SOSIALISASI PERATURAN KEPALA BADAN POM BIDANG PANGAN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

8.9 VITAMIN, MINERAL DAN ZAT GIZI LAIN

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.

INFORMASI NILAI GIZI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2011, No BAB 9 FORMAT

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PENGKAJIAN KEAMANAN PANGAN PRODUK REKAYASA GENETIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN

a. terdapat dalam jumlah yang berarti yaitu lebih dari 2 % AKG per sajian; dan atau b. mencantumkan pernyataan (klaim) tentang zat besi.

Keterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Grup I- Label Pangan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Sejumlah zat gizi wajib dicantumkan dalam Informasi Nilai Gizi berkenaan dengan beberapa kondisi berikut :

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Pengkajian. Keamanan. Pangan. Produk. Rekayasa Genetik. Pedoman.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik

Lampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum. A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KETENTUAN POKOK PENGAWASAN PANGAN FUNGSIONAL

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Lembaga Pemberi Kode Halal Asing yang Disahkan Oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Lampiran 1. Checklist Survei Pencantuman Label pada Produk Susu Formula dan Makanan Bayi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

KLAIM PENURUNAN RISIKO PENYAKIT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

Advertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KLAIM KANDUNGAN ZAT GIZI RENDAH ATAU BEBAS. Rendah 40 kkal (170 kj) per 100 g (dalam bentuk padat) atau 20 kkal (80 kj) per 100 ml (dalam bentuk cair)

2016, No Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Neg

- Beri tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat. - Pertanyaan berupa isian, harap dijawab dengan singkat dan jelas

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Metode

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: HK TENTANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN ORGANIK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

No. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara.

2016, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

2013, No.710 6

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tah

2016, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikl

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.480,2014 BADAN POM. Formula Bayi. Pengawasan. Keperluan Medis. Khusus. Perubahan.

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

TINJAUAN PUSTAKA Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI )

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Mitos dan Fakta Kolesterol

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

Mengantisipasi Pangan Transgenik Friday, 08 September 2006

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONEASIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

ii Nilai Gizi Pangan

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

Mencermati Label dan Iklan Pangan. Purwiyatno Hariyadi

Transkripsi:

SOSIALISASI PERATURAN KEPALA BADAN POM BIDANG PANGAN 2011 DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN BADAN POM RI 1 Maret 2012 1

LIST PERATURAN 1. Peraturan Kepala Badan POM No.HK.03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BPOM No.HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan 2. Peraturan Kepala Badan POM No.HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim Dalam Label Dan Iklan Pangan Olahan 3. Peraturan Kepala Badan POM No.HK.03.1.23.11.11.09657 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Penambahan Zat Gizi Dan Zat Non Gizi Dalam Pangan Olahan 4. Pangan Produk Rekayasa Genetik 2

1. Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BPOM No. HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Informasi Nilai Gizi 11

FORMAT UMUM : INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji. (URT)... (g/ml) Jumlah Sajian per Kemasan :. JUMLAH PER SAJIAN Energi Total kkal Energi dari Lemak... kkal Energi dari Lemak jenuh... kkal % AKG * Lemak Total. g.. % Lemak Jenuh. g % Lemak tidak jenuh tunggal. g Lemak tidak jenuh ganda. g Lemak trans. g Kolesterol. mg.. % Protein. g..... % Karbohidrat Total. g.. % Serat pangan. g.. % Serat pangan larut. g Serat pangan tidak larut. g Gula. g Gula alkohol. g Karbohidrat lain... g Format Tabular/Horizontal INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji (g ) Jumlah saji per kemasan:.. Energi Total.. kkal Energi dari lemak...kkal Jumlah per sajian %AKG* Jumlah persajian %AKG* Lemak Total g % Karbohidrat total...g Lemak jenuh g...%...% Kolesterol mg...% Serat g...% Protein g...% Gula.g Natrium mg...% Vitamin A % Vitamin C % Vitamin B6 % Vitamin D % Kalsium % Besi % Magnesium % Iodium % *Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah. Natrium. mg.. % Kalium. mg.. % Vitamin A.. % Vitamin C.. % Vitamin lain.. % Kalsium.. % Zat Besi.. % Mineral lain.. % Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih 12 Informasi Nilai Gizi

Format linier INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji :... sachet, Jumlah saji per kemasan :.. : JUMLAH PER SAJIAN : Energi total kkal, Energi dari lemak.kkal, Lemak Total g (.% AKG), Lemak Jenuh.g ( % AKG ), Kolesterol g (.% AKG), Protein..g (...% AKG), Karbohidrat total..g (...% AKG), Serat g ( % AKG), Gula.g, Natrium g ( % AKG), Kalium g ( % AKG), Vitamin A (.% AKG), Vitamin C (.%AKG), Vitamin D (.%AKG), Kalsium ( % AKG), Besi (.% AKG). Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah. Pencantuman ING tidak wajib, tetapi jika: Disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, klaim dipersyaratkan berdasarkan ketentuan: Fortifikasi wajib Pangan tertentu Informasi Nilai Gizi 13

Peraturan ini Merupakan amandemen dari peraturan sebelumnya. Materi yang direvisi : Format Informasi Nilai Gizi dan Informasi Nilai Gizi untuk Formula Bayi. Materi yang ditambahkan : Batas Toleransi Hasil Analisis Zat Gizi. Informasi Nilai Gizi 14

Batas Toleransi Hasil Analisis Zat Gizi Batas toleransi hasil analisis zat gizi adalah nilai kisaran yang dapat diterima dari hasil analisis zat gizi dibandingkan dengan nilai yang dicantumkan pada informasi nilai gizi. Nilai pada label (ING) Batas toleransi Informasi Nilai Gizi 15

Persyaratan 1. Untuk semua pangan: energi, lemak, lemak jenuh, kolesterol, asam lemak trans, gula dan natrium, tidak boleh lebih dari 120% dari nilai yang tercantum pada informasi nilai gizi. Batas atas Lemak jenuh : 6 g/100 g (ING) contoh: Hasil analisa: - 8 g/100 g TMS (133%) - 7 g/100 g MS (116%) Informasi Nilai Gizi 16

Persyaratan 2. Pangan Olahan Wajib Fortifikasi, Pangan Olahan yang Mencantumkan Klaim dan Pangan Olahan Tertentu Hasil analisis zat gizi sekurang-kurangnya sama dengan nilai yang tercantum dalam informasi nilai gizi ( 100%). Kecuali diatur dalam Peraturan lain. contoh: Kalsium : 100 mg/saji (ING) Takaran saji 100 g Hasil analisa: -120 mg/100 g MS (120%) - 90 mg/100 g TMS (90%) Informasi Nilai Gizi 17

Persyaratan 3. Pangan olahan yang mencantumkan ING secara sukarela Hasil analisis zat gizi sekurang-kurangnya 80% dari nilai yang tercantum dalam informasi nilai gizi. contoh: Vitamin C : 60 mg/100 g (ING) Hasil analisa: - 50 mg/100 g MS (83%) - 45 mg/100 g TMS (75%) Informasi Nilai Gizi 18

Grace Period Pangan Olahan yang telah beredar harus menyesuaikan dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak Peraturan ini diundangkan. Informasi Nilai Gizi 19

2. Peraturan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim Dalam Label Dan Iklan Pangan Olahan Klaim 20

Revisi dari Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK. HK.00.05.52.0685 Tahun 2005 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional Jenis klaim yang diizinkan untuk digunakan pada label dan iklan pangan terdiri dari: klaim kandungan gizi klaim perbandingan zat gizi klaim fungsi zat gizi Klaim fungsi lain klaim penurunan risiko penyakit klaim indeks glikemik Klaim 21

Penetapan klaim pada label dan iklan pangan memperhatikan : a. jenis, jumlah dan peranan zat gizi atau komponen pangan; b. jenis pangan; c. jumlah pangan yang wajar dikonsumsi sehari; d. pola konsumsi gizi seimbang; e. keadaan kesehatan masyarakat. Produk pangan yang mencantumkan klaim, per saji harus memenuhi persyaratan tidak lebih dari 13 g lemak total, 4 g lemak jenuh, 60 mg kolesterol atau 480 mg natrium. Klaim 22

Klaim kandungan zat gizi dan klaim perbandingan zat gizi yang diizinkan adalah yang terkait dengan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral, serta turunannya yang telah ditetapkan dalam Acuan Label Gizi (ALG). Pangan yang secara alami rendah atau bebas dari zat gizi atau komponen pangan tertentu tidak boleh memuat klaim yang terkait dengan zat gizi atau komponen pangan tersebut. Klaim 23

Klaim Indeks Glikemik Definisi Indeks Glikemik (IG) : Nilai yang mencerminkan laju peningkatan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi pangan yang mengandung karbohidrat. Semakin tinggi IG maka semakin tinggi kadar glukosa darah setelah pangan dikonsumsi. Kenaikan kadar glukosa darah tidak semata ditentukan oleh IG tetapi juga oleh jumlah karbohidrat yang dikonsumsi (beban glikemik/glycemic load). Klaim 24

Klaim Indeks Glikemik Kategori indeks glikemik Nilai Indeks glikemik tinggi > 70 sedang (intermediate) 55-70 rendah < 55 Klaim 25

Klaim Indeks Glikemik Persyaratan : Pangan harus memenuhi : mengandung karbohidrat tersedia sekurang-kurangnya 40 gram per saji. jenis karbohidrat tersedia tidak termasuk serat pangan. Nilai indeks glikemik pangan harus dibuktikan dengan dokumen hasil analisis. Dokumen hasil analisis diterbitkan oleh institusi yang terakreditasi. Klaim 26

Klaim Indeks Glikemik Subjek penelitian Pangan yang diperuntukkan bagi penyandang diabetes. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui indeks glikemik pangan pada penyandang diabetes melitus tipe 2. Pangan yang diperuntukkan bagi orang normal. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui indeks glikemik pangan pada orang normal. Klaim 27

Larangan Pangan untuk bayi tidak boleh mencantumkan klaim. Pangan untuk anak usia 1-3 tahun tidak boleh mencantumkan klaim fungsi lain dan klaim penurunan risiko penyakit. (hanya boleh mencantumkan klaim kandungan, klaim perbandingan zat gizi dan klaim fungsi zat gizi) Klaim 28

Larangan Klaim tidak boleh : memuat pernyataan bahwa konsumsi pangan tersebut dapat memenuhi kebutuhan semua zat gizi esensial, dan/atau; memanfaatkan ketakutan konsumen. menyebabkan konsumen mengkonsumsi suatu jenis pangan secara berlebihan, dan/atau; menggambarkan bahwa suatu zat gizi atau komponen lain dapat mencegah, mengobati atau menyembuhkan penyakit. Klaim 29

Sejalan dengan perkembangan Iptek, Komponen /Klaim Baru akan muncul. Komponen dan/atau klaim baru dapat diajukan kepada Kepala Badan untuk dilakukan pengkajian. Pengkajian dilakukan oleh Badan POM dan Tim Pakar, Kajian Dit. SPP. Klaim 30

Grace Period Pangan Olahan yang telah beredar harus menyesuaikan dalam waktu paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak Peraturan ini diundangkan. Klaim 31

3. Peraturan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.11.11.09657 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Penambahan Zat Gizi Dan Zat Non Gizi Dalam Pangan Olahan Zat Gizi dan Non Gizi 32

Revisi dari Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.1.52.3572 Tahun 2008 tentang Penambahan Zat Gizi dan Non Gizi Dalam Produk Pangan. Zat Gizi dan Zat Non Gizi yang diatur terdiri atas: a. Asam Dokosaheksaenoat (Docosahexaenoic Acid/DHA); b. Asam Arakidonat (Arachidonic Acid/ARA); c. Lutein; d. Sphingomyelin; dan e. Gangliosida Zat Gizi dan Non Gizi 33

PERSYARATAN Sumber Bahan baku DHA dan ARA : 1. minyak ikan, berupa: a. Sediaan Minyak DHA; dan b. Sediaan Serbuk DHA. 2. minyak sel tunggal, berupa: a. Sediaan Minyak DHA; dan b. Sediaan Minyak ARA. Informasi tentang kandungan DHA dan ARA hanya dapat dicantumkan dalam label pada bagian Informasi Nilai Gizi. Harus memenuhi spesifikasi bahan baku yang ditetapkan. Misal: - karakteristik umum - kandungan - karakteristik kimia - cemaran Harus dibuktikan dengan sertifikat hasil analisis yang diterbitkan oleh laboratorium pengujian yang terakreditasi. Zat Gizi dan Non Gizi 34

Larangan menambahkan Lutein, Sphingomyelin, dan Gangliosida pada Formula Bayi dan Formula Lanjutan; dan/atau mencantumkan dan mengiklankan klaim gizi dan klaim kesehatan tentang DHA dan ARA pada Formula Bayi dan Formula Lanjutan; Zat Gizi dan Non Gizi 35

Grace Period Pangan Olahan yang telah beredar harus menyesuaikan dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak Peraturan ini diundangkan. Zat Gizi dan Non Gizi 36

4. PANGAN PRODUK REKAYASA GENETIK 40

Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan Cartagene Protocol on Biosafety to The Convention on Biological Diverity No. 36 Tahun 2010 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2010 tentang Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) 30

Keputusan Bersama Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Nomor 998.1/Kpts/OT.210/9/99; 790.a/Kpts/IX/1999; 1145A/MENKES/SKB/IX/1999; 015A/NmenegPHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetik 31

Peraturan Kepala Badan POM Nomor : HK.00.05.23.3541 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik Keputusan Ketua Komisi Keamanan Hayati Nomor : KEP-01/KKH/11/2011 tentang Penetapan Tim Teknis Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik 32

Status Pangan Produk Rekayasa Genetik yang telah mendapatkan izin edar berjumlah 11 komoditas, yang terdiri dari kedelai (2), jagung (7), tebu (1) dan bahan tambahan pangan (1). Peraturan terkait pelabelan pangan PRG sedang dalam tahap pengesahan (>5%, berdasarkan persentase kandungan Asam Deoksiribonukleat (Deoxyribo Nucleic Acid/DNA) PRG terhadap kandungan Asam Deoksiribonukleat non PRG untuk masing-masing pangan PRG, wajib dilabel). Revisi Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan PRG sedang dalam tahap pengesahan.

Keputusan Izin Peredaran Pangan PRG 1. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.02.11.01383 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MON 89034. (22 Februari 2011) 2. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.02.11.01384 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event NK 603. (22 Februari 2011) 3. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.04.11.03588 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Kedelai Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event GTS 40-3-2. (13 April 2011) 4. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.04.11.03589 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Kedelai Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MON 89788. (13 April 2011) 5. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.08.11.07433 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MIR 162. (19 Agustus 2011) 6. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.08.11.07434 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event GA 21. (19 Agustus 2011)

Keputusan Izin Peredaran Pangan PRG 7. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.09.11.07767 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event Bt 11. (12 September 2011) 8. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.09.11.07768 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MIR 604. (12 September 2011) 9. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.5.12.11.10696 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Ice Structuring Protein (ISP). (30 Desember 2011) 10. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.5.12.11.10697 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Tebu Toleran Kekeringan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event NXI-1T. (30 Desember 2011) 11. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.5.12.11.10698 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event 3272. (30 Desember 2011)

TERIMA KASIH