca, dkk., 2007). Sejalan dengan itu, laju pertumbuhan kendaraan yang tinggi setiap tahunnya merupakan salah satu faktor penyebab disamping juga pola penggunaan lahan yang tidak tertata dan tidak terkendali. Pesatnya pertumbuhan kendaraan di Sulawesi Selatan pada tahun 2012 65

khususnya sepeda motor yang mencapai 21.600 unit per bulan sedangkan kendaraan roda empat dapat tumbuh sekitar 3.500-3.600 unit (Dinas Pendapatan Daerah Sul-Sel). Hal ini apabila tidak diimbangi dengan peningkatan jaringan jalan dan manajemen lalu lintas yang baik akan berimbas pada kurang optimalnya pelayanan jaringan jalan. Sejalan dengan permaslahan tersebut, pada dasarnya permasalahan umum yang terjadi di area perkotaan adalah masalah pertumbuhan kegiatan dan kemacetan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menangani masalah tersebut adalah dengan mengembangkan Transport Demand Management (TDM). Tujuan TDM adalah untuk membatasi jumlah kebutuhan pergerakan, yaitu dengan melakukan pengelolaan terhadap komponen-komponen yang dapat mempengaruhi jumlah pergerakan (Titania, 2008). Salah satu penanganan TDM yang dapat dilakukan di negara sedang berkembang adalah dengan melakukan pengendalian dalam penggunaan lahan (land use control) (World Bank dalam Indrawanto, 1996). Jenis guna lahan dan intensitas bangunan suatu kawasan menentukan tingkat lalu lintas yang bergerak menuju kawasan tersebut (Ferguson, 2000). Oleh karena itu, untuk membatasi jumlah pergerakan yang ditimbulkan akibat guna lahan, diperlukan pengendalian dan pengaturan terhadap pemanfaatan lahan dan intensitas bangunannya. Kabupaten sebagai salah satu wilayah simpul di Sulawesi Selatan yang merupakan bagian dari perencanaan Kota Metropolitan Mamminasata (Kota Sungguminasa) tidak terlepas dari permasalahan klasik yang banyak dialami oleh layaknya kota besar di Indonesia yaitu kemacetan lalu lintas dan ketidak teraturan pemanfaatan lahan khususnya disepanjang koridor jalan utama. Salah satu ruas jalan yang memiliki status jalan provinsi (kolektor primer) yang melintas di Kota Sungguminasa adalah Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke yang menghubungkan antara Kota Makassar - Kabupaten (Kota Sungguminasa) - Kabupaten Takalar, dengan berbagai permasalahan lalu lintas yang terjadi dan penyebab yang beragam. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui tingkat bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh tata bangunan dan tingkat pelayanan jalan (LoS) akibat tarikan dan bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh tata bangunan pada ruas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke Sungguminasa. B. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan permintaan dan penyediaan (supply demand analysis). Pendekatan penyediaan (supply) dilakukan untuk melihat berapa besar kapasitas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke Sungguminasa, sedangkan pendekatan permintaan (demand) digunakan untuk melihat dan memperkirakan berapa besar permintaan volume kendaraan (berkaitan dengan tarikan volume kendaraan yang ditimbulkan oleh tata bangunan) pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. 66

2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah koridor Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke Sungguminasa. Adanya batasan lingkup tersebut dikarenakan pergerakan dan pertumbuhan aktivitas tertinggi tertinggi Kota Sungguminasa/Kabupaten terletak di ruas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke Sungguminasa, mengingat bahwa jalan tersebut adalah jalan utama dengan status kolektor primer dan jalan provinsi. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh moda kendaraan yang melalui ruas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke Sungguminasa. Untuk memudahkan pengambilan data maka dilakukan pengambilan sampel menggunakan metode sampling insidental, Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu sampel waktu (hari) yang diambil dapat mewakili kondisi (hari kerja dan hari libur/akhir pekan) dalam satu minggu serta sampel waktu (jam) yang diambil dapat mewakili jam puncak harian. (peak hour). 4. Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi langsung atau survei langsung dilapangan yaitu dengan survei lalu-lintas (Traffic Survey) meliputi data geometrik jalan, volume arus lalulintas, kecepatan kendaraan dan hambatan samping. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode survei instansional dan telaah pustaka meliputi standar yang dibutuhkan dalam penelitian berupa standar perencanaan jalan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). 5. Analisis Data a. Perkiraan Bangkitan dan Tarikan Memperkirakan trip attraction yang dihasilkan oleh bangunan disepanjang ruas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke, perkiraan ini dilakukan dengan menggunakan model trip rate. Trip rate ini merupakan suatu konstanta yang digunakan untuk meramalkan trip attraction yang dihasilkan berdasarkan luas bangunannya. persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Trip attraction = luas lantai bangunan x trip rate Trip rate yang digunakan untuk setiap fungsi berbeda tergantung dari standar trip rate yang digunakan untuk masing-masing fungsi tersebut. standar yang digunakan untuk masing-masing fungsi tersebut adalah hasil beberapa studi traffic impact yang pernah dilakukan diareal perkotaan seperti di DKI Jakarta dan kota Sandiego, AS. b. Kapasitas Jalan Perhitungan kapasitas jalan pun mengacu pada metode manual kapasitas jalan indonesia (MKJI, 1997). Persamaan yang digunakan untuk menghitung kapasitas suatu ruas jalan menurut MKJI (1997) adalah sebagai berikut: C=CO x FCWxFCSPxFCSFxFCCS 67

Keterangan : C : Kapasitas (smp/jam) CO : Kapasitas dasar (smp/jam) FCW : Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan FCSP : Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah FCSF : Faktor koreksi kapasitas gangguan samping FCCS : Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk) c. Kecepatan kendaraan (speed) L Kecepatan = TT Keterangan : Kecepatan : Kecepatan rata-rata ruang kendaraan ringan (km/jam) L : Panjang sgmen (km) TT : Waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan sepanjang segmen (jam) d. Volume per capacity ratio (VCR) Volume per Capacity Ratio (VCR) adalah perbandingan antara volume yang melintas (smp/jam) dengan kapasitas pada suatu ruas jalan tertentu (smp/jam). Dari hasil perbandingan didapat suatu nilai tanpa satuan yang akan digunakan untuk menentukan level of service (LOS) jalan yang bersangkutan sesuai dengan standar MKJI dan Peraturan Menteri Perhubungan No. K 14 Tahun 2006. e. Perkiraan Volume Kendaraan Perkiraan volume kendaraan pada masa yang akan datang, diketahui dengan melakukan proyeksi pertumbuhan dengan menggunakan persamaan ekstrapolasi sebagai berikut: Pt = Pt + b (t o) Keterangan : Pt : volume lalu lintas yang dicari Pt : volume lalu lintas tahun dasar (2013) b : Rata-rata pertambahan/pertumbuhan ekonomi (t o) : Selisih antar tahun dasar dengan tahun yang diramalkan f. Kajian Alternatif Pengembangan Kajian dari beberapa skenario/alternatif penanganan yang dapat diterapkan pada ruas jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke dilakukan melakukan kajian/evaluasi terhadap beberapa skenaio, yaitu skenario Do-Nothing (kenario tanpa melakukan apapun terhadap jaringan ruas jalan yang disurvei. Sehingga dapat diketahui bagaimana kodisi lalu lintas (titik jenuh) ruas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke apabila tidak dilakukan upaya penanganan apapun sampai pada tahun 2018), skenario Do-Something 1 (Skenario ini dilakukan peningkatan beberapa ruas jalan eksisting dengan cara melakukan pelebaran jalan dan perbaikan geometri ruas jalan), skenario Do- Something 2 68

(Skenario ini dilakukan peningkatan beberapa kapasitas jalan dengan menghilangkan semua hambatan samping seperti PKL dipinggir jalan dan parkir on street dengan kapisitas jalan dianggap tetap) dan skenario Do-Something 3 (skenario ini merupakan perpaduan antara kenario Do-Something 1 dan skenario Do-Something 2). C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Pemanfaatan Lahan Kawasan Aktivitas yang paling berkembang di koridor Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke adalah kegiatan komersial (137 kapling) terutama untuk toko/pertokoan barang kebutuhan sehari-hari (116 kapling) dengan luas kapling keseluruhan 36.948,87 m 2 atau sekitar 22,41% dari total luas seluruh kapling di koridor Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke, selain itu memiliki luas lantai bangunan sebesar 37.656,99 m 2, rumah makan (5 kapling) dengan luas kapling keseluruhan 1.989,86 m2 atau sekitar 1,21% dari total luas seluruh kapling, memiliki luas lantai bangunan sebesar 1.522,84 m 2 dan pasar (1 kapling) dengan luas kapling keseluruhan 29.767,84 m 2 atau sekitar 18,05% dari total luas seluruh kapling di koridor Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke, selain itu memiliki luas lantai bangunan sebesar 38.628,69 m 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 1. Peta kawasan penelitian 69

Gambar 2. Perkiraan VCR Volume Kendaraan Jam Puncak (Peak Hour) Pada hari kerja, volume kendaraan tertinggi di Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke adalah 2.995 smp/jam yang terjadi pada sore hari (17.00-18.00) pada segmen 1. Segmen ini memiliki tingkat volume kendaraan yang lebili tinggi apabila dibandingkan dengan segmen lainnya yaitu dengan volume rata-rata 2.827 smp/jam. Apabila ditinjau berdasarkan komposisi jenis kendaraan, maka komposisi kendaraan yang melewati Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke (segmen 1) pun beraneka ragam, namun didominasi oleh sepeda motor (MC) dengan persentase rata-rata 56,50% dan kendaraan ringan (LV) dengan angka persentase rata-rata 33,68%. Sedangkan pada hari libur, volume kendaraan tertinggi di Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke adalah 2.851 smp/jam yang terjadi pada malam hari (19.00-20.00) pada segmen 1. Segmen ini memiliki tingkat volume kendaraan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan segmen lainnya yaitu dengan volume kendaraan rata-rata pada hari libur sekitar 2.383 smp/jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Segmen 1 2 Tabel 1. Volume Kendaraan pada Hari Kerja Waktu Volume Kendaraan (smpjam) Total Non MC LV HV (smp/jam) Motor Pagi 07.00-08.00 31 1799 796 216 2842 Siang 13.00-14.00 26 1306 1084 355 2771 Sore 17.00-18-00 49 1944 752 250 2995 Malam 19.00-20.00 21 1339 1176 163 2699 Komposisi (%) 1,12 56,50 33,68 8,70 100,00 Pagi 07.00-08.00 31 1046 544 173 1794 Siang 13.00-14.00 59 1042 1172 322 2595 Sore 17.00-18-00 29 1280 764 187 2260 Malam 19.00-20.00 41 970 952 91 2054 70

3 Sumber : Analisis, 2013 Komposisi (%) 1,84 49,85 39,44 8,88 100,00 Pagi 07.00-08.00 23 1354 700 120 2197 Siang 13.00-14.00 9 1033 980 254 2277 Sore 17.00-18-00 21 1414 736 202 2373 Malam 19.00-20.00 20 1196 940 77 2232 Komposisi (%) 0,80 55,04 36,97 7,19 100,00 Segmen 1 2 3 Sumber : Analisis, 2013 Tabel 2. Volume Kendaraan pada Hari Libur Waktu Volume kendaraan (smp/jam) Total Non MC LV HV (smp/jam) Motor Pagi 07.00-08.00 59 907 460 86 1512 Siang 13.00-14.00 30 1132 1336 134 2632 Sore 17.00-18-00 23 1268 1172 72 2535 Malam 19.00-20.00 28 1351 1376 96 2851 Komposisi (%) 1,47 48,87 45,58 4,08 100,00 Pagi 07.00-08.00 18 669 624 101 1412 Siang 13.00-14.00 24 766 1168 154 2112 Sore 17.00-18-00 26 883 1092 86 2087 Malam 19.00-20.00 41 889 1036 43 2009 Komposisi (%) 1,43 42,09 51,44 5,04 100,00 Pagi 07.00-08.00 25 784 496 110 1415 Siang 13.00-14.00 7 1040 1140 154 2341 Sore 17.00-18-00 4 1050 860 48 1962 Malam 19.00-20.00 7 904 780 77 1768 Komposisi (%) 0,57 50,47 43,76 5,19 100,00 Penelitian ini meperlihatkan bahwa karakteristik kendaraan yang melewati ruas jalan Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke pun beraneka ragam, sebagian diantaranya yang melakukan pergerakan menerus (through traffic) dan menjadikan Jalan ini hanya sebagai akses menuju tempat yang tujuannya. Kendaraan-kendaraan tersebut mempengaruhi kepadatan lalu-lintas, padatnya lalu-lintas di Jalan ini tidak hanya dipengaruhi oleh bangkitan dan tarikan kegiatan di sepanjang koridor saja tetapi juga oleh kendaraan through traffic ini. Oleh karena itu. perlu diketahui proporsi antara kendaraan through traffic dan kendaraan yang merupakan bangkitan dan tarikan dari kegiatan di sepanjang koridor. Berdasarkan hasil analisis dapat terlihat bahwa proporsi kendaraan through traffic di Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke sangat tinggi, yaitu berkisar dan 72% - 98%. Sedangkan proporsi rata-ratanya adalah 78%. Dari proporsi tersebut dapat dianggap bahwa pergerakan di Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke masih didominasi oleh pergerakan kendaraan menerus. Artinya, dari 100 kendaraan yang masuk ke Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke, 78 kendaraan merupakan arus menerus atau kendaraan yang hanya melewati ruas jalan ini dan 22 kendaraan merupakan kendaraan yang dihasilkan dari tarikan atau bangkitan (trip attraction) di sepanjang koridor Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke. 71

Berdasarkan hasil hasil analisis didapatkan bahwa perkiraan volume kendaraan tahun 2018 pada ruas Jalan A. Mallombasang dan Jalan Usman Salengke cukup tinggi, ini terlihat dari nilai volume per capacity ratio (VCR) yang tinggi yaitu antara 0,38 1,22, sehingga kemungkinan dapat terjadi kemacetan atau tundaan terutama pada jam puncak. Tingkat VCR masing-masing skenario alternatif penanganan yang dapat dilakukan guna meningkatkan tingkat pelayanan jalan pada tahun 2018, berdasarkan hal tersebut pula diketahui bahwa peningkatan VCR tertinggi pada tahun 2018 terjadi pada segmen 3 dimana peningkatannya dapat melebihi kapasitas jalan yang tersedia (Do-Nothing), sehingga perlu dilakukan penanganan berupa pelebaran jalan dan menghilangkan hambatan samping. Secara umum, skenario penanganan yang berdampak signifikan untuk peningkatan tingkat pelayanan (LoS) pada tiap segmen adalah skenario Do- Something 1 (melakukan peningkatan ruas jalan eksisting dengan cara melakukan pelebaran jalan dan perbaikan geometri ruas jalan serta penambahan lajur lalu lintas pada tiap jalur) dan Do-Something 3 (melakukan peningkatan jalan sesuai dengan skenario Do-Something 1 dan menghilangkan seluruh hambatan samping seperti PKL dan parkir on street). Sedangkan skenario alternatif penanganan yang tidak signifikan dalam mempengaruhi tingkat VCR adalah skenario Do-Something 2 (menghilangkan hambatan samping), terutama pada segmen 3 dengan tingkat signifikan/pengaruh yang terkecil karena pada segmen ini tingkat hambatan samping rendah sehingga apabila hanya menerapkan skenario Do-Something 2, tidak berpengaruh besar dalam mempengaruhi VCR pada tahun 2018, sehingga perlu dilakukan penerapan Do-Something 1 atau Do-Something 3. D. PENUTUP Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan maka kesimpulan penelitian ini adalah tingkat bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh tata bangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap volume kendaraan yaitu proporsi Traffic Through yang lebih tinggi daripada proporsi Trip Attraction dengan proporsi 78% dan 22% pada tahun 2013 serta 82% dan 18% pada tahun 2018. Tingkat pelayanan jalan (LoS) pada tahun 2013 pada hari kerja rendah jika dibandingkan dengan tingkat pelayanan jalan pada hari libur. Alternatif penganan yang dapat dilakukan dan memberikan dampak siknifikan terhadap peningkatan tingkat pelayanan (LoS) yaitu melakukan pelebaran jalan sekaligus menghilangkan hambatan samping. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang volume tarikan dan bangkitan (trip attraction) untuk dijadikan salah satu tolak ukur dalam peramalan trip attraction serta dapat dijadikan salah satu pertimbangan bagi pemerintah untuk dapat merumuskan penanganan permasalahan perkotaan terutama upaya manajemen lalulintas, meliputi kemacetan serta tata bangunan disepanjang jalan utama. 72

DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, Direkctorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta: P.T Bina Karya (Persero). Fadhilah, Bahagia AJ, 2008. Usulan Penanganan Sistem Transportasi di Jalan Cihampelas. Bandung: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB. Ferguson, Erik, 2000. Travel Demand Management and Public Policy. England: Ashgate Publishing Ltd. Indrawanto, MT, 1996. Pengaturan Pembangunan Gedung-gedung TinggiMelalui Penentuan Batas Jumlah Luas Lantai Berdasarkan Kemampuan Kapasitas Prasarana Jalan. Studi Kasus: Kota Surabaya. Bandung; Tesis. Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Program Sarjana ITB. Jinca, M. Y. dan Lindasari, E, 2007. Dasar-Dasar Transportasi. Makassar: Pusdiklat aparatur perhubungan. Departemen Perhubungan. Jinca, M.Y, 2002. Perencanaan Transportasi. Makassar: LPM UNHAS. Kementrian Perhubungan, Permen No. K 14 Tahun 2006 tentang Manejemen dan Rekayasa Lalu-Lintas di Jalan. Morlok, E.K, 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. Natalivan, Petrus. 2002. Prinsip Perancangan Untuk Penanganan Konflik Pada Koridor Jalan Komersial (Kasus Studi: Koridor Jalan Komersial Kota Bandung). Bandung: Tesis. Bidang Khusus Rancang Kota Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Program Pasca Sarjana ITB. Pemerintah Republik Indonesia. PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. 2013. Dinas Pendapatan Daerah. Pemerintah Kabupaten. 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Pramono, YK, 2005. Bangkitan Lalu Lintas Kawasan Perumahan Jalan Cihanjuang Cimahi. Bandung: Tesis. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sumadi, 2006. Kemacetan Lalulintas Pada Ruas Jalan Veteran Kota Brebes. Semarang: Progam Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. Tamin, Ofyar Z, 2003. Perencanaan dan Permodelan Transportasi Edisi Ke-1. Bandung: Penerbit ITB. Tamin, Ofyar Z, 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi Edisi Ke-2. Bandung: Penerbit ITB. Titania, Beri. 2008. Analisis Intensitas Bangunan Koridor Jalan Raya Cimahi Berdasarkan Kapasitas Jalan. Bandung: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah arsitektur, perencanaan dan pengembangan kebijakan ITB. 73